Anda di halaman 1dari 5

dr. Indra Saputra,M.Kes.

, SpA(K)

Manajemen Jalan Nafas dan Bantuan Hidup Dasar Pada Anak

CPR yang berkualitas merupakan dasar dari resusitasi. Kompresi dada harus sesuai dan tepat yaitu
100-120 kali per menit. Dalam harus sesuai. Interupsi atau jeda tidak boleh lebih dari 10 detik.
Kemudian interupsi diupayakan seminimal mungkin. Setiap melakukan kompresi biarkan dada naik
sendiri dan mengembang sendiri. Hindari ventilasi yang berlebihan (cukup lakukan 20-30 kali per
menit).

Infant : < 28 hari

Anak-anak: lebih dari 1 tahun ke atas sampai ada tanda pubertas.

Adolescent (anak besar)

Bantuan hidup dasar awal harus bisa dikerjakan oleh semua orang.

IHCA: kenali dulu dan pencegahan  cari bantuan (ambulans, teriak, panggil orang orang sekitar) 
kalo sudah pasti henti jantung maka lakukan CPR atau RJP yang berkualitas  kalo memiliki AED
maka silahkan pasang AED  Lakukan perawatan pasca henti jantung  pemulihan (recovery :
pasien bisa melakukan aktivitas kembali seperti semula, jangan sampai menjadi disabilitas). Ingat
2021 ada 6 rantai.
Kalo pasien di intubasi maka harus dipakaikan ETT (balon), sesuaikan dengan usia, posisi harus benar
dan pengembangan balon harus sesuai (kurang dari 20-25 cmH2O). tidak boleh ditekan.

Epinefrin boleh diberikan diawal, tidak usah menunggu hingga dua siklus. Feedback dari monitoring
darah menentukan kualitas CPR. Perhatikan tanda tanda kejang,
Pastikan lingkungan aman, pastikan keselamatan diri sendiri juga (boleh geser pasien hingga posisi
pasien aman). Patikan gunakan APD, jangan lakukan ventilasi mulut ke mulut (untuk sekarang).
Tentukan pasien sadar atau tidak (cek respon nya) kalo tidak sadar maka teriak minta bantuan dan
pastikan orang datang. Setelah kita pastikan pasien tidak sadar, tidak ada napas, maka segera lakukan
CPR.

Algoritma:

Pastikan bahwa memang aman  cek respon (anak: di pundak, infant: di telapak kaki)  minta
bantuan  setelah memanggil orang lakukan cek airway, breathing dan pulse (cara: tangan memgang
kepala (head tilt chin lift) kalo ada gerakan dada maka pasien bernapas. Pada infant cek di arteri
brachialis)  ada tiga kemungkinan:

1. Bernapas normal dan pulsasi teraba  lakukan observasi, posisikan pada posisi recovery
sambil menunggu bantuan datang, evaluasi tiap 2 menit periksa pulse dan napas.
2. Napas tidak normal, pulsasi teraba (bisa bradipneu atau takipneu)  berikan rescue breathing
setiap 2-3 detik atau 20-30 kali permenit  periksa nadi (membaik atau tidak). Jika diatas 60
maka teruskan 20-30 detik. Kalo dibawah 60 lakukan CPR segera
3. Tidak bernapas atau gasping dan pulsasi tidak teraba  segera lakukan CPR dan kompresi.
30 kali kompresi+2 kali ventilasi (selama 2 menit).

Harus bisa kerjakan sampe kompresi.

Kalo 2 orang penolong maka kompresi jadi 15 kali dan 2 ventilasi.

High quality CPR: push pass, push hard, chest recoil, minimal interruption.

CATATAN: diberikan 2 naoas setiap 2-3 detik (20-30kali permenit)

Melakukan Jaw-Thrust Manuver harus hati hati takutnya benda asing masuk kembali ke mulut.
Pulse Infant : cek di arteri brachialis, kalo anak di arteri carrotis interna atau di arteri femoralis. Infant
tidak dilakukan di leher karena leher nya pendek. Intinya pada anak tidak sadar kalo pulse dibawah 60
maka harus segera dilakukan kompresi. Makanya hitung dalam 6 detik dikali 10 biar cepat
menentukan nya. INGAT evaluasi dilakukan setiap 2 menit.

Ventilasi bisa dilakukan dengan VPM atau face mask ( hanya boleh menutupi hidung dan mulut: cari
ukuran yang sesuai dengan mulut. Setiap melakukan ventilasi lakukan C: untuk memfiksasi sungkup
ke muka. E: fiksasi muka ke sungkup

Kalo posisi tidak benar maka airway tidak terbuka hingga percuma (maka penting untuk head tilt chin
lift).

Kompresi: di pertengahan sternum, pada infant, kompresi menggunakan 2 jari atau 2 jempol

Kalo dengan epinefrin tidak membaik boleh ditambah atropin (curiga kalau ada blok jantung).

Anda mungkin juga menyukai