Anda di halaman 1dari 3

PPK Tanggal terbit Disahkan oleh :

MATA Direktur RSD Aeramo

drg. Emerentiana Reni W. MHlth & IntDev


NIP. 19720123 200012 2 002
No. ICD 10 H52.2
Diagnosis Astigmatism
Pengertian Kelainan refraksi dimana pembiasa pada meridian yang
berbeda tidak sama. Dalam keadaan istirahat (tanpa
akomodasi) sinar sejajar yang masuk ke mata difokuskan
pada lebih dari satu titik. Penyebab tersering dari
astigmatism adalah kelainan bentuk kornea. Pada sebagian
kecil dapat pula disebabkan kelainan lensa. Dibagi atas:
1. Astigmastism regular: pada bentuk ini selalu didapatan
dua meridian yang saling tegak lurus. Disebut
astigmatism with the rule bila meridian vertical
mempunyai daya bias terkuatnya. Bentuk ini lebih
sering pada penderita muda. Disebut astigmatism against
the rule bila meridian horizontal mempunyai daya bias
terkuat. Bentuk ini lebih sering pada penderita yang
lebih tua. Kelainan refraksi ini bisa dikoreksi dengan
lensa silinder
2. Astigmatism ireguler: pada bentuk ini didapatkan titik
focus yang tidak beraturan. Penyebab terseering adalah
kelainan kornea seperti sikatriks kornea, keratokonus.
Bisa juga disebabkan kelainan lensa seperti katarak
imatur. Kelainan refraksi ini tidak bisa dikoreksi dengan
lensa silinder.
Anamnesis 1. Penglihatan buram
2. Head tilting
3. Mengengok untuk melihat jelas
4. Memicingkan mata
5. Memegang bahan bacaan lebih dekat
Pemeriksaan 1. Visus dan refraksi
Fisik 2. Tonometri
3. Slitlamp biomikroskopi
4. Funduskopi
Kriteria 1. Refraksi subyektif: Metode “Trial and Error”
Diagnosis a. Jarak pemeriksaan 6 meter/5 meter/20 feet
b. Digunakan kartu Snellen yang diletakkan setinggi
mata penderita
c. Mata diperiksa satu persatu
d. Ditentukan visus/tajam penglihatan masing-masing
mata
e. Bila visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis
negatif
2. Refraksi Obyektif
a. Retinoskopi: dengan lensa ∫+2.00, pemeriksa
mengamati refleksi fundus yang bergerak berlawanan
dengan arah gerakan retinoskop (against movement),
kemudia dikoreksi dengan lensa sferis negative
sampai tercapai netralisasi
b. Autorefraktometer
Diagnosis
Banding
Pemeriksaan 1. Auto refrakto-keratometri (ARK)
Penunjang 2. Streak retinoskopi

-
Konsultasi
Perawatan Poliklinik Mata
Rumah Sakit
Tatalaksana 1. Astigmatism regular diberikan kacamata sesuai kelainan
yang didapatkan, yaitu dikoreksi dengan lensa silinder
negative atau positif dengan atau tanpa kombinasi lensa
sferis
2. Astigmatism ireguler, bila ringan bisa dikoreksi dengan
lensa kontak keras
3. Rujuk bedah refraksi
Tempat Poliklinik Mata
Pelayanan Kamar bedah refraktif
Penyulit
Bila akan dilakukan tindakan bedah refraktif
Informed
Consent
Dokter Spesialis Mata
Tenaga
Standar
1-7 hari
Lama
Perawatan
-
Masa
Pemulihan
1. Visus 6/6 (normal) setelah koreksi
Hasil
Tidak diperlukan.
Patologi
Tidak diperlukan.
Otopsi
Dubia ad bonam
Prognosis
Tindak Lanjut -
Tingkat I/A
Evidens &
Rekomendasi
Indikator 1. Visus 6/6 (normal) setelah koreksi
Medis
Edukasi 1. Kelainan ini merupakan bawaan dan biasanya ajan
bertambah sesuai dengan pertambahan usia.
Penambahan akan berhenti bila masa pertumbuhan
berhenti (usia 18-20 tahun).
2. Astigmatism tidak bisa dikurangi dengan pemberian
obat dan vitamin
3. Pemakaian kacamata hanya untuk alat bantu/koreksi,
tidak untuk mengurangi ukuran astigmatism
Kepustakaan 1. American Optometric Assosiation. 2008. Care The
Patient With Myopia. Lindbergh blvrd : St.Louis. Page
1-41
2. Detman, AF, et al. 2001. Retina. Singapore: Mosby Inc.
3rd edition
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian /SMF Ilmu
Kesehatan Mata, RSUD Soetomo Surabaya, 2006
4. Hartono, et al. 2007. Refraksi dalam: Ilmu Penyakit
Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata FK
UGM.
5. Ilyas, S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI. Cetakan ke-1

Anda mungkin juga menyukai