TENTANG
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Tagulandang
Pada tanggal : …
Direktur
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kuasa–Nya sehingga kami selaku
penyusun mampu menyelesaikan “Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik” ini sebagai
pedoman bagi petugas rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang dan
memenuhi persyaratan akreditasi.
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang membantu dalam
penyusunan “Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik” ini sehingga panduan ini dapat
selesai dan diaplikasikan dalam kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang.
Semoga panduan ini dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Tagulandang. Penyusun sadar bahwa panduan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
pembuatan panduan ini.
.
Tagulandang,……………
Penyusun
i
Downloaded by Ana Sriwahyuni (anasriwahyuni19@gmail.com)
DAFTAR ISI
KEPUTUSAN DIREKTUR
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI Ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pedoman 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan 2
D. Batasan Operasional 2
E. Landasan Hukum 2
BAB II. STANDAR KETENAGAAN 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 4
B. Distribusi Ketenagaan 4
C. Pengaturan Jaga 4
BAB. III. STANDAR FASILITAS 5
A. Denah Ruangan 5
B. Standar Fasilitas 7
C. Peralatan Laboratorium 8
D. Pemilihan Distributor/ Vendor 9
E. Evaluasi Peralatan Baru 9
F. Pemeliharaan Alat 9
G. Kalibrasi Alat 11
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN 12
BAB V. LOGISTIK 21
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN 25
BAB VII. KESELAMATAN KERJA 26
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU 31
BAB IX. PENUTUP 33
ii
Downloaded by Ana Sriwahyuni (anasriwahyuni19@gmail.com)
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TAGULANDANG TANGGAL :
NOMOR :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyambuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk,
serta yang penyelenggaranya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan
penyakit, serta pemulihan kesehatan. Sebagai komponen penting dalam pelayanan
kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis,
pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan, serta penentu prognosis. Oleh
karena itu, hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya. Untuk
meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorim, mutlak perlu dilaksanakan kegiatan
pemantapan mutu, yang mencakup berbagai komponen kegiatan. Salah satu komponen
kegiatan adalah “Praktek Laboratorium Yang Benar”
Bardasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Laboratorium perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yg
diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam melakukan pelayanan
laboratorium di Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang harus berdasarkan Standar
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Memberikan informasi dan acuan bagi pelaksana laboratorium kesehatan dalam
melakukan akreditasi laboratorium kesehatan.
2. Tujuan Khusus
F. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 411/MENKES/PER/III/2010/
Tentang Laboratorium Klinik.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Praktik Laboratorium Yang
Benar (Good Laboratory Practice), 2008.
BAB II
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan instalasi laboratorium yaitu :
1. Untuk dinas pagi yang bertugas sejumlah 1 (satu) orang
Kategori :
a. 1 (satu) orang pelaksana
b. Jam dinas dari jam 08.00 WIB s/d jam 14.00 WITA
2. Untuk dinas sore yang bertugas sejumlah 1 (satu) orang
Kategori :
a. 1 (satu) orang pelaksana
b. Jam dinas dari jam 14.00 WIB s/d 20.00 WITA
3. Untuk dinas malam yang bertugas sejumlah 1 (satu) orang
Jam dinas dari jam 20.00 WITA s/d jam 08.00 WITA
C. Pengaturan Jaga
Berikut pengaturan jaga pelaksana Analis dan Administrasi Laboratorium :
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh
Kepala Ruangan (KaRu) Laboratorium dan disetujui oleh Penanggung Jawab
Laboratorium.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke Analis
Pelaksana Laboratorium setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga Analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka Analis
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada.
4. Apabila ada tenaga analis tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan, maka karu akan mencari analis pengganti yang hari libur. Apabila analis
shift tidak didapatkan, maka analis yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikannya.
BAB III
A. Denah Ruangan
Gambar 3.1
Deanah Lokasi Laboratorium Klinik dan Bank Darah
Keterangan :
1 Tempat Duduk 8 Mikro Sentrifuge
.
2 Kursi Donor Darah 9 Rotator
.
3 Tempat Pengambilan Sampel 10. Alat Kimia Biosystems A15
. Darah
4 Wastafel 11. Alat Kimia Mindray B-120
.
5 Inkubator 12. Sentrifuge
.
6 Refrigrator 13. Urine Analyzer
.
7 Alat Hematologi Analyzer 14. Titik Kumpul
.
D. Pemeliharaan Alat
Tata laksana pemeliharaan alat – alat laboratorium
1. Lemari es (refrigrator dan freezer)
a. Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium;
b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa, sehingga bagian belakang lemari es masih
longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor;
c. Pintu lemari es harus tertutup dengan baik untuk mencegah keluarnya udara dingin
dari bagian pendingin;
d. Membersihkan kembang es setiap seminggu sekali;
e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan kerja (2 –
8oC);
f. Freezer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan (-15 – 20oC);
g. Lemari es dan freezer harus selalu dalam keadaan hidup;
h. Untuk perawatan setiap 6 (enam) bulan sekali.
2. Sentrifuge
a. Letakan Sentrifuge pada tempat yang datar;
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai dengan Sentrifuge. Beban
harus dibuat seimbang sebelum sentrifuge dijalankan;
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum
sentrifuge dijalankan;
d. Bersihkan di dinding bagian dalam dengan larutan antiseptic setiap minggu atau
bila terjadi tumpahan atau tabung pecah;
e. Putar tombol kecepatan pelan – pelan sesuai dengan kecepatan yang diperlukan;
f. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh;
g. Jangan mengoperasikan sentrifuge bila tutup terbuka;
h. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yaang lebih tinggi dari
keperluan;
i. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum Sentrifuge benar – benar berhenti;
j. Perawatan setiap tahun.
E. Kalibrasi Alat
Kalibrasi peralatan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium
yang terpercaya menjamin penampilan hasil pemeriksaan. Kalibrasi peralatan dilakukan
pada saat alat akan diinstal dan diuji fungsi selanjutnya dilakukan secara berkala yaitu 1
(satu) tahun sekali atau jika kontrol alat harian tidak masuk nilai rentang, maka alat harus
dikalibrasi.
Kalibrasi peralatan dapat dilakukan oleh teknisi dari distributor alat/ vendor, Petugas
Laboratorium yang memiliki kompetensi dan pernah dilatih atau oleh institusi yang
berwenang.
10
B. Pengambilan Spesimen
1. Pengambilan spesimen
a. Waktu pengambilan
Umumnya pagi hari, keadaan tertentu :
1) Demam Thypoid : widal pada fase akut
2) Tuberculosis sputum setelah bagun tidur
b. Volume spesimen : Sesuai kebutuhan pemeriksaan
c. Cara pengambilan spesimen : Oleh tenaga terampil dan dengan cara yang benar
d. Lokasi : Sesuai jenis pemeriksaan yang diminta
1) Pembuluh Darah vena
2) Pembuluh Darah kapiler
e. Peralatan : Harus bersih, kering tidak mengandung bahan kimia/ detergen, mudah
dicuci.
2. Wadah spesimen harus memenuhi syarat :
a. Terbuat dari gelas/ plastik;
b. Tidak bocor/ rembes;
c. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir;
d. Bersih;
e. Kering;
f. Tidak mempengaruhi zat-zat dalam specimen;
g. Steril untuk biakan.
3. Teknik Pengambilan Spesimen
a. Darah Vena
1) Catat nomor Laboratorium, tanggal sampling dan tanggal lahir pasien;
2) Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah;
3) Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya;
4) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol;
5) Tusuk vena dengan jarum spuit sampai terlihat darah keluar;
6) Volume darah yang diperlukan tergantung dari pemeriksaannya:
a. Pemeriksaan hematologi darah edta 3 ml atau 0.5 ml
b. Pemeriksaan kimia klinik darah beku 2 – 3 ml (disesuaikan dengan jumlah
pemeriksaan) atau Plasma (tergantung dari jenis produk reagen)
c. Pemeriksaan imunologi darah beku 1-3 ml atau Plasma (tergantung dari
jenis produk reagen)
7) Asumsi pengambilan darah diatas disesuaikan dengan jumlah parameter
pemeriksaan laboratorium;
8) Tourniquet dilepaskan;
9) Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya;
10) Rekatkan micropore.
11
C. Pemberian Identitas
1. Surat Pengantar/ Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium memuat:
a. Tanggal permintaan;
b. Tanggal dan jam pengambilan ;
c. Identitas pasien (nama, tanggal lahir/umur, jenis kelamin, alamat);
d. Nomor rekam medic;
e. Keterangan klinis;
f. Pemeriksaan Laboratorium yang diminta.
2. Label wadah spesimen yang akan dikirim ke laboratorium, memuat :
Identitas pasien (nama lengkap, tanggal lahir/ usia, nomor Rekam Medis dan nomor
ruangan jika pasien rawat inap).
3. Formulir Hasil Pemeriksaan Laboratorium, memuat :
a. Tanggal pemeriksaan;
b. Identitas Pasien (minimal : Nama lengkap, tanggal lahir/ usia, alamat);
c. Nama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP);
d. Nomor rekam medis;
e. Nilai dan satuan hasil pemeriksaan;
f. Nilai normal setiap parameter;
g. Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan;
h. Tanda tangan penanggung jawab.
12
13
I. Penerimaan Spesimen
1. Cocokkan spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan. Catat
kondisi spesimen, volume, warna , kekeruhan, bau, konsistensi, dll;
2. Spesimen yang tidak memenuhi syarat akan ditolak.
14
Hasil pemeriksaan laboratorium untuk kasus biasa akan selesai dalam waktu maksimal
140 menit, dan untuk kasus cito dan kasus dari Instalasi Gawat Darurat dalam waktu
maksimal 1 jam, kecuali pemeriksaan laboratorium tersebut di kirim ke laboratorium
rujukan.
L. Penetapan Nilai Rujukan
15
M. Nilai Kritis
Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakan,
mengkonfirmasikan diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas
terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif
atau semi kuantitatif. Angka kuantitatif yang dimaksud berupa angka pasti atau rentang
nilai, sebagai contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 – 14 g/dL. Sedangkan
angka kualitatif dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa menyebut angka pasti,
contoh +1 (positif satu ), +2 ( positif dua ), +3 ( positif tiga ).
Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan
atau gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai
abnormal suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai
normal dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Sehingga sangat dibutuhkan
diagnosa/keterangan klinis pasien pada formulir pengantar laboratorium sesuai dengan
pemeriksaan dokter sebagai penapisan awal.
Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai kondisi khusus pasien. Karena
nilai kritis merupakan gambaran keadaan patofisiologis yang mengancam jiwa dan harus
segera mendapat tindakan, maka Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang menetapkan
pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium sebagai salah satu indikator utama di
rumah sakit. Untuk waktu lapor hasil kritis oleh petugas laboratorium ke perawat ruang
pasien dirawat adalah <30 Menit.
BAB V
16
A. Macam/Jenis
1. Reagen
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
a. Menurut tingkat kemurniannya reagen/ zat kimia dibagi menjadi :
1) Reagen Tingkat Analitis
Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri dari zat kimia yang
mempunyai kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat tersebut dianalisis dan
dicantumkan pada botol/wadahnya. Penggunaan bahan ini tidak dapat
digantikan dengan zat kimia tingkat lain.
2) Zat Kimia Tingkat Lain
Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan yang berbeda yaitu:
a) Tingkat kemurnian kimiawi (Chemically Pure Grade);
b) Beberapa bahan kimia organik berada pada tingkatan ini, tetapi
penggunaannya sebagai reagen laboratorium kesehatan harus melewati
tahap pengujian yang teliti sebelum dipakai rutin. Tidak adanya zat-zat
pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot yang lain pada tingkat ini cocok
untuk analisis.
c) Tingkat Praktis.
d) Tingkat Komersial.
e) Merupakan kadar zat kimia yang bebas diperjual belikan dipasaran,
misalnya alkohol 70%.
f) Tingkat Teknis
Umumnya zat kimia dalam tingkatan ini digunakan di industri kimia. Zat
kimia yang digunkan di labkes adalah zat kimia tingkat analitis/beberapa
bahan kimia organik pada tingkat kemurnian kimiawi yang telah melewati
tahap pengujian sebelum dipakai rutin. Ketiga jenis tingkatan zat kimia
lainnya tidak boleh digunakan sebagai reagen di labkes.
b. Menurut cara pembuatannya :
1) Reagen Buatan Sendiri
2) Reagen Jadi (Komersial)
Regaen yang dibuat oleh pabrik/produsen.
2. Standar
Standar adalah zat – zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh
dengan cara penimbangan. Ada 2 (dua) macam standar:
a. Standar Primer
Standar primer adalah zat murni yang menjadi standar untuk zat lain yang pada
umumnya mempunyai kemurnia > 99%. Kemurnian dapat dilihat pada sertifikat
analisis.
Syarat standar primer:
17
3. Bahan Kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu
pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari
– hari.
Bahan kontrol dapat dibedakan menjadi :
a. Sumber Bahan Kontrol
Ditinjau dari sumbernya, bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau
merupakan bahan kimia murni
b. Bentuk Bahan Kontrol
Bentuk bahan kontrol terdiri dari : bentuk cair, bentuk padat bubuk (liofilisat), dan
bentuk strip.
Bahan kontrol bubuk/strip harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
c. Cara Pembuatan
Bahan kontrol dapat dibuat sendiri atau dibeli dari produsen. Ada beberapa macam
bahan kontrol yang dibuat sendiri yaitu:
1) Bahan kontrol yang dibua dari serum (pooled sera) yaitu campuran dari bahan
sisa serum pasien yang sehari – hari dikirim ke Laboratorium.
2) Bahan kontrol yang dibuat dari lisat disebut hemolisat.
3) Kuman kontrol yang dibuat dari strain murni kuman.
Adapun macam bahan kontrol yang dibeli dalam bentuk sudah jadi (komersial)
yaitu:
1) Bahan Kontrol Unassayed
Bahan kontrol unassayed merupakan bahan kontrol yang tidak mempunyai
nilai rujukan sebagai tolak ukur. Nilai rujukan dapat diperoleh setelah
dilakukan periode pendahuluan. Biasanya dibuat kadar normal atau abnormal.
2) Bahan Kontrol Assayed
Bahan kontrol assayed merupakan bahan kontrol yang diketahui nilai
rujukannya serta batas toleransi menurut metode pemeriksaanya. Bahan ini
digunakan untuk kontrol akurasi dan presisi.
Syarat bahan kontrol assayed adalah :
a) Memiliki komposisi sama atau mirip dengan spesimen.
18
B. Dasar Pemilihan
Dalam pemilihan bahan laboratorium yang akan dipergunakan harus mempertimbangkan
hal – hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan;
2. Produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang
tinggi;
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk;
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang;
5. Volume atau isi kemasan;
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sesekali pakai;
7. Mudah diperloleh dari pasaran;
8. Besarnya harga satuan;
9. Pemasok/vendor/distributor;
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan;
11. Pekayanan purna jual;
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan.
C. Pengadaan
Pengadaan bahan laboratorium harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat Persediaan
Tingkat persedian harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlah
persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persedian minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi
kegaiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekalan atau
ruang penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan – bahan
yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan reagen di laboratorium.
Reserve stock adalah cadangan reagen/ sisa.
2. Perkiraan Jumlah Kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian
bahan dalam periode 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk
periode 6 – 12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata – rata pemakaian
bahan untuk satu bulan perlu dicatat.
3. Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Mendapatkan bahan
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari
pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
19
D. Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah
1) FIFO (First In First Out) yaitu barang yang lebih dahulu masuk persedian harus
digunkaan lebih dahulu;
2) Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu untuk menjamin barang tidak rusak akibat
penyimpanan yang terlalu lama
2. Tempat dan Suhu Penyimpanan
a. Reagen yang mempunyai suhu simpan -30oC disimpan dalam freezer
b. Reagen yang mempunyai suhu simpan 2 – 8oC disimpan dalam kulkas
(refrigerator). Reagen ini meliputi : Kimia klinik, sero-immunologi, dan lain-lain
c. Reagen yang mempunyai suhu simpan 2 – 30oC Disimpan di kulkas atau di ruang
Laboratorium.
d. Setiap hari dilakukan pengecekan suhu kulkas/freezer dan ruangan.
3. Sirkulasi udara
4. Incompatibility/ bahan kimia yang tdak boleh bercampur
5. Tanggal Kadaluarsa
6. Berubah secara fisik baik warna maupun bentuk
E. Pelabelan Reagen
Pelabelan reagen adalah pemberian nama reagen sehingga meminimalisir kesalahan.
Pelabelan reagen terdiri dari nama, tanggal dibuka, tanggal kadaluarsa dan sifat reagen.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
20
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksana program - program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
21
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan
22
c. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfektan.
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
3) Jangan makan, minum dan merokok selama dilaboratorium.
4) Jangan memakai kosmetik didalam laboratorium.
5) Gunakan alat pelindung muka, mata jika terdapat percikan saat infeksius saat
bekerja.
3. Pasca Analitik
1) Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
2) Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan kedalam wadah tahan tusukan,
kemudian diinsenerasi.
3) Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam dirijen ¾
penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil dirigen tersebut kemudian diolah
4) Limbah padat
a) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantung plastik berwarna kuning
b) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja dilaboratorium
dimasukkan kedalam kantung plastik hitam
4. Pecahan Gelas
a. Gunakan sarung tangan
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan
c. Masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning
d. Buang sarung tangan ke dalam kantong plastik tersebut
e. Tutup kantong, masukkan kewadah jarum atau wadah dinding kertas
f. Cuci tangan
Pengertian : Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan/ darah supaya
jangan sampai terkena tubuh.
Tujuan : Menahan darah / cairan jangan sampai mengenai tubuh.
Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari
infeksi silang.
Prosedur : 1. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk
pelindung baju kerja;
2. Digunakan selama melakukan pemeriksaan/ bekerja;
3. Setelah selesai bekerja, dilepas/ ditaruh di kamar ganti.
F. Pemakaian Masker
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pra Analitik
Persiapan penderita :
1. Pengaruh Makanan
Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 12 (duabelas) jam setelah makan terakhir
2. Fluktuasi Sehari – Hari
Nilai normal dari literature berdasarkan pada pengambilan sampel pagi hari, maka
dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari, biasanya sebelum jam 09.00 pagi.
26
B. Analitik
1. Persiapan alat : pengecekan semua sistem pada alat
2. Pengecekan reagen : pengecekan masa kadaluarsa, kualitas dan kuantitas reagen.
3. Pengujian ketelitian dan ketetapan :
a. Melaksanakan pemeriksaan kontrol
1) bahan kontrol harus diperlakukan sama dengan bahan pemeriksaan spesimen,
tanpa perlakuan khusu baik pada alat, metode pemeriksaaan, reagen.
2) Pemeriksaan kontrol alat tergantung dari bidang pemeriksaanya. Untuk
pemeriksaaan kimia klinik, hematologi adalah
3) Periksa bahan kontrol setiap hari atau hari parameter yang bersangkutan
diperiksa.
4) Hasil dicatat di formulir kemudian diplotkan ke aturan tabel westgard dan tidak
boleh lebih dari 3 SD.
5) Jika lebih dari 3SD lakukan kontrol ulang. Dibuat laporan perbulan
b. Kalibrasi alat dilakukan 1 tahun sekali.
4. Suhu dan Waktu
1) Pastikan bahwa sampel, reagensia, serum kontrol telah berada pada suhu
pemeriksaan
2) Apakah lamanya inkubasi pada suhu yang telah ditentukan
C. Pasca Analitik
Evaluasi :
1. Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil
2. Perhatikan titik desimalnya
3. Perhatikan satuannya
4. Interpretasi hasil pemeriksaan dan quality kontrol serum
5. Pencatatan hasil pemeriksaan
6. Pelaporan hasil pemeriksaan
7. Pengiriman hasil pemeriksaan
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang ini mempunyai
peran penting sebagian pedoman bagi pelaksana kegiatan sehari-hari tenaga laboratorium
yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan
dilaboratorium.
Penyusunan pedoman pelayanan laboratorium ini adalah langkah awal kesuatu proses yang
panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. kami meyadari bahwa pedoman pelayanan ini masih
28
29