Anda di halaman 1dari 33

Lampiran : Surat Keputusan Direktur RSUD Simo

Nomor : 870 / 029 / 34 / 2018


Tanggal :
Tentang : Pemberlakuan Pedoman Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan RSUD SIMO

PEDOMAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang bersifat
kompleks yang difungsikan untuk menyediakan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat umum. Semakin luas pelayanan
kesehatan dan fungsi rumah sakit tersebut, maka akan
semakin kompleks peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan.
Kerumitan tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai
potensi bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien,
tenaga medis dan tenaga non medis, tetapi juga pengunjung
rumah sakit.
Disadari ataupun tidak, potensi bahaya di rumah sakit
sangat luas, selain penyakit penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan manusia di rumah sakit. Yaitu potensi bahaya
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial.
Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat,
baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran.
Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus
mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) di rumah sakit.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)
perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi
kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses
pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana,
obat-obatan dan logistik lainnya yang ada dilingkungan rumah
sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit
akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan
bencana yang berdampak pada pekerja rumah sakit,
pasien, pengunjung dan masyarakat disekitarnya.
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
(K3RS) di RSUD Simo ini merupakan pedoman yang dipakai
sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan K3RS. Pedoman
ini sebagai acuan yang lebih komprehensif karena di dalamnya
terdapat Standard K3RS yang mencakup standar Keselamatan
dan Keamanan Fasilitas dan Gedung, standar Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), standar Manajemen
Emergensi (Disaster), standar Penanggulangan Kebakaran,
standar Utility, standar Peralatan Medik dan standar K3.
Menyadari kompleksitas permasalahan K3RS ,
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan perundangan di
Indonesia telah menetapkan berbagai macam peraturan
maupun perundangan terkait dengan permasalahan ini,
diantaranya dalam undang-undang Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya
Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3RS) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat
kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan,mudah
terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10
orang. Di samping itu pemerintah juga terus memperhatikan
dan mengatur masalah K3RS ini melalui beberapa dokumen
negara lainnya seperti :
1. Undang - undang RI No 1 tahun  1970  tentang
Keselamatan  Kerja ;
2. Undang - undang  RI No 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana ;
3. Undang - undang Republik Indonesia  No 36 tahun 2009
tentang Kesehatan ;
4. Undang - undang RI No. 44 tahun 2009  tentang Rumah
Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 472 / Menkes /  Per / V /
1996 tentang pengamanan barang berbahaya bagi
kesehatan;
6. Peraturan Menteri Tanaga Kerja dan Transmigrasi No 24 Per
: 01/Men/1979 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Konstruksi Bangunan;
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1333/
Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit;
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1405 / Menkes /
SK / XI / 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri;
9. Surat  Keputusan Menteri Kesehatan RI No 432 / Menkes /
SK /  IV / 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3RS) di rumah sakit;
10. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 / Menkes
/ SK / II / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.

B. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dari pedoman pengorganisasian Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) di RSUD Simo ini
terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yang
penjabarannya ditunjukkan sebagai berikut:

1. Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan
produktif untuk SDM RSUD Simo , aman dan sehat bagi
pasien, pengunjung/ pengantar pasien,masyarakat dan
lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses pelayanan
rumah sakit berjalan baik dan lancar. 

2. Tujuan khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang
tercapainya manajemen resiko K3
b. Meningkatkan kesadaran manajemen resiko bagi
manajemen, pelaksana dan pendukung program.
c. Terpenuhinya syarat-syarat manajemen resiko di setiap
unit kerja
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan
KAK.
e. Terselenggaranya program manajemen resiko secara
optimal dan menyeluruh.
f. Peningkatan mutu pelayanan dan produktivitas RSUD
Simo

Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit


(K3RS) di RSUD Simo adalah:
a. Pengelola rumah sakit (seluruh pegawai di semua unit
kerja)
b. SDM yang ada di rumah sakit (pasien, pengunjung pasien
dan masyarakat dilingkungan rumah sakit)
c. Fasilitas sarana dan prasarana di rumah sakit

C. Manfaat
1. Manfaat bagi rumah sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan dan citra rumah sakit
b. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit 
2. Manfaat bagi pegawai
a. Melindungi pegawai dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
b. Melindungi terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3. Manfaat bagi pasien dan pengunjung
a. Kepuasan pasien dan pengunjung
b. Keselamatan Pasien dan Pengunjung
c. Mutu Pelayanan yang baik
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Didalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan, dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan,
manfaat, perlindungan, penghormatan, terhadap hak dan
kewajiban,keadilan gender dan non diskriminatif dan norma-norma
agama. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu
dan kemudahan pelayanan kesehatan yang diharapkan makin
terjangkau oleh seluruh masyarakat. Selain itu pelayanan kesehatan
harus diupayakan tersedia dan merata diseluruh wilayah sehingga
mampu mendukung terciptanya masyarakat yang sehat, maju dan
mandiri. Guna memberikan pelayanan kesehatan tersebut maka perlu
suatu tatanan yang terdiri atas kesatuan fasilitas pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan dan upaya kesehatan yang mampu mengatasi
masalah kesehatan lokal maupun nasional. Sementara dalam UU
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah salah satu urusan
yang menjadi urusan wajib yang di amanatkan kepada Pemerintah
Daerah adalah urusan kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Simo merupakan RSUD Tipe D
milik Pemerintah Kabupaten Boyolali yang berada di Kec. Simo, kab.
Boyolali dengan jangkauan pelayanan untuk masyarakat di wilayah
Kecamatan Simo dan sekitarnya. Tujuan utamanya adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk
mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah
Kabupaten Boyolali dalam mewujudkan kesejahteraan umum melalui
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Mengacu pada sejarahnya RSUD Simo pada awalnya
merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat, karena perkembangan
pelayanan kesehatan yang meningkat dan tuntutan akan pelayanan
kesehatan masyarakat maka di kembangkan menjadi RSUD Simo.
BAB III
Visi, Misi, Falsafah, Moto dan Tujuan Rumah Sakit

Visi RSUD Simo


“Menjadi Rumah Sakit Daerah Kelas Nasional Unggul Dalam
Pelayanan”

Misi RSUD Simo :


1. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia, sarana
dan prasarana yang mengacu kepada kualitas berstandar
nasional.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang unggul dan paripurna
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dengan
berorientasi pada keselamatan pasien.
3. Meningkatkan pengelolaan Rumah Sakit secara profesional dan
penyediaan sumber daya manusia yang berintegritas dan etos
kerja tinggi
4. Meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dan kesejahteraan
karyawan secara berkesinambungan

Falsafah RSUD Simo


Kami ada sepenuh hati melayani untuk kesembuhan anda.
Moto RSUD Simo
“Bercahaya : Bersih, Cepat, Sehat, Akurat, Aman dan Nyaman”
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD SIMO
Pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan Susunan
organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 8 Tahun
2008. Organisasi dan Tata Kerja ini diharapkan mampu mewadahi
seluruh aspek kegiatan pelayanan dan administrasi RSUD Simo
Boyolali.
Susunan Organisasi RSUD Simo berdasarkan PERDA No 15
Tahun 20012 tentang SOTK RSUD Simo Boyolali dengan susunan
Direktur dibantu oleh Tiga Kepala seksi.
Secara rinci adalah sebagai berikut:
DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN SUB BAGIAN


KOMITE MEDIK
FUNGSIONAL TATA USAHA

KOMITE LAIN

SEKSI PELAYANAN MEDIK SEKSI PENUNJANG


& KEPERAWATAN MEDIK

INSTALASI /
UNIT KERJA
Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Simo terdiri dari:
1. Direktur
Direktur RSUD Simo Tipe D mempunyai tugas pokok memimpin
pelaksanaan tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang pelayanan kesehatan. Dijabarkan
sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pelayanan
b. Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan
pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
c. Memberi saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan
d. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas RSUD
Simo Boyolali
e. Mendistribusikan tugas , memberi petunjuk dan arahan kepada
bawahan
f. Menyelenggarakan pelayanan medik
g. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik
h. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
i. Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum dan keuangan
j. Merumuskan kosep kebijakan bupati di bidang upaya kesehatan
secara berdaya berguna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkataan (promotif) dan pencegahan (preventive) serta
melaksanakan upaya rujukan
k. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja RSUD Simo
Boyolali
l. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
langsung.
2. Sub bagian tata usaha
Mempunyai tugas pokok dan fuingsi memimpin dan melaksanakan
urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan dan pelaporan
sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kelancaran tugas
ketata usahaan.
Penjabaran tugas pokok kepala sub bagian tata usaha adalah sebagai
berikut
a. Mengordinasikan penyiapan perumusan bahan kebijakan teknis
Rumah Sakit Umum Daerah Simo
b. Menyusun rencana, progam kerja, kegiatan, laporan kinerja dan
pertanggunjawaban pelaksana tugas
c. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan
kepada bawahan,
d. Memimpin dan mengordinasikan pelaksana tugas ketatausahaan
dan mengordinasi pelaksana tugas
e. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan
f. Mengoordinasi penyiapan laporan kinerja dan pertanggung
jawaban pelaksana tugas Rumah Sakit Umum Daerah Simo tipe D
g. Menyelenggarakan urusan umum, kepegawaian, keuangan,
perencanaan dan pelaporan.
h. Mengelola administrasi dan pembinaan pegawai
i. Mengelola keuangan yang meliputi menyiapkan bahan rencana
anggaran belanja kantor, pembukuan anggaran, verifikasi serta
perbendaharaan
j. Mengelola administrasi surat menyurat, penggandaan,
pengarsipan, perawatan dan perbekalan rumah tangga kantor
k. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja ketatausahaan
l. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
langsung.
3. Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan
Mempunyai tugas poko dan fungsi memimpin dan melaksanakan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan pemenuhan
kebutuhan, serta melakukan pengawasan dan pengendalian
pelayanan medik dan keperawatan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, untuk kelancaran tugas pelayanan kepada pasien.
Penjabaran tugas pokok kepala seksi pelayanan medik dan
keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan penyiapan perumusan bahan kebijakan
teknis di bidang pelayan medik
b. Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja, dan
pertanggung jawaban
c. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;
d. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi
Pelayanan Medik dan Keperawatan;
e. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan
kepada bawahan;
f. Melaksanakan koordinasi atas semua kebutuhan pelayanan medis
dan keperawatan;
g. Melaksanakan pengawasan dan penggunaan fasilitas kegiatan
pelayanan medis dan keperawatan;
h. Mengawasi dan mengendalikan penerimaan pasien pada semua
instalasi yang langsung menangani pasien
i. Mengawasi dan mengendalikan pemulangan pasien untuk
menghindari adanya kasus pulang paksa
j. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Pelayanan Medi
dan Keperawatan
k. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
langsung
4. Kepala Seksi Penunjang Medik
Mempunyai tugas pokok dan fungsi memimpin dan melaksanakan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan pemenuhan
kebutuhan, serta melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan
Penunjang medik dan pengawasan kesehatan lingkungan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, untuk kelancaran tugas pelayanan
kepada pasien.
Penjabaran tugas pokok kepala seksi penunjang medik adalah
sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
penunjang medis
b. Menyusun rencana, progam kerja, kegiatan, laporan kinerja dan
pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
c. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seleksi
penunjang medik
d. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan
e. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan
kepada bawahan
f. Merencanakan dan melaksanakan pemenuhan kebutuhan
penunjang pelayanan
g. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pemeliharaan sarana dan pasarana fisik gedung, dan
perlengakapannya serta peralatan elektromedis
h. Melaksanakan pengawasan dan pengamanan lingkungan yang
meliputi kegiatan pengelolaan sanitasi kesehatan lingkungan,
kebersihan, pengawasan dan pengamanan lingkungan rumah
sakit
i. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja seksi penunjang
medik
j. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
langsung
5. Instalasi
a. Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan medis dan
keperawatan, pelayanan penunjang medis, kegiatan sarana rumah
sakit
b. Instalasi dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non
struktural.
c. rumah sakit menyelenggarakan instalasi kegiatan antara lain :
1) instalasi rawat jalan;
2) instalasi rawat inap
3) instalasi gawat darurat;
4) Unit rehabilitasi medik;
5) Instalasi radiologi;
6) Instalasi Kamar bedah ;
7) Instalasi farmasi;
8) Instalasi gizi;
9) Instalasi laboraturium;
10) Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit;
11) Instalasi Sterilisasi
d. penyelenggaraan instalasi dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai
kebutuhan direktur yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.

6. Kelompok jabatan fungsional


a. Kelompok jabatan fungsional adalah sejumlah tenaga fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan
keahliannya;
b. kelompok tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada nomor 1
di pimpin oleh seorang Penanggung jawab mempunyai tugas
pokok melaksanakan kegiatan fungsional di bidang masing-
masing sesuai dengan keahliannya;
c. kelompok tenaga fungsional dalam melaksanakan tugasnya
dipimpin oleh tenaga fungsional senior atau yang ditunjuk oleh
kepala;
Lampiran I : Surat Keputusan Direktur RSUD SIMO
Nomor : 445/597/MFK/208
Tanggal : 08 April 2018

BAB V
STRUKTUR TIM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS)
RSUD SIMO

DIREKTUR
RSUD SIMO

KETUA
TIM K3RS

SEKRETARIS

Penanggung jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab

Keselamatan dan Bahan Berbahaya Kebakaran Disaster Peralatan Medis Sistem Utility
Keamanan
Lampiran 2 : Surat Keputusan Direktur RSUD SIMO
Nomor : 445/597/MFK/208
Tanggal : 08
BAB V
STRUKTUR TIM MANAJEMEN RISIKO FASILITAS ,LINGKUNGAN DAN K3
RSUD SIMO

DIREKTUR

RSUD SIMO

KETUA TIM K3RS

SEKRETARIS

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


Unit IGD Unit Rawat Jalan Unit Farmasi Unit Radiologi Unit OK Unit Rawat Inap
Unit Labotarat
Lampiran 3 : Surat Keputusan Direktur RSUD SIMO
Nomor : 445/597/MFK/208
Tanggal : 08

SUSUNAN TIM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH


SAKIT
(K3RS)
RSUD SIMO
No NAMA JABATAN
1 Dr FX Kristandiyoko,MPH Penanggung Jawab
2 Heru Dwiyanto Ketua Tim K3
3 Umi Ambarwati Sekertaris
4 Oktafiani,Amd
Giyono Bayu EM
W Penanggung jawab
5 Tri Winarsih Penanggung
Keselamatanjawab Keamanan
6 Sarjono,SKM Penanggung jawab Bahan
7 Nur Indah Jayanti Penanggung
Berbahaya jawab Manajemen
8 Rudhiyanto Penanggung
Disaster jawab Proteksi
9 Halim Wiratno Penanggung
kebakaran jawab Utilitas
10 Yulianto Adhi Nugroho Penanggung jawab Peralatan
11 Anik Purwanti,S Kep.Ns Anggota
Medis
12 Amirudin Anggota
13 Didik Listiawan Anggota
14 Ema Prikaningrum Anggota
15 Hendrawan Aji P Anggota
16 Nur taufik Anggota
17 Dimas Anggota
18 Eni Suparji Anggota
19 Mega Ayu Pintari Anggota
20 Agus Tri Haryanto Anggota
21 Nur Isnaini Farida Anggota
22 Agustian Anggota
23 Hendro Dwi Anggota

BAB VI
URAIAN JABATAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS, LINGKUNGAN
DAN K3
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

A. KETUA
1. Nama Jabatan : Ketua
2. Pengertian :
Seorang yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
dapat memimpin pelaksanaan program Manajemen Risiko
Fasilitas,Lingkungan di Rumah Sakit

3. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab
seluruhnya terhadap pelaksanaan Program Manajemen
Risiko Fasilitas,Lingkungan di RS.

4. Tugas Pokok :
Mengkoordinir semua pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan di RS.

5. Uraian Tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan
program kerja Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi
pelaksanaan operasional K3 secara efektif , efisien dan
bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian
unit kerja terkait
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota Tim K3
e. Melakukan supervisi ke semua unit terkait
f. Memimpin pertemuan rutin dengan anggota Tim K3
untuk membahas dan menginformasikan hal – hal
penting yang berkaitan dengan K3.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan
h. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan
memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman.

6. Wewenang :
a. Memberikan penilaian kinerja anggota Tim K3
b. Membuat Program Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan

B. SEKRETARIS
1. Nama Jabatan : Sekeretaris Tim K3
2. Pengertian :
Seseorang yang mampu dalam menjalankan pelaksanaan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan

3. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua Tim K3

4. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan

5. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat K3
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang
diperlukan, termasuk konsumsi, khususnya bila rapat
berlangsung saat waktu makan siang atau sore.
c. Membuat konsep surat serta melakukan pekerjaan
administrasi termasuk pengarsipannya .
d. Menyusun notulen rapat.
e. Menghimpun dan menyusun kebutuhan bidang dilingkup K3.
f. Membuat Analisa Kecelakaan dan Statistik Kecelakaan Kerja.
6. Uraian Wewenang :
Meminta pertimbngan dan petunjuk kepada atasan

C. PENANGGUNG JAWAB PROGRAM/KEGIATAN


I. Penanggung Jawab Keamanan dan Keselamatan
1. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Keamanan dan Keselamatan
fasilitas dan lingkungan RS
2. Pengertian :
Bertanggungjawab bidang Keamanan dan keselamatan fasilitas
dan lingkungan RS

3. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua Tim K3

4. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan dan K3

5. Uraian Tugas :
a. Pemeliharaan gedung dan fasilitas lainnya
b. Pengelolaan barang inventaris rumah sakit
c. Ketertiban jam kunjungan
d. Keamanan tempat penting
e. Kebersihan gedung dan lingkungan
6. Uraian Wewenang :
Menjaga keamanan dan keselamatan petugas, pasien, pengunjung
dan warga masyarakat di lingkungan rumah sakit.

II. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


1. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
2. Pengertian :
Bertanggungjawab dalam bidang bahan berbahaya dan beracun,
dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan Program Manajemen
Risiko Fasilitas,Lingkungan

3. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua Tim K3

4. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan

5. Uraian Tugas :
Mengelola bahan berbahaya dan beracun melalui Inventaris barang,
Penanganan, Penyimpanan dan Penggunaan bahan radioaktif dan
Bahan

7. Uraian Wewenang :
Mengatur sistem pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di
lingkungan rumah sakit

III. Bidang Manajemen Emergensi (Disaster)


1. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Management Emergensi
(Disaster)
2. Pengertian :
Ahli dalam bidang Manajemen Emergensi (Disaster) dan mampu
dalam menjalankan pelaksanaan Program Manajemen Risiko
Fasilitas,Lingkungan dan K3

3. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua Tim K3
4. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan

5. Uraian Tugas :
a. Mengaktifkan komando dan Koordinasi Tanggap Darurat bencana
sesuai dengan jenis , lokasi dan menentukan tingkatan bencana.
b. Menentukan Lokasi titik wilayah aman sesuai dengan hasil
kajian dan analisis Tim Assesment.
c. Membuat rencana Operasi mengorganisasikan, melaksanakan,
dan mengendalikan Operasi tanggap darurat bencana
d. Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi untuk
menyusun rencana kegiatan berikutnya

6. Uraian Wewenang :
Melaksanakan Komando dan pengendalian untuk pengerahan
sumberdaya manusia, peralatan, logistic dan penyelamatan serta
berwenang memerintahkan gugus tugas yang terdiri dari unit kerja
medis, Psikososial, Logistik dan atau lembaga yang terkait dalam
memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana.

IV. Bidang Proteksi Kebakaran


a. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Proteksi Kebakaran
b. Pengertian :
Ahli dalam bidang kebakaran dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan Program Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan
c. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua Tim K3
d. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan
e. Uraian Tugas :
1. Penurunan resiko kebakaran
2. Penilaian resiko kebakaran saat konstruksi
3. Deteksi dini kebakaran dan asap
4. Pengurangan kebakaran dan penahanan asap
5. Jalan keluar yang aman dari fasilitas
6. Kebijakan/prosedur dilarang merokok
7. Edukasi dan pelatihan

f. Uraian Wewenang :
Melakukan Inspeksi , pengujian dan pemeliharaan sistem deteksi
dan pengurangan kebakaran

V. Bidang Peralatan Medis


a. Nama Jabatan : Penanggung jawab Peralatan Medis
b. Pengertian :
Ahli dalam pengelolaan peralatan medis dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan Program Manajemen Risiko
Fasilitas,Lingkungan

c. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua Tim K3

d. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan

e. Uraian Tugas :
1. menghimpun, mengolah, menganalisis dan menyusun usulan
kebutuhan peralatan medik
2. menyusun pedoman sistem manajemen pengelolaan peralatan
medik
3. menyiapkan bahan koordinasi pengembangan pengelolaan
peralatan medik;
4. melakukan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan
pemanfaatan dan pemeliharaan peralatan medik ;
5. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan dan K3

f. Uraian Wewenang :
Melakukan analisa teknis, supervisi , pemeliharaan dan verifikasi
peralatan kedokteran

VI. Bidang Utilitas


a. Nama Jabatan : Penanggung jawab Utilitas
b. Pengertian :
Ahli dalam bidang energi dan pengelolaan daya utama (sarana dan
prasana)

c. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua K3

d. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan dan K3

e. Uraian Tugas :
1. Mengidentifikasi peralatan, sistem dan tempat yang
potensial menimbulkan resiko tinggi terhadap pasien dan
staf. (mengidentifikasi area yang memerlukan pencahayaan,
pendinginan, alat pendukung hidup, air bersih untuk
membersihkan dan mensterilkan peralatan/perbengkelan,
gas medis).
2. Menilai dan mengurangi resiko dari kegagalan sistem
pendukung di berbagai tempat.
3. Mengelola sarana dan prasarana dalam keadaan emergensi
untuk beberapa tempat dan kebutuhan
4. Uji coba ketersediaan dan keandalan sarana dan prasarana
dalam keadaan emergensi
5. Mendokumentasikan hasil uji coba
6. Memastikan dan menguji kesiapan sumber daya alternatif

f. Uraian Wewenang :
Melakukan analisa teknis kebutuhan energi alternative dan
melakukan pengawasan sarana dan prasarana.

VII. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan


a. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Karyawan
b. Pengertian :
Bertanggung jawab dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Karyawan

c. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
Ketua Tim K3

d. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan

e. Uraian Tugas :
1. Memantau lingkungan kerja pegawai secara rutin
2. Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan berkala dan
khusus sesuai ketentuan
3. Menetapkan tempat-tempat yang dianggap beresiko di
lingkungan kerja rumah sakit
4. Memberikan penyuluhan bagi karyawan bahwa setiap pegawai
rumah sakit wajib menggunakan APD sesuai ketentuan yang
berlaku
5. Menyelenggarakan pelatihan bagi pegawai tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan (K3)
6. Membuat sistem pelaporan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja

f. Uraian Wewenang :
Melakukan analisa teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Karyawan (K3) di Rumah Sakit.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

K3

Keselamatan dan
Keamanan

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Disaster
Kebakaran Peralatan Medik Utility

Keterangan :
 Keselamatan dan Keamanan, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),
Disaster, Kebakaran, Peralatan Medik, Utility dan K3 merupakan
bagian dari K3RS, dan masing-masing bidang saling berkaitan satu
sama lain dan saling berkoordinasi dalam pelaksanaaan kegiatan
program Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan, khususnya dalam
mengidentifikasi potensi bahaya yang terjadi di Rumah Sakit.
 Identifikasi dan Analisa potensi bahaya/Manajemen Risiko Fasilitas,
Lingkungan & K3 oleh masing–masing bidang.
 Hasil dari Analisa tersebut kemudian diserahkan dan dilaporkan ke
K3RS.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Tata kelola data kinerja rumah sakit harus didukung oleh SDM yang
handal dan kompeten, maka perlu pola perencanaan SDM mulai dari
rekruitmen, mutasi, promosi, dan rotasi. Hal lain yang dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan
didalam maupun diluar RS secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Karena pada kepmenkes yang mengatur tentang pola ketenagaan
yang Secara umum pola ketenagaan K3RS menurut Keputusan menteri
kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1087 / MENKES / SK / VIII /
2010 tentang Standar Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
untuk Rumah Sakit Type D tidak ada maka menggunakan standar pola
ketenagaan untuk Rumah Sakit Umum kelas C adalah sebagai berikut
a. Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan S1 minimal 1 orang
dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai
K3RS;
b. Dokter/dokter gigi Spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan
pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
c. Tenaga paramedis yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang;
d. Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
minimal 1 orang;

Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tim K3 RSUD SIMO, antara lain :


1. Ketua Tim K3
a. Pendidikan Formal : Perawat
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat Pelatihan K3
c. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil.
d. Berbadan sehat jasmani dan Rohani
2. Sekertaris Tim K3
a. Pendidikan Formal : Teknik elektromedik
b. Pendidikan Non Formal : Sertifikat Manajemen Risiko
c. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
d. Berbadan sehat jasmani dan rohani
3. Bidang Keamanan dan Keselamatan
Keselamatan :
a. Pendidikan Formal : kesehatan lingkungan
b. Pendidikan Non Formal : -
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman di bidang
keselamatan
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
Keamanan :
a. Pendidikan Formal : SLTA
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat/ijazah pelatihan
tentang keamanan
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman di bidang keamanan
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani

4. Bidang Bahan Berbahaya dan Beracun ( K3)


a. Pendidikan Formal : Kesehatan Lingkungan
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat pelatihan tentang
bahan berbahaya dan beracun
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman di bidang bahan
berbahaya dan beracun
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Bidang Manajemen Emergensi (Disaster )
a. Pendidikan Formal : Perawat
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat tentang
Manajemen emergensi /Disaster (pelatihan internal)
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman di bidang manajemen
emergensi
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani

6. Bidang Proteksi Kebakaran


a. Pendidikan Formal : Diploma 3
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat pelatihan tentang
penanggulangan kebakaran
c. Pengalaman Kerja : -
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani

7. Bidang Peralatan Medis


a. Pendidikan Formal : Teknik Elektromedik
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat pelatihan
pengelolaan peralatan medis
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman sebagai tenaga
teknisi peralatan medis
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
8. Bidang Utilitas
a. Pendidikan Formal : SLTA
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki sertifikat pelatihan
dibidang Utilitas
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman sebagai tenaga
Utilitas
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) K3RS
merupakan hal pokok yang tidak bisa dikesampingkan. Pimpinan
memegang peranan penting dalam membangun kepedulian dan
memotivasi pekerja dengan menjelaskan nilai-nilai organisasi dan
mengkomunikasikan komitmennya pada kebijakan yang telah dibuat.
Selanjutnya transformasi sistem manajemen fasilitas dan
keselamatan dari prosedur tertulis menjadi proses yang efektif
merupakan komitmen bersama.
Identifikasi pengetahuan, kompetensi dan keahlian yang
diperlukan dalam mencapai tujuan dilakukan mulai dari proses:
rekruitmen, seleksi, penempatan, orientasi, pengkajian, pelatihan dan
pengembangan kompetensi/keahlian lainnya, rotasi dan mutasi, serta
hukuman & penghargaan (reward & punishment).
Program pelatihan yang dikembangkan untuk SDM Rumah Sakit
setidaknya mempunyai unsur :
1. Identifikasi kebutuhan pelatihan SDM Rumah Sakit yang
dituangkan dalam matriks pelatihan.
2. Pengembangan rencana pelatihan untuk memenuhi kebutuhan
tertentu.
3. Ditetapkannya program dan jadwal pelatihan di K3.
4. Ditetapkannya program simulasi atau latihan praktek untuk
semua SDM Rumah Sakit di K3.
5. Harus ada kegiatan keterampilan melalui seminar, workshop,
pertemuan ilmiah, pendidikan lanjutan yang dibuktikan dengan
sertifikat.
6. Verifikasi kesesuaian program pelatihan dengan persyaratan
organisasi atau perundang-undangan.
7. Pelatihan untuk sekelompok SDM Rumah Sakit yang menjadi
sasaran.
8. Pendokumentasian pelatihan yang telah diterima.
9. Evaluasi pelatihan yang telah diterima.
BAB X
PERTEMUAN RAPAT

A. Pengertian Rapat
Rapat adalah suatu pertemuan terencana yang dilakukan untuk
membahas dan memecahkan masalah tertentu dalam rangka
mencapai tujuan organisasi,
B. Tujuan Rapat :
1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan divisi dalam mencapai
tujuan organisasi
2. Memastikan seluruh tahapan dan proses kegiatan divisi
termonitor dan terkendali
3. Memastikan mampu mengenal dan mengatasi masalah di
internal unit kerja dan dikoordinasikan dengan unit terkait
4. Memastikan satu persepsi dan tujuan dan pelaksanaan
kegiatan dalam unit kerja
C. Materi Rapat
1. Pelaporan Kinerja
2. Monitoring pencapaian target kegiatan
3. Evaluasi sistem dan prosedur
4. Pengembangan pelayanan
D. Jenis Rapat
1. Rapat Rutin
Merupakan kegiatan pertemuan yang dilakukan seluruh
anggota K3RS untuk melaporkan dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan.
2. Rapat insidentil
Merupakan kegiatan pertemuan yang dilakukan dalam waktu
yang tidak pasti, dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
BAB XI
PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan adalah pendokumentasian kegiatan


Kesehatan dan keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) secara tertulis
dari masing-masing unit kerja Rumah Sakit dan dikumpulkan /
dilaporkan / diinformasikan oleh tim kesehatan dan keselamatan
Kerja Rumah Sakit (K3RS) ke Direktur Rumah Sakit
Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS
adalah menghimpun dan menyediakan data dan informasi kegiatan,
mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan; mencatat dan
melaporkan setiap kejadian / kasus, serta menyusun dan
melaksanakan pelaporan kegiatan K3.
Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) adalah
mencatat dan melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K3, yang
tercakup di dalam :
1. Program Manajemen risiko Fasilitas dan K3
2. Kejadian/kasus yang berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)serta upaya
penanggulangan dan tindak lanjutnya.
Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan untuk masing-masing
aspek K3, dilaksanakan dengan membuat atau menggunakan
formulir-formulir yang telah ada atau yang telah ditetapkan sesuai
dengan aturan yang berlaku serta formulir-formulir seperti terlampir
di dalam standar Kesehatan dan keselamatan Kerja Rumah Sakit
(K3RS) ini.
Pencatatan dan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) dilakukan
setiap waktu, sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan, dan atau pada saat terjadi kejadian / kasus (tidak
terjadwal).
Pelaporan terdiri dari; pelaporan berkala (bulanan, semester,
dan tahunan) dilakukan sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan
dan pelaporan sesaat/insidentil, yaitu pelaporan yang dilakukan
sewaktu-waktu pada saat kejadian atau terjadi kasus yang berkaitan
dengan Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan & K3.
Setiap kegiatan dan atau kejadian/kasus sekecil apapun, yang
berkaitan dengan Manajemen Risiko Fasilitas,Lingkungan & K3, wajib
dicatat dan dilaporkan secara tepat waktu kepada wadah organisasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) di Rumah
Sakit.
Rumah Sakit perlu menetapkan dengan jelas alur pelaporan
baik untuk laporan rutin/berkala, laporan kasus/kejadian tidak
terduga.

Ditetapkan di : Boyolali
Pada tanggal :
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

FX.KRISTANDIYOKO

Anda mungkin juga menyukai