Anda di halaman 1dari 50

CARDIO PULMONARY

RESUSCITATION ( CPR )

 Iskandar adam,SKM
ANATOMI JANTUNG & PARU
Otak
tidak dapat O2 mati
Jantung

“5 – 8” menit
Keterlambatan BHD

Keterlambatan Kemungkinan
BHD berhasil

1 menit 98 dari 100


3 menit 50 dari 100
10 menit 1 dari 100
Indikasi BHD
 Henti napas.
Penyebab : tenggelam,stroke, obstruksi jalan napas akibat benda
asing, menghirup asap, keracunan obat, tersengat listrik, tercekik,
trauma, MCI, dll.
Tanda –tanda: dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran
udara pernafasan dari pasien.
Pada awal henti nafas oksigen masih di dalam darah untuk
beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah
ke otak dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan
bantuan nafas, maka akan sangat bermanfaat sehingga pasien
dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.

 Henti jantung
Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti
sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak
dan organ vital kekurangan oksigen.
Tujuan BHD

1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau


berhentinya pernafasan
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap
sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang
mengalami henti jantung atau henti nafas
melalui resusitasi jantung paru ( RJP ).
LANGKAH – LANGKAH
BANTUAN HIDUP DASAR

 Pastikan keamanan penolong


 Pastikan keamanan pasien
NILAI RESPON PASIEN

 Hati-hati kemungkinan trauma leher


 Jangan pindahkan / mobilisasi
pasien bila tidak perlu
AKTIFKAN EMS
MEMERIKSA KORBAN
DGN CARA MENGGUNCANGKAN BAHU
SEGERA BERTERIAK MINTA
PERTOLONGAN
MEMPERBAIKI POSISI
KORBAN/ PASIEN

MEMPERBAIKI POSISI
PENOLONG
PEMERIKSAAN JALAN NAFAS
AIRWAY
Bila pasien tidak memberikan respon
 permukaan datar dan keras
 bila perlu pindahkan pasien dengan
cara: kepala, bahu dan badan bergerak
bersamaan (log roll) bila curiga cedera
spinal
 posisi penolong : di samping pasien / di
atas kepala (kranial) pasien
Buka jalan nafas
MEMBUKA JALAN NAFAS
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust
Head tild - Chin lift
Jaw thrust
BREATHING
( BANTUAN NAFAS )
 Memastikan pasien tidak
bernafas; Melihat (look),
mendengar (listen),
merasakan (feel)  < 10
detik
Bila pernafasan dan sirkulasi kembali
normal dan korban tidak diduga memiliki
cedera cervikal

POSISI SISI MANTAP


APNEU
NAFAS ABNORMAL/TIDAK ADEKUAT
MULUT KE MULUT MULUT KE MASK
Mulut ke hidung Mulut ke stoma
BAG VALVE MASK
( AMBU BAG
BREATHING

"Bagging" : lebih baik berdua


BREATHING

O2 < 50%
O2

Valve O2 > 90%


Bag O2
Mask
NAFAS BUATAN

 2 x nafas buatan, 1 detik/nafas


 Tidak berhasil : perbaiki posisi,
buka jalan nafas, ulangi beri nafas
buatan
Evaluasi airway & breathing
Jika mengalami kesulitan untuk
memberikan nafas buatan yang
efektif,periksa apakah masih ada
sumbatan di mulut pasien serta perbaiki
posisi tengadah kepala dan angkat dagu
yang belum adekuat. Lakukan sampai
dapat dilakukan 2 kali nafas buatan
yang adekuat.
Evaluasi airway & breathing…
 Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal
tetapi tetap belum sadar, ubah posisi pasien ke posisi
miring mantap, bila pasien muntah tidak terjadi
aspirasi .
Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami
henti nafas kembali, jika terjadi segera terlentangkan
pasien dan lakukan nafas buatan kembali.
Jika tetap gagal memberikan napas
buatan, lanjutkan ke pemeriksaan tanda-
tanda sirkulasi
CIRCULATION ( BANTUAN
SIRKULASI )
 Memastikan ada tidaknya denyut jantung
Memastikan ada tidaknya
denyut jantung
 Arteri brakhialis  Arteri karotis
 Sirkulasi ( - ) :
teruskan PJL + NB
 Sirk (+) Nafas (-) :
nafas buatan
10- 12 x/menit
 Sirk (+) Nafas (+) :
posisi sisi mantap
jaga jalan nafas
PIJAT JANTUNG LUAR
 pada 1/2 bawah
sternum, diantara
2 putting susu
 4 - 5 cm
 Rasio Pijat
Jantung Luar /
Nafas Bantu
 5: 1
 15 : 2 (?)
 30 : 2
 Sebelum intubasi
 Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
 Anak (1-8 th)
 Bayi (<1 th )
 Setelah intubasi 30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)
 Kompresi 100 x/mnt
 Ventilasi 8 - 10 x/mnt
 4 x siklus 30 :2 (= 2mnt)  nilai ulang
sirkulasi
KOMPRESI PD ANAK
KOMPRESI PD BAYI
POSISI KOMPRESI
EVALUASI

 Sesudah 4 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien


dievaluasi kembali.
 Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi
dan bantuan nafas dengan rasio 30:2.
 Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien
pada posisi mantap.
 Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan
nafas sebanyak 10- 12 x/menit dan monitor nadi setiap 10
detik.
 Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta
nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.
RJP DIHENTIKAN

 Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan


 Ada yang lebih bertanggung jawab
 Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak
ada respon.
 Tanda kematian yang irreversibel
RJP TIDAK DILAKUKAN
 DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)
 Tanda kematian : Biologis, Klinis
 Sebelumnya dengan fungsi vital yang
sudah sangat jelek dengan terapi
maksimal
 Bila menolong korban akan
membahayakan penolong
KOMPLIKASI RJP

 Fraktur iga & sternum,sering terjadi terutama pada


orang tua, RJP tetap diteruskan walaupun terasa
ada fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi
tangan salah.
 Pneumothorax
 Hemothorax
 Kontusio paru
 Laserasi hati dan limpa, posisi tangan yang terlalu
rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah
heper (limpa)
 Emboli lemak
PENATALAKSANAAN
OBSTRUKSI JALAN NAFAS
OLEH BENDA ASING
PADA DEWASA
DAN ANAK
MANUVER HEIMLICH PADA KORBAN
SADAR DENGAN POSISI BERDIRI
ATAU DUDUK.
. Manuver Heimlich pada korban
yang tergeletak ( tidak sadar )

Anda mungkin juga menyukai