Anda di halaman 1dari 5

Code Blue Puskesmas

No.Dokumen :
445/ 65/SOP/UKP/430.9.3.11/2023

SOP No. Revisi : 01


Tanggal Terbit : 03 Januari 2023
Halaman :1 / 3
UPTD drg. Ratna Sari Dewi
PUSKESMAS NIP. 19760621 200501 2
TAMANAN 011
1. Pengertian Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus
segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi
henti jantung nafas dalam area Puskesmas.
Code blue response team atau timcode blue adalah suatu tim yang
dibentuk oleh puskesmas yang bertugas merespon kondisi code blue
didalam area puskesmas. Tim ini terdiri dari dokter dan perawat yang
sudah terlatih dalam penanganan kondisi henti jantung nafas.
Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk
meningkatkan daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung.
Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi jantung paru ini dapat
bervariasi, tergantung kepada kemampuan penolong, kondisi
korban,dan sumber daya yang tersedia, tantangan mendasar tetap
pada bagaimana melakukan resusitasi jantung paru sedini
mungkin dan efektif
2. Tujuan 1. Untuk memberikan panduan baku bagi tim code blue dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tim reaksi cepat jika
code blue diaktifkan.
2. Membangun respon seluruh petugas di Puskesmas
Wonoasih pada pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat
darurat.
3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di puskesmas
untuk menghindari kematian dan kecacatan yang seharusnya
tidak perlu terjadi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Code BLue

4. Referensi Hazra, D., Nekkanti, A. and Jindal, A., 2021. Code blue Predictors of
survival. Journal of Anaesthesiology Clinical Pharmacology, [online]
Available at:
<https://journals.lww.com/joacp/Abstract/9000/Code_blue__Predictors_of
_survival.99982.aspx>
5. Prosedur/ a. Jika didapatkan seseorang atau pasien dalam kondisi cardiac
Langkah - respiratory arrest maka perawat ruangan (I) atau first responder
langkah berperan dalam tahap pertolongan, yaitu:
b. Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban.
c. Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.
d. Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama atau
menepuk bahu.
e. Meminta bantuan pertolongan perawat lain (II) atau petugas yang
ditemui di lokasi untuk mengaktifkan code blue.
f. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan tim code
blue datang.
g. Perawat ruangan yang lain (II) atau penolong kedua, segera
menghubungi operator pengeras suara Puskesmas untuk
mengaktifkan code blue, dengan prosedur sebagai berikut:
h. Perkenalkan diri.
i. Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code blue.
j. Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest
dengan lengkap dan jelas, yaitu: area ….. (area satu/dua), nama
lokasi atau ruangan.
k. Jika lokasi kejadian di ruangan rawat inap maka informasikan : “
nama ruangan “.
l. Operator menggunakan pengeras suara atau berteriak
mengatakan code blue dengan prosedur sebagai berikut : “Code
Blue, Code Blue, Code Blue, di area …..(satu/dua), nama lokasi
atau ruangan…..”.
m. Jika lokasi kejadian diruangan rawat inap maka informasikan :
“Code Blue, Code Blue, Code Blue, nama ruangan ….. Setelah
tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue,
mereka segera menghentikan tugasnya masing-masing,
mengambil resusitasi kit dan menuju lokasi terjadinya cardiac
respiratory arrest. Waktu respon dari aktivasi code blue sampai
dengan kedatangan tim code blue di lokasi terjadinya cardiac
respiratory arrest adalah 5 menit.
n. Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi tim code blue
untuk memastikan bahwa tim code blue sudah menuju lokasi
terjadinya cardiac respiratory arrest
o. Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah lokasi yang
padat manusia (public area) maka petugas keamanan (security)
segera menuju lokasi terjadinya untuk mengamankan lokasi
tersebut sehingga tim code blue dapat melaksanakan tugasnya
dengan aman dan sesuai prosedur.
p. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan
diputuskannya bahwa resusitasi dihentikan oleh ketua tim code
blue.
q. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi,
yaitu:
r. Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka dipindahkan
secepatnya ke IGD untuk di rujuk ke rumah sakit yang
mempunyai fasilitas
s. Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal, maka lakukan
koordinasi dengan bagian bina rohani, kemudian pasien
dipindahkan ke kamar jenazah.
t. Ketua tim code blue memberikan informasi dan edukasi kepada
keluarga pasien.
u. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam
rekam medis pasien dan melakukan koordinasi dengan ruangan
pasca resusitasi.

6. Diagram Alir

7. Hal – hal yang o Tim code blue terdiri dari :


perlu di o Ketua tim code blue yaitu satu orang dokter umum Shift
perhatikan IGD.
o Anggota tim code blue yang terdiri dari satu orang perawat
senior dan dua orang perawat.
o Struktur tim code blue di Puskesmas adalah sebagai
berikut :

o Ketua Tim Code Blue adalah dokter umum, dengan


kualifikasi :
o Memiliki SIP yang masih berlaku.
o Memiliki ATLS atau ACLS.
o Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan
medis.
o Anggota Tim Code Blue, terdiri dari:
o Supervisi, dengan Kualifikasi:
o Memiliki SIP yang masih berlaku.
o Memiliki sertifikat PPGD.
o Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan
medis.
o Perawat jaga yang bertanggung jawab saat itu.
o Memiliki SIP yang masih berlaku.
o Memiliki sertifikat PPGD.
o Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan
medis.
o Petugas Binroh
o Security
o Farmasi
8. Unit Terkait Poli BP, IGD,VK

9. Dokumen SK Tim Code Blue


Terkait
10. Rekam histori perubahan

No. Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai


berlaku
1. Isi Prosedur Langkah-langkah dalam prosedur mengikuti 3 Januari 2023
referensi terbaru
2. Format SOP Format SOP awal menggunakan format 3 Januari 2023
Permenpan no. 35 Tahun 2012 diubah
sesuai dengan Pedoman Penyusunan
Dokumentasi Akreditasi Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai