Mk. : Gadar
Nim : 202201279
1. Ketika anda duduk di ruang perawat, anda mendengar teriakan perawat minta tolong. Ada
seorang pasien tidak sadar: Setelah anda cek pasien tidak bernafas dan tidak teraba nadi: Apa
yang harus anda lakukan? (Catatan tidak ada monitor dan alat kejut listrik diruangan)
Indikasi BHD
Henti Jantung : Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadi
henti jantung.
Langkah-langkah BHD :
Sebelum intubasi
- Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
- Khusus :Anak (1-8 th) dan Bayi (<1 th )
30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)
Setelah intubasi
- Kompresi 100 x/mnt
- Ventilasi 8 - 10 x/mnt
- 5 x siklus 30 :2 (= 2 mnt) à nilai ulang sirkulasi
Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien dievaluasi kembali. selama 10 detik
Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 30:2.
Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada posisi mantap.
Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10 x/menit dan monitor nadi
setiap 2 menit.
Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap
terbuka.
TUGAS INDIVIDU
Mk. : Gadar
Nama : AA kristina
Nim : 202201287
1. Ketika anda duduk di ruang perawat, anda mendengar teriakan perawat minta tolong.
Ada seorang pasien tidak sadar: Setelah anda cek pasien tidak bernafas dan tidak
teraba nadi: Apa yang harus anda lakukan? (Catatan tidak ada monitor dan alat kejut
listrik diruangan)
Indikasi BHD
Langkah-langkah BHD :
Bila pasien tidak memberikan respon : tempatkan pd permukaan datar dan keras Bila
curiga cedera spinal; pindahkan pasien dengan cara: kepala, bahu dan
badan bergerak bersamaan (log roll / in-line).
C. BREATHING
Terdiri dari 2 tahap :
- Memastikan pasien tidak bernafas :
- Melihat (look), mendengar (listen), merasakan (feel) à <10 detik ( sebut dalam
hati 1 seribu, 2 seribu, 3 seribu, 4 seribu, 5 seribu, 6 seribu, 7 seribu, 8 seribu, 9 seribu,
10 seribu)
D. CIRCULATION
Pastikan tidak ada denyut jantung pada arteri karotis atau brakhialis (anak)
Memastikan ada tidaknya denyut jantung < 10 detik
Sebelum intubasi
- Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
- Khusus :Anak (1-8 th) dan Bayi (<1 th )
30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)
Setelah intubasi
- Kompresi 100 x/mnt
- Ventilasi 8 - 10 x/mnt
- 5 x siklus 30 :2 (= 2 mnt) à nilai ulang sirkulasi
E. EVALUASI CIRCULATION, AIRWAY & BREATHING
Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien dievaluasi kembali. selama 10
detik
Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio
30:2.
Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada posisi mantap.
Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10 x/menit dan
monitor nadi setiap 2 menit.
Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan
nafas tetap terbuka.
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
2023
CONTOH KASUS :
JAWABAN :
Saat menemukan orang dengan tanda henti jantung, yaitu tidak berespon, tidak
teraba denyut nadi, dan tidak bernapas atau pola pernapasan abnormal, maka
penolong harus segera memanggil bantuan untuk mengaktifkan sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu .
RJP dapat dilakukan tanpa peralatan khusus. Jika ada, peralatan yang diperlukan
adalah alat pelindung diri (APD), misalnya sarung tangan dan masker. Namun, RJP
tetap harus dilakukan segera walaupun APD tidak ada. Belum ditemukan hubungan
yang signifikan mengenai penularan penyakit melalui RJP.
POSISI PASIEN
Posisi pasien terbaik untuk RJP adalah terlentang (supinasi) pada permukaan yang
keras, sehingga kompresi jantung di area sternum menjadi efektif. Posisi penolong
yang melakukan kompresi dada harus lebih tinggi daripada pasien, untuk mencapai
regangan lengan yang cukup sehingga dapat menggunakan berat badannya untuk
mengkompresi dada. Jika terdapat 2 orang, penolong yang lain berada di sebelah
kepala pasien untuk melakukan bantuan napas.
Di rumah sakit, posisi yang sesuai dapat diperoleh dengan menurunkan tempat tidur
pasien atau petugas kesehatan menggunakan tangga kecil. Sedangkan di luar rumah
sakit, posisi pasien berbaring di lantai dan penolong berlutut di samping pasien.
Prosedur standar RJP berdasarkan pedoman AHA tahun 2020, terdiri dari kompresi
dada (circulation), jalan napas (airway), dan pernapasan (breathing), yang
disingkat menjadi C-A-B. RJP harus segera dilakukan dalam waktu <2 menit sejak
pasien henti jantung. Angka survival berkurang 10‒15% setiap menitnya jika
pasien tidak segera ditolong dengan resusitasi jantung paru.
Penolong meletakkan tumit salah satu tangan di atas sternum pasien, sementara
tangan lainnya di atas tangan pertama dengan jari-jari yang bertautan. Siku
diekstensikan dan badan seperti dijatuhkan ke pasien.
Pada resusitasi jantung paru yang dilakukan tanpa ventilasi (hanya kompresi
dada), kompresi dilakukan terus-menerus sampai petugas kesehatan profesional
datang. Penggunaan alat kompresi dada mekanik hanya dianjurkan jika tidak
ada petugas kesehatan yang bisa melakukan kompresi dada dengan baik.
Saat ini, pemberian napas buatan mulut ke mulut pada pasien dewasa sudah
tidak dianjurkan. Pemberian ventilasi dilakukan menggunakan bag-valve-
mask (BVM), jika tidak ada maka penolong cukup melakukan kompresi dada
saja.[2,3]
Pastikan tidak ada celah antara masker BVM dengan wajah pasien
Banyak studi yang menyimpulkan bahwa survival rate akan lebih tinggi jika
kompresi lebih banyak. Namun, kompresi yang terlalu cepat (>140 kali/menit)
berhubungan dengan kedalaman kompresi yang tidak adekuat.
Rekoil penuh diperlukan untuk menjamin aliran darah balik vena, tekanan perfusi
koroner, dan aliran darah miokardium. Penolong sebaiknya tidak bertumpu di atas
dada pasien di antara kompresi, agar rekoil dada tetap penuh.
Pasien dengan sirkulasi spontan kembali perlu mendapat perawatan khusus, agar
tidak kembali mengalami henti jantung. Terlepas dari apapun penyebab henti
jantung, kerusakan banyak organ dapat terjadi akibat hipoksemia, iskemi, dan
reperfusi yang terjadi selama henti jantung dan resusitasi.
Penanganan pasca RJP mencakup identifikasi dan tata laksana penyebab henti
jantung, dikombinasikan dengan penilaian kerusakan organ untuk mengurangi
dampak buruk.
Pasien yang berhasil melewati fase henti jantung harus segera mendapat ventilasi
dan oksigenasi yang cukup, yaitu:
TAHUN 2023
BANTUAN HIDUP DASAR (BASIC LIFE SUPPORT)