Anda di halaman 1dari 17

BAB I

DEFINISI

Pre-Construction Risk Assesment (PCRA) adalah penilaian risiko yang digunakan


untuk menilai perkerjaan konstruksi dan renovasi bangunan. Kontruksi/pembangunan baru di
sebuah rumah sakit dapat berdampak pada setiap orang di rumah sakit dan pasien dengan
kerentanan tubuhnya dapat menderita dampak terbesar. Kebisingan dan getaran yang terkait
dengan kontruksi dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan istirahat/tidur pasien
dapat pula terganggu. Debu konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang dapat
menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien dengan ngangguan pernapasan.

Karena itu, rumah sakit perlu melakukan asemen risiko setiap ada kegiatan kontruksi,
renovasi maupun demolisi/pembongkaran bangunan. Asesmen risiko harus sudah dilakukan
pada waktu perencanan atau sebelum pekerjaan kontruksi, renovasi, demolisi dilakukan,
sehingga pada waktu pelaksanaan, sudah ada upaya pengurangan risiko terhadap dampak dari
kontruksi, renovasi, demolis tersebut.

Dalam rangka melakukan asesment risiko yang terkait dengan proyek konstruksi baru,
rumah sakit perlu melibatkan semua departemen/unit/instalasi pelayanan klinis yang terkena
dampak dari kontruksi baru tersebut, konsultan perencana atau manajer desain proyek, Komite
Kesehatan dan Keselamatan (K-3), Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),
Bagian Rumah Tangga/Bagian Umum, Bagian Teknologi Informasi, Bagian Sarana
Prasarana/IPSRS dan unit atau bagian lainnya yang diperlukan.

Risiko terhadap pasien, keluarga, staf, pengunjung, vendor, pekerja kontrak, dan entitas
diluar pelayanan dapat bervariasi tergantung pada sejauh mana kegiatan konstruksi dan
dampaknya terhadap infrastruktur dan utilitas. Sebagai tambahan, kedekatan pembangunan ke
area pelayanan pasien dapat berdampak pada meningkatnya tingkat risiko. Misalnya, jika
konstruksi melibatkan gedung baru yang terletak terpisah dari bangunan yang menyediakan
pelayanan saat ini, maka risiko untuk pasien dan pengunjung cenderung menjadi minimal.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Risiko Dievaluasi dengan melakukan asesmen risiko pra-konstruksi, juga dikenal


sebagai PCRA (Pra-Contruction Risk Assessment). Asesmen risiko pra konstruksi secara
komprehensif dan proaktif digunakan untuk mengevaluasi risiko dan kemudian
mengembangkan rencana agar dapat meminimalkan dampak kontruksi, renovasi atau
penghancuran (demolish) sehingga pelayanan pasien tetap terjaga kualitas dan keamanannya.
Asesmen Risiko Pra Kontruksi (PCRA) meliputi area-area sebagai berikut :
a) Kualitas udara
b) Pengendalian Infeksi  ICRA
c) Utilitas
d) Kebisingan
e) Getaran
f) Bahan berbahaya
g) Layanan darurat, seperti respon terhadap kode-kode
h) Bahaya lain yang mempengaruhi perawatan , pengobatan, dan layanan.

Selain itu, Rumah Sakit memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan,
dan didokumentasikan. Sebagai bagian dari penilaian risiko, risiko pasien infeksi dari
konstruksi dievaluasi melalui asesmen risiko pengendalian infeksi yang juga dikenal
sebagai ICRA (infection control risk assessment) PCRAICRA plus.

Pelaksanaan tidak lengkap atau tidak efektif dari PCRA dapat meningkatkan biaya
konstruksi untuk rumah sakit dan menempatkan pasien, anggota staf dan pengunjung beresiko.
Maka lebih baik untuk merencanakan kemungkinan apapun dan mengelola proses dari awal
sampai akhir.

Telah diketahui bahwa renovasi, konstruksi, dan beberapa kegiatan pemeliharaan &
perbaikan memiliki potensi untuk mempengaruhi proses perawatan pasien dalam lingkungan
pelayanan. Tujuan dari proses penilaian risiko Pra-Konstruksi ini adalah untuk
mengidentifikasi potensi risiko yang bisa timbul dari kegiatan ini dan untuk mengembangkan
strategi mitigasi risiko untuk meminimalkanrisiko ini.

Pada akhir proses penilaian risiko seperangkat rekomendasi mitigasi risiko (RMR) akan
dihasilkan. RMR ini akan ditinjau oleh individu atau pihak yang menyelesaikan pekerjaan dan
akan menjadi bagian dari dokumentasi proyek.

2
BAB III

TATA LAKSANA

Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi elemen penilaian yang
digunakan untuk menilai proses pre construction. Pada akhir proses penilaian risiko akan
menghasilkan rekomendasi mitigasi risiko (RMR). RMR ini akan ditinjau oleh individu atau
pihak yang menyelesaikan pekerjaan dan akan menjadi bagian dari dokumentasi proyek.
Penanggungjawab dari proses ini adalah :

1. Pelaksana
2. Pengawas
3. Perencana
4. Teknis Rumah Sakit
5. PPK Rumah Sakit
6. Komite K3RS
7. Komite PPIRS
8. Bagian Sanitasi Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (IPRS)
9. Unit Kerja yang terkena dampak proses konstruksi

A. ELEMEN RISIKO PENILAIAN


1) Keselamatan Keamanan Kontruksi
Harap tinjau masing-masing kategori berikut ini yang sesuai dan menunjukkan apakah
kategori tersebut berlaku untuk lingkup pekerjaan yang direncanakan.

No Elemen Penilaian Keselamatan Keamanan Konstruksi


1 Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki jalur keluar aman ? minimal 2 jalur keluar aman
Ya Tidak
2 Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki potensi bahaya yang mempengaruhi akses jalur keluar aman
yang telah ditentukan ?
Ya Tidak
3 Jalur Keluar Aman
Apakah jalur keluar aman proyek dapat digunakan oleh orang lain selain pekerja
konstruksi ?
Ya Tidak
4 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat berdampak pada sistem deteksi kebakaran di rumah
sakit?
Ya Tidak
5 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat memberikan dampak terhadap sistem
penanggulangan kebakaran di rumah sakit?
Ya Tidak
6 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek memiliki tambahan fasilitas atau peralatan pemadaman
kebakaran yang tersedia di area proyek ?
Ya Tidak
7 Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek mengharuskan seluruh staf untuk mendapatkan
pelatihan mengenai langkah pemadaman kebakaran?
Ya Tidak
8 Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek menjamin sudah pernah melakukan pelatihan / simulasi
penanggulangan kebakaran ?
Ya Tidak
9 Bahan Berbahaya Beracun
Apakah proyek memiliki tempat penyimpanan khusus untuk Bahan Berbahaya dan
Beracun ?
Ya Tidak

3
10 Kompartemen
Apakah proyek membutuhkan partisi tahan asap sementara ? Partisi tersebut harus
bebas asap dan terbuat dari material yang tidak mudah terbakar
Ya Tidak
11 Dampak Terhadap Struktur Bangunan
Akankah aktifitas proyek akan mempengaruhi struktur bangunan rumah sakit dan
berdampak pada proteksi kebakaran seperti pintu dan dinding ?
Ya Tidak
12 Pengawasan Terhadap Potensi Bahaya
Akankah pemilik proyek akan melakukan peningkatan terhadap inspeksi dan
pengawasan bahaya terhadap aktifitas proyek
Ya Tidak Frekuensi
berkala:
- Harian
- Mingguan
- Bulanan
13 Hot Work
Apakah terdapat pekerjaan yang dapat menimbulkan panas dan percikan api
selama proses proyek berlangsung ?
Ya Tidak
14 Area Posting
Apakah terdapat media informasi terkait standar keselamatan dan kesehatan kerja
yang tertempel di area proyek ?
Ya Tidak

2) Pengendalian Infeksi dan Kualitas Udara

TIPE KONSTRUKSI
TIPE A TIPE B
Proses Inspeksi (non-invasif). Termasuk Pekejaan dengan skala kecil, kegiatan durasi
kegiatan yang tidak menghasilkan debu pendek, yang hanya akan membuat debu
atau pekerjaan yang tidak memerlukan minimal.Termasuk, namun tidak terbatas
pemotongan dinding, pengeboran, pada :
pengamplasan atau akses ke langit-langit a. Pemasangan instalasi telepon dan
selain untuk inspeksi visual seperti: jaringan computer
a. Memindahkan plafon untuk inspeksi b. Melakukan pembongkaran dinding
visual (batasan < 5 m2) atau langit – langit dimana debu masih
b. Pengecatan (bukan pengamplasan) dapat dikontrol
c. Pekerjaan jaringan elektrik c. Memperbaiki area kecil pada dinding
d. Pekerjaan pipa air (memutus d. Pekerjaan pipa air (memutus
sementara pipa air ≤ 15 menit diarea sementara suplai air ≤ 30 menit dilebih
tertentu) dari 1 area perawatan)
e. Perbaikan pipa kecil tanpa solder dan e. Maksimal 4 plafon pengganti genteng
bor dalam 50 kaki persegi
f. Kegiatan yang tidak menghasilkan f. Melakukan pemotongan/ pengelasan
debu atau membutuhkan dengan durasi pendek, pengeboran,
pembongkaran dinding atau langit- atau pengamplasan dari daerah yang
langit selain untuk inspeksi visual sangat kecil di mana dapat
g. Kerja dengan kebutuhan listrik kecil menciptakan debu kecil dan dapat
h. Perbaikan Hardware pintu dan jendela dikendalikan
i. Perbaikan penggantian g. Perbaikan mekanik kecil
j. Melukis dinding
TIPE KONSTRUKSI
TIPE C TIPE D
Setiap pekerjaan yang menghasilkan Kegiatan yang menghasilkan banyak debu
tingkat debu dengan jumlah sedang - dan termasuk juga kegiatan pembongkaran
banyak. Dan setiap pekerjaan yang besar / re-konstruksi serta konstruksi
membutuhkan pembongkaran atau mayor. Termasuk pekerjaan :
penghapusan komponen bangunan tetap a. Kegiatan yang membutuhkan pekerjaan
atau rakitan, pekerjaan dengan perekat, cat, shift berturut – turut (lebih dari 1 sift)

4
pelarut, pengencer dan pembersih yang b. Membutuhkan pembongkaran berat
kuat, pekerjaan yang mengambil lebih dari c. Memindahkan seluruh area langit –
satu shift (8 jam perhari) untuk langit / plafon
menyelesaikan. Termasuk, jenis pekerjaan: d. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
a. Pengamplasan dinding untuk suplai air > 1 jam dan dilebih dari 1 area
pengecatan dinding perawatan pasien)
b. Pembongkaran ubin pada lantai dan e. Pembongkaran Major
langit – langit ruangan dengan luas f. Konstruksi mayor yang membutuhkan
20% dari total luas waktu selama beberapa hari
c. Pembangunan dinding, lantai dan langit- g. Kontruksi baru
langit yang baru
d. Pekerjaan elektrik diatas langit – langit
(minor) dan pekerjaan pemasangan
kabel (mayor).
e. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
suplai air 30 – 60 menit di lebih dari 1
area perawatan)
f. Setiap pekerjaan pengeboran dengan
waktu yang lama
g. Setiap proses pengelasan atau
pemotongan di ruang area perawatan
AREA KONSTRUKSI BEDASARKAN TINGKAT RISIKO
GROUP 1 – Risiko GROUP 2 - Risiko GROUP 3 –Risiko GROUP 4 - Risiko
Rendah Medium Medium-tinggi Tertinggi
a. Area a. Pediatrics a. IGD a. Kamar Operasi
Perkantoran, lobi, b. Unit perawatan b. Radiologi / b. ICU
koridor non- pasien tidak MRI/Kedokteran c. CSSD
pasien terdaftar di Grup Nuklir / Echo d. VK
b. Support Facility 3 atau 4 c. IPAL & TPS e. R. Isolasi
(misal : Ruang c. Penerimaan & d. Laboratorium f. Ruang
Mesin, Ruang Tempat umum e. Unit Hemodialisis Tindakan gigi
Housekeeping, d. Lobi & Koridor f. Endocsopy g. Depo Farmasi
Area Laundry & Perawatan g. Ruang Anak h. Daerah lain di
Linen Kotor, Area Pasien h. Ruang Neonatus mana prosedur
Umum, dll) e. Klinik Rawat i. Ruang Geriatri bedah invasive
c. Area perawatan Jalan j. Ruang Fisioterapi dapat dilakukan.
Non-pasien yang f. Ruang Tunggu
tidak termasuk pasien
dalam Grup 2, 3 g. Ruang
atau 4. Pendaftaran
h. Kamar Jenazah

Tipe Dan Group Pekerjaan Kontruksi Digunakan Untuk Menetapkan Kelas Risiko Dan
Memutuskan Upaya Penanganan

Risk Level Type A Type B Type C Type D

Group 1 Class I Class II Class II Class III/IV

Group 2 Class I Class II Class III Class IV

Group 3 Class I Class II Class III/IV Class IV

Group 4 Class III Class III/IV Class III/IV Class IV

5
Kegiatan Kontruksi ini termasuk dalam kelas Risiko:

Kelas 1

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA


Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Berlasung Saat Pekerjaan Selesai
Berlangsung
1. PCM (Pre Construction 1. Melakukan pekerjaan 1. Membersihkan area
Meeting) untuk dengan meminimalisir konstruksi dari sisa
mengkomunikasikan adanya debu selama material atau
langkah pekerjaan konstruksi berjalan pembongkaran
secara detail 2. Segera menutup kembali 2. Menghilangkan debu
2. Menutup lokosi proyek plafon atau langit-langit yang masih tersisa
dengan pembatas setelah dilakukan selama proses
sehingga menghindar pembokaran kontruksi sebelum
kontaminasi debu 3. akses keluar masuk meninggalkan area
3. Memberikan tanda pekerjaan bebas dari konstruksi
petunjuk/ peringatan puing – puing bangunan
yang jelas 4. Alat angkut material
4. Rute trasportasi barang harus tertutup
bersih tidak dekat 5. Pintu keluar masuk
dengan material yang proyek selalu tertutup
terkontaminasi 6. Mempertahankan
lingkungan pekerjaan
tetap kering
7. Memastikan barang –
barang yang mendukung
pertumbuhan kuman

KELAS 2

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA


Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Saat pekerjaan Selesai
Berlangsung Berlangsung
1. PCM (Pre 1. Ketika sedang proses 1. Mengelap permukaan
Construction Meeting) pemotongan, dengan desinfektan.
untuk semprotkan sedikit air 2. Membersihkan
mengkomunikasikan agar debu tidak permukaan dengan
langkah pekerjaan berterbangan kain pel basah atau
secara detail 2. Ketika mengangkut vacuum sebelum
2. Menutup pintu, material dan sampah meninggalkan area
jendela dan ventilasi sisa pembangunan konstruksi
yang tidak digunakan menggunakan container 3. Membuka kembali
untuk menghindari yang tertutup ventilasi, jendela dan
debu 3. Segera menutup kembali pintu yang
3. Menutup lokasi plafon atau langit-langit sebelumnya tertutup.
proyek dengan setelah dilakukan
pembatas sehingga pembongkaran
menghindari 4. Akses keluar masuk
kontaminasi debu pekerja bebas dari puing
4. Menyediakan filtrasi – puing bangunan
pada local exhaust 5. Pintu keluar masuk
5. Menggunakan isolasi proyek selalu tertutup
system HVAC di area 6. Bagian kebersihan,
konstruksi untuk harus melakukan
mencegah pembersihan lebih
kontaminasi pada sering disekitar area
sistem salurannya yang berdekatandengan
6. memasang unit area konstruksi
udara negative 7. Memonitoring filter
portable, yang harus selama konstruksi
dioperasikan selama berlangsung
masa konstruksi

6
7. memperhatikan akses
untuk pekerja proyek
dengan material dan
sisa pembongkaran,
sebaiknya dibedakan.
8. membedakan akses
antara pekerja proyek
dengan pasien dan
pekerja rumah sakit
9. Memberi tanda
petunjuk / peringatan
yang jelas
10. Rute transportasi
barang bersih tidak
dekat dengan material
yang terkontaminasi

KELAS 3 (Tambahan dari kelas I dan II)

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA


Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Berlangsung Saat Pekrjaan Selesai
Berlangsung
1. PCM (Pre 1. Ketika sedang proses 1. Sistem ventilasi harus
Construction Meeting) pemotongan, semprotkan dibersihkan setelah
untuk sedikit air agar debu tidak konstruksi selesai
mengkomunikasikan berterbangan 2. Mengalirkan air di
langkah pekerjaan 2. Udara didalam gedung area konstruksi dan
secara detail yang dilakukan renovasi sekitarnya sebelum
2. Menutup pintu, akan disirkulasikan keluar ditempati
jendela dan ventilasi secara berkala dengan 3. Mengecek ulang suhu
yang tidak digunakan sistem HEPA Filter sebelum ditempati
untuk menghindari 3. Ada sumber listrik alternatif 4. Jangan melepas
debu yang dapat digunakan penghalang debu
3. Menutup lokasi apabila terjadi listrik mati terlebih dahulu
proyek dengan 4. Kontraktor wajib sebelum pekerjaan
pembatas minimal 2 mengirimkan lembar kerja proyek selesai dan
lapis atau ICRA, daftar kontrol dan dilakukan
menggunakan papan kontak informasi di pembersihan area
hingga langit – langit tempat kerja proyek secara
sehingga menghindari 5. Mempertahankan tekanan menyeluruh dan siap
kontaminasi debu udara negatif di tempat untuk digunakan.
4. Menyediakan filtrasi kerja minimal 0,01 "WG 5. Meninjau ulang
pada local exhaust 6. Ketika mengangkut kondisi area proyek
5. Membuat isolasi material dan sampah dengan Tim PPI
system HVAC di area sisa pembangunan sebelum melepas
konstruksi untuk menggunakan container pengahalang debu
mencegah yang tertutup 6. Melepaskan
kontaminasi pada 7. Akses keluar masuk penghalang debu
system salurannya pekerja bebas dari puing dengan hati – hati
6. memasang unit udara – puing bangunan untuk meminimalkan
negative portable, 8. Frekuensi penggantian debu dan kotoran dari
yang harus filter udara ditingkatkan pekerjaan kontruksi.
dioperasikan selama 9. Pintu keluar masuk
masa kontruksi proyek selalu tertutup
7. memperhatikan akses 10. Segera menutup
untuk pekerja proyek kembali plafon atau
dengan material dan langit-langit setelah
sisa pembongkaran, dilakukan pembongkaran
sebaiknya dibedakan 11. Bagian kebersihan,
8. Membedakan akses harus melakukan
antara pekerja proyek pembersihan lebih
dengan pasien dan sering disekitar area
pekerja rumah sakit yang berdekatandengan
9. Memberi tanda area konstruksi
petunjuk / peringatan 12. Membersihkan sampah

7
yang jelas sisa konstruksi sebelum
10. Rute transportasi meninggalkan area
barang bersih tidak konstruksi
dekat dengan material 13. Melakukan
yang terkontaminasi monitoring tekanan
11. Terdapat anteroom negative di area
konstruksi dan
mendokumentasikan
setiap hari
14. Melakukanmpemeriksaan
terhadap pengahalang
debu setiapharimdan
mendokumentasikan
hasilnya
15. Sistem ventilasi yang
baru harus dilindungi
dari debu konstruksi
sampai pekerjaan

KELAS IV (Tambahan dari kelas I, II dan III)

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA


Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Berlangsung SaatPekerja Selesai
Berlangsung
1. Memberikan fasilitas
anteroom dan
meminta untuk setaip
pekerja yang masuk
dan keluar area
proyek melewati
anteroom. Anteroom
tersebut berguna
untuk sebagai ruang
antara area proyek
dengan area non
proyek, atau daerah
sekitar proyek
2. Pekerja konstruksi
akan membersihkan
area anteroom
sebelum pekerjaan
konstruksi diserah
terimakan ke pihak
rumah sakit
3. Pekerja menggunakan
apron atau baju
khusus ketika
memasuki area
proyek dan
melepasnya ketika
menggialkan area
proyek
4. Setiap pekerja yang
masuk area proyek
wajib menggunakan

3) Sistem Ultilitas
a) Selama kegiatan proyek yang salah satu dari berikut mungkin terganggu atau
terpengaruh didaerah manapun diluar diluar area kerja ?

Ya Tidak ada
 Pasokan Air, drainase, daya listrik, system ventilasi, oksigen, vacuum, katup
sprinkle, dll

8
Untuk salah satu system dimana gangguan yang diramalkan tolong jelaskan
langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi dampak.

b) Kebisingan dan Getaran Assessment, Sebutkan kegiatan yang akan


menghasilkan kebisingan dan / atau getaran mungkin mengganggu:Aktivitas
c) Waktu & Durasi:
d) Strategi Mitigasi

4) Lingkungan
a) siapayang bertanggung jawab untuk membersihkan sehari-hari di dalam area kerja?
b) Apakah membersihkan lokasi diperlukan pada akhir setiap hari kerja? Jika Ya,
siapa yang bertanggung jawab untuk membersihkan Lokasi ?
c) Apakah ada kebutuhan khusus yang diperlukan untuk membersihkan lokasi pada
akhir proyek ?
Jika Ya, Daftar kebutuhan khusus:
d) Harap memberikan daftar setiap Bahan Berbahaya digunakan atau disimpan
didalam wilayah proyek
e) Apakah pekerjaan cenderung menghasilkan setiap bau berbahaya atau tidak
biasa ?
Jika Ya, Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk meminimalkan dampak ?
f) Apakah ada kontaminan dikenal ?
Ya Tidak Ada
Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk meminimalkan dampak ?
g) Apakah pekerjaan yang direncanakan meliputi hal-hal berikut ?
 Memasuki Ruang Sepit
 Penggalian
 Cranes atau mengakat peralatan
 Gangguan pejalan kaki atau kendaraan
 Gangguan pada petugas RS atau Pasien
 Pekerjaan membutuhkan Pelindungan Jatuh
 Pekerjaan listrik
 Dan, Rekomendasi tambahan untuk mengurangi/ Risiko untuk pekerjaan ini:
h) Rumah Sakit Mengelola itu Lingkungan selama Demolition, Renovasi, atau
Konstruksi Baru untuk Mengurangi Risiko

9
BAB IV

DOKUMENTASI

ELEMEN PENILAIAN RISIKO

Keselamatan Keamanan Kontruksi


Harap tinjau masing-masing kategori berikut ini yang sesuai dan menunjukkan
apakah kategori tersebut berlaku untuk lingkup pekerjaan yang direncanakan.

No Elemen Penilaian Keselamatan Keamanan Indentifikasi langkah-


Konstruksi langkah sementara yang
harus diambil
1 Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki jalur keluar aman ? minimal
2 jalur keluar aman
Ya Tidak
2 Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki potensi bahaya yang
mempengaruhi akses jalur keluar aman yang telah
ditentukan ?
Ya Tidak
3 Jalur Keluar Aman
Apakah jalur keluar aman proyek dapat digunakan
oleh orang lain selain pekerja konstruksi ?
Ya Tidak
4 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat berdampak pada
sistem deteksi kebakaran di rumah sakit?
Ya Tidak
5 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat memberikan
dampak terhadap sistem penanggulangan
kebakaran di rumah sakit?
Ya Tidak
6 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek memiliki tambahan fasilitas
atau peralatan pemadaman kebakaran yang
tersedia di area proyek ?
Ya Tidak
7 Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek mengharuskan seluruh
staf untuk mendapatkan pelatihan mengenai
langkah pemadaman kebakaran?
Ya Tidak
8 Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek menjamin sudah pernah
melakukan pelatihan / simulasi penanggulangan
kebakaran ?
Ya Tidak
9 Bahan Berbahaya Beracun
Apakah proyek memiliki tempat penyimpanan
khusus untuk Bahan Berbahaya dan Beracun ?
Ya Tidak
10 Kompartemen
Apakah proyek membutuhkan partisi tahan asap
sementara ? Partisi tersebut harus bebas asap dan
terbuat dari material yang tidak mudah terbakar
Ya Tidak
11 Dampak Terhadap Struktur Bangunan
Akankah aktifitas proyek akan mempengaruhi
struktur bangunan rumah sakit dan berdampak
pada proteksi kebakaran seperti pintu dan dinding ?

10
Ya Tidak
12 Pengawasan Terhadap Potensi Bahaya
Akankah pemilik proyek akan melakukan
peningkatan terhadap inspeksi dan pengawasan
bahaya terhadap aktifitas proyek
Ya Tidak
Frekuensi berkala:
Harian
Mingguan
Bulanan
13 Hot Work
Apakah terdapat pekerjaan yang dapat
menimbulkan panas dan percikan api selama
proses proyek berlangsung ?
Ya Tidak
14 Area Posting
Apakah terdapat media informasi terkait standar
keselamatan dan kesehatan kerja yang tertempel
di area proyek ?
Ya Tidak

Kerusakan Ultilitas dan Dampak

Selama kegiatan proyek adalah salah satu dari kemungkinan berikut akan terganggu
atau terkena dampak di area manapun diluar area kerja ?

Ya Tidak

Ketersediaan Air Water Supply

Saluran Irigasi

Sistem Drainase Atap

Ketersediaan Sumber Listrik Alternatif

Sistem Ventilasi

Oxygen

Gas Medis

Vakum Gas medis

Gas Medis Lainnya :

Nomor kamar tempat katip speinkler mengarungi area ini :

Apabila ada beberapa yang mengalami gangguan, mohon dijelaskan langkah-langkah yang
harus diambil untuk mengurangi dampak dari gangguan tersebut

Tuliskan tindakan pencegahan yang akan dilakukan untuk memastikan bila terjadi gangguan
yang tidak diinginkan tidak terjadi

11
Penilaian Kebisingan dan Getaran

Tuliskan setiap kegiatan yang akan menghasilkan kebisingan dan getaran yang cenderung
mengganggu:

Aktifitas :

Waktu dan Durasi :

Strategi Mitigasi :

Aktifitas:

Waktu Dari Durasi :

Strategi Mitigasi :

Penilaian Lingkungan :

 Siapa yang bertanggung jawab setiap gari untuk kebersihan area proyek ?

 Apakah setiap hari dilakukan pembersihan dilokasi proyek sebelum pekerjaan


selesai ?

 Jika iya, siapa yang bertanggung jawab akan hal tersebut ?

 Apakah ada kebutuhan khusus yang dibutuhkan untuk membersihkan area proyek
setiap harinya ?

 Jika iya, apa saja daftar kebutuhan khusus tersebut ?

12
PRE CONTRUCTION RIISK ASSESSMENT (PCRA)

PADA PROSSES PEMBONGKARAN , RENOVASI DAN KONTRUKSI/ PEMBANGUNAN

I. Indetitas Pekerjaan

Nama Pekerjaan :

Waktu Pelaksanaan : Konsultan Perencana :

Tenaga Kerja : Kontraktor Pelaksana :

No Dokumentasi : Konsultan Pengawas :

II. HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT


Tipe Kontruksi : A/B/C/D
(Kontruksi / Renovasi/Pembongkaran
Tingkat Risiko : Rendah / Sedang / Tinggi / Sangat Tinggi
Kelas Penegndalian : I/ II/ III/ IV
Persyaratan K3 pada saat proses pembongkaran, renovasi dan kontruksi/ pembangunan
gedung :
1. Terdapat padar pembats proyek dengan area perawatan di RS. Pagar dipasang
setinggi 2M dengan bahan tahan lama
2. Terpasang rambu-rambu dan signase berupa :
a. Papan nama proyek
b. Symbol dan lambing K3
c. Tanda larangan merokok
d. Tanda area/ daerah dengan akses terbatas
3. Lokasi proyek, minimal mempunyai 2 akses utama keluar yang mudah
teridentifikasi sebagai jalur evakuasi dan evakuasi dan pintu keluar masuk area
proyek
4. Terdapat akses pasien sementara yang memadai selama proses konstruksi
berlangsung
5. Area proyek harus menerapkan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)
6. Terdapat akses pasien sementara yang memadai selama proses kontruksi
berlangsung
7. Terdapat kamar mandi semntara untuk pekerja proyek
8. Pekerjaan kontruksi dapat teridentifikasi (ID Card/Seragam) dan menggunakan
alat pelindung diri (APD) yang sesuai dan disediakan oleh kontraktor pelaksana
9. APD yang digunakan dilokasi proyek minimal helm proyek, Earplug, sepatu safety
dan sarung tangan
10. Kontraktor menyediakan alat pemadam api ringan (Apar) yang siap digunakan
dilokasi proyek
11. Kontraktor menyediakan kotak P3K yang memadai dan siap digunakan (minimal
tersedia perban steril, iodine, antiseptic, plester, gunting)
12. Proyek diharapkan memiliki kegiatan rapat rutin dan safety talk/briefing untuk
pekerja
13. Kontraktor memastikan keamanan sumber listrik yang digunakan dalam proses
konstruksi
14. Area RS bebas dari asap rokok dan api
15. Pengukuran fisik pada area proyek dan lingkungan sekitar proyek sesuai dengan
persyaratan:
a. Kebisingan melebihi nilai ambang batas (NAB :85 dB)
b. Getaran alat kerja yang kotak langsung maupun tidak langsung pada lengan
dan tangan pekerja tidak melebihi 4mg/det²
c. Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh
tidak melebihi 0,5 m/det²
d. Kandungan debu maksimal didalam udara area lokasi proyek dan lingkungan
sekitarnya tidak melebihi 0,5 mg/m²
16. Pada proyek yang menggunakan B3 (bahan berbahaya dan beracun) harus
melakukan pengelolaan B3 sesuai dengan standard prosedur operasional
sebagai berikut :
a. Tempat penyimpanan B3 harus terpisah dari bahan lain dan dirancang sesuai
karakteristik B3
b. Tempat penyimpanan B3 wajib dilengkapi system tanggap darurat.
c. B3 yang disimpang harus memiliki MSDS (material safety data sheet)

13
d. B3 yang disimpan dapat diidentifikasi jenis dan karakteristiknya
e. Apalagi kegiatan proyek memiliki limbah B3, maka tempat pembuangannya
harus terpisah dari limbah lain dan berkoordinasi dengan sanitasi
f. Apalagi proyek menggunakan B3 atau menghasilkan limbah B3 wajib melapor
ke Komite K3RS
17. Kontraktor pelaksana melakukan sosialisasi pada seluruh proyek mengenai :
a. prosedur evaluasi pada saat terjadi bencana
b. lokasi APAR
c. lokasi titik kumpul aman
d. prosedur penanggulangan kebakaran
e. kode-kode emergensi yang diterapkan RS :
 code Red : Kebakaran
 code blue : Henti Jatung
 code Pink : Peculikan Bayi
 code Black : Ancaman Bom
 code Green : Bencana
18. Bangunan yang direnovasi sesuai Standar Komite K3RS antara lain :
a. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses keluar sebagai jalur evakuasi
b. Setiap pityu harus mengarah/mengayun keluar
c. Bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran seperti alarm, smoke
detector, hydran dan sprinkler.
19. Kontraktor wajib melaporkan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
kepada komite K3RS

Pihak Pelaksana Pihak Pengawas Pihak Perencana


Ka.Komite K3RS

III. INSPEKSI
CHECKLIST INSPEKSI KOMITE K3RS PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN GEDUNG

PRE CONSTRUCTION
No Obyek Ya Tdk NA Keteranga
n
1. Kontraktor pelaksana telah melapor kepada
depnaker sesuai pasal 2 Per 01/Men/1980
2. Kontraktor memiliki data lengkap setiap pekerja
serta sistem kerjanya
3. Semua pekerja harian lepas/borongan telah
mendapat pelindunganjaminan kesehatan (pada
perjaan dengan jangka waktu 6 bulan)
4. Proyek mempunyai petugas K3 yang bersetifikat
5. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses keluar
utama sebagai jalur evakuasi setiap pintu harus
mengayun kearah luar
6. pintu harus mengayun keluar/masuk
7. Bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi
kebakaran :
 Alarm
 Smoke Detector
 Hydran
 Sprinkler
8. Lain-lain

14
CHECKLIST INSPEKSI KOMITE K3RS PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN GEDUNG

PRE CONSTRUCTION
No Obyek Ya Tdk NA Keterangan
.
1. Semua pekerja harian lepas/borong telah
mendapat pelindungan jaminan kesehatan ( pada
pekerjaan dengan jangan waktu 6 bulan)
2. Proyek mempunyai petugas Komite K3RS yang
bersetifikat
3. Proyek memiliki kegiatan-kgiatan:
Rapat rutin
Safety talk/brifing
4. terdapat pagar pembatas proyek dengan area RS.
5. pintu harus mengayun keluar/masuk
6. Terpasang Rambu-rambu dan signage seperti :
 Papan nama Proyek
 Simbol dan Lambang K3
 Tanda Larangan Merokok
 Yang Tidak Kepetingan Dilarang Masuk
7. Area proyek dan Rs bebas asap Rokok dan
Putung Rokok
8. Kontaktor menyediakan APD sesuai jenis
pekerjaan dengan jumlah pekerja
9. Pekerja menggunakan APD sesuai pekerjaannya
10. Kontraktor menyediakan APAR yang siap
digunakan
11. Kebisingan tidak melebihi nilai abang batas
(85dB), Getaran (0.5 m/det²) dan debu (0,5
mg/m²)
12. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang
digunakan diproyek disimpan secara terpisah
13. Tersedianya kotak P3K yang memadai
14. Lain-lain

IV. Evaluasi
Evaliasi

Saran-Saran Target Penyelesaian :

Disetujui Tanggal Pemeriksaan


Pihak proyek (Kontraktor) Diperiksa Oleh
Ka, Komite K3 RSUD Meuraxa
Kota Banda Aceh

Nama: Nama :

15
BAB V
PENUTUP

Demikian panduan Pre-Construction Risk assessment (PCRA) kami buat agar dapat
digunakan sebagai acuan dalam melakukan pembangunan, renovasi, pemeliharaan gedung
Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa kota Banda Aceh.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Luwiharsih,MSc, PCRA.pptx 12 April 2017

kupdf.net_panduan-penilaian-resiko-akibat-dampak-renovasi-atau-

konstruksi.pdf dokumen.tips/documents/panduan-k3-konstruksi.html

Pedoman Penyusunan Regulasi dan Tata Naskah, RSUD Meuraxa Kota Banda

Aceh SNARS EDISI 1 2018

17

Anda mungkin juga menyukai