Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1

RUMAH SAKIT MITRA SIAGA TEGAL

Dosen Pembimbing : Arriani Indrastuti,S.KM.,M.Kes.

Disusun Oleh :
1. Bagus Setiawan F0018006
2. Daru Sartika Dewi F0018008
3. Hari Wahyono F0018011

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (D-IV)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
SLAWI
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Gambaran Umum.................................................................................1
B. Gambaran Penerapan K3......................................................................1
C. Alur Proses............................................................................................2
BAB II HASIL DAN ANALSIS ........................................................................3
A. Higiene Industri dan Komunikasi K3 .................................................3
B. Penyakit Akibat kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja.............4
C. Pelayanan Kesehatan Kerja.................................................................
D. Gizi Kerja dan Ergonomi.....................................................................
E. Manajemen Kebakaran........................................................................
F. Tanggap Darurat dan P3K...................................................................
G. Keselamatan Limgkungan...................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM
Menurut UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44
TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT , Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Praktik Kerja .
Menurut PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT , Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia
rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah
sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di
rumah sakit.
Rumah Sakit Mitra Siaga berawal dari sebuah Rumah Sakit Bagi
Karyawan Perusda TEXIN yang berdiri sejaktahun 1960-an, pada
perkembangannya, Perusda dilebur kedalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
PT. INSAN dan kemudian disewakan oleh Yayasan RS.Islam dan berganti
RSI.Texin. Pada tanggal 22 Oktober 2004 terjadi penandatangan akta jual-beli
RS.Texin dari PT. Industri Sarana BUMN (PT.INSAN) kepada Perseroan.
Sejak tanggal 29 Oktober 2004 sesuai akta notaries MM.LilySetyawati,
SH nomor 22 maka perseroan resmi terbentuk dengan nama PT. Texin Permata
Husada dan disahkan oleh Keputusan Menteri Hukum & HAM RI Nomor

1
C.31498.HT.01.01. Dan Ijin penyelenggaraan Rumah Sakit sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor YM.02.04.3.5.4020 tanggal 13 September 2005
dengan nama Rumah Sakit “MITRA SIAGA”.
Lokasi Rumah sakit Mitra Siaga Tegal terletak di Jl. Pala Raya No.54,
Dampyak Tengah, Dampyak, Kec. Kramat, Tegal, Jawa Tengah 52181
Telepon: (0283) 322550.

VISI
Sebagai Rumah Sakit dengan pelayanan prima, menjadi rujukan
kegawatdaruratan, dan pilihan utama masyarakat.

MISI
1. Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, memuaskan dan
terjangkau masyarakat.
2. Memberi pelayana kesehatan yang mudah, cepat, dan tepat.
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas secara
berkelanjutan.
4. Menyediakan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
perkembanngan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Melakukan tata kelola sumber daya rumah sakit secara efektif, efisien dan
berkesinambungan.
6. Menciptakan hubungan kemitraan yang baik

B. GAMBARAN PENERAPAN K3
Dalam hasil pengamatan di rumah sakit mintra siaga tegal gambaran
penerapan K3 dari Hygiene Indrustri dan Komunikasi K3,PAK dan
KAK,Layanan Kesehatan,Manajeman Kebakaran,Tanggap Darurat dan
P3K,dan Manajemen kesehatan lingkungan sudah melaksanakaan atau
berjalan sesuai denagan aturan Standar Prosedur Oprasioanal (SPO) mulai
dari Hygiene Rumah Sakit dan komunikasi K3. Untuk Hygine Rumah Sakit
meliputi pengukuran Kebisingan,pencahayaan,dan iklim kerja telah dilakukan

2
pengukaran oleh Tim Kesehatan lingkungan(Kesling) dengan data yang
sesuai dengan prosedur yang ada dan sesuai dengan NAB(nilai ambang batas)
selama 3 bulan sekali jika data tidak sesuai dengan NAB tim Kesling akan
melaukan sistem evaluasi dan melakukan perbakian secara berkala. Untuk
Komunikasi K3 (Safety talk,safety inductian,safety tool Box) Menggunakan
system audio visual berupa suara informasi dan gambar yang dapat di
dengarkan di setiap ruangan atau gedung rumah sakit dengan menggunakan
bahasa yang mudah di pahami oleh pengunjung,pasien,para medis dan
karyawan yang ada di RSMS.
Kemudian dari penerapan Gambaran K3 di bagian Penyakit Akibat
Kerja (PAK) Dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) telah melakukan Sistem
pengendalian contohnya desain ruangan,Alat Pelindung Diri (APD),serta
pemberian extra fooding berupa makan, minuman susu, telur dan vitamin
(Khusus petugas Covid-19) agar terhindar dari Penyakit Akibat Kerja(PAK)
dan Kecelakaan akibat kerja (KAK). Lalu di bagian pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Mitra Siaga khususnya Tim Covid-19 selalu di prioritaskan
jaminanan layanan kesehatan seperti extra fooding jaminan ansuransi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagkerjaan dan dana intensif oleh
pihak rumah sakit. Di bagian kesehatan lingkungan Rumah Sakit Mitra Siaga
Tegal telah menerapkan pengelempokan samapah dan limbah yaitu berupa
limbah infeksius,non infeksius dan limbah umum.
K3RS di rumah sakit mitra siaga Tegal untuk mengenai Manajemen
Kebakaran telah menerapkan SPO yaitu standar prosedur oprasional yang
biasa di artikan dengan JSA(Job Safety Analisys) contohnya SPO tanggap
darurat,Kebakaran,Penggunaan APAR dengan acuan regulasi Permentras
No.04 tahun 1980 dan pelatihan tentang kebakaran.

3
C. PROSES PRODUKSI / ALUR PROSES
Alur proses rumah sakit mitra siaga ada 2 yaitu
1. Melalui IGD
2. Melalui POLI

Bagan 1.3 alur proses rumah sakit

- Pasien masuk Setelah dari IGD /


Di tangani
ke IGD Ruang Poli
dokter untuk
- Pasien masuk kemudian ke bagian
menindak lanjuti
ke ruang pendaftran(BPJS/
di rawat inap
POLI umum) serta
atau rawat
jalannya menyerahkan
identitas sperti KTP
dari salah satu pihak
anggota kluarga

jika pasien pulang


Pasang infus dan Masuk ke
menunggu arahan
gelang lebel ruangan rawat
dari dokter ijinkan pasien di
inap (Opname)
atau tidaknya. Jika tangannya
di Ijinkan salah satu
pihak kluarga
mengurus biaya
admitrasi ke ruang
kasir

Setelah adminitrasi selesai lalu


pasien di antarkan ke jalur exit
(keluar) oleh prawat dan tunggu Sampingan :
sampai pihak keluarganya Limbah padat, cair dan gas
menjemput

4
BAB II
HASIL DAN ANALISIS

A. HIGIENE DAN KOMUNIKASI K3


1. Safety Talk/Safety Induction
Rumah sakit mitra siaga menggunakan metode audio visual yang
ditayangkan melalui televisi pada setiap gedung bangunan. Penayangan
dan pemutaran safety talk dilakukan setiap hari,langkah ini dilakukan
untuk mengefktifikan pemberian safety talk untuk para pekerja, petugas
kesehatan dan pengunjung sehingga pemberian saety talk dapat selalu
dilakukan dimanapun dan kapanpun.
2. Rambu-rambu K3
a. Jalur evakuasi
Jalur evakuasi adalah suatu jalur darurat ketika terjadinya bencana
alam(gempa bumi) dan kebakaran,bertujuan untuk penyelamatan ke
tempat yang lebih aman(Titik Kumpul). Terdapat 2 jalur evakuasi,
yaitu di sebelah selatan dan di sebelah utara gedung rumah sakit.
(lampiran
b. Dilarang merokok
Rambu ini digunakan sebagai peringatan bahwa di area tertentu,
terutama di tempat yang terdapat bahan-bahan mudah terbakar,
merokok dilarang karena dapat menimbulkan kebakaran. Sign ini
harus ditempatkan di tempat yang mudah dilihat dan tidak
mengganggu keindahan tempat. Rambu ini terdapat di parkiran, di
depan atau dibelakang halaman kamar pasien, di bagian stasiun
tabung oxygen, di dalam ruangan kantor, toilet wanita dan pria.
(lampiran
c. Titik kumpul
Titik kumpul atau assembly point adalah tempat berkumpul ketika
terjadinya bencana alam(gempa bumi & Kebakaran)

5
Titik kumpul ada 2 bagian di selatan dan utara gedung. Titik kumpul
pertama terletak di sebelah utara ruang IGD (instalasi gawat darurat)
dan di sebelah selatan masjid dan area parkiran kendaraan. (lampiran
d. Area tegangan tinggi
Rambu ini berfungsi untuk mengingatkan pekerja bahwa bekerja di
area listrik bertegangan tinggi bisa sangat berbahaya. Hilang
kesadaran, kejang otot, luka bakar, hingga gagal jantung dan
kematian bisa dialami pekerja jika tersengat arus listrik bertegangan
tinggi ini. Rambu ini terdapat di area generator gedung utara dan
selatan, depan ruang trafo, stasiun oxygen, panel listrik setiap
gedung, di ruangan maintenance. (lampiran
e. Bahaya Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya
(foton) dari sumber radiasi. Pada rumah sakit mitra siaga terdapat
rambu-rambu bahaya radiasi di ruang radiologi dan ruang trafo.
f. Bahan Mudah terbakar (Tabung Oxigen)
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cukup sederhana di mana
oksigen digabungkan secara cepat dengan zat lain yang akan
menghasilkan energi. Energi ini muncul terutama sebagai panas yang
kadang-kadang dalam bentuk api. Zat penyulutnya biasanya tidak
selalu sebuah senyawa hidrokarbon dan bisa padat, cair, uap atau gas.
Rambu-rambu ini terletak di area stasiun gas oxygen di halaman
depan rumah sakit mitra siaga.
g. Infeksius
Label limbah laboratorium, medis, atau limbah lainnya yang
mengandung bakteri/ kuman penyebab timbulnya penyakit yang
dapat menular. Rambu ini terdapat di setiap tempat sampah yang
diperuntukan untuk infeksius.

6
h. Hanya petugas Khusus
Hanya petugas yang berkepentingan yang dapat memasuki area
khusus.
i. Hati-Hati
untuk memperingatkan pengguna jalan agar berhati-hati saat
melintasi kawasan berbahaya. Untuk menegaskan jenis bahaya
tersebut digunakan papan tambahan. Rambu ini terdapat di tangga
jalur evakuasi.
j. Awas lantai Licin
sebuah alat yang digunakan untuk proses kemanan dari manusia
dengan cara menunjukkan tanda bahwa kondisi wilayah yang
dilewati tidak dalam keadaan aman.
k. Dilarang menyalakan ponsel
Larangan menyalakan atau mengaktifkan handphone di lokasi
yang berpotensi terjadi kebakaran. Rambu ini terdapat di stasiun
okxygen, ruang trafo, dan genset.
3. Pengukuran pencahayaan, kebisingan dan iklim kerja

Tabel 2.1 Hasil pengukuran suhu, kelembaban menurut fungsi ruang/ unit
RS
N Suhu Kelembaban Keteranga
Ruang/Unit
o Sandart Hasil Standart Hasil n
Ruang Perawatan
1 Kls.L 22-24 26 45-60 72
Ruang Perawatan
2 Kls.Ll 22-24 26,3 45-60 63
Ruang Perawatan
3 Kls.Lll 22-24 26,8 45-60 67
4 Laboratorium 20-22 23 45-60 49
5 ICU 22-23 24,7 - 45
6 IGD 20-24 56,6 - 57
7 IBS 22-27 23,9 40-60 40
8 Poliklinik 21-24 24,3 40-60 58
9 Instalasi Gizi 22-27 28,6 40-60 55
10 Koridor 21-24 27,4 - 60

7
11 Radiologi 22-30 24,6 60
12 Farmasi - 24,5 40-60 58

Tabel 2.2 Hasil pengukuran Kebisingan Menurut Ruangan / Unit RS

Kebisingan Pemaparan 8
No Ruang/Unit Jam (dBA) Keterangan

Sandart Hasil
1 Ruang Perawatan Kls.L 45 55
2 Ruang Perawatan Kls.Ll 45 57
3 Ruang Perawatan Kls.Lll 45 59
4 Laboratorium 65 66
5 ICU 45 53
6 IGD 45 61
7 IBS 55 63
8 Poliklinik 65 62
9 Instalasi Gizi 70 77
10 Koridor 45 57
11 Radiologi 40 56
12 Farmasi 65 63

Tabel 2.3 Hasil pengukuran kebisingan menurut ruangan/unit RS


N Intensitas Cahaya (Lux)
Ruang/Unit Keterangan
o Standart Hasil
1 Ruang Perawatan Kls.L 250 81
2 Ruang Perawatan Kls.Ll 250 83
3 Ruang Perawatan Kls.Lll 250 101
4 Laboratorium 75-100 71
5 ICU 250 82
6 IGD 300 143
7 IBS 300-500 26
8 Meja Operasi 10000-20000 65750
9 Poliklinik Min 200 123
10 Instalasi Gizi Min 200 226
11 Koridor Min 100 149
12 Radiologi Min 60 55
13 Farmasi Min 200 128

8
4. Antisipasi , Rekognisi, Evaluasi , Pengendalian
Dari hasil pengukuran yang diperoleh kami melakukan
perbandingan dengan regulasi yang sudah ditetapkan, berdasarkan hasil
perbandingan diatas menunjukkan bahwa masih ada beberapa yang
ruangan yang tidak sesuai standar dari PERMENKES RI No. 7 tahun
2019 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, untuk
kami melakukan tindakan pengendalian dengan mengggunakan AREP
(Antisipasi, Rekognisi, Evaluasi, Pengendalian).
a. Antisipasi
Merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan
risiko di tempat kerja. Tujuan Antisipasi yaitu Mengetahui potensi
bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi bahaya dan
risiko yang nyata,Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum
9osuatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki ,Meminimalisasi
kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan
atau suatu area dimasuki.
Dalam bahaya yang terjadi di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal
langkah-langkah antisipasi yang harus dilakukan adalah :
1) Pengumpulan informasi terkait bahaya, dengan melakukan
survey lapangan, mempelajari hasil penelitian, dokumen-
dokumen kecelakaan di rumah sakit.
2) Analisis dan diskusi
Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten serta pihak rumah
sakit.
3) Pembuatan Hasil
Hasilnya dapat diketahui antisipasi yang tepat untuk mencegah
terjadinya bahaya tersebut.
b. Rekognisi
Merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya
lebih detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu
metode yang sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif

9
dan bisa dipertanggungjawabkan. Tujuan Rekognisi yaitu
Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan,
efek, severity, pola pajanan, besaran, dll), Mengetahui sumber bahaya
dan area yang berisiko, Mengetahui proses kerja yang berisiko,
mengetahui pekerja yang berisiko. Metode yang dilakukan adalah
membuat laporan pemeriksaan fisik, identifikasi bahaya dan penilaian
risiko, dan risk register.
c. Evaluasi
Melakukan sampling dan pengukuran bahaya di tempat kerja
dengan metode yang spesifik, Melakukan evaluasi dan analisis risiko
terhadap semua bahaya yang ada dengan menggunakan standar dan
kriteria tertentu.
Peraturan yang berkaitan dengan bahaya tersebut adalah
1. Undang Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 tahun
2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun 2016 tentang K3
Rumah Sakit
3. Peraturan Presiden Nomor 7 tahu 2019 tentang Penyakit Akibat
Kerja
d. Pengendalian
Penerangan yang kurang dari standar di beberapa ruangan saran
kami sebaiknya menambahkan instalasi listrik untuk lampu dan
mengganti lampu LED dengan watt yang lebih besar dan serta
memanfaatkan cahaya dari sinar matahari dengan membuka jendela
ketika pagi atau siang hari.
Kebisingan yang melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan,
kami menyarankan sebaiknya untuk memakai earplug pada saat
bekerja, meminimalisir risiko yang lebih bahaya seperti kerusakan
pendengaran, mengganggu konsentrasi saat bekerja dan lain-lain.

10
Suhu dan kelembaban yang belum memenuhi standar kami
menyarankan sebaiknya memakai blower atau menambahkan kipas
angin dan dapat memanfaatkan udara alami yang berasal dari jendela
yang dibuka ketika pagi dan siang hari sehingga sirkulasi udara bisa
masuk ke ruangan dan sirkulasi udara tetap terjaga dengan baik.

5. Housekeeping
Housekeeping atau cleaning service adalah jasa yang menyediakan
dan menjalankan sistem kebersihan, meliputi : Tenaga kerja, Metode
kerja, penggunaan Chemical dan Peralatan kerja dengan tujuan menjaga
nilai dari bangunan serta memperpanjang umur dari bangunan. Dalam
rumah sakit mitra siaga terdapat 47 pekerja housekeeping diantaranya 18
orang wanita dan 29 orang pria. Housekeeping di kelola oleh rumahs
sakit mitra siaga sendiri tanpa melibatkan pihak ke tiga. Sebelum dikelola
oleh rumah sakit, housekeeping di serahkan pada pihak ke tiga yaitu PT.
Padma Pratama Indo Persada. Jam kerja di bagi menjadi 3, yaitu pagi,
siang dan malam dengan jumlah personel per jam kerja yang berbeda-
beda. Pada shif pagi berjumlah 20 orang, shif siang 16 orang dan shif
malam 3 orang. Dengan pembagian area seperti pada lampiran...
B. PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT
HUBUNGAN KERJA
Menurut PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA ,
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan/atau lingkungan kerja. Pada rumah sakit mitra siaga memiliki potensi pak
dan pahk sebagai berikut :
1. Faktor kimia
Tabel 3.1 Faktor kimia
Penyebab Lokasi Akibat
penyakit yang - Loundry - Iritasi pada Kulit
disebabkan oleh - Kamar mandi - Dan merusak

11
fluor atau jaringan-jaring
persenyawaannya lapisan kulit
penyakit yang - Ruang - Menganggangu
disebabkan oleh Radiologi dan merusak
timbal atau pertumbuan sel di
persenyawaannya; dalam organ
tubuh
penyakit yang - Ruang O.K - Iritasi pada kulit
disebabkan oleh - Ruang dan merusak
lateks atau produk Bersalin jaringan-jaringan
yang mengandung - Ruang lapisan kulit
lateks perawatan
- Laboratorium

2. Faktor Fisika

Tabel 3.2 Faktor fisika


Penyebab Lokasi Akibat
Kebisingan - Depan - Merusak indra
Rumah pendengaran
sakit(jalan - Mengganggu
Raya) aktivitas
- Genset perkerjaan

Getaran - Depan dan - Tremor


samping - Detak jantung
Rumah Sakit tidak Setabil
Radiasi Ion - Ruang - Pusing
Radiologi - Mual
- Ruang Trafo
Radiasioptik - Ruang - Mengganggu

12
Operasi indra
- Ruang pengelihatan
VK(Bersalin)

Ketinggian - Lantai 2 - Terjatuh dan


bagian ruang cidera
anyelir dan
anggrek
- Lantai 3

3. Faktor Biologi
Tabel 3.3 Faktor biologi
Penyebab Lokasi Akibat
Virus hepatitis - Ruang - Tertular
perawatan penyakit
khusus hepatitis
hepatitis
Virus tuberkulosis - Ruangan - Tertular
Khusus TBC penyakit dari
pasien TBC
- Gangguan
pernafasan
Kontaminasi bakteri - Kamar - Daya tahan
atau jamur mandi/WC tubuh(Imun)
- Tempat mudah
pengolahan terjangkit
Limbah penyakit
- Ruang
Perawatan

Virus Covid -19 - Ruang isolasi - Terpapar

13
dan virus Covid-
perawatan 19

4. Faktor Ergonomi
Tabel 3.4 Faktor ergonomi
Penyebab Lokasi Akibat
Duduk terlalu - Ruang Pelayanan - Mudah lelah
lama dan informasi - Deidrasi
- Tempat - Bagian tulang
Pembayarn parkir belakang terasa
kendaraan (motor Kram atau kaku
& mobil)
Cara - Housekeeping - Counter pain
mengangkat - Seluruh ruang
beban perawatan
Beban angkat - Housekeeping - Terjatuh dari
- Seluruh ruang benda-benda di
perawatan sekitar area atau
sektor intalsi
rumah sakit
Posisi tidak - Pos Satpam - Mudah lelah
ergonomis - Ruang dan deidrasi
pengambilan - Suhu badan
sampel swab tidak stabil
- lowbackpain
Gerakan - Ruang pelayanan - Bosen
Repetitif dan ruang - Jenuh
pendaftaran - Tidak sesuai
pasien rawat inap apa yang di

14
inginkan

5. Faktor Psikosoial
Tabel 3.5 Faktor psikososial
Penyebab Lokasi Akibat
Heat Stress - Pelayanan - Emosi tidak
pembayaran terkontrol
parkir - Mudah lelah
- Pelayanan poli dan dehidrasi
- Farmasi - Tekanan batin
- Laboratorium
- Ruang perawatan
Hubungan antar - Semua sektor - Kesalah
pekerja unit Rumah pahaman
Sakit - Teamwork
Pekerjaan berulang - Ruang - Lelah
Keperawatan - Dehdrasi
Shif Kerja - Seluruh sektor - Jenuh
unit (3 Shif kerja - Kurangnya
Pagi, siang, Istirahat
Malam)

C. PELAYANAN KESEHATAN KERJA


1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan
cara pencegahan akaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian
bahaya di tempat kerja. promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit adalah orang yang bekerja di
Rumah Sakit yang meliputi tenaga tetap yakni tenaga medis dan
penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga
manajemen Rumah Sakit, dan tenaga non Jesehatan serta tenaga tidak

15
tetap dan konsultan (UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal
12 ayat 1 dan ayat 4). Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat
(2) disebutkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusian". Dalam hal ini yang di maksud
pekerjaan adalah bersifat manusiawi, yang imemungkinkan pekerja
berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat
manusia. Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan
semua usaha-usaha masyarakat Pemerintah berkepentingan melindungi
masyarakatnya termasuk pegawai dari bahaya kerja. Sebab itu pemerintah
mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
untuk menjamin:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik fisik, sosial, dan psikologis
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-
baiknya selektif mungkin
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
gizi pegawai
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

2. Gizi Kerja
Gizi kerja di rumah sakit mitra siaga, karyawan tidak di sediakan
makan beserta lauk pauk hanya tersedia air minum. Pekerja,petugas medis
hanya diberikan uang sebagai pengganti penyediaan fasilitas makan.
3. Upaya Promotif

16
Promotif yaitu promosi kesehatan dimana para tenaga medis
membantu masyarakat agar gaya hidup mereka menjadi sehat optimal
namun dalam kenyataannya jarang sekali dilakukan promosi kesehatan
dilihat dari gaya hidup serta lingkungan hidup masyarakat yang belum
menunjukkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya
kesehatan.promosi kesehatan di lakukan oleh K3RS, PPI, DOKTER yang
kompeten untuk melalukan promosi kesehatan, misalnya PPI melakukan
promosi kesehatan bagaimana cara mencuci tangan dengan baik. K3RS
melakukan promosi kesehatan seperti ajakan mengunakan
masker ,buanglah sampah pada tempat nya.
Dokter melakukan promosi kesehatan dengan cara mengingatkan
perawat untuk menggunakan alat medis yang sesuai SPO di rumah sakit
Mitra Siaga Tegal. Yang kedua yaitu pelayanan kesehatan preventif
berupa kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit
namun dalam kenyataannya, pencegahan malah dilakukan setelah terjadi
masalah kesehatan yang menimbulkan korban terlebih dahulu. Yang
ketiga yaitu pelayanan kesehatan kuratif adalah kegiatan pengobatan
untuk mengurangi rasa sakit dan juga berupa upaya untuk menyembuhkan
penyakit agar penderita merasa lebih baik, namun kenyataannya para
pasien yang datang untuk berobat tidak langsung dilayani karena ketidak
lengkapan administrasi ataupun karena tidak memiliki biaya. Selanjutnya
yaitu peran tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan
rehabilitatif. Pelayanan rehabilitatif adalah kegiatan pelayanan kesehatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga
dapat berfungsi sebagaimana mestinya yang sering kali diabaikan oleh
para tenaga medis dimana para tenaga medis sudah tidak memikirkan
bagaimana pasiennya akan menyesuaikan kembali dengan keadaan
kehidupan normalnya (KONDOY, Posumah, and Londa 2017).
Bagian dari kegiatan Upaya Promotif di Rumah Sakit Mitra Siaga
sebagai berikut :
a. Safety talk pelatihan K3

17
Untuk safety talk pelatihan K3 dilakukan dengan metode audio visual
meliputi safety induction, safety talk tool box meeting video di setiap
gedung bangunan.
b. Olahraga / Senam
Untuk kegiatan olahraga/senam di Rumah sakit Mitra siaga
dilaksanakan setiap 1 minggu satu kali pada hari sabtu.
c. Program bebas rokok dan lain-lain
Untuk didalam rumah sakit mitra siaga telah mererapkan fungsi dari
sistem manajemen K3 berupa larangan atau daerah bebas asap rokok
di seluruh bangunan gedung.

D. MANAJEMEN KEBAKARAN
1. Fire protection aktif dan pasif
a. Pipa tegak dan selang kebakaran
Sistem pipa tegak ditentukan oleh ketinggian gedung, luas lantai ,
klasifikasi hunian , sistem sarana jalan ke luar, jumlah aliran yang
dipersyaratkan dan sisa tekanan serta jarak sambung selang dari
sumber pasokan air
b. Hydrant halaman
Hydrant halaman adalah alat pemadam kebakaran yang terhubung
dengan sumber air bertekanan. Alat ini bermanfaat untuk pemadama
api tanpa membuat penggunanya khawatir terhadap kekurangan
pasokan air.
c. System sprinkler otomatik
Alat yang berguna untuk memadamkan api secara otomatis dan
alar ini merupakan bagian dari fire sprinkler system yang akan
mengeluarkan debit air ketika terdeteksi ada api, atau ketika telah
melampaui suhu yang telah ditentukan. Pada rumah sakit mitra siaga
terpasang sprinkler di semua area gedung baru, untuk gedung lama
masih menggunakan cara manual.
d. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

18
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Nomor Per-04/Men/1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, Alat pemadam api ringan
ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. Jenis alat pemadam api
ringan terdiri dari: a. Jenis cairan (air); b. Jenis busa; c. Jenis tepung
kering; d. Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan sebagainya).
Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran. Penempatan tersebut ayat
(1) antara alat pemadam api yang satu dengan yang lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. (6)
Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
e. Sistem pemadam kebakaran khusus
f. Sistem deteksi dan alarm kebakaran
g. Sistem pencahayaan darurat
h. Tanda arah
i. Sistem peringatan bahaya
Digunakan utnuk memberi panduan kepada penghuni dan tamu
sebagai tindakan evakuasi atau penyelamatan dalam keadaan darurat. Ini
digunakan untuk memperoleh informasi panduan yang jelas.
2. Fire protection pasif
Setiap bangunan rumah sakit harus mempunyai sistem proteksi pasif
terhadap bahaya kebakaran yang berbasis pada desain atau pengaturan
terhadap komponen arsitektur dan struktur rumah sakit sehingga dapat
melindungi penghuni dalam rumah sakit.
Penerapan sistem proteksi pasif didasarkan pada fungsi atau klasifikasi
resiko kebakaran , geometri ruangan, bahan bangunan terpasang,
dan/jumlah dan kondisi penghuni dalam rumah sakit.
a. Kompartemensi dan konstruksi pemisah untuk membatasi kobaran api
yang potensial , perambatan api dan asap agar dapat melindungi

19
penghuni, mengendalikan kobaran api, penyediakan jalan masuk bagi
damkar.
b. Proteksi bukaan
Seluruh bukaan harus dilindungi dan lubang utilitas harus diberi
penyetop api (fire stop/ fire dumper) untuk mencegah merambatnya
api serta menjamin pemisah dan kompertemenisasi
3. Sumber potensi kebakaran
Sumber potensi kebakaran di rumah sakit mitra siaga ada di area
genset,panel listrik, oxygen center, dapur, dan ruang gizi.
4. Pemasangan dan jenis APAR
Pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
Per-04/Men/1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan bab 2 pasal 4 sampai 10 disebutkan syarat
pemasangan APAR sebagai berikut:
a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
b. Pemberian tanda pemasangan tersebut harus sesuai.
c. Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
d. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran.
e. Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
f. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
g. Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang
didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.
h. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan

20
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti
(box) yang tidak dikunci.
i. Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat
bagian depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal
maximum 2 mm.
j. Sengkang atau konstruksi penguat lainnya seperti boleh dikunci atau
digembok atau diikat mati.
k. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut
harus disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada
dalam lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.
l. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat
pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
m. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau
tempat dimana suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C
kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk
suhu diluar batas tersebut diatas.
n. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus
dilindungi dengan tutup pengaman
Dari syarat pemasangan di atas Rumah Sakit Mitra Siaga telah
memenuhi syarat-syarat pemasangan APAR tersebut. Pengecekan
pembersihan APAR oleh bagian teknisi dilakukan 2 minggu satu kali
dilakukan tidak tertulis, untuk pengecekan tertulis dilakukan 1 bulan sekali
oleh pihak K3RS. Selain pemasangan APAR, jenis APAR yang digunakan
juga harus disesuaikan dengan kondisi , lokasi dan kebutuhan rumah sakit.
Berikut jenis- jenis APAR yang digunakan serta dimana saja lokasi
pemasangan APAR :

Tabel 4.1. Jenis dan Lokasi APAR RS.Mitra Siaga

21
JMLH
ISI MASA
NO JENIS LOKASI (UNIT KONDISI
KG BERLAKU
)

22
ISI
1 POWDER 3,5 LOBY IGD 1 JAN-22
ULANG
2 CO2 3,5 LOBY RADIOLOGY 1 20-JUN-21 BARU
ISI
3 POWDER 3,5 R.LABORATORIUM 1 JAN-22
ULANG
ISI
4 POWDER 3,5 LOBY IBS 1 JAN-22
ULANG
ISI
5 POWDER 3,5 LOBY ICU 1 JAN-22
ULANG
ISI
6 POWDER 3,5 LOBY R.N2O 1 JAN-22
ULANG
CO2 25 1 JUN-21 BARU
7 LOBY JENSET &KM ISI
POWDER 6 1 JUL-21
ULANG
ISI
3,5 R.HD LAMA 1 JAN-22
ULANG
8 POWDER
ISI
3,5 R.HD BARU 1 JAN-22
ULANG
R.FLAMBOYAN ISI
9 POWDER 2,5 1 DES-21
(FO) ULANG
R.FLAMBOYAN ISI
10 POWDER 2 1 DES-21
(NS) ULANG
INSTALASI GIZI ISI
11 POWDER 3,5 1 JAN-22
LOBY ULANG
INSTALASI GIZI ISI
12 POWDER 3,5 1 JAN-22
DAPUR ULANG
CO2 3,5 1 20-JUN-21 BARU
LOBY
13 ISI
POWDER 3,5 R.PERKANTORAN 1 JAN-22
ULANG
ISI
POWDER & ULANG
14 6 R.ANYELIR 2 JUL-21
HYDRANT ISI
ULANG
ISI
POWDER & ULANG
15 6 R.GARDENIA 1 JUL-21
HYDRANT ISI
ULANG
ISI
POWDER & ULANG
16 6 R.KENANGA 1 JUL-21
HYDRANT ISI
ULANG
ISI
POWDER & ULANG
17 6 R.MAWAR 1 JUL-21
HYDRANT ISI
ULANG

23
ISI
POWDER & ULANG
18 6 R.ANGGREK 2 JUL-21
HYDRANT ISI
ULANG
ISI
POWDER & ULANG
19 6 R.BOUGENVIL 1 JAN-22
HYDRANT ISI
ULANG
ISI
POWDER & ULANG
20 6 R.CAMELIA 1 JUL-21
HYDRANT ISI
ULANG
ISI
21 POWDER 3,5 LOBY PENGENDALI 1 JUL-21
ULANG
ISI
22 POWDER 3,5 LOBY FARMASI 1 JUL-21
ULANG
ISI
23 POWDER 6 POLI OPGYN 1 JUL-21
ULANG
CO2 25 BARU
R.GENSET G.BARU
24 1 20-JUN-21 ISI
POWDER 6 (GIZI)
ULANG
ISI
25 POWDER 3,5 LOBY HIPERBARIK 1 JAN-22
ULANG
ISI
26 POWDER 3,5 SECURITY 1 JUL-21
ULANG
ISI
POWDER & PARKIR SPD ULANG
27 6 1 JUL-21
HYDRANT MOTOR ISI
ULANG
ISI
POWDER & ULANG
28 6 POLYKLINIK 1 JUL-21
HYDRANT ISI
ULANG
ISI
29 POWDER 3 CSSU/OK 1 JAN-22
ULANG
ISI
30 POWDER 3,5 R.POMPA 1 JAN-22
ULANG
ISI
31 POWDER 3,5 R.LAUNDRY 1 JAN-22
ULANG
ISI
32 POWDER 1 AMBULAN BPJS 1 JAN-22
ULANG
AMBULAN GRAND ISI
33 POWDER 1 1 JAN-22
MX ULANG
ISI
34 POWDER 1 MOBIL JENAZAH 1 JAN-22
ULANG

24
ISI
3,5 TPS B3 1 JAN-22
ULANG
35 POWDER
ISI
3,5 GRAUND TANK 1 JAN-22
ULANG

25
5. Organisasi Tim Tanggap Darurat

Bagan 4.2 Organisasi Tim Tanggap Darurat

DIREKTUR PT

(PEMBINA)

KETUA

K3RS

SEKRETARIS

KORDINATOR KORDINATOR KORDINATOR KOORDINATOR


PENAGGULANGAN KEWASPADAA KESELAMATAN KESEHATAN
KEBAKARAN N BENCANA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KERJA

ANGGOTA
PENGGERAK

26
E. TANGGAP DARURAT DAN P3K
1. Sistem tanggap darurat
Keadaan darurat adalah keadaan sulit serta  tak terduga yang dapat
menimpa siapapun dan membutuhkan penanganan sesegera mungkin.
Penanganan pada keadaan darurat dapat berupa pembuatan prosedur
tanggap darurat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Prosedur tanggap
darurat K3 adalah tata cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
mengatasi keadaan darurat yang terjadi. Secara garis besar, prosedur
tanggap darurat K3 menurut Agus Masroh adalah rencana dalam
menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan latihan, penanggulangan
keadaan darurat, serta pemindahan dan penutupan (Masroh, A :
2013). Contoh prosedur tanggap darurat adalah sebagai berikut. Dari
penjelasan tersebut, maka dalam membuat prosedur tanggap darurat K3,
perlu memperhatikan beberapa aspek penting, yaitu :
a. Membuat identifikasi bahaya dan mengklasifikasikan jenis-jenis
bahaya yang mungkin terjadi di perusahaan
b. Memperhatikan perlengkapan keadaan darurat. Perlengkapan tersebut
dapat berupa penyediaan SOP pemakaian alat, penyediaan alat APAR
dan sirine serta P3K dalam lingkungan kantor, pembuatan jalur
evakuasi serta assembly point, dan juga pembuatan safety sign
evakuasi.
c. Membuat peraturan prosedur tanggap darurat yang letaknya strategis
dan mensosialisasikannya kepada karyawan serta publik.
d. Menyusun Tim Tanggap Darurat. Penyusunan tim dilakukan dengan
melibatkan seluruh karyawan kantor dan membuat koordinator
penanggungjawab.
e. Mengadakan pelatihan prosedur tanggap darurat. Pelatihan tersebut
dapat diberikan dalam beberapa waktu tertentu dan memberitahukan
apa saja prosedur tanggap darurat di perusahaan serta penanganannya

27
Berdassarkan Dokument yang terkait Rumah Sakit Mit.ra Siaga Tegal
telah memiliki sistem tanggap darurat Seperti APAR dengan menerapkan
regulasi PER.04/MEN/1980 tentang sayarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat pemadam Ringan (APAR) dan dilakukan Pengcekan
setiap 1 balan sekali oleh pihak K3RS.
2. Organisasi tanggap darurat

Bagan 5.1 Organisasi tanggap darurat

DIREKTUR
PT
PEMBINA

KETUA

K3RS
SEKERTARIS

KORDINATOR KORDINATOR KOORDINATOR


KORDINATORKE KESELAMATA
PENAGGULANGN KESEHATAN
KEBAKARAN WASPADAAN N DAN LINGKUNGAN
KESEHATAN
KERJA

ANGGOTAPEN
GGERAK

3. Peralatan dan fasilitas tanggap darurat


a. Jalur Evakuasi
Merupakan sebuah jalur darurat yang menghubungkan ke
area yang lebih aman atau ke titik kumpul.Pada Rumah Sakit Mitra
Siaga terdapat 2 jalur evakuasi yaitu sebelah selatan(parkiran mobil
dan mobil) sebelah utara (Depan IGD).

28
b. Titik Kumpul
Titik kumpul yaitu suatau tempat di mana orang-orang
menyelamatkan diri dari ancaman bahaya memalaui jalur evakuasi
kemudian menuju titik yang lebih aman (titik Kumpul).
c. Denah lokasi
Denah adalah Suatu panduan bagi semua orang untuk
menuju ke tempat yang di tuju.
d. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Merupakan alat pemadam ringan yang merupakan bagina
dari system tanggap darurat dengan di landasi regulasi
PER.04/MEN/1980 tentang sayarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat pemadam Ringan (APAR) dan dilakukan
Pengcekan setiap 1 baln sekali oleh pihak K3RS.
e. Sprinkler
Sprinkler merupakan komponen dari sistem sprinkler
kebakaran (fire sprinkler system) yang berfungsi menyemburkan
air ketika potensi kebakaran telah terdeteksi, dimana potensi
kebakaran yang umum dideteksi adalah kenaikan suhu yang
ditentukan telah terlampaui.
f. Hydrant Pilar
Pengertian Hydrant pilar sendiri adalah sistem yang
menggunakan air bertekanan untuk memadamkan api Umumnya
sistem ini dipasang di bangunan-bangunan yang banyak digunakan
publik atau fasilitas umum, seperti perkantoran, mall, gedung
sekolah, dan lain-lain.Untuk pemasangan alat pemadam api
(Hydrant Pilar) terletak diluar gedung di tempat-tempat strategis.
g. Alarm gawat darurat

Alarm gawat darurat yaitu untuk memberitahukan kepada


semua orang yang berada di dalam lingkungan area tersebut bahwa
telah terjadi suatu kejadian berbahaya di tempat itu.

29
4. Pelatihan tanggap darurat.
Untuk upaya pelatihan kebakaran di rumah sakit mitra siaga tegal
telah menerapkan system pelatihan tanggap darurat yang di lakukan 6
bulan sekali dan melibatkan dari sektor-sektor unit runagan rumah
sakit (perwakilan Minimal 2 orang atau lebih).serta melibatkan dari
Pihak pemadam kebakaran kabupaten tegal dengan isi materi
pelatihannya meliputi tentang tata cara memadamkan api dengan
menggunakan Alat pemadam ringan (APAR) dan pengevakuasian jika
terjadi kebakaran.
Rumah sakit Mitra Siaga tegal akan melalukan sebuah kegiatan
pelatiahan progam terbaru yaitu pelatihan spill kit .Untuk pelatihan
Spill Kit sasarannya yaitu seluruh unit yang berkerja di instalasi rumah
sakit mitra siaga tegal dengan system mekanismenya setiap 1 bulan 2
kali pelatihan spill kit(dengan catatan Rooling setiap Ruangan).
5. P3K(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
P3K adalah salah satu upaya penolongan pertama pada
kecelakaan.Untuk itu semua intansi perusahaan dan rumah sakit wajib
menerapkan tentang P3K dengan landasan Permenakertrans
No.Per.15/Men/VIII/2008menyebutkan bahwa “Pengusaha wajib
menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja” serta
“Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja”. Hal ini
menunjukkan adanya kewajiban bagi pihak perusahaan/tempat kerja untuk
melaksanakan P3K sekaligus menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K
di tempat kerjanya untuk memberikan perlindungan kepada pekerja saat
kecelakaan terjadi.

Tabel 5.2 Daftar isi /Penggunaan kotak P3K


No Nama Barang Jumlah Kegunaan alat
.
1 Kasa Box 1 Box Membersikan,menutup,dan membersihkan
luka

30
2 Kasa gulung 10 cm 5 Untuk balutan luka dan menyangga cidera
Gulung
3 Betadine 1 biji Mencegah pertumbuhan dan membunuh
BotolSedang kuman penyebab pada luka
4 Plester Sedang 1 biji Merekatkan atau fiksasi kasa pada daerah
luka
5 Gunting Kecil 1 Biji Memotong plaster atau kasa
6 Swab Alkohol 10 Disinfektan atau setimulasi arang pingsan
Lembar
7 Sarung tangan 2 Melindungi Tangan dari pontensi bahaya
bersiah Pasang biologis
8 Plastik kuning kecil 2 Biji Digunakan untuk limbah Infeksius
9 Aquades 25 ml 4 biji Digunakan untuk pembersiahan luka dan
irigasi (pembersiahan) mata
10 Handscoon 3 Untuk pencegahan terjadinya infeksi serta
pasang mencegah penularan kuman

6. Mitigasi bencana
a. Pencegahan dan penanggulangan Bencana Kebakaran
1. Karyawan bila melihat ada titik api (kebakaran) berusaha
menginformasikan ke ruang informasi ke No 444(Informasi
Kedaruratan Rumah Sakit) memadamkan titik api dengan alat
Pemadam Api Ringan (APAR) atau kain yang telah dibasahi
dengan air. nomer telepon ini merupakan nomer telepon khusus
dan tidak semua orang dapat mengaksesnya hanya pihak-pihak
tertentu.
2. Ruang informasi menginformasikan keseluruh ruangan rumah
sakit.
3. melalui pengeras suara dan Mengaktifkan code red K3RS
mendengar informasi melaporkan kejadian code red
kepadaDirektur.

31
4. Tim K3 atau Kordinator Kebakaran menginstruksikan kepada
Satgas darurat ruangan, agar pengunjung /pasien di evakuasi
sesuai dengan mengikuti arahan petugas evakuasi dan petugas
Penyelamatan dokumen-dokumen penting beserta asset-asetnya
mengikuti jalurevakuasi ke titik kumpuk aman terdekat.
5. Karyawan membantu proses evakuasi dan penyelamatan dokumen
dokumen penting dan asset-assetnya.
6. Petugas teknisi mematikan semua aliran listrik, mengontrol pompa
dan persediaan air
7. Pasukan kebakaran RS memadamkan api dilokasi sampai padam
Apabila api tidak bisa di padamkan,bagian informasi
menghubungi Dinas kebakaran dan Kepolisian setempat.
8. Bila titik api dapat dipadamkan,satgas darurat rungan membuat
kronologis kejadian kepada atasan langsung kemudian koordinator
melakukan investigasi dan melaporkan kepada Komite K3RS
disampekan kepada Direktur RS.

b. Pencegahan dan penanggulangan Bencana Banjir


1. Karyawan yang melihat terjadinya banjir melaporkan kepada
petugasinformasi ke No 444(Informasi Kedaruratan rumah akit)
Ruangan informasi menginformasikan keseluruh rumah sakit
melalui pengeras suara. nomer telepon ini merupakan nomer
telepon khusus dan tidak semua orang dapat mengaksesnya hanya
pihak-pihak tertentu.
2. K3RS mendengar informasi melaporkan bencana kepada direktur
RS.
3. Satgas darurat ruangan mengondisikankan pasien, keluarga,
karyawan dan pengunjung sehingga tidak terjadi kepanikan
4. Karyawan/Tim K3 melakukan upaya agar air tidak masuk kedalam
lingkungan rumah sakit.
5. Pasukan darurat berkoordinasi dengan petugas maintenance.

32
6. Satgas darurat melaporkan ke K3RS bila banjir semakin tidak
dapat ditanggulangi yang menyebabkan pelayanan terganggu.
7. Bila banjir memasuki area rumah sakit segera padamkan aliran
listrik pada lantai dasar,minta bantuan petugas maintenence RS.
8. Gunakan lampu-lampu emergency.
9. Amankan dokumen dan aset rumah sakit yang dianggap penting
10. Bila banjir tidak dapat diatasi tetap berupaya agar air tidak masuk
kedalam rumah sakit agar pelayanan tetap berjalan dengan baik.
11. Melakukan pengawasan dan pengendalian air hingga air kering.
12. Bila banjir dapat diatasi, pasukan darurat membuat laporan
kronologis bencana banjir ke K3RS dilanjutkan ke Direktur RS.

c. Pencegahan dan penanggulangan Bencana Gempa Bumi


1. .Bila terjadi bencana atau karyawan melakukan pengamanan
terhadap diri, pasien dan keluarga, pengunjung untuk segera
berlindung di tempat yang aman (assembly point/ titik kumpul).
2. Segera lapor ke komite K3RS/(Koordinator Bencana).
3. Petugas K3RS melaporkan ke Direktur serta instansi terkait.
Nomor keadaan darurat sudah ada di informasi atau unit terkait.
a) Bila terjadi kebakaran hubungi pemadam kebakaran 325429
b) Bila terjadi banjir hubungi (rescure) 115
c) Bila terjadi kecelakaan hubungi (layanan kegawat daruratan)
118
d) Bila terjadi kerusuhan hubungi (kepolisian) 110
Untuk mengetahui denah lokasi kantor polisi dan pemadam
kebakaran pada lampiran ....
4. Bila bencana tersebut membutuhkan proses evakuasi pasien,
keluarga, karyawan, pengunjung,lakukan proses evakuasi, sesuai
dengan petunjuk jalur evakuasi, ikuti arahan petugas evakuasi
rumah sakit.

33
5. Petugas darurat melakukan koordinasi dengan bagian Tim K3, bila
tidak memerlukan tindakan evakuasi, sediakan kebutuhan
karyawan, pasien tempat tinggal sementara untuk kenyamanan
bersama.
6. Agar pelayanan berjalan dengan baik dan optimal bagian Manager
dan K3 mengkoordinasi karyawan-karyawan yang akan bertugas
dalamn shif berikutnya dengan menggunakan fasilitas yang sudah
disediakan. karyawan tidak boleh meninggalkan lokasi sebelum
shift berikutnya belum datang dan sebaliknya.
7. Setelah penanganan dan koordinasi selesai Tim K3RS membuat
laporan kerja bersama dengan instansi terkait.

d. 6 tanda kedaruratan Medis


1. Code red merupakan tanda bahaya kebakaran
2. Code blue merupakan tanda bahaya kedaruratan pasien
3. Code pink merupakan tanda bahaya penculikan bayi
4. Code green merupakan tanda bahaya bencana alam
5. Code black merupakan tanda bahaya ancama teror boom
6. Code grey merupakan tanda bahaya ke amanan

F. KESELAMATAN LINGKUNGAN
Menurut Peraturan menteri ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Higiene adalah usaha kesehatan
preventif yang menitikberatkan kegiatarinya kepada usaha kesehatan individu
maupun usaha pribadi hidup manusia. Sanitasi adalah usaha kesehatan
preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia.

34
1. Hasil sampingan proses produksi
Hasil sampingan dari proses produksi adalah limbah. Limbah
berupa/ padat dan cair. Dari limbah padat berupa limbah kardus, limbah
rumah tangga, limbah dari bagian gizi sedangkan limbah cair berupa
limbah air dari wastafel serta kamar mandi dari seluruh gedung.

2. Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan


Upaya pengelolaan limbah padat dan cair dilakukan pengolahan
limbah secara mandiri dan menggunakan pihak ke 3 yaitu PT.WASTEC
Semarang serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) . Untuk pengambilan
Limbah infeksius dan non infeksius di ambil dua hari sekali dan
pengambilan limbah umum setiap hari.untuk pemantauan dan
pemeriksaan mandiri dilakukan setiap hari oleh tim kesehatan lingkungan
sedangkan pengecekan ilmbah oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
setiap 3 bulan sekali dan pelaporan data berupa pengambilan sampel dan
data dilakukan tahun sekali. Untuk Pihak Dinkes satu tahun sekali
pengambilan data sanitasi. Untuk dokemn lingkungan yang digunakan
adalah Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) karena luas
bidang Rumah Sakit Mitra Siaga ≥10.000 m2.

3. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)


INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

35
Luas lahan IPAL : ±250.82 m2
A. Pengolahan Anaerobik (134.64 m2)
Terdiri dari :
1. Ruang pompa
2. Bak inlet
3. Bak sedimentasi
4. Baflle Reaktor
5. Anaerobik filter

B. Pengolahan aerobik (116.18 m2)


Terdiri dari :
1. HGFP (bak dengan tanaman air yang dapat mengolah limbah
dan media filter)
2. Kolam indikator
3. Bak klorinasi sebagai sistem aerob

4. Sistem Pengolahan Air Limbah


Limbah cair dari semua bagian rumah sakit (WC, kamar
mandi,wastafel,ruang operasi/OK, dapur dan laundry) salurkan ke
instalasi pengolahan air limbah tertampung melalui septiktang disalurkan
melalui ruang pompa dan di pompa menuju inlet pengolahan. Kemudian
air limbah masuk ke bak Sedimentasi (lumpur distabilisasi dengan
penguraian anaerobik sedangkan bahan terlarut dan terapung tetap
mengalir tanpa pengolahan berarti). Pada bak sedimentasi terjadi dua
bentuk pengolahan yaitu pengolahan mekanik (sedimentasi) dan
pengolahan biologis (kontak dengan lumpur aktif). Sedimentasi akan
terjadi dengan optimal jika aliran yang ada mengalir pelan tanpa
gangguan. Sementara pengolahan biologis akan optimal jika kontak
antara limbah baru dan lumpur lama aktif lama (yang telah mengendap)
terjadi dengan intensif.

36
Dari bak sedimentasi air limbah mengalir ke baflle Reaktor. Pada
reaktor ini lapisan lumpur tidak akan mungkin mengapung dan berguna
untuk Menguraikan zat-zat yang sulit terurai. Disini peranan lumpur aktif
sangat penting. Dari buflle reactor air limbah akan menuju ke bak
anaerobik filter (pengolahan tidak terendap dan tidak terlarut dengan
mengalirkan melalui surplus massa bacteria aktif). Limbah di alirkan ke
bak Horizontal Gravel Filter plant yang di lengkapi dengan tanaman
rumput phragmites sp atau jenis lainya dengan sistem Aerob.
Dari pengolahan HGFP di alirkan ke kolam indicator dan aerasi
untuk menyentuh oksigen melalui permukaan air limbah untuk
menambah kadar oksigen pada air limbah. Air dari kolam indicator telah
memenuhi standart lingkungan hidup di buang ke saluran kota.

37
4. Data pengelolaan dan regulasi mutu
Tabel 7.1 Data pengelolaan Limbah umum, infeksius, non infeksius , dan (B3)
Masuknya Limbah B3 Ke Tps Keluarnya Limbah B3 Dari Tps Sisa
Sisa
Jenis Tanggal Jumlah Tanggal Bukti Limbah
No Lb3 Masuk Sumber LB3 Maksimal Keluar Jumlah Tujuan Nomor B3
Yang
Limbah Limbah Masuk Penyimpana Limba Ada Di
Masuk B3 B3 (Kg) n Limbah h B3 Penyerahan Dokumen Tps
(A
) (B) © (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J) (K)
186
Feb-21 01/03/202 AZP00980
1 186 PT.WASTEC 7 0
Infeksiu 01/03/202
1 s 1 IBS 9,1
ICU 7,4
VK 4,8
Mawar 3,3
Flamboya
n 3,3
IGD 2,6
Laborat 2,8
Kenanga 2
Gardenia 2,8

31
Aster 2
Camelia 2,8
Bugenvil 2,5
Anggrek 1,2
Laundry 8,5
HD 29,4
Tulip 4
Dahlia 3,5
Benda 01/03/202
Tajam 1 Mawar 1,5
Camelia 1,2
Laborat 1
Jumlah 96,4

Infeksiu 02/03/202
2 s 1 Laundry 8,5
Flamboya
n 3,7
Aster 3,1
Laborat 1,6
IGD 5,1
VK 3,9
Anyelir 2,5
Gardenia 2,7
Mawar 2,7

32
Kenanga 3,3
Camelia 2,5
Bugenvil 2,9
KM 5,5
IBS 5
ICU 1,5
HD 26,3
Tulip 3,5
Dahlia 4
Benda 02/03/202
Tajam 1 Mawar 1,2
Camelia 1,3
IGD 2,5
Aster 3,3
Jumlah 96,6

33
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Rumah sakit Mitra Siaga Tegal sudah menerapkan program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) baik untuk setiap tenaga kerja (medis maupun non
medis), pasien, maupun pengunjung dengan tujuan agar tetap selamat dan
sehat ketika berada didalam lingkungan Rumah sakit Mitra Siaga Tegal.
Dibuktikan dengan adanya safety talk, IHT, pengukuran iklim kerja .
pengukuran kebisinga serta pencahayaan, manajemen kebakaran yng baik
dengan selalu mempehatikan pemasangan dan pemilihan jenis APAR,pada
pegolahan limbah yang baik, penerapan tanggap darurat seperti tanggap
darurat kebakaran dan bencana banjir sudah dibuat standart prosedur
operasional, mengadakan pelatihan tanggap darurat serta manajemen resiko.
Dengan apa yang kita kerahui bahwa rumah sakit mempunyai low risk sampai
dengan high risk (ruang isolasi covid-19 serta penyakit menular lainnya)
rumah sakit mitra siaga sudah cukup baik menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja serta pencegahan penyakit infeksi.Kemudian dari pelayanan
kesehatan gizi kerja di rumah sakit mitra siaga tegal telah menerapkan progam
extra fooding berupa asuapan gizi tamabah seperti susu,telur dan vitamin anti
body (khusus petugas satgas covid-!9) dan di bulan puasa exrta fooding di
ganti berupa dana intensif berupa uang serta jaminan ansuransi kesehatan
meliputi BPJS ketenaga kerjaan.
Saran
1. Rambu-rambu K3 lebih di perbanyak lagi di sebuah tempat ruangan yang
sekiran belum di pasang rambuh-rambu K3 dan untuk rambu-rambu K3
yang sudah rusak segera di ganti yang lebih baik dan jelas supaya perkerja
seperti tenaga medis dan pengunjung lokasi area rumah sakit agar lebih
mudah untuk mengetahuinnya dan jelas apa yang dimaksud dengan
rambu-rambu tersebut.

34
2. Kemudian di bagian area tangga lebih baik di tingkatkan lagi untuk
pencahayaannya agar orang yang mengaskses tangga lebih nyaman dan
tidak terjadi kecelakaan di saat mau menaiki tangga ataupun sebaliknya.
3. Lebih meningkatkan k3 serta melakukan pelatihan tanggap darurat dari
bencana bahaya bukan hanaya pelatihan kebahakaran saja dan di gedung-
gedung atau ruang rumah sakit mitra siaga tegal.

35
DAFTAR PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009


TENTANG RUMAH SAKIT.
http://www.mitrasiaga.co.id/
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66
TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
RUMAH SAKIT.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2019
TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA.
https://www.safetysign.co.id/rambu-k3-dilarang-merokok-atau-menyalakan-
api.html?o=a
https://safetysign.co.id/rambu-k3-bahaya-listrik-4964.html?o=a
https://suryamassafetyindonesia.com/product/wet-floor-sign-caution-wet-floor-
sign-rambu-awas-lantai-licin/
, EKA, Johnny Posumah, and Very Londa. 2017. “Peran Tenaga Medis Dalam
Pelaksanaan Program Universal Coverage Di Puskesmas Bahu Kota
Manado KONDOY.” Jurnal Administrasi Publik UNSRAT 3 (046).
Menurut Peraturan menteri ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
https://www.kompasiana.com/hananindt/5dcedc47d541df36311742a4/
memaham-pentingnya-prosedur-tanggap-darurat-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja-k3-di-lingkungan
https://www.duniapembangkitlistrik.com/2018/02/pengertian-dan-prinsip-
kerjasprinkler.html
https://firehydrant.id/pengertian-hydrant/
https://www.litbang.pertanian.go.id/profil/SOS/panduan_penanganan_darurat.pdf
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT
KERJA

36
Lampiran 1

Rambu-rambu K3 bersifat iritasi,beracun,


cairan mudah terbakar

Rambu-rambu K3
pada ruang trafo

Rambu-rambu APAR Titik Kumpul Infeksius


dan cara penggunaan

Rambu-rambu K3
pada oxygen center

37
Jalur evakuasi arah utara Jalur evakuasi arah selatan
menuju ke titik kempul IGD menuju ke titik kumpul
Parkiran

Titik kumpul di area IGD Titik kumpul di area


parkiran

38
Denah Lokasi Ruang lantai 1 Denah Lokasi ruang lantai 2

Denah Lokasi ruang lantai 3

Satelite rumah sakit mitra


siaga

39
APAR Sprinkler

Kode kegawat daruratan medis Smoke dector

40

Anda mungkin juga menyukai