1
KERANGKA ACUAN DAN PROGRAM KERJA
Direktur RSUD
Disetujui drg. Hj. Siti Hasnah Syam, MARS. 6 Juni 2016
Lasinrang
2
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD LASINRANG
NOMOR: TAHUN 2016
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Kesatu : Salah satu Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD Lasinrang
sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu Indikator Sasaran
Keselamatan Pasien (ISKP), tercantum dalam lampiran keputusan ini
Kedua : Pemilihan indikator didasarkan high volume, high risk, high cost
Ketiga : Kerangka acuan ini memberikan gambaran dan arah Tim Keselamatan
Pasien RS dalam melakukan kegiatan peningkatan Mutu pelayanan
RSUD Lasinrang
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan ditinjau setahun
sekali.
Ditetapkan di Pinrang
Pada tanggal 1 Juni 2016
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit,
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green Productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang
terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut
sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit.Namun harus diakui kegiatan
institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien
merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu
dan citra perumah sakitan.
Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan
pasien sesuai dengan yang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu
Primum, non nocere (first, do no harm), Namun juga harus diakui diakui dengan semakin
berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit
menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan-KTD
(Adversed event) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak
alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga professional dan non professional yang
siap memberikan pelayann pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Pada tahun 2000 Institute Of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan laporan
yang mengagetkan banyak pihak: “TO ERROR IS HUMAN”, Building a safer Health
System. Laporan itu mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta
New York. Di Utah dan Colorado ditemukan KTD (Adverse Event) sebesar 2,9 %,
dimana 6,6% diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7%
dengan angka kematian 13,6%. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di
seluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000-98.000 per tahun.
Publikasikan WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit
di berbagai Negara: Amerika, Inggris, Denmark dan Australia, ditemukan KTD dengan
rentang 3,2-16,6%. Dengan data-data tersebut, berbagai Negara segera melakukan
penelitian dan mengembangkan Sistim Keselamatan Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apabila kejadian Nyaris Cedera (Near Miss)
masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal praktek”, yang belum
tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka peningkatan keselamatan pasien di
rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah mengambil inisiatif
membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah
aktif melaksanakan langkah-langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah
sakit dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan. Karena itu
diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut. Buku
Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terutama berisi Standar
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Tujuan Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit diharapkan dapat membantu rumah sakit dalam melaksanakan kegiatannya.
Buku Panduan ini dilengkapi dengan Instrumen Penilaian yang akan dimasukkan di
dalam program akreditasi rumah sakit.
C. PENGERTIAN
1. Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman,Hal ini
Termasuk:asesmen resiko; indentifikasi dan pengelolahan hal yang berhubungan
Dengan resiko pasien; pelaporan dan analisis insiden; kemampuan belajar dari
Insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
6
Timbulnya risiko.Sistem ini mencegah oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
Tindakan atau tidak mengambil tindakan seharusnya.
2. Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) (Adverse event
Suatu kejadian yang tak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisinya pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah.
3. KTD yang dapat dicegah (Unpreventable adverse event)
Suatu KTD akibat yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
4. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (Near miss)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapt mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena ”keberuntungan” (misalnya, pasien
terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), karena
“pencegahan” (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan) atau “peringanan” (suatu
obat dengan overdosis lethal diberikan, diketaui secara dini lalu diberikan
antidotenya).
5. Kesalahan Medis (Medical errors)
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau
menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat
melaksanakan sepenunnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk
mencapai tujuannya. Dapat akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission)
6. Insiden Keselamatan Pasien (Patient Safety Incident)
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan,yang dapat mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
7. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. Sistem ini juga mendokumentasikan kejadian-kejadian yang tidak konsisten
dengan operasional rutin rumah sakit atau asuhan pasien.
7
8. Anlisis Akar Masalah (Root Cause Analysis)
Suatu proses terstruktur untuk mengindentifikasi factor penyebab atau faktor
penyebab atau faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyimpangan kinerja,
termasuk KTD
9. Manajemen Risiko (Risk Management)
Dalam hubungan-nya dengan operasional rumah sakit, istilah menajemen risiko
dikaitkan kepada aktivitas perlindungan diri yang berarti mencegah ancaman yang
nyata atau berpotensi nyata terhadap kerugian keuangan akibat kecelakaan, cedera
atau malpraktik medis.
10. Kejadian Sentinel (Sentinel Event
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai
untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi
pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “Sentinel” terkait dengan keseriusan
cedera yang terjadi (misalnya Amputasi pada kaki yang salah, dsb) sehingga
pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius
pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
D. TUJUAN KPRS
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
5. Pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
Kriteria :
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien
b. Tersedia program proaktif untuk indentifikasi risiko keselamatan dan Program
minimalkan insiden,yang mencakup jenis-jenis kejadian yang memerlukan
perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near Miss), Sampai dengan
“Kejadian Tidak diharapkan” (Adverse Event).
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah
sakit terintegrasi dan berpatisipasi dalam program keselamatan pasien.
11
d. Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
menyampaikan informasi yang benar dan jelas untuk keperluan Analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan intern dan eksternal berkaitan dengan Insiden
termasuk penyedian informasi yang benar dan jelas tentang Analisis akar masalah
(RCA) “Kejadian Nyaris cedera” (Near Miss) dan “Kejadian Sentinel” pada saat
program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
f. Tersedia mekanisme untuk menanganani berbagai jenis insiden, misalnya
menangani “Kejadian Sentinel” (sentinel Event) atau kegiatan Proaktif untuk
memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan “Kejadian Sentinel”.
g. Terdapat l kolaborasi dan komunikasi terbuka secara suka rela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar disiplin
h. Tersedia sumber daya dan system informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan Pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
i. Tersedianya sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah Sakit dan
keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan Implementasinya.
Kriteria :
1. Setiap rumah sakit memiliki proses pendidikan,pelatihan dan Orientasi bagi staf
baru yang membuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugas masing-masing.
2. Setiap rumah sakit harus mengintergrasikan topic keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan inservice training dan memberikan pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
12
3. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok (Teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaborasi
dalam rangka melayani pasien.
7. Standar VII Komunikasi Merupakan kunci staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Standar :
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
b. Transmisi dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
c. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen
untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan
keselamatan pasien.
d. Tersedia mekanisme indentifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada.
13
BAB II
ORGANISASI DAN TATA LAKSANA
KESELAMATAN PASIEN RSUD LASINRANG
A. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Keselamatan Pasien RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Nomor : … tahun 2015
DIREKTUR
SEKRETARIS
14
B. ORGANISASI & TATA KELOLA
1. Tugas & Fungsi:
- Membuat dokumen panduan dan menetapkan pedoman yang terkait dengan
keselamatan Pasien Rumah Sakit
- Melakukan Sosialisasi dan Advokasi keselamatan pasien rumah sakit kepada
pemerintah pusat,pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta
PERSI daerah dan Rumah Sakit
- Bersama-sama dengan KARS melakukan pelatihan keselamatan pasien rumah
sakit
- Menyelenggarakan workshop, seminar, semiloka, lokakarya, lomba poster dan
lain sebagainya yang terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit
- Melakukan Audit keselamatan pasien rumah sakit
- Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatan pasien rumah sakit
- Mengembangkan rumah sakit model untuk rujukan rumah sakit lainnya dalam
melaksanakan keselamatan pasien rumah sakit
- Melakukan penelitian/kajian dan pengembangan program keselamatan pasien
rumah sakit.
- Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kejadian
Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera dan kejadian Sentinel.
- Melakukan evaluasi panduan, pedoman dan pelaksanaan program keselamatan
pasien rumah sakit
- Secara berkala memberikan laporan kegiatan.
D. STANDAR KOMPETENSI
Standar kompetensi pejabat dilingkungan RSUD Lasinrang berdasarkan pada
Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Naskah Akademik Standar
Pelayanan RSUD Lasinrang.
16
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus
serentak, pilih langkah-langkag yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan di
rumah sakit. Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah yang
belum dilaksanakan. Bila tujuh langkah ini dilaksanakan dengan baik rumah sakit dapat
menambah penggunaan metode-metode lainnya.
F. PROGRAM KERJA
SCHEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN
2016
NO Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim KPRS x
2 Rapat Tim X x x x x X x x x x x
3 Pelatihan KPRS/Sosialisai x x x X x x x x x
4 Menyusun SOP DPJP X x
Menyusun SOP transfer info
5 X x
dan koordinasinya
Melaksanakan DPJP dan
6 x x x x X x x x x x
transfer info
Menyusun SOP pencatatan
7 X x
dan pelaporan KTD dan KNC
Melaksanakan pencatatan dan
8 x x x X x x x x x
pelaporan KTD dan KNC
Monitor dan Analisis 1 proses
9 X x x
pelayanan yang berisiko tinggi
17
d. Unit Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan pencatatan kegiatan yang
telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Direktur Rumah Sakit
secara berkala.
2. KKPRS-PERSI
a. Merekapitulasi laporan insiden dari rumah sakit dan menjaga kerahasian.
b. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan kajian dan analisis dari
laporan insiden rumah skait serta melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi
maslah ke rumah sakit-rumah sakit melalui PERSI Daerah
3. PELAPORAN INSIDEN
Banyak metode digunakan untuk mengindentifikasi risiko, salah satu caranya adalah
dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis. Dapat dipastikan
bahwa sistem pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli
akan bahaya/potensi bahaya yang dapat terjadi kepada pasien. Pelaporan juga penting
digunakan untuk memonitor upaya pencegahan terjadinya error sehingga diharapkan
dapat mendorong dilakukannya investigasi selanjutnya.
- Mengapa pelaporan insiden penting ?
Karena pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali.
- Bagaimana memulai?
Dibuat suatu sistem pelaporan insiden di rumah sakit meliputi kebijakan, alur
pelaporan, formulir pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan
pada seluruh karyawan.
- Apa yang harus dilaporkan?
Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi
ataupun yang nyaris terjadi.
- Siapa yang membuat laporan Insiden?
Siapa saja atau semua staf RS yang pertama menemukan kejadian, Siapa saja
atau semua staf yang terlibat dalam kejadian
- Masalah yang dihadapi dalam Laporan Insiden ?
Laporan dipersepsikan sebagai “Pekerja Perawat”
Laporan sering disembunyikan/Underreport,karena takut disalahkan
Laporan sering terlambat
Bentuk laporan miskin data karena adanya budaya blame culture
- Bagaimana cara membuat laporan Insiden (Incident report)?
18
Karyawan diberikan pelatihan mengenai sistem pelaporan insiden mulai dari
maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur pelaporan, bagaimana cara mengisi
Formulir laporan insiden, kapan harus melaporkan, pengertian-pengertian yang
digunakan dalam sistem pelaporan dan cara menganalisa laporan.
4. ALUR PELAPORAN INTERNAL
ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
INSIDEN LAPORAN
(KTD/KNC) KEJADIAN
(2x24 JAM)
TANGANI ATASAN
SEGERA LANGSUNG
UnitBidang
GRADING
BIRU/ MERAH/
HIJAU KUNING
INVESTIGASI
SEDERHANA
REKOMENDASI
LAPORAN KEJADIAN
HASIL INVESTIGASI
ANALISA
REGRADING RCA
LAPORAN
LAPORAN
19
5. ALUR PELAPORAN EKSTERNAL
a. Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA yang terjadi pada
pasien dilaporkan oleh Tim KP di RS (internal) Pimpinan RS ke KKP-RS dengan
mengisi Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien
b. Laporan dikirim ke KKP-RS
20
Petunjuk Pengisian Laporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
22
- Penanggung Jawab : Pilih salah satu (jelas)
- Tanggal masuk RS dan jam : (jelas)
23
dikonsul ke Bedah dengan suspect Appendicitis. Saat appendectomy terjadi
insiden, Tertinggal kasa, maka Penanggung Jawab kasus adalah: Bedah
- Bila dirawat oleh Dokter umum, isi lain-lain : Umum
10. Unit/Departemen yang menyebabkan insiden
- Adalah unit/departemen yang menjadi penyebab terjadinya insiden
Misanya :
a. Pasien DHF ke UGD, diperiksa laboratorium, ternyata hasilnya
salah interpretasi
Insiden : salah hasil lab pasien DHF
Jenis Insiden : KNC (tidak terjadi cedera)
Tempat /Lokasi : UGD
Spesialisasi : Kasus Penyakit Dalam
Unit penyebab : laboratorium
b. Pasien anak berobat ke Poliklinik, diberikan resep, ternyata terjadi
kesalahan pemberian obat oleh petugas farmasi, hasil ini diketahui
setelah pasien pulang. Ibu pasien datang kembali ke farmasi untuk
menanyakan obat tersebut.
Insiden : Salah pemberian obat untuk pasien anak
Jenis Insiden : KNC (tidak terjadi cedera)
Tempat lLokasi : Farmasi
Spesialisasi : Kasus Anak
Unit Penyebab : Farmasi
c. Pasie THT akan dioperasi telinga kiri tapi ternyata yang dioperasi
telinga kanan. Hal ini terjadi karena tidak dilakukan pengecekan
ulang bagian yang akan dioperasikan oleh petugas kamar operasi.
Insiden : Salah bagian yang dioperasikan : telinga kiri
Seharusnya kanan
Jenis Insiden : KTD (terjadi cedera)
Tempat/Lokasi : Kamar operasi
Spesialisasi : Kasus THT
Unit Penyebab : Intalasi Bedah
11. Akibat Insiden
- Pilih salah satu : (lihat matriks grading risiko)
Kematian : Jenis
24
Cedera irreversible/cedera berat :
Kehilangan fungsi motorik, sensorik atau psikologis secara permanen.
Mis : Lumpuh, cacat
Cedera reversible/cedera sedang :
Kehilangan fungsi motorik,sensorik atau psikologis tidak permanen
Mis : Luka.robek
Cedera ringan :
Cedera/luka yang dapat diatasi dengan pertolongan pertama tanpa harus di
rawat mis : Luka lecet
Tidak ada cedera, tidak ada luka
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah insiden
Ceritakan penanganan/tindakan yang saat itu dilakukan agar Insiden yang sama
tidak terulang lagi.
13. tindakan dilakukan oleh
Pilih salah satu :
Bila dilakukan Tim: sebutkan timnya terdiri dari siapa saja, Mis Dokter,
perawat
Bila dilakukan petugas lain: sebutkan mis: Analis, asisten apoteker,
radiologi, Bidan.
14. Apakah Insiden yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ?
- Jika Ya, lanjutkan dengan mengisi pertanyaan dibawah yaitu :
Waktu kejadian : isi dalam bulan/tahun
Tindakan yang telah dilakukan pada Unit Kerja tersebut untuk mencegah
terulangnya kejadian yang sama? Jelaskan
IV. TIPE INSIDEN
Untuk mengisi Tipe insiden,harus melakukan analisis dan investigasi terlebih
dahulu.Insiden terdiri dari : Tipe Insiden dan Subtipe insiden yang dapat dilihat pada
table dibawah ini :
25
TIPE INSIDEN
27
iv. Salah Frekuensi
v. salah konsistensi
vi. Salah penyimpanan
8. Oksigen/gas a. Oksigen/gas terkait i. Daftar oksigen / gas terkait
Proses penggunan i. Label cylinder/warna kode/index pin
oksigen/gas ii. Peresepan
iii. Pemberian
iv. Pengantaran
v. Suply/order
vi. Penyimpanan
b. Masalah i. Salah pasien
ii. Salah gas
iii. Salah rate/flow/konsetrasi
iv. Salah mode pengantaran
v. Kontraindikasi
vi. Salah penyimpanan
vii.Gagal pemberian
viii.Kontraminasi
9. Alat medis/ alat a. Tipe alat medis/alat Daftar alat medis/alat kesehatan/equitment property
kesehatan/equitmen kesehatan/equitment
t property property
b. Masalah i. Presentation/pemaketan tidak baik
ii. Ketidaktersedian
iii. Inapropiate for task
iv. Tidak bersih/tidak steril
v. Kegagalan/malfungsi
vi. Disdgement/miskoneksi/removal
vii. User error
Contoh :
Insiden : Salah pemberian obat (IM menjadi IV)
Tipe : Medikasi
Subtipe : Proses pemberian medikasi : salah pemberian
Masalah : salah rute pemberian
Insiden : Pasien jatuh dari tempat tidur
Tipe Insiden : Jatuh
Subtipe : Tipe jatuh : slip/terpeleset,
Keterlibatan saat jatuh : Toilet
29
Insiden : Tertukar hasil pemeriksaan laboratorium
Tipe Insiden : Laboratorium
Subtipe : Hasil
31
3. Melakukan evaluasi pedoman, kebijakan dan prosedur keselamatan pasien
yang dipergunakan di rumah sakit
4. Tim keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan evaluasi kegiatan setiap
Triwulan dan membuat tindak lanjutnya.
B. Tugas Manager
Pimpinan rumah sakit secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program
keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh Tim Keselamatan pasie Rumah Sakit.
VI. PENUTUP
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah
sakit maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit sangatlah penting.
Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat
lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit di Indonesia.
Program Keselamatan Pasien merupakan never ending proces, karena itu diperlukan
budaya termasuk motivasi yang tinggi untuk bersedianya melaksanakan program
keselamatan pasien secara berkesinambungan dan kelanjutan.
32