Anda di halaman 1dari 12

YAYASAN SANTA MARIA LOURDES LARANTUKA

RUMAH SAKIT BUNDA PENGHARAPAN


JL.ANGKASA I – MERAUKE – PAPUA
 082399283674;  (0971) 323594; e-mail: rs.bunda.pengharapan@gmail.com

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

RUMAH SAKIT BUNDA PENGHARAPAN


HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

Judul

Pengesahan

Daftar Isi

BAB I. : PENDAHULUAN

BAB II : GAMBARAN UMUM RS.BUNDA PENGHARAPAN

BAB.III : VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

BAB IV : STRUKTUR ORGANISASI RUMAH BUNDA PENGHARAPAN

BAB.V : STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

BAB VI : URAIAN JABATAN

BAB VII : TATA HUBUNGAN KERJA

BAB VIII : POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

BAB IX : KEGIATAN ORIENTASI

BAB X : PERTEMUAN / RAPAT

BAB XI : PELAPORAN

1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang terus meningkat, sehingga Rumah Sakit harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Rumah sakit Bunda Pengharapan tidak terlepas dari karakteristik ini. Salah satu konsekuensinya,
rumah sakit menjadi tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan. Selain dituntut mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang bermutu,
Rumah sakit juga dituntut harus melaksanakan dan mengembangkan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS).

Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada bahaya-bahaya potensial lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, antara lain :

Fisik : diantaranya kebisingan, getaran, debu, panas, dan radiasi, dll


Kimia : diantaranya disinfektan, cytotoxics, ethylene oxide, formaldehyde, methyl,solvents,
gas-gas anastesi, dll;
Biologik : diantaranya Aids, Hepatitis, Cytomegalovirus, Rubela Tuberculosis, dll;
Ergonomik : diantaranya pekerjaan dilakukan manual, postur yang salah, pekerjaan berulang,
dll.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi
kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun keberadaan
sarana, prasarana, obat-obatan dan logistik lainnya yang ada dilingkungan rumah sakit sehingga tidak
menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana
yang berdampak pada pekerja rumah sakit, pasien,pengunjung dan masyarakat disekitarnya

Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) ini akan dilakukan oleh Komite Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (Komite K3) dan Pedoman ini dibuat sebagai acuan utama SMK3 di
rumah sakit Bunda Pengharapan.

B. Tujuan

Tujuan umum :
Terjaminnya kesehatan, keamanan, keselamatan bagi, pelayan kesehatan, mitra, pasien, dan
pengunjung rumah sakit.

Tujuan Khusus :
1. Terciptanya lingkungan kerja rumah sakit yang sehat, aman, dan nyaman.
2. Terpenuhinya syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja disetiap unit kerja.
3. Meningkatkan kemandirian pelayan kesehatan rumah sakit
untuk hidup dan berperilaku sehat.
4. Terjaminnya keselamatan dan kesehatan bagi pelayan kesehatan, mitra, pasien, dan
pengunjung rumah sakit terhadap resiko munculnya kecelakaan akibat kerja (KAK),
penyakitakibat kerja (PAK), pengendalian bahaya di rumah sakit,promosi kesehatan,
pengobatan, dan pemulihan.

C. Ruang Lingkup

Pedoman ini berlaku untuk seluruh Rumah Sakit Bunda Pengharapan tanpa kecuali.

D. Batasan Operasional
1. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah
bagian dari sistem manajemen rumah sakit secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif;
2. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan pelayan kesehatan rumah sakit
melalui upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja (KAK), penyakit akibat kerja (PAK),
pengendalian bahaya di rumah sakit, promosi kesehatan, pengobatan, dan pemulihan;
3. Pelayan kesehatan adalah setiap orang yang melakukan karya di rumah sakit.
4. Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang selanjutnya disingkat Komite K3 adalah organisasi
di bawah Direktur Utama sebagai penanggung jawab SMK3 dirumah sakit.
5. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria
yang telah ditetapkan untuk mengukur rumah sakit suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan
dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 dirumah sakit.

E. Dasar Hukum

1. Undang-undang no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja.


2. UU No. 26 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit.

BAB II
GAMBARAN UMUM RS.BUNDA PENGHARAPAN

Merauke merupakan daerah misi Gereja Katolik sejak tahun 1892, namun belum ada karya
pelayanan kesehatan Katolik. Walaupun ada usaha dari pimpinan Gereja setempat untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara khusus untuk pasien kusta dan TBC,tetapi harapan tersebut tidak terwujud
karena ketiadaan tenaga.

Pada tanggal 18 November 1992, bapak Uskup Keuskupan Agung Merauke, yaitu Mgr. Jacobus
Duvenvoorde,MSC Alm, mengundang para suster Kongregasi Puteri Reinha Rosari ( PRR ) untuk berkarya
di Keuskupan Agung Merauke, di daerah Mindiptanah – Bovendigoel. Lima ratus kilometer dari Kota
Merauke.

Pada tanggal 25 Agustus 1994, atas permintaan Bapak Uskup Agung Merauke yaitu Mgr.Jakobus
Duivenvoorde,MSC, untuk menangani bidang Katekese , Pewartaan dan pelayanan sosial Rumah Bina milik
keuskupan di Paroki Kelapa Lima , daerah pinggiran Kota Merauke. Pimpinan Biarawati Puteri Reinha Rosari
( PRR ), menanggapi permintaan bapak uskup tersebut yaitu menambah satu komunitas baru di Paroki
Kelapa Lima – Merauke.

Kahadiran para suster Biarawati Puteri Reinha Rosari , di Kelapa Lima – Merauke, selain menangani
Rumah Bina dan Katekese Umat, namun juga membawa semangat dasar Kongregasi yaitu kegiatan
kerasulan kunjungan rumah. Dalam kegiatan kerasulan kunjungan rumah tersebut para suster menemukan
banyak orang sakit di rumah - rumah, yang tidak mendapatkan perhatian dan perawatan pelayanan
kesehatan. Mereka seolah – olah pasrah dengan keadaan yang ada menunggu saatnya dipanggil Tuhan.
Hal ini disebabkan antara lain karena jauhnya Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah, serta faktor
kekurangan dana.
Pada tahun 1998 Sr. M. Philomina,PRR, membicarakan hal tersebut dengan bapak Uskup Agung
Merauke, drg.Yosef Rinta sebagai kepala Dinas Kesehatan kabupaten Merauke, dan dr Petrus Tjia yang
sudah lama mengabdi Merauke.

Dari hasil pembicaraan tersebut diatas membuahkan kesepakatan untuk mendirikan balai
Pengobatan Swasta Katolik di Kelapa Lima. Dalam proses pemberian nama para suster mau meneruskan
karya pelayanan dari para Bruder Tujuh Kedukaan yang dengan setia melayani orang sakit, dan
menguburkan orang mati sehingga BP/BKIA /RB yang baru ini diberi nama BP/BKIA/RB Bunda
Pengharapan, sesuai dengan pelindung utama Biara Bruder Tujuh Kedukaan.

Bapak Uskup Agung Merauke yaitu Mgr. Jacobus Duivenvoorde,MSC tergerak hatinya melihat
kesusahan dan penderitaan umatnya di daerah Kelapa Lima, Gudang Arang, Buti dan Kuda Mati, oleh
karenanya beliau menyetujui membangun sebuah Rumah Sakit Katolik di Kelapa Lima Merauke dan
Kongregasi Puteri Reinha Rosari (PRR) bersedia mengelola karya pelayanan kesehatan tersebut. Karena
Kongregasi Puteri Reinha Rosari bersedia untuk menangani karya tersebut, maka pembangunan klinik
dimulai pada tahun 1999.

Pada tahun 1999 pembangunan dimulai dengan menggusur dan menimbun tanah. Penggusuran
tanah merupakan hasil partisipasi dan kerjasama dari seluruh umat di setiap Paroki se Dekenat Merauke,
baik melalui Paroki maupun secara perorangan yang dengan rela hati telah menyumbang untuk memulai
pembangunan rumah sakit.

Pembangunan dimulai tahap demi tahap. Tahap pertama : Poliklinik. Tahap kedua yaitu rumah
bersalin yang dilengkapi dengan rawat inap untuk penyakit dalam dan anak, tahap ke tiga secara kusus
untuk penyakit infeksi.

Pembangunan klinik, akhirnya selesai pada akhir tahun 2000. Pada tanggal 8 Oktober tahun 2000,
tibalah dua suster yang akan menangani klinik tersebut di Merauke dari Larantuka – Flores Timur – NTT
dan mereka adalah Sr.M.Clara,PRR dan Sr.M.Marietha,PRR.

Pada tanggal 3 Februari tahun 2001, jam 17.00 waktu setempat klinik Bunda Pengharapan Merauke
di resmikan oleh wakil Bupati Kabupaten Merauke yaitu dr. Benyamin Simatupang, yang didahului dengan
Perayaan Ekaristi Kudus dan Pemberkatan klinik oleh yang mulia Mgr Jacobus Duivenvoorde,MSC. Dalam
kotbahnya beliau berpesan untuk memperhatikan umatnya di daerah Kelapa Lima, Gudang Arang, Buti dan
Kuda Mati.

Pada bulan Mei tahun 2002 pembangunan tahap ke dua selesai. Bangunan ini berkapasitas 25
tempat tidur. Bangunan ini dilengkapi dengan kamar bersalin, kamar operasi, kantor, Laundry dan dapur
sederhana.

Pada bulan November 2002 pembangunan tahap ketiga selesai. Gedung ini berkapasitas 25 tempat
tidur. Pada tanggal 9 Desember tahun 2002, Rumah Sakit Bunda Pengharapan diresmikan yang didahului
oleh perayaan Ekaristi Meriah yang dipimpin oleh Bapak Uskup Agung Merauke.

Dalam perkembangan selanjutnya, jumlah penderita yang datang semakin meningkat dan
masyarakat yang dilayani sangat beragam. Penataan dan pengelolaan rumah sakit semakin berkembang
seiring dengan perkembangan jaman. Poliklinik dan bangsal perawatan semakin bertambah. Pasien yang
tidak mampu/miskin tetap mendapatkan pelayanan secara baik dan manusiawi.

Guna memenuhi kebutuhan pelayanan, RS Bunda Pengharapan harus merelokasi ketempat yang
lebih luas, bangunan memenuhi persyaratan akreditasi dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Pada
tanggal 30 Nopember 2016, mulai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Merauke drs. Frederikus
Gebze, Bapak Uskup Merauke, Mgr Nikaolaus Adi Saputro MSC, dengan alamat jl. Tujuh Wali – Wali desa
Kamundo. Terletak diantara kota Merauke dan daerah pemukiman transmigrasi Jawa NTT. Pembangunan
Rumah Sakit selesai pada akhir Desember 2018. Rumah Sakit Bunda Pengharapan pindah ke tempat yang baru
pada bulan Januari 2019.

BAB.III

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI
Visi operasional Rumah Sakit Bunda Pengharapan adalah :
“ Menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat Merauke dengan pelayanan berdasarkan cinta kasih “.

Penjelasan :

Menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat Merauke :

Sebagai rumah sakit yang sungguh – sungguh memperhatikan standar layanan sesuai dengan ilmu
dan tehnologi yang tersedia (medik, keperawatan,penunjang medik, dan manajemen), serta mampu
memberikan pelayanan kepada pasien dengan memperhatikan perkembangan kebutuhan pasien
dalam semua aspek layanan, supaya dapat memberikan kepuasan yang maksimal.

Pelayanan yang berdasarkan cinta kasih :


Semua orang adalah umat Allah Yang Kudus, yang harus dihargai, dihormati, dan dibela hak hidupnya
secara bersungguh-sungguh. Layanan diberikan dengan sentuhan yang manusiawi, adil dan tanpa
membeda-bedakan pangkat/jabatan, asal usul, ras, suku dan golongan, agama, serta status sosial.

B. MISI
Misi Operasional Rumah Sakit Bunda Pengharapan adalah :
Menerapkan budaya I care ( Integrity, Compasion, Assurance, Respect dan Embrace) serta
menyelenggarakan pelayanan yang unggul dibidang kesehatan ibu dan anak, menjadi pusat layanan
Geriatri, Rehabilitasi Medik, Kesehatan mata, Wound care dan pusat trauma /Trauma Center.

Penjelasan :

Integrity (integritas)
Melaksanakan tugas didasari konsistensi tindakan, nilai-nilai profesi, secara jujur dan tanggung
jawab dengan sepenuh hati, demi kepentingan organisasi.
Keyword : Konsistensi, profesionalitas, jujur, tanggung jawab, sepenuh hati.

Compassion (bela rasa)


Memahami dan merasakan secara mendalam penderitaan orang lain, serta berani melibatkan diri
demi keselamatan sesama.
Keyword : Merasakan, memahami, dan berani bertindak

Assurance (kualitas)

Segala upaya, sikap dan tindakan untuk menjamin sebuah kualitas pelayanan yang dapat
membangun kepercayaan dan kenyamanan pelanggan (pasien, keluarga pasien,rekan kerja, dll)
dalam bentuk informasi atau solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Keyword : Menjamin, kualitas, kepercayaan, nyaman

Respect (penghormatan / penghargaan)


Menghormati dan menghargai martabat orang laintanpa melihatperbedaa (status,sosial, ekonomi,
agama, ras, ide-ide, gagasan, pendapat, aturan dan sistem yang telah ditetapkan) dalam rangka
menjalankan tugas serta pelayanan kepada pelanggan(pasien, keluarga pasien, dan rekan kerja).
Keyword : Menghormati, menghargai.

Embrace Innovation (Inovatif)

Keinginan dan kemampuan untuk bekerja secara kreatif melampaui standar prestasi,serta membuat
ide baru untuk perubahan yang konstruktif.
Keyword : Membuat perubahan, konstruktif, kreattif)

C. STRATEGI RUMAH SAKIT BUNDA PENGHARAPAN


1. Pelayanan profesional, berkualitas (good clinical governance dan good corporate
governance)
2. Customer values strategy dan customer values mindset.
3. Customer relationship management.
4. Cost management (supplier/material cost, labor cost, procest cost).
5. Growth management (geographic growt, customer growth, service growth).
6. Service excelence (kecepatan, ketepatan, kenyamanan dan keramahan).
7. Focused strategic.
8. Patient safety.

D. PARADIGMA RUMAH SAKIT BUNDA PENGHARAPAN


Paradigma Rumah Sakit Bunda Pengharapan adalah :

1. Customer adalah tamu terhormat dan merupakan bagian dari “keluarga” Rumah Sakit Bunda
Pengharapan yang harus dilayani oleh setiap karyawan, mereka bukanlah benda yang dapat
dihitung dengan statistik, mereka adalah manusia yang hidup dan memiliki perasaan serta
emosi.
2. Customer adalah tamu terhormat dan merupakan bagian dari “keluarga” Rumah Sakit Bunda
Pengharapan yang harus dilayani oleh setiap karyawan, mereka bukanlah seseorang yang dapat
didebat dan dipermainkan.
3. Customer adalah tamu terhormat dan merupakan bagian dari “keluarga” Rumah Sakit Bunda
Pengharapan yang harus dilayani oleh setiap karyawan, mereka adalah “darah” dari kehidupan
Rumah Sakit kita.

E. KEYAKINAN DASAR ORGANISASI RUMAH SAKIT BUNDA PENGHARAPAN

Keyakinan Dasar Organisasi Rumah Sakit Bunda Pengharapan adalah :

1. Kami yakin bahwa organisasi Rumah Sakit Bunda Pengharapan bersifat heterogen, oleh karena
itu kami wajib menciptakan situasi yang kondusif agar kinerja Rumah Sakit Bunda Pengharapan
menjadi maksimal.
2. Kami yakin bahwa organisasi Rumah Sakit Bunda Pengharapan itu besar dan kompleks serta
terdiri dari banyak bagian yang saling tergantung, oleh karena itu kami wajib bekerja dengan
baik agar bagian lain dapat menciptakan pelayanan yang berkualitas.
3. Kami yakin bahwa operasional Rumah Sakit Bunda Pengharapan sangat membutuhkan
pembiayaan yang sangat besar oleh karena itu kami wajib melaksanakan efisiensi dan
efektifitas dalam pekerjaan.
4. Kami yakin bahwa saat kini dan mendatang customer menjadi sangat memilih dan menuntut,
oleh karena itu kami wajib menciptakan customer values melalui peningkatan peran dan proses
perbaikan berkelanjutan.
F. FALSAFAH

Falsafah Yayasan Santa Maria Lourdes Larantuka yang juga menjadi Falsafah Rumah Sakit Bunda
Pengharapan adalah :

1. Setiap manusia sejak saat pembuahan sampai kematian, mempunyai citra dan martabat mulia
sebagai ciptaan Allah.
2. Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan wajib ikut serta dalam
usaha memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.
3. Dengan dasar dan semangat cinta kasih, pelayanan kesehatan Rumah Sakit Bunda
Pengharapan terpanggil untuk berperan serta dalam usaha memberdayakan sesama melalui
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, dan pemulihan kesehatan serta pendidikan bidang kesehatan yang menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan.
G. NILAI
Nilai – nilai dasar Organisasi Rumah Sakit Bunda Pengharapan adalah :
1. Hormat kepada kehidupan dan martabat manusia
2. Setia kepada nilai-nilai Kristiani
3. Berpihak kepada orang kecil dan menderita
4. Bersikap dan bertindak profesional
5. Kerjasama dalam jaringan karya kesehatan

H. MOTTO
KASIH YANG MENYEMBUHKAN

Makna Motto :

1. Sebagai orang beriman, segenap civitas hospitalia Rumah Sakit Bunda Pengharapan meyakini
bahwa hidup itu milik Tuhan. Upaya penyembuhan dari penyakit merupakan doa bersama dari
pasien beserta keluarganya dan segenap civitas hospitalia Rumah Sakit Bunda Pengharapan.
Hasil akhir dari upaya penyembuhan dan pelayanan kesehatan merupakan kekuasaan dan
Kasih Tuhan Allah sepenuhnya.
2. Dalam melaksanakan tugas pelayanan, segenap civitas hospitalia Rumah Sakit Bunda
Pengharapan dengan segala kerendahan hati dan kesungguhan hati wajib:

a. Meyakini sepenuhnya bahwa karya pelayanan kesehatan adalah karya Tuhan Allah sendiri;
b. Menyadari keterbatasannya dan dengan demikian tidak akan pernah menjanjikan kepastian
hasil antara maupun hasil akhir dari kegiatan pelayanan yang dilakukan;
c. Mengoptimalkan manfaat sumber daya (ilmu, keterampilan, pengalaman klinis,system dan
standar pelayanan, sarana pelayanan ) serta kebersamaan dan kerjasama dengan sahabat
seperutusan yang dimiliki dan tersedia dan atau mungkin diupayakan ketersediaannya.
d. Memperlakukan pasien dan keluarganya dengan kasih dan memposisikan dirinya sebagai
sesama bagi pasien dan keluarganya.
e. Menyadari sepenuhnya bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bunda Pengharapan
merupakan upaya bersama dari pasien beserta keluarganya dan segenap civitas hospitalia
Rumah Sakit Bunda Pengharapan.

I. TUJUAN RUMAH SAKIT BUNDA PENGHARAPAN


Tujuan Rumah Sakit Bunda Pengharapan adalah :

Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif dengan cara peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), serta pemulihan
kesehatan (rehabilitasi) dalam rangka peningkatan produktifitas dan kualitas hidup, dengan pelayanan
maksimal dan harga terjangkau.

Tujuan Khusus

Memberikan perlindungan dan pemeliharaan kesehatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan bagi
para tenaga kerja sehingga tercipta etos kerja yang baik dan maksimal.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH BUNDA PENGHARAPAN

KOMITE ETIK DIREKTUR

KOMITE MEDIK HUMAS -PEMASARAN

KOMITE KEPERAWATAN PURS


KKKKKKKEKEPERAWA
STAF MEDIK FUNGSIONAL SISTEM INFORMASI RS

PKRS SEKERTARIS RS

SPI UNIT MANAJEMEN RISIKO

WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR

 MEDIK KEPERAWATAN UMUM

 IGD  Rawat Inap St. Jhon  Seksi Akuntansi &


 Bagian Paul perbendaharaan
Laboratorium  Rawat Inap St.  Bendahara
 Bagian Radiologi Jacobus  Penagihan
 Bagian Rehabilitasi  Rawat Inap St.  Rekening
medik Gabriel  PSRS ( Prasarana RS)
 Bagian Rawat Jalan  Pasosmed  Seksi Pengadaan
 Bagian Rawat  Seksi Rumah Tangga
Intensif  Seksi Logistik &
( ICU) Inventaris
 Bagian Kamar  SDM
Bedah ODS,CSSD.
 Bagian Farmasi
 Bagian Gizi
 Bagian Rekam
Medik
BAB.V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

DIREKTUR

KETUA K3

SEKERTARIS K3

SEKSI KESEHATAN KESELAMATAN & SEKSI MANAJEMEN


KERJA KEAMANAN KERJA RESIKO

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


BAB VI
URAIAN JABATAN
KOMITE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Berikut disampaikan uraian jabatan masing-masing posisi pada Komite K3 Rumah Sakit Bunda
Pengharapan sebagai berikut :

A. Ketua Komite
1. Tujuan
Memastikan seluruh kegiatan pelayan kesehatan terjamin kesehatan dan keselamatannya dengan
melibatkan seluruh unit kerja yang ada serta memberikan rekomendasi kepada Direktur terkait
permasalahan yang menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Kedudukan dalam Organisasi


Ketua Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit
Bunda Pengharapan.

3. Uraian Tugas & Wewenang

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

BAB XI
PELAPORAN
PELAPORAN

1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan

Anda mungkin juga menyukai