KESEHATAN
NASIONAL-KARTU
INDONESIA SEHAT
(JKN-KIS)
www.bpjs-kesehatan.go.id
A. PENDAHULUAN
1 LANDASAN HUKUM
3
1. LANDASAN HUKUM
02
tentang Badan
Penyelenggara Jaminan
Setiap orang,
Sosial termasuk orang
asing yang
PP No. 86 Thn 2013
bekerja paling
03 singkat 6 bulan
di Indonesia,
PerPres No. 12 Thn 2013
wajib menjadi
04 PerPres No. 111 Thn 2013 peserta program
Jaminan Sosial
PerPres No.19 Thn 2016
PerPres No.28 Thn 2016
4
2. Sistem Jaminan Sosial Nasional
5
B. KEPESERTAAN & IURAN
1 JENIS KEPESERTAAN
PENTAHAPAN
2
KEPESERTAAN
3 IURAN
4 IDENTITAS PESERTA
6
1. JENIS KEPESERTAAN
Bukan Penerima
Bantuan Iuran Pekerja Bukan
Penerima Upah (PBPU)
(Bukan PBI)
Peserta
Bukan Pekerja
Jaminan
Kesehatan
Penerima Fakir Miskin
Bantuan Iuran
(PBI) Orang Tidak Mampu
2. PENTAHAPAN KEPESERTAAN
2019
Pasal 6 (3)
PerPres Nomor: 111 Tahun 2013
3. IURAN PESERTA PEKERJA PENERIMA UPAH
PNS,TNI/Polri, Pejabat
Negara, pimpinan dan
BUMN, BUMS, BUMD
anggota DPRD,
PPNPN
Pekerja
3% Pemberi Kerja
Gaji Pokok +
Tunjangan tetap
2% Pekerja
Maks Rp. 8.000.000,-
Menanggung 5
Anggota Keluarga
Tambahan
Keluarga lainnya :
1%
Pemberi
Kerja
9
3. IURAN PBPU & BP
Rp
80.000/Org/Bln
Rp 51.000/Org/Bln
Rp 25.500/Org/Bln
Diberlakukan sejak
tanggal 1 Januari 2016
Pendaftaran Peserta PBPU & BP Melalui
BPJS Kesehatan Care Center 1500 400
ALUR PELAYANAN
1 KESEHATAN
2 MANFAAT AKOMODASI
14
PAKET MANFAAT JKN
JAMINAN PELAYANAN KOMPREHENSIF
Core penjaminan
PROMOTIF
1. Administrasi pelayanan;
2. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
Pelayanan kesehatan Non Spesialistik: medis dasar (pelayanan kesehatan pada unit
gawat darurat);
▪ Administrasi pelayanan
3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
▪ Pelayanan promotif dan preventif.
spesialistik;
▪ Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi
4. Tindakan medis spesialistikm baik bedah
medis
maupun non bedah sesuai dengan indikasi
▪ Tindakan medis non spesialistik, baik operatif
medis;
maupun non operatif
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
▪ Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan
▪ Pemeriksaan penunjang diagnostik
sesuai dengan indikasi medis;
laboratorium tingkat pratama.
7. Rehabilitasi medis;
▪ Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan
8. Pelayanan darah;
indikasi medis
9. Pelayanan kedokteran forensik klinik;
10. Pelayanan jenazah pada pasien yang
meninggal di Fasilitas Kesehatan;
11. Pelayanan keluarga berencana;
12. Perawatan inap non intensif; dan
13. Perawatan inap di ruang intensif;
Sesuai dengan Perpres No. 19 Tahun 2016 (pasal 25)
Faskes Primer
18
2. MANFAAT AKOMODASI
PPU Kelas I dan II
19
Sesuai PMK : 71 Tahun 2013
Pasal 22 :
(1) Dalam hal ruang rawat inap yang menjadi hak Peserta penuh, Peserta dapat dirawat di
kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi.
(2) BPJS Kesehatan membayar kelas perawatan Peserta sesuai dengan haknya dalam
keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Apabila kelas perawatan sesuai hak Peserta telah tersedia, maka Peserta ditempatkan
di kelas perawatan yang menjadi hak Peserta.
(4) Perawatan satu tingkat lebih tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama
3 (tiga) hari.
(5) Dalam hal terjadi perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) lebih dari 3 (tiga)
hari, selisih biaya tersebut menjadi tanggung jawab Fasilitas Kesehatan yang
bersangkutan atau berdasarkan persetujuan pasien dirujuk ke Fasilitas Kesehatan yang
setara.
Sesuai PMK : 99 Tahun 2015
Pasal 22 A:
(1) Rumah sakit wajib menginformasikan ketersediaan ruang rawat inap untuk
pelayanan JKN.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan secara
langsung dan atau tidak langsung.
(3) Pemberian informasi secara langsung dilakukan dengan menyediakan fasilitas
pelayanan informasi atau dilakukan oleh petugas Rumah Sakit.
(4) Pemberian informasi tidak langsung dilakukan melalui papan pengumuman
dan/atau website
Pelayanan Rujukan Parsial
Sesuai PMK : 28 Tahun 2014
1. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke FKRTL lain dalam
rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu
rangkaian perawatan pasien pada FKRTL perujuk.
2. Rujukan parsial dapat berupa:
a. Pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau tindakan; atau
b. Pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang.
3. Biaya rujukan parsial menjadi tanggung jawab FKRTL perujuk. FKRTL penerima
rujukan tidak dapat menagihkan secara terpisah kepada BPJS Kesehatan, pasien
tidak boleh dibebani urun biaya.
D. DENDA PELAYANAN
23
PESERTA PBPU & BP
DALAM HAL KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN
Denda sementara
dihitung berdasarkan
diagnosa awal
Dalam waktu ≤ 45 hari sejak Peserta membayar
Denda sebesar 2,5% x bulan tertunggak
status Peserta aktif kembali, denda sementara
(paling banyak 12 bulan) x jumlah biaya
sebelum mendapat
Peserta memerlukan pelayanan pelayanan kesehatan → maksimal 30juta
SEP
kesehatan rawat inap jumlah bulan tertunggak
sebagai dasar perhitungan
denda pelayanan
Tidak Membayar Membayar
diperhitungkan sejak 1 Juli
2016
27
Kelengkapan Administrasi Penerbitan SEP
di FKRTL
10. Dalam hal penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (SEP) peserta cukup
menunjukkan :
• Kartu JKN KIS
• Kartu Identitas lain yang masih berlaku (KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll)
• Surat Rujukan Asli yang masih berlaku
SEP wajib ditandatangani oleh peserta dan selanjutnya dilampirkan untuk
pengajuan klaim.
32
Pemberian Informasi
Kepada Peserta JKN-KIS :
a. Informasi terkait pembayaran iuran dan peserta JKN-KIS wajib membayar iuran
paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
b. Informasi terkait pendaftaran peserta terutama untuk peserta yang belum masuk di
dalam asuransi BPJS Kesehatan (menanyakan apakah peserta sudah mendaftarkan
untuk menjadi anggota BPJS Kesehatan).
c. Informasi terkait pendaftaran bayi yang masih didalam kandungan (bahwa bayi
didalam kandungan boleh di daftar dengan surat keterangan dokter menyatakan
sudah ada denyut jantung).
d. Informasi terkait alur pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
e. Informasi terkait ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit.
f. Informasi terkait jam pelayanan dokter pada setiap poli.
g. Dalam memberikan informasi kepada Peserta JKN-KIS dengan menggunakan
bahasa magic word (misal : terima kasih, bisa dibantu, ditunggu sebentar dll)
Pemberian Informasi
Kepada Peserta JKN-KIS :
35
Komitmen Pelayanan
Dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional
12. Menyediakan ruang perawatan kelas I, II dan III untuk peserta JKN-KIS
tanpa kuota atau pembatasan.
13. Siap mendukung dan menjalankan program rujuk balik (PRB) untuk
seluruh manajemen dan Dokter Spesialis.
14. Membentuk Tim Penanganan Keluhan dan hundle complain terhadap
keluhan peserta, serta petugas pemberian informasi.
15. Menyampaikan informasi terkait program JKN secara rutin kepada
Peserta JKN-KIS.
16. Pengajuan klaim dilakukan secara rutin setiap bulan dengan berkas
lengkap, kesesuaian kaidah koding dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Sebelim klaim diajukan ke BPJS Kesehatan, klaim terlebih
dahulu dilakukan verifikasi oleh Tim Pencegahan Kecurangan (Fraud)37
G. PELAYANAN KOORDINASI MANFAAT/
COB (Coordination Of Benefit)
38
Regulasi
Pasal 24
Pasal 23 ayat 4 1. Peserta yang menginginkan kelas yang
lebih tinggi dari haknya dapat mengikuti
Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap asuransi kesehatan Tambahan.
di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah
2. Selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS
sakit diberikan berdasarkan kelas standar.
Kesehatan dengan biaya atas kelas yang
lebih tinggi dari haknya dapat dibayar
Penjelasan Pasal 23 ayat 4 oleh:
Peserta yang menginginkan kelas yang lebih a. Peserta yang bersangkutan;
tinggi dari pada haknya (kelas standar), dapat b. Pemberi Kerja; atau
meningkatkan haknya dengan mengikuti c. asuransi kesehatan tambahan
asuransi kesehatan tambahan, atau 3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
membayar sendiri selisih antara biaya yang ayat (1) dikecualikan bagi:
dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan a. PBI Jaminan Kesehatan; dan
Sosial dengan biaya yang harus dibayar akibat b. Peserta yang didaftarkan oleh
peningkatan kelas perawatan. Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6A.
Regulasi
Perpres No. 111 Tahun 2013 Perpres 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 atas Perpres No. 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Tentang Jaminan Kesehatan
Di Dihapus Pasal 27
Pasal 27 B BPJS Kesehatan dan penyelenggara program asuransi
kesehatan tambahan dapat melakukan koordinasi
Dalam hal Fasilitas Kesehatan tidak bekerja
dalam memberikan Manfaat untuk Peserta Jaminan
sama dengan BPJS Kesehatan, maka mekanisme
penjaminannya disepakati bersama antara BPJS Kesehatan yang memiliki hak atas perlindungan
Kesehatan dengan penyelenggara program program asuransi kesehatan tambahan.
asuransi kesehatan tambahan atau badan
penjamin lainnya. Pasal 27 A
Pasal 28 1. BPJS Kesehatan melakukan kerja sama dengan
penyelenggara program jaminan sosial di bidang
Ketentuan mengenai tata cara koordinasi kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas.
manfaat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
2. Ketentuan mengenai tata cara kerja sama
dan Pasal 27A diatur dalam perjanjian
kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
penyelenggara program asuransi kesehatan dalam perjanjian kerja sama antara BPJS
tambahan atau badan penjamin lainnya. Kesehatan dan penyelenggara program jaminan
sosial di bidang kecelakaan kerja dan kecelakaan
lalu lintas.
www.bpjs-kesehatan.go.id
KOORDINASI PELAYANAN
KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS
www.bpjs-kesehatan.go.id
KETENTUAN UMUM
Untuk peserta kasus kecelakaan lalu lintas yang dialihrawatkan dari satu fasilitas
kesehatan ke fasilitas kesehatan lain, BPJS Kesehatan membuat surat tertulis kepada PT
Jasa Raharja (Persero) untuk meminta informasi tertulis tentang besaran biaya
penjaminan kasus kecelakaan lalu lintas yang sudah dimanfaatkan oleh peserta di fasilitas
kesehatan (pemberi pelayanan kesehatan awal).
KETENTUAN UMUM
Menjamin sampai dengan nilai yang Membayar sebesar selisih antara tarif plafon
ditanggung oleh program jaminan PT Jasa Raharja (Persero), dikurangi plafon,
kecelakaan lalu lintas. maksimal INA CBG’s sesuai dengan hak kelas
Dasar pembayaran : tarif umum Rumah peserta.
Sakit.
PESERTA WAJIB MENGURUS LAPORAN KEPOLISIAN (LP)
Sesuai plafon *
SURAT LAPOR KEPOLISIAN SURAT KETERANGAN KEPOLISIAN
Tidak
berlaku
45
KOORDINASI PELAYANAN
KASUS KECELAKAAN KERJA (KK) &
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
www.bpjs-kesehatan.go.id
PKS Antara BPJS Kesehatan dan PT Taspen (Persero)
Pasal 4 Ayat 1
• PIHAK PERTAMA bertindak sebagai penjamin awal terhadap kasus yang diduga KK
tetapi belum dapat dibuktikan paling lambat dalam waktu 3 hari kerja
• PIHAK KEDUA bertindak sebagai penjamin terhadap kasus KK yang telah
dibuktikan dalam waktu 3 hari kerja
Pasal 5 ayat 1
• Menjamin Peserta terhadap kasus yang belum terbukti sebagai KK pada Faskes
yang bekerjasama
• Menjamin pelayanan gawat darurat terhadap kasus yang belum terbukti sebagai
KK pada Faskes yang tidak bekerjasama
• Mengajukan klaim/reimburse kepada PIHAK KEDUA terhadap penjaminan KK
2 Rujukan hanya dari FKTP Provider BPJSK Rujukan bisa dari FKTP Provider AKT
3 Hanya bisa diterapkan jika naik kelas jika di RS Bisa naik kelas atau tidak
Provider
4 Pelayanan dapat dilakukan di RS Non-Provider yang Hanya di RS Provider BPJSK
disepakati
5 BPJSK Penjamin dan Pembayar pertama BPJS Penjamin Pertama, AKT Pembayar Pertama
49
Implementasi COB
Sesuai Peraturan BPJS Kesehatan No 4/2016
RITL
Peserta naik kelas perawatan KC
KONDISI I
BPJS setempat
PERPRES NO 19 TAHUN 2016
KLAIM RS
TARIF CBG SESUAI HAK
KELAS PESERTA JKN PESERTA
ASKES-T
KC
RITL
Prima
• Peserta dirawat di kelas rawat LEBIH • Peserta dirawat di kelas rawat LEBIH
TINGGI dari hak kelas rawat di BPJS TINGGI dari hak kelas rawat di BPJS
Kesehatan Kesehatan
• Klaim Rawat Inap ke BPJS Kesehatan • Klaim Rawat Inap ke BPJS Kesehatan
SESUAI KELAS RAWAT, SESUAI INA CBG SESUAI KELAS RAWAT, SESUAI INA CBG
• Selisih tariff naik kelas ditagihkan ke AKT • Selisih tariff naik kelas ditagihkan ke
KETENTUAN:
1. KARTU JKN-KIS
2. HARUS NAIK KELAS
3. FKTP BPJS KESEHATAN
First Payer AKT
Logo AKT
1 III II Selisih Tarif INA CBG kelas II – INA CBG kelas III
2 III I Selisih Tarif INA CBG kelas I – INA CBG kelas III
4 III VIP Selisih Tarif INA CBG kelas I – INA CBG kelas III
+
Maksimal 75% dari tarif INA CBG kelas I
7 III, II & I Di atas kelas Open Bill (FFS kelas diatas VIP) – Tarif INA CBG kelas I/II/III
VIP
56
HARAPAN
www.bpjs-kesehatan.go.id