PEDOMAN PELAYANAN
UNIT LABORATORIUM
RUMAH SAKIT TK IV 12 07 02 SINTANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan anugerah yang
telah diberikan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium di Rumah
Sakit TK IV 12 07 02 Sintang ini dapat selesai disusun. Panduan ini merupakan panduan kerja
bagi semua pihak dalam memberikan pelayanan pasien Rumah Sakit TK IV 12 07 02 Sintang.
Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian, ruang lingkup, tata laksana dan
pendokumentasian terkait Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium di Rumah Sakit TK IV
12 07 02 Sintang. Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan
Unit Laboratorium di Rumah Sakit TK IV 12 07 02 Sintang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………….…........... 1
B. Tujuan…………………………………………………………... 1
C. Ruang Lingkup ………………………………………………... 1
D. Landasan Hukum …………………………………………….. 2
E. Kebijakan Pelayanan Laboratorium………………………… 3
BAB IX PENUTUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02 Sintangsaat ini sedang mengembangkan diri
menuju ”Rumah Sakit yang mempunyai standar pelayanan nasional”. Hal ini tidak lain
bertujuan agar Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02 Sintang dapat bersaing dengan Rumah
Sakit Umum lainnya baik Pemerintah maupun Swasta, sehingga visi Rumah Sakit
dapat tercapai.
Laboratorium Medik merupakan salah satu Unit Kerja dalam Rumah Sakit Tk. IV
12 07 02 Sintangyang juga ingin berkembang seiring dengan perkembangan Rumah
Sakit. Kami ingin menggapai visi kami menjadi Laboratorium yang juga mempunyai
standar pelayanan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka laboratorium
harus meningkatkan mutu pelayanan laboratorium, mengevaluasi reagen dan
meningkatkan proses pengelolaan peralatan laboratorium agar alat-alat dapat bekerja
dengan baik serta hasil yang didapatkan memiliki validitas yg bisa dipertanggung-
jawabkan demi keselamatan pasien.
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium adalah meningkatkan
mutu pelayanan melalui Praktek Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good
Laboratory Practice/GLP). Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam setiap
kegiatan pelaksanaan pelayanan di Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Tk. IV 12 07
02 Sintang.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini adalah proses pelayanan di laboratorium klinik yang
meliputi:
1. Standar ketenagaan yang meliputi kualifikasi sumber daya manusia, distribusi ke-
tenagaan dan pengaturan jaga;
2. Standar fasilitas yang meliputi denah ruang bangunan dan standar fasilitas alat;
3. Tatalaksana pelayanan yang meliputi tatalaksana untuk spesimen (pendaftaran
dan pencatatan spesimen, pengelolaan spesimen, pemeriksaan spesimen dan pe-
2
nanganan sampel rusak serta untuk pemeriksaan laboratorium (kalibrasi dan pe-
mantapan mutu alat, prosedur operasional alat dan trouble shooting);
4. Proses perencanaan dan pengadaan alat kesehatan dan alat tulis kantor di labo-
ratorium klinik Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02 Sintang
5. Proses pengendalian keselamatan pasien;
6. Proses keselamatan baik untuk pasien maupun staf di laboratoriun patologi klinik;
7. Proses pengendalian mutu di laboratorium patologi klinik.
D. LANDASAN HUKUM
Pelayanan di laboratorium mengacu pada peraturan-peraturan yang ada yaitu:
1. Permenkes RI nomor 340/MENKES/PER/III/2010 mengenai klasifikasi rumah sakit
2. Keputusan Menkes RI nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar pelayanan
minimal rumah sakit
3. Permenkes RI nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang jejaring laboratorium
penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging
4. Keputusan Menkes RI nomor 370/MENKES/SK/III/2007 tentang standar profesi
ahli teknologi laboratorium medis
5. Keputusan Menkes RI nomor 241/MENKES/SK/IV/2006 tentang standar
pelayanan laboratorium medis pemeriksa HIV dan infeksi oportunis.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 1333/ Men-Kes/ SK/ XII/
1999 tentang stándar Pelayanan Rumah Sakit
7. Pedoman praktik laboratorium kesehatan yang benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Bina Pelayanan
Medik, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik tahun 2008
8. Standar profesi dan sertifikasi dokter spesialis patologi klinik, Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2010
9. Kode Etik dokter spesialis Patologi Klinik Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis
Patologi Klinik Indonesia 2008
10. Buku pedoman Panduan Pelayanan Medik Laboratorium (PPM), Perhimpunan
Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2010
11. Pedoman penyelenggaraan pelatihan Phlebotomy Dasar bagi ahli teknologi labo-
ratorium medis, Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2011
12. Keputusan Menkes RI no. 1333/MENKES/SK/X/2002 mengenai persetujuan
penelitian terhadap manusia
13. UU RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3
2. Ketenagaan
a. Pelayanan laboratorium dipimpin oleh seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik.
b. Pimpinan laboratorium dibantu oleh tenaga ahli teknologi laboratorium medis
sesuai kompetensinya yang berperan sebagai tenaga fungsional maupun
5
3. Sarana/Prasarana
a. Ruang kerja dan peralatan laboratorium sesuai dengan Pedoman Pengelolaan
Laboratorium Klinik Rumah Sakit Depkes RI tahun 1998 dan Pedoman Praktik
Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice) Depkes RI
tahun 2008.
b. Seleksi pengadaan alat dan reagen dilakukan sesuai mekanisme pengadaan
dan pemeliharaan alat kerja.
c. Setiap petugas laboratorium bertanggungjawab terhadap penggunaan dan
pemeliharaan alat kerja.
d. Seluruh peralatan laboratorium yang digunakan untuk pelayanan, dilakukan
kalibrasi dan pemeliharaan secara berkala dan terjadwal oleh Instalasi
Pemeliharaan sarana Rumah Sakit atau oleh teknisi dari vendor alat.
e. Sarana Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja sesuai dengan Pedoman
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit.
4. Mutu
a. Mutu tenaga laboratorium ditingkatkan melalui pelatihan internal dan eksternal,
pemantauan kinerja oleh petugas yang berwenang secara berkala tiap 3 bulan.
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN DAN PENGORGANISASIAN
A. Standar Ketenagaan
1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Dalam upaya mempersiapkan tenaga laboratorium yang handal, perlu
melakukan perencanaan kebutuhan tenaga yang kegiatannya antara lain adalah
menyediakan dan mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi
organisasi. Petugas di laboratorium meliputi Kepala Instalasi Laboratorium, Dokter
Spesialis Patologi Klinik, petugas teknis dan petugas administrasi. Data
pendidikan pegawai yang ada di Instalasi Patologi Klinik terdiri dari S2, D3 A hli
Teknologi Laboratorium Medis, SMAK.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi sebagai berikut:
a. Penanggung jawab Laboratorium Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02 Sintangadalah
seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik.
b. Ketua Tim Mutu Laboratorium adalah seorang ahli teknologi laboratorium
medis senior dibantu oleh semua tenaga ahli Instalasi Laboratorium untuk
menjalankan fungsi kendali mutu Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Tk. IV 12
07 02 Sintang.
c. Kepala Seksi Laboratorium adalah seorang ahli teknologi laboratorium medis
dengan pengalaman bekerja di Laboratorium.
d. Pengatur administrasi laboratorium adalah seorang ahli teknologi laboratorium
medis senior yang ditunjuk sebagai pengatur pelayanan administrasi.
e. Petugas teknis laboratorium adalah seorang ahli teknologi laboratorium medis
dengan pendidikan SMAK/D3/D4/S1 ahli teknologi laboratorium medis.
2. Jumlah Tenaga
Analisa kebutuhan tenaga laboratorium berdasarkan WISN (Workload Indikator
Staff Need) adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Dokter Spesialis Patologi Klinik selain Kepala Instalasi Laboratorium
adalah sebanyak minimal 1 orang.
b. Jumlah tenaga teknis laboratorium adalah minimal sebanyak 26 orang.
8
B. Pengorganisasian/Struktur Organisasi
PENANGGUNG JAWAB
LABORATORIUM
KA UNIT LABORATORIUM
C. Uraian Jabatan
1. Penanggung Jawab Laboratorium
Tugas Pokok :
Sebagai manager Instalasi Laboratorium yang berfungsi untuk memastikan
terlaksananya pelayanan laboratorium melalui proses pembelajaran dan
peningkatan berkelanjutan dalam mencapai standar mutu Rumah Sakit Tk. IV
12 07 02 Sintang.
Uraian Tugas :
a. Menyelenggarakan pelayanan laboratorium secara baik yang sesuai dengan
kebutuhan pasien untuk keperluan diagnosa, transfusi darah, dan lain-lain.
b. Bertanggungjawab mengembangkan, menerapkan dan menjaga
terlaksananya kebijakan dan prosedur.
c. Membuat rencana kerja tahunan Instalasi Laboratorium mengacu pada
strategi manajemen Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02 Sintang.
d. Bertanggungjawab dan menjaga terlaksananya program kontrol mutu.
e. Bertanggungjawab terhadap pemilihan dan evaluasi laboratorium rujukan.
f. Bertanggungjawab memonitor dan mereview semua pelayanan laboratorium
di dalam dan di luar laboratorium.
g. Bertanggungjawab terhadap hasil pemeriksaan laboratorium yang
dikeluarkan oleh laboratorium patologi klinik Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02
Sintang.
h. Bertanggungjawab terhadap keselamatan kerja personil yang berada di
bawah koordinasinya.
i. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengoperasian peralatan dan
pemeliharaannya.
j. Bertanggungjawab terhadap penempatan karyawan laboratorium sesuai
dengan kompetensi dan kewenangannya.
k. Mengatur efektivitas dan efisiensi pelayanan laboratorium.
l. Mengatur terpenuhinya kebutuhan tenaga di Instalasi Laboratorium Patologi
Klinik.
m. Mengatur semua kegiatan pemeriksaan di laboratorium dan berfungsinya
semua fasilitas laboratorium.
n. Melakukan pemantauan terhadap hasil-hasil pemeriksaan laboratorium yang
merupakan output laboratorium.
o. Membina karyawan Instalasi Laboratorium Patologi Klinik.
10
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02 Sintang berada di
lantai 1 dengan ukuran bangunan 4x11 meter dan 8x4 meter, melayani pemeriksaan
laboratorium rutin, cito dan gawat darurat selama 24 jam. Luas bangunan ± 76 m²,
sumber air dari PDAM, sumber listrik dari PLN dengan penerangan berupa
pencahayaan dari luar gedung dan listrik dan ventilasi ruangan ber AC.
Pembagian ruangan laboratorium seperti terlihat pada gambar denah ruangan di
bawah ini :
KURSI PINTU
KULKAS
LEMARI BHP (BARANG
REAGEN
HABIS PAKAI)
WESTAFEL RUANG
CUCI PEMERIKSAAN
MEJA
TANGAN PEMER-
WESTAFEL
MEJA IKSAAN
CUCI
TABUNG PEMERIKSAAN
15
B. Fasilitas Penunjang
Persyaratan umum konstruksi ruang laboratorium adalah sbb :
1. Dinding terbuat dari tembok permanen yang terang, rata, sebagian dinding dilapisi
dengan bahan yang mudah dibersihkan, tidak tembus air dan tahan terhadap
cairan desinfektan.
2. Langit-langit tingginya 2,7-3,3 m dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat,
berwarna terang dan mudah dibersihkan.
3. Pintu harus kuat dan rapat, lebar minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,1 m.
4. Jendela minimal 1 m dari lantai.
5. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang, tahan
terhadap bahan kimia, kedap air, permukaan rata dan tidak licin.
6. Meja kerja analisis terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
mudah dibersihkan dengan tinggi 0,8-1 m, tahan getaran bila terdapat instrument
elektronik.
7. Jaringan sistem informasi mulai pendaftaran sampai hasil laboratorium. Hasil
laboratorium dapat diakses di ruang rawat inap.
8. Sumber air bersih yang mengalir secara terus menerus.
9. Sumber listrik dengan kapasitas yang cukup untuk segala aktivitas laboratorium,
tegangan stabil, tersedia grounding/arde, UPS untuk tiap instrument elektronik.
10. Penerangan 1000 lux di ruangan kerja, 1000-1500 lux untuk pekerjaan yang
memerlukan ketelitian.
11. Pendingin ruangan : dapat memfasilitasi kerja instrument listrik, suhu ruangan
sebaiknya 17-22°C.
12. Wastafel untuk mencuci alat, pembuangan spesimen dan reagen yang terhubung
dengan sistem pembuangan rumah sakit (IPAL)
13. Wastafel untuk cuci tangan
14. Peralatan keselamatan dan keamanan kerja yang terdiri dari Alat Pelindung Diri
dan Alat Pemadam Kebakaran.
15. Lemari pendingin untuk penyimpanan reagen.
16. Kamar mandi/WC untuk pasien dan petugas yang terpisah.
16
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Yang Dapat Dilakukan Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Tk. IV 12 07 02 Sintang
a. Pemeriksaan Rutin
No Nama Pemeriksaan
HEMATOLOGI KLINIK
1 Darah Rutin
3 Blooding Time
4 Clothing Time
SEKRESI EKSKRESI
1 Urine Lengkap
KIMIA KLINIK
3 Glukosa darah PP
4 SGOT
17
5 SGPT
6 Protein total
7 Albumin
8 Bilirubin total
9 Bilirubin direk
10 Bilirubin indirek
11 Cholesterol total
12 Trigliserida
13 Ureum
14 Creatinin
15 Asam urat
IMUNOLOGI KLINIK
5 HCG (Chromatography)
6 WIDAL
8 Malaria (Chromatography)
9 NS1 (Chromatography)
b. Pemeriksaan Cito
Pemeriksaan CITO adalah pemeriksaan laboratorium yang segera harus di-
lakukan untuk menindaklanjuti diagnosa pasien dan apabila tidak segera dilakukan
akan mengancam jiwa.
Melakukan pemeriksaan CITO berdasarkan permintaan dokter yang meru-
juk, baik rawat inap atau rawat jalan, dan pelaporan hasil < 1 jam dari sejak sam-
pel darah diterima sampai hasil diverifikasi.
Daftar pemeriksaan yang bersifat CITO adalah sebagai berikut: Darah Rutin, Gula
Darah Sewaktu, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT,HbsAg dan Urine Rutin.
h. Pemeriksaan Rapid
Adalah pemeriksaan laboratorium yang menentukan secara kualitas ada / tidak
bahan yang dicari, contoh HbsAg.
i. Pemeriksaan Manual
Adalah pemeriksaan laboratorium yang bersifat sederhana.
j. Pemeriksaan Automatic
Adalah pemeriksaan laboratorium yang menggunakan mesin automatic dalam
pemeriksaan sampelnya, contoh pemeriksaan darah rutin.
No. NAMA PE- METODE SEX UMUR SATUAN NILAI RU- NILAI KRITIS RESPON
MERIKSAAN JUKAN LOW HIGH TIME
HEMATOLOGI
Anak-
10,8-15,6 <6.0 >20
anak
1 Hemoglobin Sulfe Hb g/dL 15 menit
L Dewasa 13,2-173 <6.0 >24
P Dewasa 11,7-15,5
Electronic >100
2 Lekosit ^103/µL 4 – 11 15 menit
impedance ribu
L Dewasa mm/jam 0 – 10
3 LED / ESR Automatic 75 menit
P Dewasa mm/jam 0 – 15
4 Hematokrit Kalkulasi
5 Trombosit Focus ^103/µL 150 – 400 <50 >1jt 15 menit
hidrodi-
namik
Hitung jenis
- Eosinofil Sel / 1-3
- Basofil 0-1
- Netrofil 50 – 70
Segmen Electronic
6
impedance 20 menit
- Netrofil Staff 2–6
- Limfosit 20 – 4
- Monosit 2–8
16 Protein
- Albumin BCG g/dL 3,5 – 5,5 20 menit
IMUNO SEROLOGI
1 HBsAg Kuali- Rapid-ICT Negatif 30 menit
tatif
2 HIV Rapid-ICT 30 menit
3 Widal Aglutinasi Negatif 30 menit
S. typhi O Aglutinasi Negatif
S. typhi H Aglutinasi Negatif
S. paratyphi A-O Aglutinasi Negatif
S. paratyphi A-H Aglutinasi Negatif
S. paratyphi B-O Aglutinasi Negatif
S. paratyphi B-H Aglutinasi Negatif
S. paratyphi C-O Aglutinasi Negatif
S. paratyphi C-H Aglutinasi Negatif
URINALISIS
1 Protein Negatif 10 menit
2 Reduksi Negatif 10 menit
3 pH 4,8 – 7,4 10 menit
4 Urobilinogen Normal 10 menit
5 Benda Keton Negatif 10 menit
6 Nitrit Negatif 10 menit
7 Berat Jenis 1,003-1,030 10 menit
8 Darah Samar Negatif 10 menit
9 Lekosit Negatif 10 menit
10 Bilirubin Urine Negatif 10 menit
Sedimen
Urine
1 Epitel ren 0 15 menit
2 Epitel sel 5 – 15 15 menit
3 Eritrosit 0–1 15 menit
4 Lekosit 0–5 15 menit
5 Silinder 0–1 15 menit
6 Parasit Negatif 15 menit
7 Bakteri Negatif 15 menit
8 Jamur Negatif 15 menit
9 Kristal Negatif 15 menit
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
21
A. Jam Pelayanan
1. Jam Pelayanan Laboratorium
Lab 24 Jam (IGD) : Buka setiap hari 24 jam
2. Rawat Jalan Reguler
Senin – minggu : Jam 07.00-16.00
3. Pengambilan Hasil Rawat Jalan
Setiap Hari : 24 jam
4. Pengambilan sampel rawat inap
Pagi : Jam 06.00-10.00
Sore : Jam 16.00-19.00
5. No telpon Laboratorium : 0852-5055-6065
C. Pengambilan Spesimen
1. Pengambilan Spesimen Rawat Inap
a. Dokter pemeriksa mengisi formulir permintaan pemeriksaan (FPP) dengan
lengkap sesuai dengan kriteria kelengkapan FPP.
22
D. Pemeriksaan Spesimen
Pemeriksaan spesimen di laboratorium Patologi Klinik dilakukan setiap ada
sampel yang masuk. Sampel dari bagian pengambilan sampel akan diolah dibagian
distribusi sampling dan setelah itu dibagikan ke ruang-ruang pemeriksaan yang
membutuhkan. Pemeriksaan spesimen secara rinci akan diuraikan pada Standar
Prosedur Operasional (SPO) masing-masing pemeriksaan.
1. Laboratorium Reguler
Pemeriksaan spesimen di laboratorium reguler dilakukan sesuai dengan jam
buka loket rawat jalan reguler. Sampel dari bagian pengambilan sampel akan
diolah dibagian distribusi sampling dan setelah itu dibagikan ke ruang-ruang
pemeriksaan yang membutuhkan. Pemeriksaan spesimen secara rinci akan
diuraikan pada Standar Prosedur Operasional (SPO) masing-masing
pemeriksaan.
2. Laboratorium 24 Jam
Pemeriksaan spesimen di laboratorium 24 jam dilakukan 24 jam dengan
parameter tertentu dengan kategori ‘Cito’. Sampel dari Instalasi Gawat Darurat
(IGD) dan bangsal perawatan, dikirimkan ke laboratorium 24 jam diantar oleh
perawat atau petugas ruangan dan dikerjakan di laboratorium 24 jam.
Pemeriksaan spesimen secara rinci akan diuraikan pada SPO masing-masing
pemeriksaan.
1. Bahan infeksius padat tidak tajam (tabung sampel, tabung urine, kapas) dibuang
pada tempat sampah khusus medis (tempat sampah dengan plastik kuning).
Sampah ini kemudian akan diambil oleh petugas khusus dan dimusnahkan
dengan menggunakan insinerator di Instalasi Sanitasi.
2. Bahan infeksius padat tajam dibuang dalam wadah khusus untuk benda tajam
(berupa jerigen) dan kemudian akan diambil oleh petugas khusus dan
dimusnahkan dengan menggunakan insinerator di Instalasi Sanitasi.
3. Bahan infeksius cair berupa limbah alat dan air bekas cucian dibuang di wastafel
yang terhubung dengan saluran IPAL, dimana limbah ini nanti akan mendapat
penanganan khusus sebelum dikeluarkan ke saluran umum.
J. Trouble Shooting
Trouble shooting adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan apabila
timbul masalah ketika alat bermasalah baik ketika alat akan dihidupkan maupun saat
alat sedang dijalankan. Prosedur trouble shooting sederhana secara rinci ada pada
25
SPO mengatasi masalah pada masing-masing alat, dan juga dapat dilihat pada buku
manual masing-masing alat.
K. Peralatan Laboratorium
1. Dasar Pemilihan
a. Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
laboratorium
b. Sesuai dengan fasilitas tempat yang tersedia
c. Ada tenaga yang dapat mengoperasikan alat tersebut dan mudah pengop-
erasiannya
d. Reagen yang dibutuhkan mudah didapatkan di pasaran dan mempunyai stabili-
tas yang baik
e. Pertimbangan analisis cost-benefit
f. Terdaftar di Departemen Kesehatan
BAB V
LOGISTIK
27
A. Perencanaan Logistik
Di awal tahun berjalan, laboratorium membuat Rencana Belanja Alat (RBA)
untuk tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan rata-rata peningkatan
pasien tiap tahun dan kemungkinan peningkatan harga reagen di tahun yang akan
datang. Draf RBA ditujukan kepada direktur Rumah Sakit dan akan dimasukkan ke
dalam RBA rumah sakit untuk diajukan kepada Kepala Rumah Sakit. Realisasi
anggaran kebutuhan reagen akan disampaikan oleh rumah sakit ke masing-masing
Instalasi untuk pertimbangan pembelajaan reagen tiap bulannya.
B. Permintaan Reagen
Setiap awal bulan mengajukan rencana pengeluaran bahan laboratorium yang
ditujukan kepada Kepala Rumah Sakit up Instaldalfar. Panitia akan membuat
purchase order (PO) kepada perusahaan bahan tersebut dan semua bahan masuk
melalui gudang farmasi sebelum masuk ke gudang laboratorium melalui pemeriksaan
Panitia Penerima Barang.
Setiap akhir bulan laboratorium menghitung stok barang (rencana pengadaan
alat dan bahan) yang ditujukan ke Kepala Bidang Anggaran dan Perbendaharaan.
Pengadaan Reagen mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Tingkat persediaan dengan perhitungan jumlah persediaan minimum ditambah
jumlah safety stock (persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan
yang dibutuhkan dan ketersediaannya sering terlambat)
2. Perkiraan jumlah kebutuhan berdasarkan pemakaian/ pembelian bahan dalam
periode 1 tahun yang lalu yang kemudian diproyeksikan untuk kebutuhan 1 tahun
ke depan dan dibagi dalam 12 bulan
3. Perkiraan waktu sejak dari pemesanan sampai bahan didapat terutama bagi ba-
han-bahan yang sulit didapat
C. Pendistribusian Reagen
Ruang-ruang pemeriksaan di laboratorium mengajukan permintaan reagen ke
gudang reagen laboratorium menggunakan buku permintaan dan akan direkapitulasi
oleh petugas logistik laboratorium untuk diisi di kartu stok. Setiap akhir bulan petugas
logistik menutup kartu stok dan melaporkan stok reagen per tanggal 30/31 tiap
bulannya kecuali bulan Februari per tanggal 28/29.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
29
C. Tujuan
Hasil laboratorium yang valid akan memberikan penanganan yang tepat untuk
pasien.
D. TATA LAKSANA
1. Identifikasi
Berdasarkan aturan di rumah sakit, semua petugas harus melakukan
identifikasi dengan menggunakan 2 identitas yaitu Nama dan nomor rekam medik
atau Nama dan tanggal lahir. Untuk pasien rawat inap dapat dicocokkan dengan
gelang pasien, sedangkan untuk pasien rawat jalan dapat dicocokkan dengan
kartu berobat.
2. Alat Pelindung Diri
Petugas yang melakukan pengambilan darah harus menggunakan alat
pelindung diri dan bekerja secara aseptis. Sebelum menggunakan sarung tangan,
melakukan hand hygiene dengan hand rub. Setiap selesai mengambil sampel
harus mengganti sarung tangan sebelum mengambil sampel pasien lainnya agar
petugas tidak memindahkan kuman/ infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya.
kemungkinan
terbawanya petugas kesehatan kontak
mikroorganisme dari dengan percikan darah atau
ruang lain atau luar cairan tubuh penderita.
ruangan
Mencegah kontak
droplet dari mulut dan
hidung petugas Mencegah membran mukosa
Kesehatan yang petugas kesehatan (hidung
Masker mengandung dan mulut) kontak dengan
mikroorganisme dan percikan darah atau cairan
terpercik saat tubuh penderita.
bernapas, bicara atau
batuk kepada pasien.
3. Phlebotomy
Saat melakukan phlebotomy harus dilakukan dengan cara yang benar
mengacu pada WHO Guideline. Siapkan alat sesuai dengan usia pasien yang
akan di phlebotomy dan tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan. Pengambilan
sampel harus memperhatikan hal-hal yang tidak boleh dilakukan atau harus
dihindari dalam phlebotomy agar kualitas sampel yang didapat baik.
cal result tidak selalu harus dihubungkan dengan nilai rujukan normal, toxic range
atau therapeutic range.
Critical result harus dikomunikasikan dengan peminta pemeriksaan dalam
waktu 40 menit setelah ada hasil.
40 menit turnaround time (TAT) dibagi dalam :
30 menit TAT laboratorium (waktu mulai dari hasil diidentifikasi sebagai ‘critical
result’ sampai petugas ruang dimana pasien dirawat mengetahuinya
10 menit TAT ruang perawatan ( waktu sejak petugas ruang perawatan
mengetahui sampai hasil dikomunikasikan kepada dokter penanggung jawab
pasien)
2. Cara Pelaporan Critical Value/ Critical Result
Ketika melaporkan ‘critical value/ critical result’, sebutkan Nama Pasien
(dieja), nomor rekam medis, tes yang diminta dan tanggal penerimaan sampel dan
hasil kritis. Bagi penerima hasil ‘critical value/ result’ di ruang perawatan/ poliklinik,
diharuskan membaca ulang hasil yang dibacakan, dan mengeja nama pasien den-
gan benar.
Mekanisme pelaporan hasil kritis di Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02 Sintang :
a. Analis melaporkan hasil pemeriksaan kritis kepada dokter jaga atau perawat
jaga.
b. Pada 15 menit pertama: Perawat harus segera melaporkan pada dokter jaga/
IGD
c. Pada 15 menit kedua: dokter jaga harus melaporkan kepada dokter
Konsulen/dokter yang meminta pemeriksaan.
d. Pada 15 menit ketiga: bila belum berhasil , dokter jaga melaporkan kepada
dokter spesialis lain dengan kualifikasi sama.
e. Pada 15 menit keempat: bila belum berhasil dokter jaga bisa menghubungi
urutan pimpinan sebagai berikut :
1) Kepala Komite medik.
2) Kepala atau wakil kepala Rumah sakit .
b. Kimia Klinik
Dewasa >5
Kreatinine 1 minggu > 1.0 mg/ dl
> 1 minggu > 1.5
Kontrol kualitas
Alat
Riwayat Ya
pemeriksaan
sebelumnya
Verifikasi Hasil dan
ACC (SpPK) ?
Tidak
Informasi Ulang Pemeriksaan
Ya
Publikasi
Ya
Tidak
34
Temuan Critical Results
Kontrol kualitas
Alat
Verifikasi Hasil Tidak Informasi Ulang Pemeriksaan
(Analis) ?
Riwayat Ya Ya
pemeriksaan
sebelumnya
Konsultasi Hasil
ke dr SpPK Tidak
Ya
Publikasi
Konsultasi ke
Sesuai kondisi Tidak Laboratorium
klinis?
Ya
Hasil
Keputusan Diagnosis/Terapetik Laboratorium
sudah akurat?
Tidak
Re-verifikasi dan Re-publikasi
35
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja menurut Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Kesela-
matan Kerja disebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional.
Menurut Undang-undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 diny-
atakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan
di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kese-
hatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang
B. Tujuan
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan rumah sakit pada umumnya dan
laboratorium Patologi Klinik pada khususnya
d. Setelah darah atau cairan tubuh bersih dari tubuh, lakukan pemantauan den-
gan melakukan pemeriksaan HBsAg, anti HCV dan anti HIV. Ulangi pemerik-
saan ini dua kali dengan selang waktu 6 bulan.
4. Penanganan Tumpahan Darah Atau Cairan Tubuh
a. Gunakan sarung tangan dan siapkan peralatan yang dibutuhkan (spill kit)
b. Jika tumpahan disertai dengan pecahan kaca, maka pecahan kaca diambil
dengan menggunakan serok dan sapu kecil dahulu, taruh pecahan kaca dalam
kantung plastik khusus warna kuning
c. Taruh tablet presept pada area dan diamkan selama 2 menit atau semprot
dengan larutan hipoklorit 1 : 10 untuk darah dan 1 : 100 untuk cairan tubuh lain
d. Lap area dengan menggunakan kertas tissue, buang kertas tissue pada plastik
warna kuning
e. Lap sekali lagi dengan menggunakan desinfektan, buang tissue pada pastik
kuning
5. Pembuangan Sampah Medis Jarum Suntik
Sampah medis jarum suntik adalah sampah yang berasal dari jarum bekas
yang digunakan mengambil sampel yang dikategorikan bahan infeksius.
Sampah medis jarum suntik dikelola secara khusus, sejak dari laboratorium
hingga ke pembuangan sampah medis. Tujuannya adalah mencegah terjadinya
pencemaran dan penyebarluasan penyakit serta mencegah terjadinya kecelakaan
kerja akibat tertusuk jarum yang habis digunakan untuk mengambil sampel.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
38
Pemantapan mutu adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian
dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu terdiri dari Internal dan
Eksternal.
Indikator mutu yang digunakan di Unit Laboratorium Rumkit Tk. IV 12 07 02 Sintang
dalam memberikan pelayanan adalah sejauh mana kategori yang didapat dalam uji pe-
mantapan mutu baik regional maupun nasional. Dalam pelaksanaan indikator mutu meng -
gunakan kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan pada Kau-
nit Lab.
2. PMI Analitik
PMI analitik meliputi kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan
oleh laboratorium untuk mendeteksi secara dini kesalahan yang terjadi pada
tahap pengolahan sampel, mengkalibrasi alat, Quality Kontrol dengan tahap
sebagai berikut:
1) Dilaksanakan oleh petugas analis dibagian masing -masing.
2) Menyiapkan bahan - bahan yang dibutuhkan untuk kalibrasi dan atau kontrol.
3) Lakukan kalibrasi dan atau kontrol sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
4) Hasil yang keluar dicatat dalam buku kalibrasi atau kontrol.
5) Hasil pemeriksaan yang tidak masuk nilai range target diulang kembali.
6) Hasil yang keluar tetap dicatat sebagai koreksi apakah nilai kontrol masih
masuk dalam 2 SD atau tidak. Dan untuk mengetahui letak kisaran nilai
pemeriksaan apakah dibawah atau diatas nilai target.
7) Bila nilai yang didapat didalam kisaran 2 SD, maka alat dapat digunakan
untuk pemeriksaan, bila nilai yang diperoleh diluar 2 SD maka kontrol atau
kalibrasi diulang lagi, dan dicari tahu apa yang menyebabkan hasil control
atau kalibrasi tersebut berada diluar 2 SD. Kalibrasi dan control diulang
sampai diperoleh nilai dalam kisaran 2 SD.
Tidak 40
Kalibrasi ulang dan validasi hasil kalibrasi, Ulangi Pemeriksaan Bahan Kontrol
OK YA
Tidak
Qualiti kontrol merupakan suatu proses rutin harian. Kontrol dapat digunakan baik
sebagai pengukuran kualitas atau penanganan troubel shooting instrument,
sehingga instrument yang digunakan mempunyai akurasi yang tinggi, qc dapat
menghindari kesalahan kerja pada proses pemeriksaan laboratorium sehingga
hasil yang keluar mempunyai akurasi dan presisi yang baik dan memantau presisi
serta akurasi dari kinerja alat, metode pemeriksaan atau metode analitik didalam
laboratorium sendiri.
Tidak
BAB IX
PENUTUP
Buku pedoman pelayanan unit laboratorium ini diharapkan dapat menjadi sarana komu-
nikasi antara laboratorium dengan para klinisi, perawat, dan dokter. Pedoman ini bertu-
juan agar masing-masing pihak memahami semua hal yang berhubungan dengan labora-
45
torium agar bisa didapatkan pemahaman yang sama antara laboratorium dan pelanggan
kami demi lancarnya pelayanan dan menjaga mutu pelayanan untuk keselamatan pasien.
Tentu saja pedoman ini masih jauh dari sempurna dan akan selalu direvisi setiap tahun
sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem di rumah sakit.
Ditetapkan di Sintang
pada tanggal 02 Januari 2018
Kepala Rumah Sakit TK IV 12 07 02 Sintang