RUMAH SAKIT
Disusun oleh :
Bidang Pelayanan Medis
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI
Nomor : JS.A.SKR.310.09.15
Tentang
PANDUAN CODE BLUE
DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI
Bismillahirrohmaanirrohiim
Direktur Rumah Sakit Islam Jemursari
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN PANDUAN CODE BLUE DI RUMAH SAKIT ISLAM
JEMURSARI
Kedua : Surat Keputusan ini agar disosialisasikan kepada pelaksana untuk
diketahui dan dilaksanakan.
Ketiga : Panduan akan dilakukan review setiap tiga tahun atau waktu
tertentu apabila diperlukan.
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku tanggal 1 September 2015 dan akan
dilakukan perbaikan apabila ditemukan ketidaksesuaian dalam
penetapannya.
Ditetapkan di : Surabaya
Surabaya : 1 September 2015
Direktur,
Misi
a. Memberikan pelayanan jasa rumah sakit secara prima dan Islami
menuju Standar Mutu Pelayanan Internasional dengan dilandasi prinsip
kemitraan
b. Melaksanakan Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Manajemen Syariah
yang berstandar Internasional
c. Membangun SDM Rumah Sakit yang profesional sesuai standar
Internasional yang Islami dengan diiringi integritas yang tinggi dalam
pelayanan
d. Menyediakan sarana prasarana rumah sakit untuk mewujudkan
implementasi pelayanan Islami dan berstandar Internasional.
Direktur
RS Islam Jemursari
i
Keputusan Direktur
Nomor JS.A.SKR.310.09.15
Tentang
Panduan Code Blue
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya
Disusun oleh :
Bidang Pelayanan Medis
Disetujui oleh :
Wakil Direktur Medis
Ditetapkan oleh :
Direktur Utama RS Islam Jemursari
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya
Panduan Code Blue di Rumah Sakit Islam Jemursari dapat dibuat. Panduan ini akan
dijadikan panduan dalam segenap Struktural maupun pegawai Rumah Sakit Islam
Jemursari dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu pada pasien.
Pada Kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam penyusunan Panduan Code Blue di Rumah Sakit Islam Jemursari,
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit khususnya akses pelayanan
dan kontiunitas sesuai standar.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Panduan
Code Blue di Rumah Sakit Islam Jemursari ini, kami sampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi. Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Cover
Surat Keputusan
Visi dan Misi i
Halaman persetujuan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB I DEFINISI 1
BAB II RUANG LINGKUP 3
BAB III TATA LAKSANA 4
BAB IV DOKUMENTASI 9
iv
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera
diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory arrest di dalam
area rumah sakit.
Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk oleh
rumah sakit yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area rumah sakit. Tim
ini terdiri dari dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi
cardiac respiratory arrest.
Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan
daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung. Meskipun pencapaian optimal dari
resusitasi jantung paru ini dapat bervariasi, tergantung kepada kemampuan
penolong, kondisi korban, dan sumber daya yang tersedia, tantangan mendasar tetap
pada bagaimana melakukan resusitasi jantung paru sedini mungkin dan efektif.
Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya mempertahankan sirkulasi
dengan segera melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas dan
memberikan napas bantuan. Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C -
A-B (compression airway breathing) ini dengan pertimbangan segera
mengembalikan sirkulasi jantung sehingga perfusi jaringan dapat terjaga.
Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of survival) adalah
mendeteksi segera kondisi korban dan meminta pertolongan (early access), rantai
kedua adalah resusitasi jantung paru (RJP) segera (early cardiopulmonary
resuscitation), rantai ketiga adalah defibrilasi segera (early defibrillation), rantai
keempat adalah tindakan bantuan hidup lanjut segera (early advanced cardiovascular
life support) dan rantai kelima adalah perawatan paska henti jantung (post cardiac-
arrest care).
Figure 1
ANA ECC Adult Chain of Survival
The inks n the neo., AHA ECG
Adult Chain of SuruiveA areas
folluw5.
1. Immediate recognition of
cardiac arrest and
activation of the emergency
response system
2. Early CPA with an
emphasis on chest
compressions
3. Rapid dellbrialtdion
4. Effective advanced life
support
5. Integrated post-cardiac
arrest care
1
B. TUJUAN
Tujuan dari panduan ini adalah :
1. Untuk memberikan panduan baku bagi tim code blue dalam melaksanakan tugas-
tugasnya sebagai tim reaksi cepat jika code blue diaktifkan.
2. Membangun respon seluruh petugas di Rumah Sakit Islam Jemursari pada
pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat darurat.
3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di rumah sakit untuk menghindari
kematian dan kecacatan yang seharusnya tidak perlu terjadi.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua kondisi
cardiac respiratory arrest tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera
mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2 tahap, yaitu:
1. Respon awal (responder pertama) berasal dari petugas rumah sakit baik medis
ataupun non medis yang berada di sekitar korban.
2. Respon kedua (responder kedua) berasal dari tim code blue.
3
BAB III
TATA LAKSANA
4
8. Untuk pelaksanaan code blue di area empat, Tim code blue memberikan bantuan
hidup dasar kepada pasien kemudian segera ditransfer ke Instalasi Gawat
Darurat.
9. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi, yaitu:
a. Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka dipindahkan secepatnya ke
Instalasi Perawatan Intensif untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika
keluarga pasien setuju.
b. Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika Instalasi Perawatan Intensif penuh
maka pasien di rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas
c. Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di ruang
perawatan biasa, maka keluarga pasien menandatangani surat penolakan.
d. Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal, maka lakukan koordinasi
dengan bagian bina rohani, kemudian pasien dipindahkan ke kamar jenazah.
10. Ketua tim code blue melakukan koordinasi dengan DPJP.
11. Ketua tim code blue memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien.
12. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam rekam medis pasien
dan melakukan koordinasi dengan ruangan pasca resusitasi.
6
d) Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat jaga
Res/IGD shift sore.
3) Shift malam (jam 22.00 07.00 WIB) :
a) Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga
Res/IGD shift malam.
b) Perawat pelaksana code blue di area dua adalah IPI dan Res/IGD
shift malam.
c) Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat jaga IBS
dan Res/IGD shift malam.
d) Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat jaga
Res/IGD shift malam.
c. Binroh : Pelaksana code blue di semua area.
d. Security : Pelaksana code blue di semua area.
e. Farmasi : Pelaksana code blue di semua area.
f. Anggota tim code blue segera mengambil alih tindakan resusitasi yang
sedang berjalan dan melanjutkan tahapan resusitasi jantung paru, meliputi:
1) Dokter pelaksana code blue bertugas:
Berkoordinasi dengan perawat ruangan (I) atau .first responder dalam
hal:
a) Mempertahankan kepatenan jalan nafas (Airway):
(1) Tekan dahi angkat dagu (head tilt -- chin lift) bila tidak ada
trauma.
(2) Mendorong rahang bawah (jaw thrust) bila ada trauma.
(3) Pemasangan Oropharyngeal airway.
(4) Persiapan pemasangan LMA.
b) Bertanggung jawab terhadap keadequatan pemafasan pasien
(Breathing).
(1) Memberikan bantuan pernafasan melalui Bag-Valve-Mask.
(2) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
2) Perawat pelaksana code blue bertugas :
a) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi (circulation) pasien
(1) Memasang monitor EKG/Defibrilator.
(2) Monitoring Tekanan Darah dan Nadi.
b) Bertanggung jawab membawa "resusitasi kit".
c) Bertanggung jawab dalam persiapan pemasangan defibrilator.
d) Bertanggung jawab dalam penggunaan obat-obatan emergensi.
e) Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan emergensi
termasuk defibrilator.
f) Bertanggung jawab terhadap dokumentasi.
Semua ketua dan anggota tim code blue memiliki alat komunikasi (HT) yang
harus selalu dinyalakan dan standbye.
7
ALGORITME CODE BLUE
Bila ada kondisi code blue pasien dengan henti nafas / henti jantung
Penolong kedua mengaktifkan Code Blue melalui nomer telepon darurat dengan
ext.00
Tim Code Blue segera menuju lokasi yang ditentukan untuk melanjutkan
resusitasi yang telah dilakukan oleh First Responder
8
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Kondisi code blue pada pasien didokumentasikan dalam rekam medis pasien.