Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: TAHUN 2022

TENTANG
PANDUAN KEPATUHAN PENYEWA LAHAN (TENANT) TERHADAP PROGRAM MANAJEMEN
FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG

KEPALA RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mematuhi program Manajemen Fasilitas dan


Keselamatan mengenai sewa lahan (tenant) yang tidak terkait
pelayanan kesehatan, diperlukannya panduan Kepatuhan Penyewa
Lahan (tenant) terhadap Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK) Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang.

b. Bahwa panduan Kepatuhan Penyewa Lahan (tenant) terhadap


Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Rumah Sakit Umum
Pengayoman Cipinang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Mengingat : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang


Kesehatan.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.

c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/PER/VIII/2011


tentang Keselamatan pasien.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 251/Menkes/SK/VII/2012


tentang komite keselamatan pasien

e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 66 tahun 2016 tentang


Kesehatan Dan Keselamatan Rumah Sakit.

f. Keputusan Menteri Kesehatan No. 7 Tahun 2019 Tentang


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

g. Keputusan Menteri kesehatan No. 129/MENKES/SK/11/2008


tentang standar pelayanan minimal Rumah Sakit.

h. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 52 Tahun 2018 tentang


Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.

MEMU TUSKAN:
Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 27 Juli 2022

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA TENTANG PANDUAN KEPATUHAN PENYEWA


LAHAN (TENANT) TERHADAP PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN (MFK) RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN
CIPINANG

Kesatu : Memberlakukan panduan Kepatuhan Penyewa Lahan (Tenant)


Terhadap Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang sebagai panduan dalam
pemberian layanan di RSU Pengayoman Cipinang

Kedua Keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari
: ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

K e p a l a,

dr. Ummu Salamah


NIP 19750926 200312 2 001

Tembusan KepadaYth:
1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta;
2. Kepala Subbagian Umum, Kepegawaian dan Humas;
3. Kepala Subbagian Keuangan dan Perlengkapan;
4. Arsip.
Lampiran: Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Pengayoman Cipinang
Nomor : Tahun 2022
Tanggal : 27 Juli 2022
Panduan Kepatuhan Penyewa Lahan (Tenant) Terhadap Program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
a. Fasilitas dan lingkungan dalam rumah sakit harus aman, berfungsi baik, dan
memberikan  lingkungan perawatan yang aman bagi pasien, keluarga, staf, dan
pengunjung. Untuk mencapai tujuan itu maka fasilitas fisik, bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan serta sumber daya lainnya harus dikelola secara efektif untuk
mengurangi dan mengendalikan bahaya, risiko, mencegah kecelakaan, cidera dan
penyakit akibat kerja.
b. Bila di rumah sakit memiliki tenant/penyewa lahan (seperti restoran, kantin, kafe, dan
toko souvenir) maka rumah sakit wajib memastikan bahwa tenant/penyewa lahan
tersebut mematuhi program pengelolaan fasilitas dan keselamatan, yaitu :
- Program keselamatan dan keamanan,
- Program pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
- Program penanganan bencana dan kedaruratan
- Serta proteksi kebakaran.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud.
Penyusunan panduan ini dimaksudkan untuk memberikan arah kepada Penyewa
Lahan (Tenant) Terhadap Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
b. Tujuan
Tujuan penyusunan panduan ini adalah agar dapat dijadikan pedoman dalam
Kepatuhan Penyewa Lahan (Tenant) terhadap program MFK di rumah sakit bertujuan
agar pihak tenant/ penyewa lahan juga ikut berpartisipasi dalam menciptakan
lingkungan rumah sakit yang aman bagi pasien, pengunjung, karyawan serta penyewa
lahan lain sebagainya.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan ini terbatas pada Kepatuhan Penyewa Lahan (Tenant)
terhadap program MFK di rumah sakit yang berkaitan dengan keamanan dan
keselamatan pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan. Yang meliputi Definisi, Ruang
Lingkup, Tata laksana, dan Dokumentasi dalam menjalankan program manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan khususnya bagi tenant di lingkungan RSU Pengayoman
Cipinang. Dalam hal ini semua tenant yang berada di lingkungan rumah sakit harus
mentaati peraturan yang dibuat untuk menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman
sehingga keselamatan pasien dapat terjamin.
Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan yang harus dipatuhi pula
oleh tenant atau penyewa lahan adalah :
a. Keselamatan dan Keamanan
b. Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya
c. Penanggulangan Bencana
d. Proteksi Kebakaran

4. Pengertian
a. Tenant atau penyewa lahan adalah pihak yang tidak terkait dengan pelayanan rumah
sakit dan berada dalam fasilitas pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Pengayoman
Cipinang. Tenant atau penyewa lahan di Rumah Sakit Umum Umum Pengayoman
Cipinang berupa rumah makan (Kantin). Tenant yang berada di Rumah Sakit Umum
Pengayoman Cipinang harus memenuhi semua program manajemen risiko fasilitas
dan keamanan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, pengunjung, karyawan serta
penyewa lahan lain sebagainya. Tenant yang berada di Rumah Sakit Umum
Pengayoman Cipinang harus memenuhi semua program manajemen risiko fasilitas
dan keamanan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, pengunjung,
karyawan serta penyewa lahan tersebut.
b. Manajemen risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk
mewujudkan peluang-peluang sambil mengelola efek yang tidak diharapkan dengan
tujuan meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi
bahaya yang ada di Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang.
c. Identifikasi risiko, dalam upaya manajemen risiko fasilitas keselamatan dan lingkungan
di Rumah Sakit Pengayoman Cipinang maka dilakukannya identifikasi risiko terjadinya
ancaman terkait fasilitas, keselamatan dan lingkungan baik terhadap pasien,
pengunjung, karyawan serta penyewa lahan tersebut.

No Jenis risiko keselamatan Area berisiko


1. Kedaruratan/ bencana : Ruang Rawat Inap, IGD, Rawat Jalan,
a. Internal :
Laboratorium, Radiologi, IPAL, Instalasi
1) Ledakan tabung gas
2) Keracunan gas Gizi/ dapur, Farmasi, Kantin, Dll.
3) Keracunan makanan
4) Kebakaran
5) Gempa bumi
6) Ancaman bom
b. Eksternal :
1) Gempa bumi
2) Ledakan
3) Kecelakaan lalu lintas
4) Keracunan makanan
5) Kebakaran
6) Wabah penyakit
7) Banjir
2. Pencurian Seluruh area rumah sakit (office, kasir,
ruang pasien, ruang tunggu pasien,
tempat parkir)
Kekerasan fisik Ruang rawat inap, IGD, ruang rawat
3.
jalan.
4. Cidera fisik Semua tempat
5. Paparan radiasi Instalasi radiologi

6. Pasien hilang/ pasien kabur/ pasien Ruang rawat inap


bunuh diri
7. Tertusuk jarum Poliklinik, ruang rawat inap,
Laboratorium, IGD, Sanitasi,
Pramubakti
8. Paparan B3 Semua area di rumah sakit
BAB II

TATA LAKSANA

A. Keselamatan dan Keamanan


Penyewa lahan (tenant) di lingkungan Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang
wajib ikut serta dalam menjaga keselamatan dan keamanan lingkungan Rumah Sakit
Umum Pengayoman Cipinang. Dalam menjalankan aktifitasnya penyewa lahan harus
memastikan bahwa tindakan yang dilakukan tidak menimbulkan bahaya bagi pasien
pengunjung, karyawan serta penyewa lahan tersebut. Ruang lingkup keselamatan dan
keamanan yang harus dipatuhi oleh tenant adalah :
a. Pencegahan terhadap pencurian dan pemaksaan pengambilan barang milik pasien,
penunggu pasien, pengunjung, petugas rumah sakit dna barang milik rumah sakit.
b. Pencegahan kekerasan oleh petugas rumah sakit, pasien maupun pengunjung rumah
sakit.
c. Tenant harus memenuhi tata tertib yang terdapat di rumah sakit dan tenant juga
berkewajiban untuk melaporkan kepada petugas pengamanan (security) jika terdapat
pengunjung ataupun pembeli yang memiliki indikasi dapat melaukan kekerasan
kepada petugas, pasien, maupun pengunjung.
d. Keselamatan dan Keamanan lingkungan rumah sakit.
Tenant harus menjaga Keselamatan dan Keamanan dengan cara :
1) Merawat kondisi bangunan tenant.
2) Menjaga kebersihan lingkungan dengan melaksanakan 5R (ringkas, rapih, resik,
rawat, dan rajin).
3) Tidak menyebarkan berita bohong yang menyebabkan kekhawatiran bagi karyawan,
pasien dan pengunjung.
4) Melaporkan kepada security atau karyawan lain jika terdapat suatu hal yang
mencurigakan.
5) Tenant yang berada di lingkungan rumah sakit harus mengikuti ketentuan mengenai
standar baku mutu dan persyaratan kesehatan untuk pangan siap saji sebagai
berikut:
a) Tempat pengelolaan pangan
- Perlu disediakan tempat pengelolaan pangan (dapur) sesuai dengan
persyaratan konstruksi, tata letak, bangunan dan ruang dapur.
- Sebelum dan sesudah kegiatan pengelolaan pangan, tempat dan fasilitasnya
selalu dibersihkan dengan bahan pembersih yang aman.
b) Peralatan masak
- Peralatan masak dibuat dari bahan yang di desain alat yang mudah
dibersihkan dan tidak boleh melepaskan zat beracun kedalam bahan pangan
(food grade)
- Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor serta tidak boleh dicampur.
- Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam basa ataupun garam – garam
yang lazim dijumpai dalam pangan.
- Peralatan masak agar dicuci sesegera sesudah digunakan.
- Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan
disimpan pada rak terlindung dari vector.
c) Penjamah makanan
- Harus sehat bebas dari penyakit menular.
- Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung pengolahan
pangan dapur.
- Selalu mencuci tangan sebelum bekerja.

B. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbahnya


Tenant sebagai masyarakat rumah sakit harus ikut serta mengelola material yang
diketahui memiliki potensi bahaya bagi manusia maupun lingkungan untuk
meminimalkan risiko bahaya maupun cedera. Tenant selain sebagai sasaran edukasi
dan pemberian informasi terkait B3 dan limbahnya juga sebagai pihak mencegahan
bahaya akibat B3 dan limbahnya. Risiko bahan berbahaya difokuskan pada risiko yang
di sebabkan oleh bermacam-macam bahan berbahaya yang dapat memajan pasien,
pengunjung, dan karyawan Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang, dengan :

1. Menentukan bahan berbahaya dan beracun di tenant jika ada


2. Data bahan berbahaya dan beracun yang ada di lingkungan tenant diidentifikasi
dalam Material Safety Data Sheet (MSDS) atau dokumen sejenis yang disediakan
oleh supplier tenant.
3. Tenant harus mengerti alur kejadian tumpahan, kebocoran jika terjadi dan merespon
cepat jika terjadi hal tersebut.
4. Proses pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan harus mengikuti Standar Prosedur
Operasional yang berlaku di Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang.

C. Penanggulangan Bencana
Sebagai masyarakat yang ada di lingkungan rumah sakit, tenant harus mematuhi
alur jika terjadi kejadian bencana dan ikut serta dengan tenang membantu kelancaran
evakuasi korban bencana. Hal ini mengaharuskan tenant untuk diikut sertakan dalam
program pemberian edukasi terkait penanggulangan bencana dan mengikuti kegiatan
simulasi bencana jika dilakukan kegiatan tersebut.

Selain itu, tenant harus memahami risiko dan bahaya bencana yang kemungkinan
dapat terjadi di Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang. Daftar bencana yang
mungkin dapat terjadi antara lain kebakaran, banjir, dan angin puting beliung. Kegiatan
edukasi harus dilakukan secara berkala untuk merefresh ilmu yang diperoleh.

D. Proteksi Kebakaran

Kegiatan pengamanan kebakaran harus dilakukan oleh tenant agar menimbulkan


keselamatan dan keamanan masyarakat rumah sakit dari cedera atau kemungkinan
nyawa saat terjadinya kebakaran. Oleh karena itu, tenant di Rumah Sakit Umum Kasih
Ibu harus mengerti cara penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan tidak
membuat kondisi yang dapat menimbulkan kebakaran.
BAB III
DOKUMENTASI

Dokumentasi terkait tentang kepatuhan tenant terhadap program MFK dapat


dilakukan dengan melakukan audit dan inspeksi secara berkala kepada masing-masing
tenant. Agar senantiasa mematuhi dan menjalankan program manajemen risiko fasilitas
yang di tunjuk oleh direktur. Audit dapat dilakukan dengan menggunakan tools Formulir
Audit Kepatuhan Tenant RSU Pengayoman Cipinang (terlampir).
BAB IV
PENUTUP

Keberhasilan Rumah Sakit dalam mewujudkan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
mengenai sewa lahan (tenant) yang berfungsi dengan baik yang dapat memberikan rasa aman,
nyaman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan ditentukan oleh koordinasi dan
kepedulian dalam melaksanakan ketentuan panduan pedoman ini .

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 27 Juli 2022

K e p a l a,

dr. Ummu Salamah


NIP 19750926 200312 2 001

Tembusan KepadaYth:
1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta;
2. Kepala Subbagian Umum, Kepegawaian dan Humas;
3. Kepala Subbagian Keuangan dan Perlengkapan;
4. Arsip.
A. Formulir Audit Kepatuhan Tenant

FORMULIR AUDIT KEPATUHAN TENANT RSU PENGAYOMAN CIPINANG

BULAN……… TAHUN……….

Keselamatan dan Penanggulangan


B3 dan Limbahnya Proteksi Kebakaran
No Keamanan Bencana
Nama Tenant
. Patuh Tidak Patuh Tidak Patuh Tidak Patuh Tidak
Patuh Patuh Patuh Patuh
B. Checklist Audit Tenant RSU Pengayoman Cipinang

CHECKLIST AUDIT TENANT RSU PENGAYOMAN CIPINANG

BULAN……… TAHUN……….

Nama Tenant:

No Item Audit Kondisi Rekomendasi Keterangan


.
1 Meja-Kursi
2 APAR
3 CCTV
4 Rambu-rambu
5 Tempat penyimpanan B3 (jika ada)
6 Tempat peyimpanan limbah B3 (jika ada)
7 Peralatan penanganan tumpahan B3 (jika
ada)

Anda mungkin juga menyukai