PALPEBRA
Oleh :
201720401011142
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG 2018
ANATOMI PALPEBRA
Jaringan ikat
Kulit yang halus dan Jaringan otot
lemah
– Dihubungkan oleh jaringan ikat yang halus dengan otot yang ada dibawahnya,
sehingga kulit dengan mudah dapat digerakkan dari dasarnya.
– Dengan demikian, maka edema atau perdarahan mudah terkumpul disini,
sehingga menimbulkan pembengkakan palpebral.
– Terdapat kelenjar Zeis dan Moll, rambut seperti pada bagian kulit tubuh yang
lain.
JARINGAN OTOT
P.D menuju ke
konjungtiva, kulit, dll
V. Fasialis V. Oftalmika
Sinus Karvenosus
KELAINAN
KONGENITA
KOLOBOMA PALPEBRA
– Epikantus terdiri dari lipatan kulit yang tegak lurus, mulai dari pangkal hidung,
menuju kekantus internus.
– Kalau hebat, dapat menunjukkan seolah-olah ada strabismus konvergens.
– Lipatan ini dapat menghilang dengan pertumbuhan tubuh.
– Pengobatan :
- Sampai umur 5-6 tahun, dibiarkan saja
- Bila hebat atau dengan alasan kosmetik, dilakukan operasi plastik/.
PTOSIS
– Keadaan dimana Gl. Meiboom diambil alih tempatnya oleh bulu mata.
– Pengobatannya : bila letak bulu mata salah, harus dicabut.
KELAINAN
AKWISITA
EDEMA PALPEBRA
Bulu mata jatuh, tidak diganti oleh yang Bulu mata cepat jatuh, tetapi diganti
baru, karena ada destruksi dari folikel yang baru, karena taka da destruksi dari
rambut. folikel rambut.
Dipangkal rambut terdapat krusta. Bila Dipangkal bulu mata, tak tampak krusta,
krusta dilepaskan, tampak ulkus kecil- tetapi skwama.
kecil. Krusta warnanya kuning, kering,
melengketkan bulu mata.
Blefaritis nonulseratif hampir selalu
berhubungan dengan adanya ketombe di
kepala, alis mata atau telinga.
– Keluhan : Mata kalau pagi lengket, panas, gatal, tak tahan cahaya, lekas capai
kalau kerja dekat.
– Penyulit (komplikasi) :
– Hordeolum, konjungtivitis, keratitis superfisial (1/3) bagian bawah.
– Oleh karena blefaritis merupakan proses yang menahun, menimbulkan
hipertrofi dari margo palpebra dan palpebra menjadi berat.
– Blefaritis dapat diperhebat bila penderita banyak merokok atau mengerjakan
pekerjaan dekat seperti membaca sampai larut malam, atau mengerjakan terlalu
lama, meskipun pada siang hari.
– Pengobatan :
– Margo palpebra harus dibersihkan sering-sering dengan kapas basah. Pada
waktu membersihkannya, kelenjar ditekan-tekan untuk mengeluarkan isinya,
krusta dan skwama (sisik) dibuang dengan memakai AgNO3 1% - 2%.
– Antibiotika, sulfa, kortikosteroid diberikan dalam bentuk salep mata, yang
diusapkan pada pinggir kelopak mata.
– Pada blefaritis nonulseratif, juga diadakan pengobatan dari ketombenya,
dengan “medicating shampoo” dua kali seminggu.
– Prognosis
kalau tak diobati dengan baik dapat berlangsung berbulan-bulan dan menimbulkan
bermacam-macam penyulit, juga dapat menimbulkan kerusakan pada kornea karena
terbentuknya trikiasis.
HORDEULUM
– Merupakan infeksi akut dari kelenjar palpebra disebabkan oleh stafilokok atau
streptokok.
– Hordeolum internum :
– Yang sakit gl. Meiboom, menonjol kearah konjungtiva, karena letaknya
dalam tarsus jarang memecah sendiri. Tidak ikut bergerak dengan pergerakan
kulit.
– Hordeolum eksternum :
– Yang sakit gl. Zeis atau Moll, ikut bergerak dengan pergerakan kulit,
menonjol kearah kulit, bila mengalami supurasi memecah sendiri kearah
kulit.
– Tanda – tanda :
– Palpebra bengkak
– Merah sakit
– Terdapat tonjolan pada palpebral
– Disertai blefaritis
– Konjungtivitis yang menahun
– Dapat terjadi pada semua umur, turatama anak-anak dan dewasa muda.
– Pengobatan :
– Untuk mempercepat supurasi dapat diberikan kompres hangat selama 20
menit 3 – 4 kali sehari.
– diberikan salep mata antibiotika setiap 3 jam.
– Jika terdapat abses insisi
– Penyulit :
– Pada hordeolum yang besar, dapat disertai selulitis dari palpebra atau orbita,
sehingga keadaan umumnya lebih terganggu.
KALAZION
Pseudokista
– Kalazion yang terkena infeksi sekunder kalazion supurativa.
– Kadang-kadang timbulnya didalam duktus dari Gl. Meiboom dan letaknya
dimargo palpebral kalazion marginalis.
– Histopatologik :
– Terdapat jaringan garnulasi dengan sel raksasa dan sel Langerhans.
– Tak terdapat bakteri didalamnya.
– Bila terlalu besar gangguan visus.
– Pengobatan :
– Jika kecil kompres air hangat, sambil diurut mengarah ke muara gI meibom.
– Bila besar dan timbulkan gangguan eksisi dan kuretase
HERPES ZOSTER
– Merupkan infeksi virus herpes zoster. Dapat menyerang kemata, bila ganglion
Gasseri terkena.
– Bila mengenai cabang nasalis dari N.V, yang dapat dilihat bila terdapat vesikel
diujung hidung, maka kornea terkena juga (Hutchinson sign) sehingga kornea
menjadi kurang peka dan padanya timbul juga vesikel dan kemudian menjadi
ulkus.
– Herpes zoster oftalmik ditemukan 50% mengenai bola mata. Biasanya mengenai
orang tua diatas 50 tahun, kadang-kadang didapatkan pada orang muda.
– Penyebab :
– Virus herpes zoster yang mengenai ganglion Gasseri. Lamanya penyakit
kurang lebih 3 minggu sampai beberapa bulan.
– Pengobatan :
– Untuk kelainan kulitnya diberikan kompres dingin
– diberikan analgetika, sedative
– berikan juga obat-obat neurotropic, peroral atau per enteral seperti neurobion
dsb.
– diberikan salep Verumers pada kulitnya.
– Bila kornea juga terkena sulfas atropine 1% 3 dd gtt I, salep antibiotika.
– Bila jaringan uvea meradang kortikosteroid sistimik.
HERPES FEBRILIS
– inversi dari bulu mata mengenai kornea rangsangan mekanis papda kornea
kerusakan kornea yang menimbulkan rasa sakit, fotofobia, blefarospasme,
kekeruhan kornea, ulkus kornea, kemerahan konjungtiva.
– Penyebab :
– Blefaritis
– Trauma yang mengenai margo palpebral.
– Trakoma yang sudah lanjut kontraksi jaringan parut di konjungtiva dan
tarsus.
– Pengobatan :
1. Epilasi pencabutan beberapa silia yang salah letak. Dapat diulang 2-3 kali.
2. Elektro koagulasi di ambil dari folikel rambut.
3. Operasi Tarsotomi.
KELAINAN
KEDUDUKAN
DARI
PALPEBRA
ENTROPION
Entropian sikatrik Entropion spastik
Sering mengenai margo palpebra superior. Sering mengenai margo palpebra inferior.
Disebabkan jaringan parut pada konjungtiva Disebabkan spasme dari M.orbikularis okuli.
dan tarsus akibat trauma kecelakaan,
operatif, bahan kimia atau trakoma.
Kendali digunting klem dibuka Diberi salep mata antibiotic, perban. Penderita
boleh pulang. Kembali pada hari ke 4 untuk membuka jahitan.
Kantoplasti entropion sapstika.
Dikantus eksternus kulit dipotong Konjungtiva dilepaskan dari dasarnya dan
dijahitkan pada kulit dengan 3 jahitan.
Penyebab
Kelainan kongenita kelainan akwisita.
ektropion.
paralisme m.orbikularis okuli (N.VII).
eksoftaImus goiter, protnisio bulbi
edema, perdarahan, tumor retrobulbar,
selulitis, panoftalmi, dsb.
1. Kongenita.
- Biasanya bilateral
- Disebabkan oleh gangguan pembentukan M.levator palpebra.
- Kadang-kadang disertai dengan kelainan kongenita yang lainnya.
- Bisa heriditer. Bersifat dominan autosom
2. Akwisita.
- Biasanya unilateral
- Paralise N. III, yang mengurus M. levator palpebral.
- Dapat ditemukan pada miastenia gravis (melumpuhkan otot secara progresif).
- Sindrome Horner paralise dari saraf simpatis yang mengurus M,Muller,
ditemukan pada lues. Terdiri dari : ptosis, miosis, enoftalmus, anhidrosis.
– Adanya fraktura dari dinding orbita timbul hubungan langsung antara ruang
orbita dengan ruangan hidung atau sinus-sinus sekeliling ruang orbita.
– Kerusakan terjadi didinding medial dari lamina papyricea os etmoidalis udara
dapat masuk kedalam jaringan palpebra yang longgar dan pada perabaan terasa
sebagai pembengkakan dengan kripitasi.
– Pengobatan :
– Balut yang kuat mempercepat hilangnya udara dari palpebra.
– KIE penderita jangan bersin atau membuang ingus.
– Kemudian disusul dengan perbaikan frakturanya.
LUKA TUSUKAN