Assalammu’alaikum wr…wb…
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala. Atas berkat rahmatNya lah pedoman
rawat inap ini khususnya rawat inap ruby dan saphire dapat diselesaikan. Saya ucapkan
terimakasih kepada teman-teman ruangan ruby dan saphire yang telah banyak membantu
penyusunan pedoman rawat inap ini.
Semoga dengan adanya buku panduan ini tim rawat inap ruby dan saphire dapat bekerja
sesuai dengan standar pelayanan rawat inap yang terpadu, professional dan holistik. Selain itu
diharapkan tim perawat rawat inap dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien dan
memahami serta melaksanakan dengan baik tata laksana pelayanan antar rawat inap dengan unit
rumah sakit lainya dan antar rawat inap ruby dan saphire dengan rumah sakit lainnya.
Demikianlah panduan rawat inap ini dibuat sebagai mana mestinya. Diharapkan saran dan
masukan dari teman-teman dan tim bidang keperawatan dirumah sakit universitas tanjungpura
agar tersusun pedoman rawat inap lebih baik kedepannya. Atas perhatian nya saya ucapkan
terimakasih. Wassalammu’alaikum wr….wb….
Hormat saya,
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1
B. Ruang Lingkup……………………………………………………………. 1
C. Batasan Operasional………………………………………………………. 2
D. Landasan Hukum………………………………………………………….. 3
iii
B. Tata Laksana Persiapan Penerimaan Pasien…………………………………. 34
C. Tata Laksana Asuhan Keperawatan Kepada Pasien……………………….. 35
D. Tatalaksana Pemeriksaan Pasien (Visite) Dokter Ruangan……………...... 37
E. Tatalaksana Pemeriksaan Pasien (Visite) Dokter Penanggung Jawab……. 37
F. Tata Laksana Pemeriksaan Laboratorium Rawat Inap Ruby dan Saphire….. 38
G. Tatalaksana Pemeriksaan Radiologi Rawat Inap Ruby dan Saphire……….. 38
H. Tatalaksana Pasien Pulang Dari Rawat Inap Ruby dan Saphire…………… 39
I. Tatalaksana Pasien Pulang Paksa…………………………………………… 40
J. Tatalaksana Pindah Rawat………………………………………………… 41
K. Tatalaksana Merujuk Pasien………………………………………………. 42
L. Tatalaksana Mendampingi Pasien Untuk Dirujuk………………………… 42
M. Tatalaksana Pasien Pulang Meninggal…………………………………… …. 43
N. Tata Laksana Pengiriman Pasien Dari dan Ke Rawat Inap
Ruby dan Saphire…………………………………………………………… 43
O. Tatalaksana Permintaan Obat / Alkes (Emergency Stok)
ke Instalasi Farmasi…………………………………………………….…… 44
P. Tatalaksana Permintaan ART dan ATK…………………………………….. 45
Q. Tatalaksana Pengiriman Instrumen Rawat Ruby dan
Saphire ke Unit Sterilisasi (CSSD)………………………………………….…. 45
R. Tatalaksana Penerimaan Intrumen Steril Dari Unit Sterilisasi (CSSD)……… 46
S. Tatalaksana Penerimaan dan Pengiriman Linen Dari Bagian Laundry……. 46
T. Alur Masuk Pasien Rawat Inap Ruby…………………………………….. 47
U. Alur Masuk pasien Rawat Inap Saphire……………………………………… 48
iv
Adverse Event……………………………………………………………… 50
G. Kejadian Nyaris Cidera (KNC) / Near Miss……………………………….… 50
H. Kesalahan Medis / Medical Errors…………………………………………… 50
I. Insiden Keselamatan Pasien / Patient Safety Incident…………………… … 50
J. Kejadian Sentinel / Sentinel Event………………………………………..… 50
K. Tata Laksana Kerja untuk Keselamatan Pasien…………………………… 51
A. Pendahuluan………………………………………………………………… 52
B. Pengertian………………………………………………………………….… 52
C. Tujuan……………………………………………………………………….. 52
D. Prinsip Keselamatan Kerja………………………………….…………….… 53
E. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Pelayanan……………………….. … 53
G. Langkah-langkah…………………………………………………………… 55
BAB IX PENUTUP……………………………………………………………… 56
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan profesional merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spritual yang komperhensif ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencangkup seluruh proses kehidupan
manusia.
Sesuai latar belakang tersebut diatas maka dibuat Pedoman Pelayanan Rawat Inap
ruby dan saphire yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh tenaga keperawatan dan di Unit
Rawat Inap ruby dan saphire dalam melaksanakan kegiatan dan asuhan keperawatan,
dengan memberikan asuhan yang penuh empati kepada pasien tanpa diskriminasi,
memperlakukan pasien berdasarkan nilai kemanusiaan, memampukan pasien memenuhi
kebutuhan dasar nya dan memberikan informasi tentang kondisi kesehatan pasien.
B. Ruang Lingkup
Pelayanan unit rawat inap ruby dan saphire meliputi pelayanan perawatan kasus
penyakit bedah dan penyakit saraf, pelayanan yang diberikan meliputi :
1
C. Batasan Operasional
1. Audit Keperawatan
Adalah suatu proses dengan menggunakan alat untuk mengumpulkan data yang
terdapat dalam standar keperawatan yang dapat diukur untuk pengawasan kualitas
melalui pengukuran yang tepat. Dalam 3 bentuk dasar audit keperawatan yang
mencangkup audit struktur, audit proses, audit hasil.
2. Dokumen
Adalah suatu naskah/ berkas/ catatan tertulis yang resmi tentang catatan atau
laporan kegiatan perawat dan bidan, kepegawaian, peralatan dan lain-lain yang
tersimpan secara rapi dan mudah untuk digunakan.
3. Evaluasi Pelayanan Keperawatan
Adalah suatu proses untuk menilai keberhasilan pelayanan keperawatan dengan
menggunakan alat penilaian yang telah direncanakan.
4. Kebijakan
Adalah sumber pedoman yang memuat tentang petunjuk, peraturan dan langkah-
langkah bagi tenaga keperawatan dalam pelaksanaan pelayanan yang meliputi
kebijakan tertinggi :
a. Pelayanan kepada pasien
b. Ketenagaan
c. Pengelolaan lingkungan dimana pasien dirawat
d. Hubungan dengan tenaga kesehatan lain dan unit terkait
5. Kemampuan Interpersonal Manajer
Adalah kemampuan hubungan antara manusia para pengelola keperawatan
dalam berkomunikasi, menyampaikan informasi dengan cara yang dapat diterima dan
dimengerti oleh staf dibawah tanggung jawabnya.
6. Kondusif
Adalah suasana atau kondisi lingkungan yang memudahkan seseorang
melaksanakan praktek dan tugas profesi. Kondisi lingkungan ini biasanya diciptakan
oleh pengelola keperawatan.
7. Model Penugasan
Adalah bentuk atau metode penugasan dalam memberikan asuhan keperawatan,
yaitu metode penugasan fungsional, tim, primer dan kasus.
8. Pengaturan Ketenagaan Pelayanan Keperawatan
Adalah proses penempatan sejumlah tenaga keperawatan yang memenuhi
persyaratan dan pengaturan sistem penugasan secara optimal sesuai dengan
kebutuhan unit kerja.
9. Pengendalian Mutu Pelayanan Keparawatan
Adalah suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatan kualitas pelayanan
keperawatan secara berkesinambungan.
10. Pengorganisasian Pelayanan Keperawatan
2
Adalah pengelompokan/ pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi pelayanan keperawatan, kegiatan ini meliputi : supervisi, koordinasi
dengan unit kerja lain secara horizontal maupun vertikal.
11. Perencanaan Pelayanan Keperawatan
Adalah fungsi dasar dari manajemen yang merupakan tugas utama dari semua
manajer keperawatan dan merupakan proses sistematis berdasarkan teori-teori
manajemen, sebagai contoh : rencana pengembangan pelayanan keperawatan jangka
pendek dan jangka panjang.
12. Pola Tenaga
Adalah jenis / kualifikasi, jumlah / komposisi dan kelompok kategori tenaga
keperawatan.
13. Presentasi Kasus
Adalah diskusi yang dilaksanakan oleh perawat dengan cara memilih kasus pasien
yang bermasalah dan sulit untuk dicarikan cara penyelesaiannya bersama-sama tim
pakar atau berdasarkan pengalaman yang dibahas di ruang rapat. Presentasi kasus
dapat dilakukan secara periodic.
14. Ronde Keperawatan
Adalah kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan, diamana pengelola perawat
mendapatkan data langsung dari pasien (antara lain : keluhan, perilaku perawat, obat-
obatan) kegaiatan ini dilaksanakan secara teratur/ terstruktur dan masalah pasien
dapat langsung diperbaiki.
15. Rekruitmen
Adalah proses penerimaan calon pegawai yaitu perawat untuk bekerja di sarana
kesehatan.
16. Supervisi Keperawatan
Adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor, mencangkup masalah pelayanan keperawatan,
masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapatkan pelayanan yang bermutu
setiap saat.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 983/Kes/SK/1992 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit
4. Undang – Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1333 Tahun 1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
3
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 436/Menkes/SK/VI/ 1993
Tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di
Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1239/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan.
8. Keputusan Munas VI PPNI No. 09/MUNAS VI/PPNI/2000 tentang Kode Etik
Keperawatan Indonesia.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi
Nama Jabatan Kebutuhan
Pelatihan Askep
Pelatihan Evakuasi
Sertifikat PK II/ PK III
5
6 PPJA S1 Pelatihan Manajemen 13 orang
Keperawatan+Ners Bangsal
Pelatihan BLS
Pelatihan Evakuasi
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Sertfikat PK II (Minimal)
Jumlah tenaga keperawatan di ruangan rawat inap Ruby & Saphire berjumlah 26
orang dengan 1 orang kepala ruangan pendidikan S1 Keperawatan Ners, 13 orang PPJA
dengan pendidikan S1 Keperawatan Ners dan 12 orang perawat pelaksana/ asosiet yang
terdiri dari 13 orang perawat dengan pendidikan S1 Keperawatan Ners, 3 orang pendidikan
DIV Keperawatan (Sarjana Terapan Keperawatan) dan 9 orang perawat dengan pendidikan
DIII Keperawatan. Berikut kualifikasi pendidikan formal tenaga keperawatan di ruang rawat
inap Ruby & Saphire:
6
B. Dasar Perhitungan Ketenagaan Rawat Inap Ruby dan Saphire
1. Perhitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap ruby dan saphire,
berdasarkan rumus Lokakarya PPNI sebagai berikut:
a. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per pasien / hari
Pasien partial care 3-4 jam, Pasien total care 5-6 jam, Pasien gawat 10-12 jam
b. Hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun
Jumlah jaga perawatan yang di terima pasien selama 24 jam
Jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari
Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
Jumlah hari minggu 52 hari
Libur nasional 12 hari
Cuti tahunan 12 hari
Jumlah hari efektif dalam 1 tahun 365-76 = 289 hari
Jumlah hari efektif perminggu 289 hari : 7 hari = 41 minggu
c. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun
Jam kerja 1 tahun (41 minggu) x 40 jam = 1640 jam/bulan
d. Jumlah TT dan BOR yaitu Jumlah tempat tidur dan angka Bed Occupation Rate
yaitu perbandingan jumlah pasien dengan jumlah tempat tidur dalam periode
waktu tertentu.
e. Rumus sudah baku dikalikan faktor kali 125 %
Rumus perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di rawat inap berdasarkan
Lokakarya PPNI adalah:
7
(jmlh jam perawatan x 52 mggu x 7 hr x jmlh TT x BOR) x 125%
Jadi, perkiraan kebutuhan perawat diruang rawat inap ruby dan saphire adalah 27 orang
ditambah 1 orang kepala ruangan. Jadi total perawat yang dibutuhkan 28 orang.
C. Distribusi Ketenagaan
8
3. Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat
peringatan.
4. Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas persetujuan
Kepala Ruangan atau PPJA.
e. Staf perawat bila ada yang tidak mengerti atau tidak mampu melaksanakan
tugasnya berhak dan wajib bertanya pada rekan senior atau kepala atasannya.
f. Pada setiap akhir jam kerja, staf perawatwajib membuat laporan jaga dan
mengoverkan kepada perawat shift berikutnya.
2. Pengaturan jadwal dinas
a. Kepala ruangan dibantu oleh PPJA (perawat penanggung jawab asuhan) untuk
menyusun jadwal dinas setiap bulannya.
b. Jadwal dinas disusun dengan menggunakan formulir jadwal dinas yang telah
ditentukan.
c. Setiap shift harus ada seorang perawat sebagai penanggung jawab (PJ) shift
dengan ketentuan dan persyaratan sesuai dengan yang telah ditentukan dalam
standar pola ketenagaan.
d. Jadwal dinas diketik dengan menggunakan kode atau symbol – symbol yang telah
ditentukan.
e. Jadwal dinas yang telah disusun harus di sahkan / disetujui dengan tanda tangan
oleh kepala ruangan dan kepala bidang keperawatan.
f. Jadwal dinas yang telah disetujui harus di serahkan kepada kepala bidang
keperawatan.
3. Metode Penugasan
Metode penugasan pemberian asuhan keperawatan yang berlaku di ruang rawat inap
ruby dan Saphire adalah metode tim.
a. Pengertian
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok
perawat kepada sekelompok pasien. Metode tim diberikan dalam usaha untuk
memberikan perawatan yang berkesinambungan kepada pasien, konsep dari
metode tim ini adalah suatu kesatuan yang terdiri dari ketua tim yang bertugas
sebagai PPJA/PJ Shift dan beberapa anggota tim. PPJA/PJ Shift bertanggung
jawab dalam mengkoordinasikan perawatan sejumlah pasien. PPJA/PJ Shift
sebagai leader dalam metode tim yang mengatur perawatan pasien yang dilakukan
oleh perawat asosiet/pelaksana dibawahnya.
b. Persyaratan Metode Tim
PPJA diberikan kekuasaan untuk membagi tugas kepada anggota tim dan
membimbing anggotanya dalam melakukan serta bertanggung jawab terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik tindakan dan
dokumentasi.
9
PPJA menggunakan cara pendekatan yang demokratis atau cara partisipasi
dalam hubungan dengan anggota tim yang lain.
Tim bertanggung jawab memberikan pelayanan yang total kepada sejumlah
pasien tertentu.
Komunikasi diantara anggota tim sangat penting untuk keberhasilan cara ini,
termasuk didalamnya membuat rencana keperawatan, menulis catatan
perkembangan pasien, memberikan laporan tentang pasien kepada PPJA,
mengadakan pertemuan tim untuk mendiskusikan masalah pasien.
Selanjutnya PPJA yang akan melaporkan kepada kepala ruangan.
c. Konsep Kerja Tim
PPJA adalah perawat yang berpendidikan / berpengalaman, terampil dan
memiliki kemampuan kepemimpinan (minimal PK II). PPJA menentukan
prioritas kebutuhan asuhan keperawatan pada pasien, merencanakan asuhan,
melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Komunikasi yang efektif diperlukan untuk kelanjutan asuhan keperawatan.
Dengan demikian pencatatan rencana keperawatan tiap pasien selalu tepat
waktu dan asuhan keperawatan selalu dinilai kembali untuk kepemimpinan.
PPJA harus menggunakan teknik manajemen dan kepemimpinan.
Pelaksanaan keperawatan tim fleksible atau tidak kaku. Metode ini dapat
dilakukan dalam tim minimal dua sampai tiga tim. Jumlah atau besarnya tim
tergantung dari banyaknya staf. Dua orang perawat dapat dikatakan tim,
terutama untuk shift sore dan malam dimana jumlah tenaga terbatas.
d. Tanggung Jawab PPJA
Mengkaji setiap pasien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat.
Pengkajian merupakan proses yang berkelanjtan dan berkesinambungan.
Mengkoordinasikan rencana keperawatan dan pengobatan.
Menyusun rencana keperawatan yang tepat waktu, membimbing anggota tim
untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Meyakinkan bahwa semua hasil evaluasi dan beberapa respon pasien terhadap
tindakan keperawatan tercatat.
Menilai semua kemajuan dan hasil pengamatan langsung atau laporan
anggota tim.
e. Tanggung Jawab Anggota Tim/Perawat asosiet
Menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk setiap pasien di
unit tersebut.
Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan
secara teliti termasuk program pengobatan.
Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan keperawatan yang
dilakukan serta respon pasien.
10
Menerima bantuan dan bimbingan ketua tim.
f. Tanggung Jawab Kepala Ruangan Pada Penugasan Tim
Menerapkan standar staf
Membantu staf menerapkan sasaran keperawatan pada unit kerja yang
dipimpin.
Memberikan kesempatan kepada ketua tim/PPJA dan membantu untuk
pengembangan keterampilan manajemen dan kepemimpinan.
Secara berkesinambungan mengorientasikan staf baru tentang prosedur tim
keperawatan.
Menjadi narasumber bagi PPJA dan staff.
Memotivasi staff untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpin.
11
g. Bagan Metode Tim
Kepala Ruangan
12
Pengkajian, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi di pelayanan rawat
inap dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien pada
saat itu.
Cara pengisian mengacu pada petunjuk teknis penerapan SAK.
Setiap melakukan tindakan keperawatan harus didokumentasikan.
Berkas rekam medis sebelum ke rekam medis, di kontrol kelengkapan
dokumentasinya oleh kepala ruangan
13
BAB III
URAIAN TUGAS
14
B. Uraian Jabatan Kepala Ruangan
4. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada kepala bidang
Keperawatan / Kepala Instalasi Rawat Inap terhadap hal – hal :
15
1) Menyusun rencana kerja kepala ruangan
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat
yang bersangkutan
3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk diruang rawat koordinasi dengan kepala perawat Ka Instalasi
B. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan ( P2 ) meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat melalui
kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
2) Menyusun jadwal / daftar dinas tenaga keperawatan & tenaga lain yang sesuai
kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
3) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru / tenaga lain yang akan kerja
di ruang rawat
4) Memberi orientasi kepada siswa / mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktek
5) Memberi orientasi kepada pasien / keluarganya meliputi : penjelasan tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya serta kegiatan rutin sehari –hari
6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan / asuhan keperawatan sesuai
standar
7) Mengadakan pertemuan berkala / sewaktu – waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
8) Memberi kesempatan / izin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah
/ penataran dengan koordinasi kepala instalasi / kepala bidang perawatan
9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat – obatan sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan / kebijakan rumah sakit
10) Mengatur & mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap
pakai
11) Mendampingi visite dokter mencatat intruksi dokter, khususnya bila ada perubahan
program pengobatan pasien
12) Mengelompokan pasien dan mengatur menempatkannya di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi / non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan
13) Mengendalikan kualitas system pencatatan & pelaporan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain secara tepat & benar, hal ini penting untuk tindakan keperawatan
14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan dan
ruang rawat
15) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat
16) Meneliti / memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien berdasarkan
macam & jenis makanan pasien
17) Meneliti / memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai dengan
program dietnya
16
18) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang rawatnya &
selanjutnya mengembalikan berkas tersebut kebagian medical record bila pasien
keluar / pulang dan ruang rawat tersebut
19) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan sertakegiatan
lainnya di ruang rawat, disampaikan kepada atasannya
20) Membimbing siswa / mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya
sebagian lahan praktek
21) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien / keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangmelakukan serah terima pasien dan lain – lain pada saat
pergantian dinas.
C. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian ( P3 ) meliputi :
1) Mengendalikan & menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan
2) Mengawasi & menilai siswa / mahasiswa keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan
3) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah tanggung
jawabnya
4) Mengawasi, mengendalikan & menilai pendayagunaan tenaga keperawatan dan obat-
obatan
5) Mengawasi & menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara
mandiri atau koordinasi dengan Tim pengendalian mutu asuhan keperawatan.
4. Bertanggung jawab : Bertanggung jawab kepada kepala ruang rawat mengenai asuhan
keperawatan pasien di tim / grupnya
17
5. Uraian Tugas
18
D. Uraian Jabatan Perawat Pelaksana Ruang Rawat
rawat
Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana di ruang rawat bertanggung jawab kepada
kepala ruangan / kepala instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut :
19
- Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program
pengobatan
- Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya mengenai penyakitnya
g) Melatih / membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
h) Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain panas, tinggi, kolap,
pendarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung), sesuai protap yang berlaku,
Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang
rawat / dokter jaga
20
21
BAB IV
STANDAR FASILITAS
Ruang rawat inap ruby dan saphire terletak di lantai 3 Rumah sakit Universitas
Tanjungpura di samping kiri bersebelahan dengan ruang rawat inap penyakit dalam.
Akses menuju lantai tiga bisa menggunakan lift ataupun tangga. Ruang rawat Ruby dan
saphire memiliki 18 ruangan dengan kapasitas 32 tempat tidur sebagai berikut:
a. Ruang pantry
b. Ruang Nurse Station.
c. Ruang Logistik dan Ruang Spoelhok
d. Ruang VIP Ruby terdiri dari 2 Ruangan
e. Ruang kelas I Ruby terdiri dari 2 Ruangan
f. Ruang kelas II Ruby terdiri dari 2 Ruangan
g. Ruang kelas III Ruby terdapat 1 ruangan
h. Ruang VIP Saphire terdiri dari 2 Ruangan
i. Ruang kelas I Saphire terdiri dari 2 ruangan
j. Ruang kelas II Saphire terdiri dari 2 ruangan
k. Ruang kelas III Saphire terdapat 1 ruangan
l. 16 WC terdiri dari 1 WC Petugas dan 15 WC Pasien
22
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khusunya yang berupa
cairan. Pada ruang spoelhok juga harus disediakan keran air bersih untuk mencuci
tempat cairan atau cuci tangan.
g. Pantry
Tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman pasien.
24
Penanggung jawab fasilitas unit bertanggung jawab untuk mengecek kelengkapan
inventaris dan kesiapan pakai alkes dan obat diakhir bulan dan membuat laporan kondisi,
jumlah pemakaian dan kebutuhan unit yang disetujui oleh kepala ruangan.
1. Mekanisme Pengadaan Alat
a. Pengadaan Peralatan Rutin (ATK, ART, Floor Stok)
Permintaan peralatan yang rutin, dibuat oleh kepala ruangan berdasarkan
jumlah stok minimum unit .
Formulir permintaan yang telah disetujui dan di tanda tangani oleh kepala
ruangan diajukan ke bagian logistik farmasi / logistik umum
b. Pengadaan Peralatan Non Rutin
Permintaan peralatan non rutin dibuat oleh kepala ruangan berdasarkan
kebutuhan unit, kepala ruangan menandatangani formulir yang tersedia dan
meminta persetujuan kepada bidang keperawatan.
Bidang keperawatan dibantu asesmen fasilitas pelayanan mengevaluasi akhir
permintaan pengadaan alat tersebut, apabila dari hasil evaluasi akhir, alat
tersebut memang dibutuhkan, maka bidang keperawatan akan memberikan
persetujuan dan menandatangani formulir yang tersedia
Formulir permintaan yang telah disetujui bidang keperawatan diajukan ke
bagian logistik farmasi / logistik umum
Apabila harga alat yang diminta untuk diadakan, diluar ketentuan, maka
kepala ruangan mengajukan permintaan ke bidang keperawatan
2. Mekanisme Pendistribusian Alat
a. Peralatan keperawatan yang telah ada / tersedia, disimpan di logistik umum /
logistik farmasi
b. Petugas logistik akan menginformasi dan mendistribusikan alat tersebut ke unit-
unit sesuai dengan permintaan dari unit tersebut
c. Peralatan yang telah didistribusikan ke unit, akan dicek kembali oleh kepala
ruangan unit terkait
d. Petugas yang bertanggung jawab dalam penditribusian alat adalah petugas logistik
umum / logistik farmasi.
3. Penggunaan Alat
Penggunaan alat keperawatan dan kebidanan secara tepat dan benar sesuai
standar prosedur operasional (SPO) dengan tujuan agar penggunaan alat keperawatan
dan kebidanan berfungsi dengan baik sesuai umur teknis dari alat tersebut.
a. Mekanisme penggunaan alat
Penggunaan peralatan keperawatan / alat kesehatan harus sesuai dengan
standar prosedur operasional yang telah ditetapkan
Penggunaan peralatan khusus harus dioperasikan oleh tenaga yang terampil
dan di dokumentasikan terutama frekwensi pemakaian dari alat tersebut
Setiap selesai penggunaan, alat harus dibersihkan dan dipelihara
25
Petugas yang bertanggung jawab terhadap penggunaan alat adalah kepala
ruangan dibantu PJ fasilitas unit.
4. Pemeliharaan Fasilitas, Alat dan Sarana
Untuk menunjang kelancaran pelayanan di Ruang Rawat, fasilitas, sarana dan
alat harus selalu dalam kondisi siap pakai. Untuk itu diperlukan pemeliharaan rutin
terhadap fasilitas, sarana, dan alat tersebut. Pemeliharaan rutin selain dilakukan oleh
staf di ruang rawat juga bekerjasama dengan bagian umum sesuai jadwal yang telah
disusun.
a. Mekanisme pemeliharaan alat
Peralatan alat kesehatan/alat keperawatan dilakukan secara rutin oleh petugas
teknisi Rumah Sakit Universitas Tanjungpura sesuai dengan program
pemeliharaan yang telah dibuat.
Untuk alat-alat khusus dilakukan pemeliharaan rutin dan kalibrasi satu tahun
sekali oleh pihak ketiga (vendor / teknisi perusahaan alat)
Pemeliharaan peralatan keperawatan harus sesuai dengan SPO pemeliharaan
dari alat tersebut.
Untuk alat-alat yang sudah dilakukan kalibrasi, harus ada sertifikat kalibrasi
yang disimpan di bagian umum dan di copykan untuk unit terkait.
Setelah melakukan pemeliharaan, petugas teknisi mengisi kartu servis yang
ada pada alat tersebut.
Petugas yang bertanggung terhadap pemeliharaan alat adalah petugas teknisi
rumah sakit Universitas Tanjungpura.
b. Mekanisme Penggantian Alat
Penggantian peralatan dilakukan apabila alat tersebut sudah tidak layak pakai
dan sudah dilakukan perbaikan / servis, tetapi tidak dapat diperbaiki.
Kepala ruangan dibantu PJ Fasilitas unit membuat berita acara tentang
ketidaklayakan pakai alat tersebut, dan membuat pengajuan penggantian alat.
Apabila harga peralatan yang perlu penggantian, diluar ketentuan, maka
bidang keperawatan membuat surat permohonan penggantian alat ke Direktur
Pelayanan.
Petugas yang bertanggung jawab terhadap pergantian alat adalah kepala
ruangan dibantu PJ Fasilitas unit dan bidang keperawatan.
c. Mekanisme Penghapusan Alat
Peralatan yang sudah tidak layak pakai di unit keperawatan, dikumpulkan dan
didata ulang.
Seluruh peralatan tersebut dicatat pada formulir mutasi barang
Seluruh alat yang tidak layak tersebut dikembalikan ke bagian logistik umum
beserta formulir mutasi barang yang telah ditandatangani oleh kepala ruangan
dan bidang keperawatan.
Alat yang sudah dimutasikan tersebut dicatat di buku inventaris unit terkait
dan dilaporkan ke bagian audit alat untuk dihapus.
26
Petugas yang bertanggung jawab terhadap penghapusan alat adalah kepala
ruangan, bidang keperawatan, kepala ruangan logistik.
5. Pengawasan dan Pengendalian Alat
a. Pengawasan dan pengendalian langsung peralatan keperawatan dilakukan oleh
kepala ruangan.
b. Ruangan dibantu PJ fasilitas unit dengan cara :
c. Seluruh hasil pengawasan dan pengendalian keperawatan dilaporkan ke kepala
ruangan dan diteruskan ke bidang keperawatan setiap bulan.
d. Petugas yang bertanggung jawab terhadap pengendalian alat adalah kepala
ruangan dibantu PJ fasilitas unit, bidang keperawatan.
27
Ruang
pantry
1C-1D
1A-1B
- r.linen
1B 2D
WC 3F 3C WC 2B kotor
JALAN R .RUBY
VIP 1 2A-2B
2D2C- VIP 2
3G 3B VIP 1C
VIP2
3H 3A 1 1D
TANGGA
Tangga
NURSE STATION
3
3A 3C
B RUANG
JALAN
MANAGEMENT
TANGGA JALUR EVAKUASI
Kls 3
JALAN
saphire
RUANG
3 W AKREDITASI
3D
E C
Jalan
Menuju
KALIMA
Logistik
RUANG
Ruang NTAN
Penyakit
Dalam
LIFT
E. Denah Ruang Ruby dan Saphire
28
F. Standar Fasilitas Peralatan di Ruang Ruby dan Saphire
1. Nurse Station
29
B ATK
5 Formulir- Kertas
Formulir
C ART
1 Pesawat 1 1 / ruangan
telepon
30
2. Ruang Perawatan VIP : 4 kamar, masing-masing kamar terdiri dari 1 tempat tidur
9 AC 1 Panasonic 1 PK 1/ kamar
31
3. Ruang Perawatan Kelas 1 : 4 kamar, masing-masing terdiri dari 2 tempat tidur
7 AC 1 Panasonic 1 PK 1/ kamar
6 AC 1 sharp 1 PK 1/ kamar
32
5. Ruang perawatan kelas 3: 2 kamar, masing-masing terdiri dari 5/6 tempat tidur
33
7. Ruang linen dan perlengkapan
A Linen
2 Laken 40 3 / pasien
B Alkes
C ART
1 Lemari Es 1 1 / ruangan
8. Ruang spoelhok
BAB V
34
TATA LAKSANA PELAYANAN
35
2. Perangkat Kerja
a. Surat pengantar rawat
b. Berkas Rekam medik
c. Alat tulis
d. Tensi meter, termometer
e. Timbangan berat badan
3. Tata Laksana
a. Perawat penanggung jawab pasien (PPJP) ruang rawat menyiapkan penerimaan
pasien
b. PPJP mengkonfirmasi bahwa ruangan sudah siap
c. Pasien dating dan diterima oleh PPJP
d. PPJP mengecek gelang identitas pasien
e. Pasien dibawa kekamar yang telah dipesan
f. Perawat pengirim memperkenalkan PPJP pada pasien
g. PPJP memperkenalkan diri, mengorientasikan ruangan, dan memasang papan nama
pasien.
h. Perawat pengirim melakukan Handover dengan PPJP dengan metode SBAR
bedside
i. PPJP memeriksa kelengkapan dokumen rekam medik sesuai handover
j. PPJP menjelaskan peraturan ruangan (tata tertib ruangan) pada pasien dan keluarga
k. PPJP melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun
rencana tindakan keperawatan.
l. PPJP berkolaborasi dengan dokter bangsal dan dietisian untuk keperluan terapi dan
gizi pasien maksimal 30 menit setelah masuk ruang rawat.
m. setelah berkolaborasi dengan dokter bangsal dan ahli gizi pasien diberikan asuhan
keperawatan sesuai care plan.
36
b. Proses keperawatan diterapkan sejak pasien masuk untuk dirawat dan diakhiri
ketika pasien pulang.
c. Setiap perawat mempunyai kewajiban melakukan pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, membuat rencana tindakan, melakukan tindakan
keperawatan dan melakukan evaluasi.
d. Kepala ruangan dan penanggung jawab shift bertanggung jawab terhadap
terlaksananya asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses
keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
e. Asuhan keperawatan dilakukan secara berkesinambungan baik antar shift maupun
antar unit apabila pasien dipindahkan
f. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan kondisi pasien/ akurat
g. Perumusan masalah atau diagnosa keperawatan didasarkan pada data yang
dikumpulkan.
h. Rencana tindakan disusun untuk mengatasi masalah pasien, mengacu pada standar
asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
i. Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
disusun.
j. Evaluasi keadaan pasien dilakukan oleh shift malam dan didokumentasikan di
form evaluasi perkembangan.
k. Setiap perawat penanggung jawab pasien / yang memulangkan pasien harus :
Menjelaskan kepada pasien rencana perawatan di rumah, obat-obatan yang
diminum, tanggal kontrol kembali yang dibuat pada form resume.
Memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan penyakitnya
l. Formulir yang digunakan dalam asuhan keperawatan :
Form pengkajian keperawatan
Form catatan pelaksanaan perawatan terintegrasi (CPPT)
Form pelaksanaan dan evaluasi asuhan keperawatan
Form pemantauan cairan dan elektrolit
Form grafik TTV
form daftar pemberian obat
form ringkasan pasien masuk
form resume pasien pulang
m. PPJP melakukan asuhan keperawatan dengan prinsip:
Melakukan tindakan keperawatan mengacu pada care plan
Monitoring kondisi dan respon sesuai kondisi pasien
Modifikasi tindakan berdasarkan respon pasien, meliputi tindakan mandiri
dan kolaborasi.
Prinsip keselamatan
Memperhatikan privasi
Standar precaution
Discharge planning
37
Pelibatan dan edukasi pada pasien dan keluarga
Mendokumentasikan tindakan keperawatan
Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau unit lainnya.
38
f. Perawat mencatat semua pesanan dokter di buku visite dokter dan catatan
perawatan
39
f. Petugas radiology menghubungi perawat dan memberitahukan hasil pemeriksaan
sudah selesai dan dapat diambil segera.
g. Perawat mengambil hasil pemeriksaan ke laboratorium
h. Hasil pemeriksaan radiology yang diterima dari bagian radiology dimasukan
kedalam RM pasien yang bersangkutan dan perawat melaporkan hasil pemeriksaan
kepada DPJP.
40
d. Fotocopi hasil pemeriksaan laboraturium/ radiologi sesuai dengan permintaan
e. Surat pengantar control ulang.
5. Tata Laksana
a. Lihat dan baca program pemulangan pasien pada catatan dokter.
b. Beritahu petugas administrasi, bahwa pasien sudah rencana pulang minta petugas
admin untuk mengecek administrasi pasien selama di rawat.
c. Beritahu pasien dan keluarga, bahwa pasien sudah diperbolehkan pulang pada
tanggal ……….. dan jam ………….. atau pulang tunggu dokter datang melihat
pasien terlebih dahulu.
d. Siapkan berkas-berkas yang harus dibawa pasien pulang seperti ringkasan pulang,
dan resume keperawatan, obat-obatan, yaitu resep / obat-obatan yang akan dibawa
pulang, surat istirahat, surat pengantar control ulang, surat asuransi, fotocopi hasil
pemeriksaan diagnostic dan hasil laboratorium.
e. Kirim resep pasien pulang ke farmasi
f. Cek obat – obat pasien, jika ada yang akan diretur kecuali obat – obat yang dibeli
diluar RS.
g. Keluarga diminta untuk menyelesaikan administrasi ke kasir dengan membawa
kwitansi pembayaran.
h. Keluarga menunjukan kwitansi dan surat ijin pulang dari kasir kepada perawat.
i. Beri penjelasan kepada pasien mengenai pesanan pulang seperti perawatan khusus
dirumah , obat-obatan yang diminum, tanggal kontrol kembali.
j. Serahkan obat-obat yang dibawa pulang, barang milik pasien, ringkasan pulang,
dan resume keperawatan, obat-obatan, yaitu resep / obat-obatan yang akan dibawa
pulang, surat istirahat, surat pengantar control ulang, surat asuransi, fotocopi hasil
pemeriksaan diagnostic dan hasil laboratorium.
k. Untuk pasien yang perlu diantar menggunakan kursi roda / brancard, pasien
diantar sampai dipintu masuk RS. Universitas tanjungpura sampai naik
kendaraan.
l. Beri tahu petugas cleaning service untuk memberihkan kamar bekas pasien
tersebut.
41
3. Tatalaksana
a. Pasien / keluarga memberitahu dokter ruangan / kepala ruangan, bahwa pasien
ingin pulang.
b. Dokter ruangan / kepala ruangan / PJ shift memberitahu DPJP pasien bahwa
pasien ingin pulang paksa.
c. Pasien atau keluarga mengisi dan menandatangani form pulang paksa.
d. Petugas administrasi menyelesaikan administrasi
e. Keluarga diminta untuk menyelesaikan administrasi ke bagian kasir.
f. Keluarga menunjukan kwitansi dan surat izin pulang dari kasir kepada perawat.
g. Perawat menyiapkan pesanan pulang, obat – obatan, barang milik pasien.
h. Jelaskan mengenai pesanan pulang, obat-obatan, perawatan dirumah, serta tanggal
control (bila dianjurkan oleh dokter).
i. Serahkan obat- obatan dan barang mili pasien kepada pasien dan keluarganya
serta menandatangi resume keperawatan.
j. Antar pasien pulang dengan kursi roda beserta barang-barang pasien sampai pintu
masuk RS.
N. Tata Laksana Pengiriman Pasien Dari dan Ke Rawat Inap Ruby dan Saphire
1. Petugas Penanggung Jawab
a. DPJP
b. Perawat pelaksana
2. Perangkat Kerja
a. Informed consent
b. Kursi roda / tempat tidur
c. RM pasien
3. Tata Laksana Pengiriman ke ICU
Jika masalah pasien tidak teratasi dan pasien memburuk maka pasien akan
direncakan pindah ke perawatan intensif. Prosedur pindah Intensif care:
a. DPJP menginformasikan indikasi pindah intensif care kepada penanggung jawab
pasien.
b. PPJP mengkonfirmasi keruangan intensif careuntuk ketersediaan kamar
c. PPJP berkolaborasi dengan dokter jaga bangsal untuk pemasangan urin cateter
dan nasogastric tube
d. PPJP menyiapkan obat-obatan pasien yang akan dibawa dan menyiapkan
formulir transfer pasien ke intensif care, pasien diantar ke intensif care.
44
4. Tata Laksana Pengiriman dari dan ke kamar operasi
Jika masalah pasien belum teratasi dan pasien diindikasikan oleh dokter untuk
operasi. Prosedur pindah kamar ruby:
a. DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien tentang tindakan
operasi yang akan dilakukan serta jam dan tanggal operasi.
b. Penanggungjawab pasien menandatangani persetujuan tindakan invasive
operasi dan persetujuan tindakan pembiusan/sedasi
c. DPJP melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anastesi.
d. PPJP pasien mengisi lembar assessment pre operasi/transfer pasien ke ruang
operasi dan PPJP mempersiapkan pasien untuk puasa 6-8 jam sebelum operasi
dan persiapan operasi lainnya sesuai advice DPJP.
e. PPJP mengkonfimasi ke perawat di ruang operasi ada pasien yang akan
dioperasi (nama, umur, diagnosa, DPJP, tanggal dan jam operasi).
f. PPJP mengantar pasien keruang operasi.
g. Jika Pasien telah operasi dan kondisi pasien stabil, kamar operasi akan
menelpon untuk menginformasikan bahwa pasien agar segera di jemput.
h. PPJP dan porter menjemput pasien ke ruang operasi, perawat ruang operasi
handover kepada PPJP dan setelah selesai handover PPJP dibantu oleh porter
membawa pasien kembali ke ruang rawat inap.
45
g. Petugas farmasi menghubungi perawat dan memberitahukan obat / alkes dapat
diambil segera.
h. Barang permintaan alkes diambil oleh perawat rawat inap.
i. Serah terima obat / alkes permintaan obat / alkes dengan petugas instalasi farmasi.
j. Kepala ruangan mengcek kembali kelengkapan permintaan obat / alkes.
k. Barang permintaan alkes disimpan didalam kotak obat pasien
TERSEDIA BED
47
PASIEN DIPINDAHKAN KE
RUANG RAWAT
TERSEDIA BED
48
PASIEN DIPINDAHKAN KE
RUANG RAWAT
49
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (pasien safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, sisitem tersebut meliputi :
1. Assessment resiko
2. Indentifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien.
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulya resiko.
System tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang disebebkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan sesuatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit Universitas Tanjungpura.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
50
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien.
51
K. Tata Laksana Kerja untuk Keselamatan Pasien
1. Mengumpulkan data insiden keselamatan pasien setiap bulan
2. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
3. Melaporkan pada dokter jaga Bangsal
4. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
5. Mengobservasi keadaan umum pasien
6. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir pelaporan insiden keselamatan
7. Melaporkan insiden ke panitia mutu.
52
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang berkaitan
erat dengan kejadian yang disebabkan akibat kerja atau kecelakaan kerja.
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses
pelayanan terhadap karyawan dikarenakan pekerjaan yang terorganisir dengan baik,
dikerjakan dengan sesuai prosedur , tempat kerja yang aman dan terjamin kebersihannya
serta istirahat yang cukup.
Kecelakaan kerja tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba-tiba
dan tidak direncanakan sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan maupun dapat
melukai petugas.
B. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat keselahan kerja petugas
ataupun kelalaian dan kesengajaan.
C. Tujuan
Menurut Undang – Undang Keselamatan Kerja tahun 1970, syarat-syarat keselamatan
kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan:
1. Mencegah dan mengurangi penyebaran infeksi
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
3. Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran
4. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
5. Memberi kesempatan atau jalan meyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
6. Memberi pertolongan pada kecelakaan
7. Memberi perlindungan pada pekerja
8. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran
9. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis,
keracunan, infeksi dan penularan
10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
11. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
53
12. Memeperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
13. Petugas dapat menerapkan universal percaution.
54
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
1. Mutu adalah expertive atau keahlian dan keterkaitan yang selalu dicurahkan pada
pekerjaan
2. Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi
sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta
budaya dengan memeperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan
masyarakat konsumen.
B. Tujuan
1. Umum
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan rawat
inap ruby dan Saphire Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.
2. Khusus
a. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan rawat inap maternitas melalui indikator
mutu rawat inap ruby dan Saphire Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
b. Mengetahui cara-cara / langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan rawat inap ruby dan Saphire Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
c. Peningkatan mutu pelayanan rawat inap maternitas di Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura dapat dilakukan secara paripurna dan berkesinambungan secara
efisien dan efektif.
C. Manfaat
1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rawat inap ruby dan Saphire RS Universitas
Tanjungpura
2. Agar masyarakat pada umumnya merasa puas dengan pelayanan keperawatan di RS
Universitas Tanjungpura
3. Untuk mencegah dan menghindari masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelayanan rawat inap seeprti : komplen, infeksi nosokomial
D. Sasaran
1. Semua petugas rawat inap ruby dan saphire RS Universitas Tanjungpura
2. Pasien dan keluarga
55
E. Waktu Pelaksanaan
Pengumpulan data dilakukan setiap bulan dan analisa dilakukan berkala 1 bulan sekali.
F. Petugas Pelaksana
Pengumpulan data dilakukan oleh perawat dan Karu Rawat Inap ruby dan saphire dan
analisa data dilakukan oleh tim pengendalian mutu RS. Universitas Tanjungpura yang
telah ditunjuk oleh Direktur.
G. Langkah-langkah
Dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan rawat inap ruby dan Saphire maka
perlu ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Sub Mutu Bidang keperawatan bersama kepala ruangan mempunyai tugas menyusun
rencana program penilaian mutu pelayanan rawat inap ruby dan Saphire, menyusun
kriteria sebagai indikator pelayanan mutu rawat inap ruby dan Saphire, melaksanakan
monitoring dan evaluasi dari suatu penilaian yang dilaksanakan.
2. Karu rawat inap ruby dan Saphire dan tim yang ditunjuk mengumpulkan data mutu
dalam satu bulan yang hasilnya dilaporkan ke karu, oleh karu dilakukan analisis
sederhana dan dilaporkan ke Sub mutu Bidang Keperawatan, sub mutu bidang
keperawatan melakukan evaluasi data dan analisis data, membuat laporan ke direktur.
3. Bentuk kegiatan dari peningkatan mutu pelayanan rawat inap ruby dan Saphire ini
adalah melaksanakan pengumpulan data mutu pelayanan rawat inap yang terdiri dari
angka kejadian pulang atas permintaan sendiri, angka kejadian pelaksanaan waktu
operasi cyto, angka kejadian plebitis, ILO, ISK, decubitus.
56
BAB IX
PENUTUP
Dengan meningkatnya pelayanan rawat inap Ruby dan Saphire diharapkan dapat
mencegah infeksi nosokomial dan dapat menurunkan lama hari rawat pasien dan
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit secara umum. Koordinasi
internal dan eksternal Rumah Sakit perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kegiatan
pelayanan rawat inap Ruby dan Saphire di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.
57