Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services) adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Puskesmas menjadi salah satu fasilitas pelayanan kesehatan di garda terdepan bagi
msayarakat untuk mewujudkan Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk
Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong
Royong. Pelayanan yang diberikan Puskesmas kepada masyarakat selain Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) juga memberikan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). UKP bertugas
untuk memberikan pengobatan (kuratif) pada masyarakat. Meningkatkan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kuratif tidak hanya dibutuhkan di pelayanan rawat jalan tetapi
berkembang menjadi unit rawat inap.
Puskesmas perawatan atau puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi
tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa
tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara. Puskesmas Berbah menjadi
Puskesmas Perawatan atau Puskesmas Rawat Inap dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Puskesmas terletak kurang lebih 3 km dari rumah sakit.
2. Puskesmas mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor.
3. Puskesmas dipimpin oleh dokter (memiliki 6 dokter), tenaga keperawatan 9 PNS dan
2 Non PNS dan tenaga bidan 12 PNS dan 2 bidan Non PNS
4. Penduduk wilayah kerja Puskesmas Berbah sekitar 55.791 jiwa tahun 2021
Unit Rawat Inap sebagai salah satu bagian dari pelayanan UKP di Puskesmas Berbah
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanannya memerlukan sebuah pedoman yang
nantinya akan digunakan sebagai panduan untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik
sesuai dengan standart pelayanan rawat inap yang ada.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman rawat inap Puskesmas Berbah bertujuan untuk menjadi acuan dalam memberi
pelayanan kepada pasien -pasien rawat inap. Sehingga pada akhirnya pelayanan klinis dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah1


C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Berbah meliputi pelayanan orang
sakit pada :
1. Pasien UGD
2. Pasien Rawat Inap
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Pasien melahirkan
5. Rujukan
Pelayanan yang diberikan pada pasien yang di rawat inap pada Puskesmas Berbah
dengan kriteria penyakit yang sudah ditetapkan pada SK Kepala Puskesmas Berbah.
Pelayanan di Ruang Bersalin juga mencakup pemberian konsultasi kepada pasien jika
didapatkan pasien yang membutuhkan konsultasi lebih lanjut misalnya gizi buruk, TB dll . Jika
pasien di rawat inap di Puskesmas Berbah tidak menunjukkan kondisi perbaikan atau
ditemukan diagnosa lain dari hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang tidak bisa di
layani di rawat inap Puskesmas maka dilakukan proses rujukan ke Rumah Sakit yang
terdekat.

D. Batasan Operasional
1. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnostis, pengobatan.
2. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih lanjut di Puskesmas.
3. Pasien UGD adalah pasien yang mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dokter
untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap pasien.
5. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal hal
yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
6. Rujukan adalah proses pemindahan pasien ke fasilitas yang lebih tinggi dikarenakan
ketidakmampuan puskesmas memberikan pelayanan lebih lanjut karena terbatasnya
sarana dan prasarana

E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
4. Peraturan menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah2


Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Rawat Inap


Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada rawat inap yang ada di Puskesmas
Berbah:
Penanggung jawab Unit Rawat Inap : dr Anitha Setya
Koordinator Unit Rawat Inap : Kezia Diah Purnama Sari,S.Kep.,Ns
No DOKTER Status
1. dr Hari Pratono, M.Kes PNS
2. dr Sitatun Magfiroh PNS
3. dr Aswin fauziah PNS
4. dr Anitha Setya M PNS
5. dr Nyimas Praptini PNS
6. dr Evy Diana A NON PNS
No PERAWAT Status
1. Akhmad Jamil, Amd.Kep PNS
2. Akhmad Bunandar, AMK PNS
3. Suparti, Amd. Kep PNS
4. Sundari, Amd. Kep PNS
5. Oktania F, Amd. Kep NON PNS
6. Danang W, Amd. Kep NON PNS
7. Christina D Kenny, Amd.Kep PNS
8. Wiwin Arum B, Amd.Kep PNS
9. Lutfi Nuraida, Amd.Kep PNS
10. Vening Taufiqi, Amd.Kep PNS

No BIDAN Status
1. Sri Rumiyati,Amd.Keb PNS
2. Marsini,Amd.Keb PNS
3. Wiwik Winarti, Amd.Keb PNS
4. Indarti, Amd.Keb PNS
5. Listyorini, Amd.Keb PNS
6. Ruchana, Amd.Keb PNS
7. Erni Rahmawati, Amd.Keb PNS
8. Lianita Laksmi, Amd.Keb NON PNS
9. Iin Sumiani, Amd.Keb PNS
10. Anna Safitri Amd.Keb PNS
11. Valentina Wijayanti, Amd.Keb PNS
12. Rika Fatma, Amd.Keb PNS

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah4


13. Nidia Puspitasari, Amd.Keb NON PNS
14. Nur Rahmawati, Amd.Keb PNS

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah5


B. Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan
Rawat inap Puskesmas Berbah memiliki 9 tenaga perawat PNS dan 2 perawat non
PNS dengan status tenaga kontrak di Puskesmas. Dalam memberikan pelayanan
kepada pasien sudah ditunjuk penanggung jawab rawat inap, tetapi pada
pelaksanaannya saling bekerjasama dalam melayani pasien Rawat inap dengan
system shift 24 jam.
Shift pagi : 07.30 – 14.30
Shift siang : 14.30 – 20.00
Shift malam : 20.00 – 07.30
Pembagian tugas di Rawat Inap adalah :
- Supervisor Perawat : Kezia Diah Purnama Sari, S.Kep.,Ns
- Perawat :
1) Akhmad Jamil, Amd.Kep
2) Akhmad Bunandar, AMK
3) Suparti, Amd. Kep
4) Sundari, Amd. Kep
5) Oktania F, Amd. Kep
6) Danang W, Amd. Kep
7) Christina D Kenny, Amd.Kep
8) Wiwin Arum B, Amd.Kep
9) LutfiNuraida,Amd.Kep
10) Vening Taufiqi, Amd.Kep
- Supervisor Bidan : Ruchana, Amd.Keb
- Bidan :
1) Sri Rumiyati,Amd.Keb
2) Marsini,Amd.Keb
3) Wiwik Winarti, Amd.Keb
4) Indarti, Amd.Keb
5) Listyorini, Amd.Keb
6) Ruchana, Amd.Keb
7) Erni Rahmawati, Amd.Keb
8) Lianita Laksmi, Amd.Keb
9) Iin Sumiani, Amd.Keb
10) Anna Safitri Amd.Keb
11) Valentina Wijayanti, Amd.Keb
12) Rika Fatma, Amd.Keb
13) Nidia Puspitasari, Amd.Keb
14) Nur Rahmawati, Amd.Keb
- Nutrisionis : Rahmi, AMGz
- Apoteker : Nurul Husna, S.Farm,Apt
- Analis Laboratorium : Maryati, Amd.A.K
Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah6
- Psikolog : Raras, S.Psi, M.Psi

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah7


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Rawat Inap

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang Rawat Inap terdiri dari : ruang perawat dan ruang pasien yang terdiri dari 14
bed yang diletakkan ke dalam 6 ruangan. Tempat tidur yang ada terdiri dari : bed untuk
pasien anak dan bed untuk pasien dewasa. Disamping itu pada ruangan pasien sudah
dilengkapi dengan meja pada setiap bednya.Almari, meja, melengkapi ruang rawat inap. Di
rawat inap juga dilengkapi dengan peralatan yang menunjang pelayanan kepada pasien.
2. Peralatan
Set Rawat Inap
1. Baki instrumen tertutup
2. Bisturi
3. Barnkar
4. Gunting lengkung, ujung tajam
5. Gunting lengkung, ujung tumpul
6. Gunting mayo lurus/ lengkung
7. Gunting pembuka jahitan
8. Kaca pembesar
9. Kanula hidung
10. Kateter, selang penghisap lendir
11. Klem
12. Klem pemegang jarum jahit dengan kunci

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah8


13. Klem penjepit kain
14. Klep pengatur oksigen dengan humidifier
15. Korentang
17. Lampu periksa, senter
18. Manset anak dan dewasa
19. Meja instrument
20. Nebulizer
21. Pinset anatomis, bedah
22. Resuscitator anak dan dewasa
23. Selang oksigen
24. Scalpel
25. Spalk
26. Sphygmomanometer
27. Standar infus
28. Stetoskop anak, dewasa
30. Tabung oksigen dan regulator
31. Tabung/ sungkup untuk resusitasi
32. Thermometer
33. Tempat tidur rawat inap
34. Torniket
35. Tromol kassa/ kain steril
36. Waskom bengkok, cekung, cuci

Bahan Habis Pakai


1. Cairan antiseptic
2. Benang cat gut
3. Disposable syringe 1, 3, 5, 10 cc
4. Jarum jahit penampang bulat dan segitiga
5. Kassa non steril dan steril
6. Kapas
7. Masker
8. Plester
9. Sarung tangan steril dan non steril
Perlengkapan
1. Bantal
2. Dorongan untuk tabung oksigen
3. Duk biasa dan bolong
6. Kasur
8. Pispot dewasa
9. Perlak
Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah9
10. Sarung bantal
11. Selimut
13. Sprei
14. Tempat sampah tertutup dengan injakan

Meubelair
1. Kursi
2. Lemari kecil untuk perlengkapan pasien
3. Lemari peralatan

Pencatatan dan Pelaporan


1. Formulir rujukan dll sesuai kebutuhan
2. Informed consent
3. Kertas resep
4. RM dan register pasien rawat inap
5. Surat keterangan sakit

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah10


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Rawat Inap
1) Penerimaan pasien rawat inap
Pasien yang dirawat di ruang rawat inap Puskesmas Berbah merupakan pasien
dengan kriteria :
a. Dilakukan perawatan rawat inap sesuai dengan indikasi medis berdasarkan
pemeriksaan dokter penanggungjawab
b. Tingkat kesadaran : composmentis, GCS : E4M6V5
c. Pasien dan keluarga bersedia dilakukan rawat inap dengan penanda tanganan
inform consent rawat inap
d. Pasien dan keluarga bersedia untuk dilakukan swab Antigen sebelum
dilakukan rawat inap
e. Penunggu pasien maksimal 1 orang
f. Pasien dan keluarga mematuhi peraturan tentang peniadaan jam besuk
2) Pelayanan rawat inap
a. Perawat / bidan menerima pasien dari UGD, Pemeriksaan Umum, Unit
Kesehatan Ibu dan Anak, Unit Kamar Bersalin ataupun rujukan dari jejaring.
b. Petugas dapur menyiapkan tempat tidur untuk pasien
c. Perawat / bidan memindahkan pasien ke dalam ruangan yang telah
disediakan.
d. Perawat / bidan mengorientasikan fasilitas yang ada di rawat inap
e. Perawat / bidan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital setiap jam 06.00
WIB, dan jam 17.00 WIB sekaligus menganamnesa keluhan yang di alami
pasien saat itu untuk dituliskan pada lembar perjalanan penyakit.
f. Dokter penanggungjawab melakukan visite pada pukul 08.00 jika suatu saat
pasien benar-benar membutuhkan visite karena kondisi penyakitnya.
g. Jika tidak ada dokter internship yang bertugas pada saat shift sore – malam,
maka akan dilakukan system on call dokter sesuai dengan jadwal on call yang
berlaku.
h. Dokter gigi, nutrisionis dan apoteker wajib melakukan visite pasien maksimal
dalam waktu 1 x 24 jam setelah pasien masuk rawat inap.
i. Petugas mencatat semua tindakan yang dilakukan pada pasien dalam rekam
medis
j. Petugas melaporkan pada dokter jika didapatkan ada hal yang penting
dilaporkan mengenai kondisi kesehatannya pasien,
k. Petugas melaporkan kepada koordinator rawat inap jika didapatkan KTD, KTC,
KPC dan KNC pada pasien untuk segera di follow up.
l. Dokter, perawat dan bidan yang bertugas di rawat inap sudah memiliki
sertifikat BTCLS / ACLS yang berlaku

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah11


3) Perencanaan pasien pulang
a. Pasien yang dipersiapkan pulang adalah pasien yang sudah diijinkan pulang
oleh Dokter penanggungjawab sesuai dengan hasil pemeriksaan.
b. Dokter selalu mengisi resume medis yang berisi identitas pasien, tanggal
masuk, tanggal keluar, riwayat penyakit, diagnose masuk, indikasi rawat inap,
diagnose keluar, prognosa, komplikasi, tindak lanjut dan terapi yang diberikan.
c. Dokter memberikan tanda tangan di resume medis
d. Dokter, perawat atau bidan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
untuk memberikan pengetahuan tentang tindak lanjut perawatan kepada
pasien dan keluarga sesuai dengan resume medis.
e. Resume medis diberikan pada pasien / keluarga pada saat pasien pulang
4) Pelayanan rujukan
Pelayanan rujukan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien
yang tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, pasien harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang mampu menyediakan pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien.
Pelayanan rujukan rawat inap di puskesmas Berbah menggunakan Sistem
Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) untuk melakukan komunikasi kepada RS. Dalam
proses pelayanan rujukan, dokter harus memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga tentang indikasi medis pasien harus dirujuk, tempat rujukan dan tindak
lanjut perawatan yang akan dilakukan oleh FKTRL penerima. Setelah pasien dan
keluarga menandatangani formulir inform consent rujukan. Pasien yang dirujuk
akan dimonitoring selama dalam perjalanan sampai tiba di FKRTL, petugas
mendokumentasikan hasil monitoring dalam formulir monitoring rujukan. Petugas
yang mendampingi pasien rujukan merupakan dokter, perawat atau bidan yang
sudah memiliki sertifikat BTCLS/ ATCLS. Setelah tiba di FKTRL tujuan maka
petugas melakukan serah terima dengan menggunakan form SBAR. Petugas
mendokumentasikan semua proses rujukan dalam rekam medis pasien.

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah12


BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka perlu


didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal. Hal ini dapat dicapai melalui
perencanaan yang baik berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas rawat inap atas
dasar untuk mencapai tujuan dari pelayanan di Ruang Bersalin. Ketersediaan logistik harus
dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan.
Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis Puskesmas diselenggarakan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator rawat inap berkoordinasi
dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas
untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh penanggung jawab program berkoordinasi
dengan bendahara Puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya Puskesmas untuk
selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan. Sumber dana untuk pembelian logistik berasal dari
APBD dan dana kapitasi.

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah13


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:

1. Ketepatan identifikasi pasien.


2. Peningkatan komunikasi yang efektif.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-allert)
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi.
5. Pengurangan risiko infeksi tekait pelayanan kesehatan.
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.

Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah :
1. Melakukan identifikasi pasien dengan benar
Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
1) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien dan
tanggal lahir.
2) Pasien diidentifikasi sebelum  melakukan pemberian obat atau tindakan lainnya.
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk
keperluan pemeriksaan.
4) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur lainnya.
Prosedur dalam identifikasi pasien :
1) Petugas Puskesmas mengidentifikasi pasien dilakukan mulai saat pasien mendaftar,
memperoleh pelayanan sampai pasien pulang terutama pasien anak dan bayi,
2) Petugas Puskesmas mengawali dengan memperkenalkan diri pada pasien,
3) Petugas Puskesmas menanyakan data pasien meliputi: nama lengkap pasien,
umur/tanggal lahir dan pernah di rawat di Puskesmas Berbah untuk pencarian nomor
rekam medis yang lama ( Jangan menyebutkan nama atau menanyakan apakah
nama pasien sudah benar, sebaliknya minta pasien untuk menyebutkan
namanya dan menunjukkan kartu identitas bila membawa),
4) Sebelum memberikan pelayanan pasien, petugas rawat inap harus melakukan
identifikasi pasien,
5) Petugas Puskesmas menggunakan komunikasi aktif (berupa pertanyaan terbuka)
dalam mengidentifikasi pasien,
6) Petugas rawat inap memberikan pertanyaan terbuka menanyakan nama lengkap
pasien; “Siapa nama lengkap Bapak / Ibu?”
7) Saat pasien menyebutkan nama lengkapnya, petugas rawat inap mencocokkan
dengan gelang identitas pasien.
8) Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan tanggal lahir;
“Berapakah tanggal lahir Bapak/Ibu?”

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah14


9) Saat pasien menyebutkan tanggal lahir, Petugas Puskesmas mencocokkan dengan
gelang identitas pasien.
10) Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan diberikannya bila
kedua identitas yang disebutkan pasien telah sesuai dengan yang tercantum dalam
gelang identitas,
11) Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila salah satu identitas
yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan yang tercantum dalam gelang identitas,
12) Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai pelayanan medis yang
akan diberikannya.
13) Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi mis. pada pasien tidak sadar ,
tidak dapat berkomunikasi karena terhalang masalah bahasa dan tidak ada
penterjemah, karena usia (bayi), gangguan kognitif (dementia atau kelainan mental),
identifikasi dilakukan dengan memeriksa nama lengkap pasien dan identitas lain
(seperti tanggal lahir, KTP) pada gelang identitas pasien, dicocokan dengan informasi
yang telah dimiliki ruang rawat inap (rekam medis, resep, atau tabung specimen).
14) Petugas Puskesmas yang memasang gelang identitas pasien harus menuliskan
tanggal dan jam masuk Puskesmas pada gelang identitas, untuk identifikasi pasien
terlantar/ tidak ada keluarga,
15) Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak ada keluarga /
tidak ada identitas (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan gelang identitas pasien
yang meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk UGD Puskesmas dan nomor
rekam medis,
16) Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas memberikan gelang
identitas bayi lahir denganmemberikan nama lengkap ibu (Contoh: By Ny. Ana
Suryana) dan nomor rekam medis ibu. Dalam waktu 24 jam pada gelang identitas
bayi ditambahkan nomor rekam medis bayi dan dibuatkan rekam medik baru dan
terpisah dari ibu,
17) Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi lahir dengan
memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu ditambah nomor urut kelahiran
(Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By. Ny Ana Suryana 2) untuk mengidentifikasi bayi
kembar baru lahir,
18) Koordinator rawat inap dan kamar bersalin melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-masing, koordinator rawat inap
dan kamar bersalin merencanakan tindak lanjut jika pelaksanaan tidak sesuai dengan
tujuan.
2. Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
Prosedur pemasangan gelang pasien yang benar adalah
a) Petugas Puskesmas menganamnesa identitas pasien pada saat proses
identifikasi pasien,
b) Petugas Puskesmas membuat label pada gelang identitas pasien memuat 4
(empat) identitas pasien, yaitu nama lengkap di sisi kiri atas, tanggal lahir/ umur di

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah15


sisi kiri bawah, jenis kelamin (P untuk perempuan dan L untuk laki-laki) di sisi
kanan bawah, dan nomor rekam medis di sisi kanan atas.

Tn. Suratman Murai


L 26/4/2016

c) Petugas UGD dan KAMAR BERSALIN memasangkan gelang identitas pasien


sewaktu pasien masuk pada unitnya masing-masing,
d) Petugas menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir pasien sebelum
memasangkan gelang identitas pasien,
e) Petugas memasang gelang identitas pasien pada tangan yang tidak dipasang
infuse,
f) Pasang gelang identitas pasien dengan memberi ruang/ jarak kulit dengan gelang
± 2 cm. (lihat gambar)

g) Petugas mengganti gelang identitas bila selama perawatan gelang identitas rusak
atau terjadi infeksi pada lokasi pemasangan gelang, .
h) Petugas melepaskan gelang identitas di ruang rawat inap / Kamar Bersalin bila
pasien pulang atau meninggal oleh perawat/ bidan penanggung jawab pasien,
i) Petugas melepaskan gelang identitas dengan cara memasukkan jari diantara
tangan pasiendan gelang Identitas kemudian menggunting gelang identitas
tersebut,
Cara pengguntingan lihat gambar

a) Petugas membuang gelang yang sudah digunting ke tempat sampah,

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah16


b) Bila pasien menolak pemasangan gelang identitas maka pasien harus
menandatangani formulir penolakan tindakan,
c) Koordinator rawat inap dan Kamar Bersalin melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pemasangan gelang identifikasi pasien di tiap-tiap unit
masing-masing,
d) Koordinator rawat inap dan Kamar Bersalin merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.

3. Meningkatkan komunikasi efektif


Prosedurnya adalah :
Metode Komunikasi Verbal
1) Petugas rawat inap/ KAMAR BERSALIN melaporkan kondisi pasien/ hasil test
laboratorium yang kritis kepada Dokter penaggungjawab menggunakan teknik
Komunikasi SBAR (Situation - Background – Assessment – Recommendation),
2) Dokter memberi instruksi verbal kepada maka Petugas rawat inap/ Kamar Bersalin,
3) Petugas rawat inap / Kamar Bersalin menerapkan write down read back / TBK  Tulis
Baca Kembali,
4) Petugas rawat inap / Kamar Bersalin yang menerima instruksi pertelepon/ lisan/ hasil
test laboratorium yang kritis menuliskan/ Tulis (write down) pesan yang disampaikan
pengirim di catatan terintegrasi,
5) Petugas rawat inap/ kamar bersalin yang menerima instruksi secara verbal / lisan
bertanggung jawab untuk mencatatinstruksi tersebut pada lembar catatan terintegrasi
di status rekam medis pasien meliputi :
a. Tanggal dan jam pesan diterima.
b. Dosis yang akan diberikan dan waktu pemberian harus spesifik untuk
menghindari kesalahan penafsiran.
6) Petugas rawat inap/ Kamar Bersalin membacakan kembali (read back) kepada
pengirim pesan per telepon atau lisan untuk konfirmasi kebenaran pesan yang
dituliskan, termasuk nama pasien, tanggal lahir dan diagnosis. Setelah dituliskan,
pesan/hasil test laboratorium yang kritis
7) Petugas rawat inap/ Kamar BersaliNmenulis nama dokter yang memberikan pesan,
8) Petugas rawat inap/ Kamar Bersalinmenulis nama dan tanda tangan sebagai tanda
yang menerima pesan,
9) Petugas rawat inap/ Kamar Bersalin memverifikasi dokter pengirim pesan dengan
menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan sebagai tanda
persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.
Metode Komunikasi Tertulis:
1) Dokter menuliskan instruksi harus dilakukan secara lengkap dapat terbaca dengan
jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan verifikasi,
2) Dokter menuliskan harus menuliskan nama lengkap dan tanda tangan penulis, serta
tanggal dan waktu penulisan instruksi setiap penulisan instruksi,

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah17


3) Dalam menuliskan instruksi dokter hendaknya menghindari penggunaan singkatan,
akronim, dan simbol yang berpotensi menimbulkan masalah dalam penulisan instruksi
dan dokumentasi medis (misalnya catatan lanjutan keperawatan, anamnesis,
pemeriksaan fisis, pengkajian awal keperawatan,),
4) Koordinator rawat inap dan Kamar Bersalin melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan komunikasi efektif di tiap-tiap unit masing-masing,
5) Koordinator rawat inap dan Kamar Bersalin merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.

4. Penerapan 7 benar dalam menunjang medication safety


Prosedur
a. Benar Pasien:
1) Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam mengidentifikasi
pasien,
2) Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi tertulis,
3) Petugas menganamnesis riwayat alergi pasien,
4) Petugas menganamnesis kehamilan/ menyusui,
5) Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini dan
membuat daftar obat- obat tersebut,
6) Petugas membandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat yang
digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi, penyesuaian,
kehilangan/menghilangkan, interaksi, atau tambahan obat).
7) Petugas mengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan
kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten double check.

b. Benar Obat
1) Petugas memberi label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir obat,
baskom obat), dan larutan lain.
2) Petugas menuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas,
pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa jika tidak
digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
3) Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal 2 orang secara
verbal dan visual jika orang yang menyiapkan obat bukan yang memberikannya
ke pasien,
4) Petugas melakukan pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat
disiapkan jika tidak segera diberikan,
5) Petugas memberi label pada syringes setelah obat disiapkan/diisi (jangan pada
saat syringe masih kosong)
6) Petugas menyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label hanya
untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah18
7) Petugas membuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya,
8) Saat pergantian tugas/jaga, petugas mereview semua obat dan larutan oleh
petugas lama dan petugas baru secara bersama,
9) Petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat,
10) Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis obat yang perlu
kewaspadaan tinggi ,
c. Benar Dosis
1) Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung (double cek) jika
ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan tinggi,
2) Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan resep jika ragu,.
3) Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk menghindari
gangguan.
d. Benar Waktu
1) Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu yang
ditentukan:
a. sebelum makan, setelah makan, saat makan.
b. Perhatikan waktu pemberian:
c. 3 x sehari 🡪 tiap 8 jam.
d. 2 x sehari 🡪 tiap 12 jam. Sehari sekali 🡪 tiap 24 jam. Selang sehari 🡪 tiap
48 jam
2) Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan oleh dokter,
3) Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki masa kadaluarsa.

e. Benar Cara/ Route Pemberian


1) Petugas memberikan obat sesuai dengan cara pemberian obat, bentuk dan
jenis obat :
a. Slow-Release tidak boleh digerus
b. Enteric coated tidak boleh digerus.
c. Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair/ sirup,
2) Petugas dalam memberikan obat obat sedapat mungkin berjarak dan jadwal
pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
f. Benar Dokumentasi
1) Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah
mendapat obat,
2) Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/ paraf setelah
memberikan obat pada dokumen rekam medik,
3) Petugas/dokter menuliskan nama dan paraf jika ada perubahan
jenis/dosis/jadwal/cara pemberian obat
4) Dokter memberikan coretan dan terakhir garis (ujungnya) diberi paraf jika
penulisan resep salah,
i. Contoh:

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah19


ii. Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd
 Lasix inj, 1 x 40 mg iv.
5) Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: Efek
Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam medik & Form Pelaporan Insiden +
Formulir Pelaporan Efek Samping Obat
6) Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Unit
Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat dikirim ke Komite
Farmasi dan Terapi,
7) Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
● Format PelaporanInsiden ke Tim Keselamatan Pasien.
● Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
● Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
g. Benar Informasi
1) Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/ pengobatan harus
dikomunikasikan pada pasien & atau keluarganya,
2) Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar,
3) Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
4) Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien,

5. Pengkajian resep obat


Prosedur :
A. Pengkajian resep dari aspek administratif dan farmasetik :
1) Petugas memeriksa identitas pasien: nama pasien, nomor rekam medis,
penjamin, ruang rawat,berat badan (terutama pada pasien pediatri),
2) Petugas memeriksa kelengkapan resep: diagnosis, nama dokter yang merawat,
nama obat, bentuksediaan obat, jumlah obat, dan aturan pakai,
3) Jika tertera pada aturan pakai “p.r.n” (“pro re nata” atau jika perlu), maka
petugas mengkonfirmasi kedokter yang bersangkutan untuk mengetahui dosis
maksimal seharisehingga etiket bisa dilengkapi dan diketahui jumlah obat yang
dibutuhkan,
4) Petugas memeriksa adanya masalah lain seperti masalah keuangan atau
kelengkapan persyaratanresep jaminan,
5) Petugas memeriksa adanya kesesuaian dengan pedoman pelayanan/peraturan
yang berlaku,
B. Pengkajian dari aspek klinik
1) Petugas memeriksa ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat,
terutama untuk pasienpediatri dan geriatric,
2) Petugas memeriksa adanya duplikasi obat,
3) Petugas memeriksa adanya alergi pada pasien disesuaikan dengan rekam
medic,
4) Petugas memeriksa adanya interaksi obat,
Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah20
5) Petugas memeriksa adanya kontraindikasi,
6) Petugas mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
resep/instruksi pengobatan,
C. Penanganan Resep yang Bermasalah
1) Apoteker/asisten apoteker menghubungi dokter penulis resep/ perawat sesuai
dengan instruksi Kerja Penanganan Resep Tidak Jelas ,
2) Dokter/perawat mencoret tulisan yang tidak jelas tersebut dan menulis
perbaikan di atas coretan kemudian membubuhkan parafdan tidak boleh
menindih dengan tulisan yang baru,
3) Jika dokter tidak dapat datang untuk memperbaiki resep apoteker/asisten
apoteker/perawat dapat mengubah resep dokter dengan memberi catatan
nama dokter dan waktu (tanggaldan jam) dilakukannya konfirmasi,
4) Jika dalam menulis resep dokter/perawat terdapat lebih dari 2 (dua) coretan
maka harus diganti dengan lembar resep baru,
5) Jika dokter/perawat dalam menulis tanggal pada resep harus diganti dengan
resep baru.
6. Melakukan tindakan skin test sebelum memberikan injeksi antibiotik
Prosedur :
1) Dokter mencatat terapi obat injeksi di dalam rekam medis
2) Petugas selalu melakukan skin test dengan memasukkan obat yang akan diberikan
secara intra kutan
3) Petugas mengecek hasil test setelah 3-5 menit
4) Jika terdapat tanda–tanda alergimisal durasi membesar, kemerahan dan pasien
merasakan gatal disekeliling tempat suntikan, maka dinyatakan hasil skin test
positif
5) Jika tanda-tanda di atas tidak ada, maka dinyatakan negatif dan obat bisa
diberikan melalui intra vena.
7. Pengurangan Terjadinya Resiko Infeksi di Puskesmas
Penerapan cuci tangan dengan benar di setiap sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:
a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum.
b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5
MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sesudah kontak dengan pasien
3) Sebelum tindakan asepsis
4) Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5) Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah21


Alat Pelindung Diri
Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh,
ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, apron/jas, dan
sepatu pelindung.
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1. HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik
2. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik
Prosedur cuci tangan :
1) Semua petugas dan mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan sebelum kontak
dengan pasien,
2) Semua petugas dan mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan sebelum
melakukan tindakan aseptik,
3) Semua petugas dan mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan setelah kontak
dengan pasien,
4) Semua petugas dan mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan setelah
terpajan dengan cairan tubuh pasien,
5) Semua petugas dan mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan setelah kontak
dengan area sekitar pasien,
6) Keluarga, pegunjung, relawan dan individu yang berkunjung harus
melakukankebersihan tangan sebelum makan, setelah makan, setelah dari kamar
mandi, setelahkontak dengan pasien, setelah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien,
7) Koordinator rawat inap mengecek ketersediaan adanya handrub , poster tentang
kebersihan tangan didinding setiap ruangan pasien,
8) Semua petugas dan mahasiswa melepaskan perhiasan atau jam tangan saat
mencuci tangan,
9) Semua petugas dan mahas iswa harus memotong kuku jika kuku panjang,
10) Semua petugas dan mahasiswa Mencuci tangan dengan air yang mengalir
dibutuhkan waktu 40-60 detik dengan handrub cukup 20-30 detik,
11) Semua petugas dan mahasiswa melakukan kebersihan tangan dengan tujuh langkah
sesuai dengan langkah yang sudah ditetapkan.

8. Penilaian pasien jatuh pada anak, dewasa dan geriatri


Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dengan menggunakan metode morse
false scale (dewasa) dan metode humty dumpty (anak-anak) dan penilaian diulang
jika memiliki indikasi karena perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan
lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko jatuh pasien
guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah22


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien dan


keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja di rawat inap
semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas, pengunjung/pengantar
pasien, pasien sekitar puskesmas ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan
kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian
pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di puskesmas yang tidak
memenuhi standar.
Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal
165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan pasal
di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas mempunyai kewajiban untuk
menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja
disamping keselamatan kerja. Puskesmas harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik
terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai
potensi bahaya di puskesmas.
Program keselamatan kerja di rawat inap merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan
keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat
sekitar.
Tujuan umum

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah23


Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM puskesmas,
aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan
sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan lancar.
Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan
KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas.
Alat Keselamatan Kerja
1) Pemadam kebakaran (hidrant)
2) APD (alat Pelindung Diri)
3) Peralatan pembersih
4) Obat-obatan
5) Kapas
6) Plaster pembalut
7) Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1) Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
2) Pakailah APD saat bekerja,
3) Orientasi pada petugas baru,
4) Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran,
5) Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar,
6) Buanglah sampah pada tempatnya,
7) Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik,
8) Dilarang merokok.

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah24


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009


(Depkes RI) yang tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan tentang kesehatan ialah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Pengendalian mutu   (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang dirancang  untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan kepada pelanggan.  Pengendalian mutu pada pelayanan klinis
diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat
sebagai pelanggan.
Menurut Robbins dan Luthan dalam Warda, Junaid, & Fachlevy (2016) menyatakan
bahwa bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, kualitas/mutu pelayanan lebih terkait dengan
ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien dan kelancaran komunikasi antara
petugas dan pasien. Pasien sebagai penggunan jasa pelayanan rumah sakit menuntut
pelayanan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan yang bermutu dan paripurna.
Menurut Azwar (2005) dalam 2 Astuti & Kustiyah (2014), kualitas mutu pelayanan kesehatan
yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa
puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas
pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan
dengan standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga
kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat
tercapai (Bustami, 2011)
Pada unit rawat Inap Puskesmas Berbah selalu dilakukan rapat intern rawat inap setiap
bulan untuk membahas pelayanan yang sudah dilakukan dalam bulan tersebut. Jika ada
permasalahan diselesaikan dalam rapat intern rawat inap untuk segera diputuskan rencana
tindak lanjutnya. Rencana tindak lanjut yang dirumuskan dikonsultasikan pada
penanaggungjawab rawat inap untuk disetujui oleh kepala Puskesmas Berbah.
Dalam menjaga kualitas mutu yang diberikan pada unit rawat inap Puskesmas Berbah,
kami menjalankan Trilogi Juran (Bustami, 2011) yaitu :
1. Perencanaan Mutu

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah25


Kegiatan perencanaan ini dilakukan sebagai pengembangan dan proses yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kebutuhan perencaan unit rawat inap Puskesmas
Berbah selalu di usulkan dalam RUK / RKA setiap tahunnya dan tertuang dalam
RENSTRA Puskesmas Berbah.
2. Pengendalian Mutu
Pengendalian Mutu yang dilakukan di unit rawat inap adalah proses pengawasan yang
dilakukan oleh Tim Indikator Mutu dalam setiap aspek pemberian pelayanan kepada
pasien. Indikator Mutu yang digunakan di unit rawat inap mengacu pada indikator mutu
Puskesmas Berbah tentang peningkatan pelayanan pasien Diabetes Militus yaitu setiap
pasien baru rawat inap akan dilakukan pemeriksaaan screening GDS yang akan
dilaporkan setiap bulan sekali. Tim pengendalian mutu juga melakukan pengawasan
langsung dalam proses pelaporan jika ada kejadian KTD, KPC dan KNC.
3. Peningkatan Mutu
Peningkatan mutu terus dilakukan di unit rawat inap untuk terus memberikan pelayanan
yang paripurna untuk pasien. Sarana dan prasarana ruangan terus ditingkatkan secara
berkala untuk bertujuan sebagai pasien center, dimana semua aspek yang diberikan
adalah berpusat untuk keamanan, kenyamanan dan keselamatan pasien.

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah26


BAB IX
PENUTUP

Dengan penyusunan Pedoman Pelayanan di unit Rawat Inap Puskesmas Berbah ini
diharapkan seluruh petugas rawat inap yang berkaitan dengan pelayanan pasien di
puskesmas ini mengetahuinya, dan mengacu pada pedoman ini, diharapkan
mempergunakannya sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan di Ruang
Bersalin.
Dalam pembuatan buku pedoman ini masih belum sempurna, maka dari itu saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk dapat terus memberikan pelayanan
yang paripurna kepada pasien.
Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di rawat inap Puskesmas
Berbah adalah Kepala Puskesmas Berbah. Sedangkan penanggungjawab utama
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten Sleman
adalah dinas kesehatan kabupaten Sleman. Sehingga kami berharap pedoman pelayanan ini
dapat mewujudkan Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk Menuju
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong.

Pedoman Rawat Inap Puskesmas Berbah27

Anda mungkin juga menyukai