Anda di halaman 1dari 6

Notulensi Referat

Rabu, 13 April 2022


14.00 WIB - selesai
Periode 28 Maret - 23 April 2022

Pembimbing: dr. H. E. Iskandar, Sp.M(K), Subsp. ROO, MARS


Moderator: Qaedi Ahmad, S.Ked.
Notulensi: Fannysha Arrahma, S.Ked.
Presentan:
1. Nurul Shafira, S.Ked. - “Obstruksi Duktus Nasolakrimalis”
2. Wira Veronica, S.Ked. - “Blepharoptosis”

No. Penanya Presentan Pertanyaan


1. Maydeline Wira Indikasi dan kontraindikasi pembedahan pada
kasus ptosis?
Prinsip: memendekkan otot levator palpebra
Indikasi:
- bila aktivitas pasien terganggu
- penyemitan lapangan pandang yang signifikan
- kelelahan kelopak mata atas sehingga menutup
pupil
Kontraindikasi:
Pada ptosis kongenital jika pasien tidak memiliki
risiko amblyopia maka operasi ptosis ditunda hingga
anak berusia 3-4 tahun / BB > 18 kg
2. Hikmi Nurul Kapan antibiotic topical dapat diberikan pada
pasien yang telah didiagnosis obstruksi duktus
nasolakrimalis kongenital?
- pasien dengan infeksi sekunder. Apabila tidak
ditemukan infeksi sekunder, maka tidak
dianjurkan pemberian antibiotik topikal ini
karena flora bakteri pada pasien-pasien
ODNLK ini identik dengan flora pada individu
normal. Penggunaan antibiotik dapat
mengubah flora bakteri yang normal menjadi
flora bakteri yang resisten dan sistem imunitas
pada bayi itu belum sempurna, sehingga
kemampuan untuk membunuh bakteri yang
resisten tersebut kurang.
3. Natassya Wira Edukasi kepada pasien yang telah menjalani
operasi ptosis?
- mengompres dengan air es pada area mata
yang di operasi selama 20 menit setiap 1-2 jam
selama 2-3 hari, untuk mengurangi bengkak
- terapi antibiotic topical, 2-3 kali sehari selama
satu minggu
- Pasien yang memiliki kecenderungan lagoftalmos
paska operasi membutuhkan terapi lubrikasi yang
baik pada permukaan bola mata. Pasien dapat
berkunjung kembali untuk dilihat
perkembangannya oleh operator setelah 1- 2
minggu
4. Richard Nurul Apa yang dapat dilakukan dokter umum bila
bertemu dengan kasus ODNLK?
Anamnesis:
- keluhan rasa tidak nyaman pada mata dan
kemerahan disertai hiperlakrimasi
- riwayat kehamilan dan kelahiran
- riwayat keluhan yang sama
- riwarat glaucoma kongenital / kelainan
kongenital lainnya
Pemeriksaan fisik:
- Inspeksi  aliran air mata berlebih, disertai
masa lunak pada sakus lakrimal
- Palpasi
Tatalaksana awal
- masase sakus lakrimal dengan cara jari
telunjuk awalnya ditempatkan di atas common
canaliculi untuk memblokir refluks, dan
kemudian menuju ke sakus, memijat ke
bawah. Dengan tujuan untuk mengosongkan
sakus sebagai upaya untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan memberikan tekanan
positif pada daerah yang mengalami obstruksi
sebagai upaya untuk membuka sumbatan pada
membran katup hasner dan menjaga agar tetap
terbuka secara permanen. Pemijatan dilakukan
setiap hari hingga gejala menghilang

Sesi Expert:
BLEPHAROPTOSIS
- istilah ptosis  umum
- Ptosis: jatuhnya kelopak mata
- posisi normal kelopak mata atas  1 mm dibawah limbus superior, kelopak mata
bawah  sejajar limbus inferior
- reverse ptosis  pada kelopak mata bawah, kelopak mata bawah naik ke atas
- Pemeriksaan: MRD1  ptosis, blepharoptosis, MRD2  reverse ptosis
- bila kelopak mata turun 1-2 mm  BP ringan, 3mm  BP sedang, bila tidak ada lagi
refleks kornea  BP berat
- Pemeriksaan Levator function: untuk menentukan tatalaksana (>12  dilakukan
aponeurotic surgery pada ptosis dengan levator function yang bagus) ; (4-12
dilakukan resection / pemendekan) ; (<4  buruk, kelopak mata di gantung pada otot
frontal menggunakan facia lata)
- Aponeurosis dehidiensi  penipisan ; Aponeurotis Disinsersi  tidak insersi di
tempat sebenarnya ; bisa tejadi keduanya
- kelopak dapat diangkat oleh otot muller 1-2 mm
- otot levator dapat mengangkat kelopak mata sekitar 14-15 mm
- otot frontal dapat mengangkat kelopak mata 4-5 mm
- Pemeriksaan bells phenomenon: bila baik  mata bisa menyembunyikan kornea
sehingga kornea tidak terpapar dunia luar
- kontraindikasi pembedahan: bila bells phenomenon (-)
- indikasi pembedahan: membuka axis visual  perkembangan visus bisa optimal
(terutama pada ptosis kongenital, sampai usia 6-7 th)
- komplikasi ptosis: lapang pandang atas menyempit, menimbulkan kelainan refraksi
(myopia, astigmatisme) karena kelopak mata menekan kornea
- sebelum dilakukan operasi, dokter umum dapat melakukan tapping / plester kelopak
mata atas ditarik keatas, menggunakan kacamata khusus ptosis (ptosis crutch glasses)
OBSTRUKSI DUKTUS NASOLAKRIMALIS
- pastikan benar bahwa terjadi obstruksi ductus nasolakrimal, tidak semua mata berair
disebabkan oleh obstruksi
- Epiphora: hipersekresi di sakus lakrimal
- Pada anak-anak/bayi  masih persistent katup hasner nya / belum terbuka, maka
anjurkan masase saccus sehingga akan terjadi tekanan positif dan membuka katup
hasner, masase dilakukan sampai usia 6 bulan. Bila tidak ada perbaikan, berarti
penyebab bukan dari katup hasner namun karena stenosis (pengecilan saccus),
dilakukan probing therapy. Probing therapy dilakukan pada usia 1 tahun, bila tidak
berhasil dapat dilakukan pemasangan balon kateter khusus / dilakukan intubasi
silikon. Bila tidak berhasil juga, dilakukan pematahan konka inferior. Bila tidak
berhasil, maka dilakukan DCR.

Anda mungkin juga menyukai