Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

CEDERA KEPALA
KELOMPOK 4 :
1. ALFIYAN FAOZI (C1018004)
2. AYUNDAH INDRIAWATI (C1018007)
3. FATMA WATI (C1018015)
4.LINDA MULYANI (C1018027)
5. MELINA INDRIANA PUTRI (C1018028)
6. SILVIERA AZMI (C1018042)
7. TRI NOVIA SYARIFAH (C1018046)
8. VINA INAYATI (C1018048)
DEFINISI

 Cedera kepala adalah adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang
tengkorak, akibat perlambatan sehingga terjadi penurunan percepatan serta terjadi rotasi yang merupakan
pergerakan pada kepala dan dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan
ETIOLOGI

 Dapat dibedakan berdasarkan jenis kekerasan yaitu jenis kekerasan benda tumpul dan benda tajam. Benda
tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan alu lintas (kecepatan tinggi dan kecepatan rendah), jatuh,
pukulan benda tumpul. Sedangkan benda tajam berkaitan dengan benda tajam (bacok), dan tembakan.
 Menurut penelitian Evans di Amerika penyebab cedera kepala terbanyak adalah 45% akibat kecelakaan lalu
lintas, 30% akibat terjatuh, 10% kecelakaan dalam pekerjaan, 10% kecelakaan waktu rekreasi, dan 5%
akibat diserang atau dipukul
MANIFESTASI KLINIS

1. Cedera Kepala Ringan


kebingungan saat kejadian dan kebingungan terus menetap setelah cedera
pusing menetap dan sakit kepala, gangguan tidur, perasaan cemas
kesulitan berkonsentrasi, pelupa, gangguan berbicara, masalah tingkah laku.
2. Cedera kepala sedang
kelemahan pada salah satu tubuh yang disertai dengan kebingungan atau bahkan koma.
gangguan kesadaran, abnormalitas pupil, perubahan ttv, gangguan penglihtan dan pendengaran, disfungsi sensorik, kejang otot, sakit
kepala, vertigo, dan gangguan pergerakan.
3. Cedera kepala berat
amnesia tidak dapat mengingat peristiwa sesaat, sesudah, dan sebelum terjadinya penurunan kesehatan .
pupil tidak actual, pemeriksaaan motoric tidak actual, atdanya cedera terbuka, fraktur tengkorak, dan penurunan neurologik.
nyeri, menetap dan setempat, biasanya menunjukan fraktur
fraktur pada kubah kranial menyebabkan pembengkakan pada area tersebut.
PATOFSIOLOGIS DAN PHATWAYS

 Cedera otak primer


cedera yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian trauma dan merupakan suatu fenomena
mekanik. Umumnya menimbukkan lesi permanen. Cedera primer terjadi pada waktu benturan, mungkin karena
memar pada permukaan otatk, lserasi subtansi alba, cedera robekan atau hemoragi Karena terjatuh, dipukul,
kecelakaan, trauma saat lahir yang bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pada seluruh sitem pada tubuh.
 Cedera otak sekunder
merupakan hasil dari proses yang berkelanjutan sesudah atau berkaitan dengan metabolik akibat dengan
cedera primer
 Cedera kepala ekstra kranial
dapat menyebabkan laserasi pada kulit kepala, selanjutnya bisa pendarahan mengenai pembuluh darah.
Karena perdarahan yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan hipoksia, hiperami, peningkatan volume
darah pada area peningktan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan
isi inti kranial dan akhirnya peningktan tekanan intra karnial adapun hipotensi.
 Cedera kepala intra kranial
dapat mengakibatkan laserasi, pendarahan dan kerusakan jaringan otak bahkan bisa terjadi kerusakan
susuna syaraf kranial terutama motoric yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada mobilitas.
KOMPLIKASI

 Edema pulmonal
 Kejang
 Kebocoran cairan serebrospinalis
 Hipoksia
 Gangguan mobilitas
 Hidrosefalus
 dispnea
PENATALAKSANAAN

 MEDIS
1. Stabilisasi kardiopulmoner
2. Semua cedera kepala berat memerlukan tindakan inkubasi pada kesempatan pertama.
3. Pemerikaan umum untuk mendeteksi berbagai macam cedera atau gangguan gangguan pada bagian tubuh lainnya
4. Pemeriksaan neurologos mencakup respon mata, motoric, verbal, pemeriksaan pupil, reflek okulorsefalik, dan reflek
okulofestubuler. Penilaian neurologis kurang bermanfaat bila tekanan darah penderita rendah (syok).
5. Pemberian pengbatan seperti:
antiedemaserepri, anti kejang, dan natrium bikarbonat.
6. Tindakan pemeriksaan diagnostic seperti:
scan tomografi, komputer otak, angiografi serebral, dll
 KEPERAWATAN
1. Kalmitason sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai dengan berat ringannya trauma
2. Terapi hiperventilasi (trauma kepala berat) untuk mengurangi vasodilatasi.
3. Pemberian anelgetik.
4. Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu mannitol 20%, glukosa 40% atau gliserol.
5. Antibiotik yang mengandung barrier darah otak (pinicilin) atau untuk infeksi anaerob diberikan
metronidazole.
6. Makanan atau cairan infus dextrose 5% aminausin, aminofel (18 jam pertama dari terjadinya kecelakaan) 2-3
hari kemudian diberikan makanan lunak.
PENGKAJIAN

1. Riwayat kesehatan
waktu kejadian, penyebab truma, posisi saat kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera
setelah kejadian.
2. Pemeriksaan fisik:
a) Sistem respirasi
b) Kardiovaskuler
c) Kemampuan berkomunikasi
d) Aktivitas atau istirahat
e) Sirkulasi
f) Neurosensori
g) Nyeri atau kenyamanan
3. Pemeriksaan penunjang
a) CT Scan
b) MRI
c) Anggiofrafi cerebral
d) Sinar X
e) GDA (Gas Darah Arteri)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola nafas


2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Perubahan perfusi jaringan
4. Kekurangan volume cairan
Intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas
Noc: status pernafasan
2. Frekuensi pernafasan (041501)
3. Irama pernafasan (041502)
4. Suara auskultasi nafas (041504)
Nic: Manajemen jalan nafas
5. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
6. Kelola nebulizer untrasonik,
7. sebagaimana mestinya
8. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam berputar dan batuk
9. Kelola pengobatan aerosol
10. sebagiamana semestinya
2. ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Noc: status pernafasan: kepatenan jalan nafas
1. Frekuensi pernafasan (041004)
2. Kemampuan untuk mengeluarkan sekret (041012)
3. Suara nafas tambahan (041007)
Nic: Monitor pernafasan (3350)
4. Monitor pola nafas
5. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan
6. Motivasi pasien untuk bernafas
7. pelan, dalam berputar dan batuk
8. Kelola pengobatan aerosol sebagiamana semestinya
3. Perubaha perfusi jaringan
Noc: perfusi jaringan: perifer
1. Pengisian kapiler jari (040715)
2. Suhu kulit, ujung kaki dan tangan (040710)
3. Kerusakan kulit (040746)
Nic: manejemen sensasi perifer
4. Monitor sensasi tumpul atau tajam dan panas dan dingin ( yang dirasakan pasien)
5. Letakan bantalan pada bagian tubuh yang terganggu untuk melindungi area tersebut
6. Dorong pasien untuk menggunakan bagian tubuh yang tidak terganggu dalam rangka mengetahui tempat dan
permukaan suatu benda
7. Berikan obat analgesik, kortikosteoid, antikonvulsan, anti-depresan trisilik, atau anastesi lokal sesuai
kebutuhan
4. Kekurangan volume cairan
Noc: keseimbangan cairan
1. Tekanan darah (060101)
2. Denyut perifer (060105)
3. Keseimbangan intake dan output dalam 24jam (060107)
Nic: pencegahan pendarahan
4. Monitor dengan ketat resiko terjadinya pendarahan pada pasien
5. Berikan produk-produk pengantian darah dengan cara yang tepat
6. Intruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda-tanda pendarahan dan mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi pendaahan
7. Berikan obat-obatan jika diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

 
 Awaloei, A. C., Mallo, N. T. S., & Tomuka, D. (2016). Gambaran cedera kepala yang menyebabkan
kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP Prof Dr . R . D . Kandou, 4, 2–6.
 Martono, Sudiro, & Satino. (2016). DETEKSI DINI DERAJAT KESADARAN MENGGUNAKAN
PENGUKURAN NILAI KRITIS MEAN ARTERY PRESSURE ( Detection of the Degree of Awareness
Using the Measurement of Critical Value Mean Artery Pressure on Nursing Care ) Martono *, Sudiro *,
Satino * * Keperawatan Polit, 11(73–78).
 Ristanto, R. (2015). Deskripsi klien cedera kepala yang mengalami trauma mayor, 31, 48–54.
 Ristanto, R., Indra, M. R., Poeranto, S., & Setyorini, I. (2016). AKURASI REVISED TRAUMA SCORE
SEBAGAI PREDIKTOR MORTALITY PASIEN CEDERA KEPALA, 76–90.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai