Anda di halaman 1dari 23

Purnama Sari 030.04.

176 FK Trisakti

Penemu: Sir Ch rless Bell (S otl ndi ) elumpuh n s r f f si lis perifer ib t proses:

non-supur tif non-neopl smati non-degeneratif primer .

Sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, mulanya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

yang dikumpulkan dari buah rumah sakit di Indonesia didapatkan frekuensi Bell's Palsy sebesar 9,55 % dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak pada usia dewasa yaitu sekitar umur 2 -30 tahun. insidens iklim panas = iklim dingin, tetapi pada beberapa penderita didapatkan riwayat terkena udara dingin seperti naik kendaraan dengan kaca terbuka, tidur di lantai, atau bepergian malam hari sebelum menderita Bell' Palsy. >
Data

Teori Iskemik vaskuler terjadi ggn regulasi sirkulasi darah vasokonstriksi iskemia pe permeabilitas kapiler transudasi menekan N.VII Teori Virus sering terjadi setelah mengalami penyakit virus dan perjalanannya mnyerupai viral neuropathy. Teori Herediter % penyebabnya herediter, autosomal dominan.(Willbrand, 9 ) Teori Imunologi reaksi alergi dengan adanya degranulasi mast cell histamin dilepaskan dilatasi kapiler dan pe perm.kapiler edem N.VII

Gangguan endotelium kapiler Peningkatan permeabilitas kapiler ebocoran apiler Edema Kompresi N. asialis

Hilangnya semua gerakan volunter pada kelumpuhan total Pada sisi wajah yang terkena, ekspresi akan menghilang sehingga lipatan nasolabialis akan menghilang, sudut mulut menurun, serta kerut dahi menghilang. Bila penderita disuruh memejamkan matanya, maka kelopak mata pada sisi mata yang terkena akan tetap terbuka dan tidak dapat dipejamkan sehingga fisura palpebra melebar dan bola mata akan berputar ke atas, keadaan ini disebut sebagai tanda dari Bell (lagopthalmus dan dorsorotasi bola mata). Karena kedipan mata yang berkurang maka terjadi iritasi mata oleh debu dan angin sehingga menimbulkan epifora.

Pada

keadaaan yang berat dapat terjadi gangguan produksi air mata. Ini menunjukkan terkenanya ganglion genikulatum. Pada waktu bernafas maka pipi sisi lumpuh akan menggembung yang disebabkan kelumpuhan musculus buksinator, disamping itu makanan akan terkumpul diantara pipi dan gusi Bila korda timpani terkena maka terjadi gangguan pengecapan dari 2/3 depan lidah Bila nervus stapedius terkena maka akan terjadi hiperakusis

Evaluasi

motoris : asimetri wajah, pola mengedip, lipatan nasolabial, kerutan dahi, menutup mata paksa, serta ada tidaknya lagopthalmus Evaluasi pengecap : pada 2/3 depan lidah, dengan lidi kapas dicelup larutan asin, manis, dan pahit Evaluasi fungsi air mata dengan kertas schirmer, nrocos berlebihan disebabkan oleh iritasi ektropion dan gangguan pompa lakrimal kelopak bawah, akibat lesi nervus fasialis

Evaluasi reflek mengedip dengan kapas basah : defek saraf V-1 (oftalmikus) akan menyebabkan reflek mengedip kedua mata hilang pada rangsangan kornea ipsilateral. Kedipan mata dilakukan oleh musculus orbikularis okuli yang diinervasi nervus fasialis evaluasi; sinkinensis fasialis fisiologis. Ini terdiri atas : fenomena bell, adalah gerak ke atas dan ke samping pada kedua mata saat menutup mata terhadap tahanan sekresi air mata dengan rangsangan kimia (larutan amonia atau formalin) pada mukosa hidung.

Medikamentosa

gol kortikosteroid Cromolyn Sodium Serratio Peptidase Neuroprotektor misalnya vitamin B1- B - B12 Vasodilator Analgetik bila perlu

Operasi

isioterapi/ Suportif

Baik, dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan - Parsial: penyembuhan total terjadi dalam waktu 1-2 bulan - Total: bervariasi tetapi sebagian besar sembuh sempurna

Langopthalmus Keratitis

sicca Keratitis et langopthalmus Ulkus Kornea et langopthalmus Crocodile tear phenomenon Epifora synkinesis

Kelopak mata tidak dapat menutup Jika nervus fasialis mengalami suatu parese atau paralisis maka fungsi dari musculus orbicularis oculi akan terganggu dan menyebabkan kelopak mata tidak dapat menutup Nervus fasialis mensyarafi musculus orbicularis oculi. Musculus ini berfungsi pada palpebra, berjalan melingkar dan menyelubungi seluruh palpebra. Jika berkontraksi maka palpebra menutup, sedangkan jika berelaksasi maka palpebra membuka.

Kelopak mata atau palpebra mempunyai beberapa fungsi salah satunya adalah melindungi kornea dari benda asing atau dari kekeringan. Jika palpebra tidak dapat menutup air mata tidak dapat disalurkan kornea kering peradangan pada lapisan superficial dari kornea atau keratitis sicca. kornea + konjungtiva keratokonjungtivitis sicca. Penderita mengeluh mata terasa kering, gatal, silau, penglihatan kabur. Gambaran klinis didapatkan sekret mukus, sillier/ mix injeksi, sekret berbentuk filamen/ benang, infiltrat kornea, tes fluorescein positif.

Kelaianan pada kornea infiltrasi sel radang sebagai akibat keringnya permukaan kornea dan mudah terkena trauma. disebabkan palpebra tidak dapat menutup dengan sempurna. yang paling sering terkena adanya kornea bagian bawah, kecuali bila lagopthalmusnya hebat sehingga mata terbuka terus. Pada waktu tidur, secara refleks bola mata akan bergerak kearah temporal atas, sehingga bila terjadi lagopthalmus bagian bawah kornea tidak terlindung. Gambaran klinis didapatkan silier injeksi bagian bawah, kornea bagian bawah keruh, tes fluorescein positif.

Suatu peradangan kornea yang lama akan menyebabkan masuknya pembuluh darah ke dalam lesi disertai infeksi sekunder ulkus kornea. Ulkus kornea yang disebabkan karena palpebra tidak dapat menutup disebut sebagai ulkus kornea et lagopthalmus. Defek epitel berbentuk bulan sabit sepanjang limbus inferior yang terpajan. Gambaran klinis yang didapatkan infiltrat, jaringan nekrosis, oedem konjungtiva, jika terjadi perforasi maka terdapat pus dalam COA.

Glandula lakrimalis merupakan bagian pars sekretorius dari aparatus lakrimalis dan diinervasi oleh nervus fasialis. Sekresi air mata ini menjadi terganggu jika lesi nervus fasialis terjadi antara pons dan ganglion geniku latum. Merupakan keadaan keluarnya air mata pada saat penderita makan makanan. Timbul dalam beberapa bulan setelah terjadi paresis terjadinya akibat dari regenerasi yang salah dari serabut otonom yang seharusnya ke kelenjar saliva tetapi ternyata menuju ke kelenjar lakrimalis.

epifora
Ekskresi

air mata dapat terganggu karena kelumpuhan m.orbikularis okuli yang menyebabkan tekanan negatif di sakus lakrimalis sehingga tidak ada kekuatan untuk menyerap air mata ke dalam pungtum lakrimalis epifora, yaitu keluarnya air mata secara spontan melalui pinggir kelopak mata.

synkinesis
Penyebabnya adalah inervasl yang salah, serabut saraf yang mengalami regenerasi bersambung dengan serabut-serabut otot yang salah. Gambaran klinis yang didapati: Saat mata penderita dipejamkan maka timbul gerakan involunter elevasi sudut timbul, kontraksi platisma atau berkerutnya dahi Pada saat menyeringai, maka mata penderita pada sisi sakit menjadi tertutup Bila penderita menggerakkan suatu bagian wajahnya, maka semua otot vvajah pada sisi wajah yang lumpuh akan kontraksi

Pemeriksaan Mata
Pelayanan kesehatan mata primer - Dengan lup dan senter mata, pasien disuruh menutup palpebra dan terlihat tidak seluruh bola mata tertutup palpebra atau bahkan sama sekali tidak tertutup - Kornea mungkin rnasih jernih atau sudah keruh akibat peradangan Pelayanan kesehatan mata sekunder dan tersier - Dengan slit lamp, periksa keadaan kornea apakah masih jernih atau terdapat infiltrat atau sudah terdapat ulkus kornea - Periksa apakah ada kekenduran pada tepi palpebra inferior

Penatalaksanaan pada Mata

Pelayanan kesehatan primer - Beri antibiotik salep mata - Tetes air mata buatan sesering mungkin : cendoliteers, artificial tear - Rapatkan palpebra superior dan inferior dengan plester - Rujuk ke pelayanan kesehatan sekunder

Pelayanan kesehatan sekunder - Bila kornea masih jernih, beri tetes air mata buatan sesering mungkin - Rapatkan palpebra inferior dan superior dengan plester bila pasien tidur - Bila sudah terjadi keratitis atau ulkus kornea, beri terapi sesuai terapi keratitis atau ulkus kornea dan lakukan blepharoraphi, atau rujuk ke pelayanan kesehatan tersier Pelayanan kesehatan tersier - lakukan pemasangan beban emas pada palpebra superior, jahitkan pada tarsus, berat beban disesuaikan agar palpebra superior dapat menutup - pada palpebra inferior, bila didapati kekenduran, atau ektropion, lakukan pernendekkan tepi palpebra dengan atau tanpa penguat fascia lata/ bahan sintetik/ tulang rawan telinga.

Anda mungkin juga menyukai