Anda di halaman 1dari 2

Ditetapkan

PANDUAN PRAKTEK KLINIK Direktur RS. Muhammadiyah Jombang

Tentang

RS. POSTERIOR CAPSULAR


MUHAMMADIYA OPACIFICATION (SECONDARY dr. Novi Kurniasari
H CATARACT)
JOMBANG
Nomor Dokumen Tanggal : 16 Januari 2018
Revisi Ke - 0 Tanggal :
1. Pengertian (Definisi) Penebalan dan kekeruhan kembali kapsul lensa posterior setelah
sebelumnya pernah menjalani operasi katarak.
2. Anamnesis Tajam penglihatan makin menurun, makin tebal kekeruhan pada
lensa, tajam penglihatan makin mundur setelah sebelumnya pernah
menjalani operasi katarak..
Bila kekeruhan terletak di sentral dari lensa, penderita merasa lebih
kabur dibandingkan bila kekeruhan terletak di perifer.
Penderita merasa lebih enak membaca dekat tanpa kacamata seperti
biasanya karena miopisasi.
Kekeruhan di subkapsular posterior menyebabkan penderita
mengeluh silau dan penurunan penglihatan pada keadaan tenang
3. Pemeriksaan Fisik Cara pemeriksaan katarak
 Optotip snellen : untuk mengetahui tajam penglihatan
penderita, pada stadium insipien dan imatur bisa dicoba
dengan koreksi dengan lensa kacamata terbaik
 Oftalmoskopi : untuk pemeriksaan ini, sebaiknya pupil
dilebarkan. Pada tipe fibrous akan nampak pengerutan pada
capsula posterior pada fusi antara capsula anterior dan
posterior. Sedangkan pada tipe pearl akan nampak cluster
yang membengkak dan mengalami opasitas yang disebut sel
Wedl.
 Slit lamp biomikroskop : untuk evaluasi tebal, luas dan
lokasi kekeruhan pada lensa
4. Kriteria Diagnosis Riwayat penyakit, penurunan penglihatan perlahan
pemeriksaan slitlamp dengan midriatikum, didapatkan kekeruhan
pada lensa
5. Diagnosis Kerja Posterior Capsular Opacification
6. Diagnosis Banding  Refleks senil : pada orang tua dengan lampu senter tampak
warna pupil keabu-abuan mirip katarak, tapi pada
pemeriksaan refleks fundus positif
 Katarak komplikata : akibat komplikasi dari penyakit lain
(uveitis anterior, diabetes melitus)
 Katarak karena penyebab lain : misal obat-obatan
(kortikosteroid), radiasi, rudapaksa mata, dll
 Kekeruhan badan kaca
 Ablasio retina
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Ultrasonografi
2. Retinometer
1
8. Terapi Pencegahan berkaitan dengan teknik operasi, IOL, penggunaan
agen terapeutik.
 Teknik operasi :
- Continous Curvilinear Capsulorhexis
- Cortical Cleaving Hydrossection
- Hydrodissection with rotation
- Cortical clean up
- Polishing of anterior capsule
- Fixation of IOL
- Buttonholling of posterior capsule
- Anterior capsule overlap of IOL optic
 IOL :
- Ukuran, tepi, sudut, dan material IOL berpengaruh pada
pencegahan terjadinya PCO.
 Agen terapeutik :
- Anti proliferasi tidak efektik secara in vitro
- Anti koagulan : Irigasi dengan Heparin menurunkan inflamasi dan
mengurangi formasi PCO.
- Anti inflamasi : Topikal diklofenak.
- Anti adherence dan anti-migratory : Ilomastat, Mibefradil, RGD
peptide, EDTA mencegah migrasi LEC pada capsula posterior.

Managemen dibagi menjadi invasif dan non-invasif.


-Invasif : Operasi dengan cara pars plana capsulotomy,
menggunakan 25gauge transconjunctival sutureless vitrectomy.
-Non-invasif : Nd:YAG laser capsulotomy.

9. Edukasi
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Penelaah Kritis dr. Fatin Hamamah, SpM
dr. Iqbal Hilmi, SpM
14. Indikator Medis Tajam penglihatan
Penebalan dan kekeruhan capsula posterior
15. Kepustakaan Patil M, Singh D, Vanathi M. Posterior Capsular Opacification :
Mechanism, Prevention, and Management. 2016; 47-51.

Jombang, 17 September 2016

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Ketua KSM Penyakit Mata

Anda mungkin juga menyukai