Anda di halaman 1dari 44

KELOPAK MATA,

APPRATUS LAKRIMAL & AIR MATA

dr. Hj. HAMDANAH, Sp.M


Bagian Ilmu Penyakit Mata
FK-UNLAM/ RSUD ULIN BANJARMASIN
Blok 14 - 2013
1
KELOPAK MATA /
PALPEBRA / LIDS

Anatomi
adalah suatu jaringan yang dapat
bergerak ke atas dan bawah yang
berfungsi untuk melindungi bolamata
KELOPAK MATA DIBENTUK OLEH

 Kulit kelopak mata


 Tarsus

 Orbitalis

 Musculus orbicularis oculi

 Musculus levator palpebra superior

 Kelenjar-kelenjar Meiboom, Zeis, Moll, Krause /


Wolfring.
 Pembuluh darah

 Kelenjar Lymphe
PALPEBRA
KULIT KELOPAK_MATA
Merupakan kulit yang tertipis di seluruh
tubuh. Mempunyai sifat yang sangat
kendor dan elastis, sehingga
memungkinkan untuk kembali ke bentuk
semula bila terjadi pembengkakan yang
hebat baik oleh karena inflamasi atau
infeksi, tumor-tumor pada palpebra
ataupun oleh perdarahan / hematoma pal-
pebra
TARSUS
Merupakan jaringan ikat yang
padat dan elastis, merupakan
kerangka dari kelopak mata.
Tanpa tarsus kelopak mata tidak
mempunyai bentuk seperti yang
kita lihat sekarang.
ORBITAL SEPTUM
Suatu fascia yang terletak di sebelah
posterior musculus orbicularis oculi
dan membentang diantara rima orbita
dan tarsus. Fungsi orbital septum
sebagai barier atau pertahanan bila
terjadi infeksi di daerah kelopak mata
tidak dapat menembus atau invasi ke
dalam cavum orbita.
MUSCULUS ORBICULARIS
OCULI
 Untuk menutup fissura interpalpebralis.
Mendapat inversasi dari N. Facialis (n. cranialis
VII).
 Terdiri atas 3 regio yaitu :
 Regio orbita
 Regio preseptal
 Regio pretarsal
 Regio preseptal dan pretarsal berorigo pada
fascia yang berhubungan erat dengan saccus
lacrimalis, sehingga waktu berkedip dapat
berfungsi sebagai pompa untuk mengalirkan air
mata dari saccus lacrimalis ke dalam ductus
naso-lacrimalis.
MUSEUMS LEVATOR PALPEBRA
SUPERIOR
o Mengangkat palpebra superior ke atas.
o Mendapat inervasi dari n. oculomotorius
(n. Cranialis III).
o Apponerosisnya berinsertio pada
permukaan anterior tarsus dan kulit
palpebra.
o Terdapat otot-otot tarsalis superior dari
Muller yang berfungsi juga untuk
membantu m. levator palpebra superior
yang mendapat innervasi dari sistem
symphatis.
KALENJAR-KALENJAR MEIBOOM. ZEISS,
MOLL, KRAUSE / WOLFRING
 Kelenjar Meiboom, merupakan kelenjar lemak pada
tarsus dan tidak mempunyai hubungan dengan
folikel rambut, jumlahnya ada 25 buah di palpebra
superior dan 20 buah di palpebra inferior.
Menghasilkan lemak yang berfungsi sebagai oily
layer pada tear film. Fungsi dari oily layer adalah
untuk mencegah penguapan tear film tidak terlalu
cepat.
 Kelenjar Zeis : lebih kecil dari kelenjar Meiboom,
merupakan modifikasi kelenjar cebacea dan ada
hubungannya dengan folikel rambut.
 Kelenjar Moll: seperti pada kelenjar peluh.
 Kelenjar Krause & Wolfring : merupakan kelenjar
tambahan dari kelenjar lacrimalis, berfungsi
untuk membasahi saccus conjungtiva & cornea.
VASCULARISASI
Kelopak mata mendapat
vascularisasi dan arteria
ophthalmica ,arteria zygomaticus,
arteria angularis.
KELENJAR LYMPHE
 Dari palpebra akan mengalir ke daerah
preauricular, paritis dan submaxilaris.

Gray Line : adalah suatu garis keabu-abuan,


merupakan batas antara tepi
palpebra dgn daerah mucocutan
KELAINAH_POSISI /
LETAK KELOPAK
MATA.
ENTROPION_:
 Tepi kelopak mata membalik ke dalam.
 Penyebabnya dapat karena :

 - spasine pada orang tua.


 - cicatric pada trachoma,
luka- bakar,ruda paksa palpebra dan
lain-lain.
 Pengobatan : operasi untuk mengoreksi
entropion-nya.
ECTROPION
 Kelopak mata bawah membuka atau membalik keluar.
 Penyebab terjadi relaxasi pada m. orbicularis oculi pada :
 Aging process.
 paralyse n. Cranialis VII.
 Akibatnya kelopak mata tidak dapat menutup sempurna
sehingga dapat terjadi Exposure keratitis.
 Pengobatan : operasi.
 Pada orang tua / aging proses koreksi dengan
memendekkan secara horizontal m. orbicularis oculi. Bila
oleh karena cicatric, maka cicatric harus dilepaskan. Bila
ectropion ringan pengobatan dengan kauterisasi di daerah
conjunctiva palpebra 4-5 mm dari gray line akan
menimbulkan cicatric yang menarik kelopak mata yang
membalik keluar menjadi ke dalam.
DERMATOCHALASIS /
BLEPHAROCHALAAIA
 Adalah suatu keadaan dimana kulit di daerah
tarsal kehilangan daya elastisitasnya atau
mengendor.
 Biasanya terdapat pada orang tua dapat juga
oleh karena terjadinya edema yang berulang.
 Blepharo chalasis, kasus agak jarang dan
sebagai akibat edema yang berulang. Kelopak
mata menjadi atropi dan timbul kesan seperti
ptosis.
 Pengobatan: excisi kulit dan reparasi
apponeurosis levator palpebra superior.
EPICANTUS :
 Terdapatnya lipatan vertical kulit di
canthus medialis. - Bila lipatan kulit ini
cukup lebar sclera bagian nasal tertutup
sehingga kesan seperti cross eye.
 Dapat sembuh sendiri dengan
bertambahnya usia.
BLEPHAROSPASME / TIC :
 Kontraksi m. orbicularis oculli yang menetap (persisten)
dan tidak disadari (involuntary).
 Biasanya bilateral dan sering terjadi pada orang tua.
 Etiologi iritasi pada :
 cornea
 conjunctiva
 n. facialais.
 Emosi, stress maupun kelelahan dapat memperburuk
keadaan.
 Pengobatan :Menghilangkan factor predisposisi, seperti
adanya iritasi pada cornea conjunctiva maupun
n.facialis. Reassurance terutama bila tidak dipengaruhi
oleh emosi. Alkohol infiltrasi dengan tujuan membuat
keadaan paralyse yang temporer. Dapat juga dengan
infiltrasi long-ecting local anaesthesia.
PTOSIS :
 Suatu keadaan dimana waktu membuka mata kelopak
mata atas turun. Keadaan ini dapat terjadi unilateral
ataupun bilateral. Dapat constan maupun intermiten.

 Etiologi :
 Congenital, disebabkan kegagalan atau ketidaksempurnaan
pembentukan m. levator palpebra superior dan m. orbicularis
oculi. Bila disertai kegagalan pembentukan m. rectus superior
terjadilah "Complete ophthalmophlegia externa". Keadaan ini
diturunkan secara characteristic dominan.
 Acquired / didapat. Ptosis yang didapat bisa disebabkan oleh:
1. Faktor mekanik, beban m. levator meningkat oleh karena
adanya edema, tumor atau xanthelasma.
2. Faktor myogenic, oleh karena myasthenia gravis dystrophia
musculorum.
3. Neurogenic / paralitik, karena gangguan perjalanan n. III,
bisa juga pada nucleus atau kelainan myoneural junction.
PTOSIS :
Pengobatan :
Bila ringan dibiarkan saja. Bila karena
myasthenia gravis dapat diberikan pengobatan
neostigimin dan lain-lain. Operasi dengan
memperkuat m. levator palpebra superior.
Operasi menggantung palpebra superior pada
dahi.

PSEUDOLTOSIS
Terjadi karena palpebra superior
kehilangan support seperti tidak adanya
bolamata, bolamata mengecil.
PENYAKIT-PENYAKIT PADA
PALPEBRA.

- HORDEOLUM
- CHALAION
- BLEFARITIS MARGINALIS
HORDEOLUM:
 Merupakan infeksi pada kelenjar pada kelenjar di
palpebra oleh staphiloccus.
 Tanda local kelopak mata bengkak kemerahan,
nyeri dan berakhir dengan perlunakan akut,
pembentukan pus dan terjadilah abcess.
 Hordeolum interna : yang terinfeksi kelenjar
Meiboom.
 dapat menuju conjunctiva dan dapat juga ke kulit

 Hordeolum externa (stay): yang terinfeksi kelanjar


Zeiss dan Mool.
 selalu menuju kulit pada tepi palpebra

 Pengobatan :
 Pada stadia infiltrat ; kompres dengan air hangat +
anti biotika local.
 Pada stadia abcess : incisi.
CHALAION
 Suatu radang steril granulomatus kelenjar Meiboom.
 Penyebabnya : tidak diketahui pasti.
 Hipotesis : adanya pembutuan pada seluruh excresi
kelenjar Meiboom, akibatnya terjadi suatu retensi
kista kelenjar Meiboom yang memberikan reaksi
keradangan granulomatous.
 Tanda spesific : berupa lokal edema yang kadang-
kadang didahului tanda-tanda keradangan
menghilang tinggal suatu benjolan atau tumor pada
palpebra.
 Chalaziaon yang besar akan menekan bolamata dan
menimbulkan astigmatism.
 Pengobatan : Excisi.
CHALAION
 Diagnosa banding : dengan hordeolum tetapi tidak
ada tanda-tanda keradangan pada chalazion.
Chalazion hampir tidak pernah sembuh spontan.
Chalazion yang besar dan terletak di palpebra
superior dapat memberikan pseudoptosis.
 Pada pemeriksaan histopathologi di dapatkan
poliferasi endothel sinus berupa suatu keradangan
granulomatus dengan sel-sel Langhans tipe giant
cell. Chalazion yang besar dan terletak di palpebra
superior dapat memberikan pseudoptosis.
 Chalazidion yang mengalami kekambuhan, harus di
biopsi karena kemungkinan suatu keganasan
(malignancy) ---- Basalioma.
BLEFARITIS MARGINALIS
 Suatu radang kronik dan bilateral pada tepi palpebra.
 Terdapat 3 tipe :
 Tipe ulseratif yang biasanya disebabkan oleh staphilococcus.
 Tipe Seborrhoic yang disebabkan oleh pityrosporum ovale
 Mixed type atau tipe campuran dari tipe 1 dan 2.

 Gejala iritasi, panas dan gatal pada tepi palpebra.


 Pada pemeriksaan klinik didapatkan conjunctivitis &
superficial keratitis pada sepertiga bawah cornea.
Keluhan penderita terutama pagi hari.
 Pengobatan : dengan obat-obatan anti staphilococcus
misalnya sulfonamide. Bila dibiarkan saja akan terjadi
kronik.
MEIBOOMIANITIS
 Keradaangan kronik clan bilateral pada kelenjar
Meiboom.
 Pada umumnya diderita penderita-penderita
berusia lebih dari 40 tahun & mempunyai
hubungan erat dengan blefaritis.
 Keluhan penderita : mata merah, iritasi dan
terus menerus mengeluarkan secret.
 Pengobatan : dengan expresi berulang kelenjar
Meiboom.
APARATUS LACRIMALIS
 Kelenjar lacrimalis dan kelenjar tambahan aksesorius
(kelenjar Wolfring & kelenjar Krause).
 Punctum laprimalis

 Canalculi lacrimalis

 Saccus lacrimalis

 Ductus naso lacrimalis.


APARATUS LACRIMALIS
APARATUS LACRIMALIS

 Saluran air mata canaliculi lacrimalis, saccus


lacrimalis dan ductus nasolacrimalis dilapisi
epitel.
 Terjadinya pengaliran air mata kedalam saluran
lacrimalis oleh karena adanya :
1. Daya capiler dari canaliculi
2. Pengaruh gaya berat
3. Kedipan kelopak mata sebagai akibat
kontraksi m. orbicularis oculi, merupakan
suatu mekanisme pompa pada
saccuslacrimalis yang mengalirkan airmata
dari saccus ke meatus nasi inferior.
KELUHAN APARATUS
LAKRIMALIS
 Epifora ( tearing )
 Mata kering ( dry-eye )

 Tearing = epifora atau hipersecresi dapat terjadi


oleh karena :
Penyakit mata seperti conjunctivitis, keratitis,
iritis atau adanya benda asing dalam mata.
DACRYOSISTITIS :
 Perjalanan penyakit ini dapat akut atau kronik
dan dapat diderita bayi-bayi dan penderita-
penderita diatas usia 40 tahun terutama pada
wanita menopause merupakan 90 % dari seluruh
kasus dacriosistitis
 Dacriosistitis yang di sebabkan oleh fungus atau
jamur sering berakibat pembuntuan ductus
nasolaoriinalis dan terbentuk dacriolith.
 Keluhan penderita-penderita berupa tearing dan
ada discharge atau secret.
 Keradangan akut nyeri, bengkak kemerahan dan
pada palpasi di daerah saccus terasa adanya
perlunakan (tenderness) dan sekret yang
purulent akan keluar melalni punctuin
lacriinalis.
DACRYOSISTITIS :

 Dacryosistitis kronik,tanda-tanda radang akut


sudah mereda ,didapat sekret yang mukoid dan
tearing. Dapat terjadi ulous cornea dan kulit di
daerah saccus inengalaini perforasi sehingga
terjadilah fistula.
 kompres hangat sesering mungkin dan
antibiotika baik sistemik maupun lokal.
 Pada stadia kronik pengobatan dengan probing
& bila tidak berhasil dilakukan
dacryosistorinostotni.
DACRYOSISTITIS :
Dacryosistitis pada bayi :
 Pada keadaan normal, ductus nasolacriinalis
akan terbuka spontan sebeluin bayl lahir.
Kadang-kadang salah satu duotus nasolacrimalis
huntu sehingga terjadilah tearing. Pengobatan
dengan antibiotika tetes mata dan masase di
daerah saccus laoriinalis. Bila dengan znasase
dan antibiotika tetes tidak berhasil dilakukan
4irigasi dan kalau perlu probing. Respon
antibiotika baik. Terjadinya kekainbuhan karena
adanya obstruksi
CANALICULITIS :
 Biasanya perjalanan penyakitnya kronik clan
unilateral.
 Penyebabnya biasanya oleh karena jamur species
actinomyces ,candida aspergilus.
 Gejala-gejalanya mirip conjunctivitis dengan
sekret purulent.
 Pengobatan : kuret jaringan nekrotik kemudian
irigasi,bila tidak sembuh canaliculectomi.
DACRYOADENITIS
 Keradangan akut pada kelenjar lacrimalis.
 Pada anak-anak sebagai akibat dari parotitis
epidemika atau Mumps, influenza dan morbili.
 Pada orang dewasa penyebabnya karena infeksi
dengan Neiseria Gonorhoica.
 Pada stadia akut gejalanya bengkak, nyeri dan
hiperemia pada kelenjar lacrimalis.
 Pengobatan dengan antibiotika, kalau perlu incisi.

 Pada dacryoadenitis kronik merupakan manifestasi


dari sarcoidosis, Miculiez sindrom, tuberculosa,
lymphocytic leukemia, lymphosarcoma.
TEAR (AIR MATA):
 Merupakan komposisi dari sekresi kelenjar
lacrimalis mayor dan minor, sel-sel goblet dan
kelenjar Meiboom. Normal merupakan
aksesorius lapisan tipis sekitar 7-10 Um yang
melapisi permukaan cornea dan conjunctiva.
FUNGSI DARI TEARS :

 Meratakan permukaan cornea.


 Membasahi epithel cornea dan conjunctiva.

 Mencegah kerusakan sel epithel.

 Menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

 Nutrisi

 Berfungsi mekanik terhadap benda asing

 Volume tars sekitar 6 U liter dengan pergantian


rata-rata 1, 2 U liter per-menit.
TEARS MENGANDUNG
 Gama globulin, Ig A, Lg G, Ig E.
 Lysozym

 Glucosa 2,5 mg/deciliter

 Urea 0,04 mg/deciliter

 K+, Na+, C1-

 pH : 7,35

 Osmolarity : 295 - 309 in osmol/L.


LAPISAN PADA TEARS FILM :

 Superficial lipid layer


(monomolekuler layer) kelenjar
MEIBOM
 Middle layer (aqueous layer)
kelenjar Lakrimal & Aksesorius
 Deep mucinus layer yang terdiri
dari glicoprotein dan mucin.
Mucinis layer melapisi epithel
cornea dan conjunctiva.Epithel
terdiri atas, lipoprotein yang
hidrofobic dan mucin adalah
suatu glycoprotein. Sel GOBLET
konjungtiva
DRY EVE SVNDROM (SINDROM MATA KERING)
 HIPOSEKRESI
 Penyebabnya defisiensi salah satu komposisi dan tears
film. (Aquas Layer)
 Keluhan : mata pedih, ngeres seperti ada pasir, gatal-
gatal, sekret mucous berlebihan terasa
panas, takut sinar mata merah & nyeri
 Kelenjar lacrimalis membengkak pada cornea didapatkan
punctat keratitis pada yang akut sedang pada yang kronik
didapatkan filamen.
 Untuk mengetahui apakah tears cukup atau tidak dengan
SCHIRMER test. Normal sekurang-kurangnya 15 mm.
 Penyulit:keratoconjunctivitis sicca yang berakibat menurun
nya visus, ulcerasi cornea sampai perforasi.
 Pengobatan : bila aqueous defisiensi dapat diberikan
artifisial tears (air mata buatan).
 Mucin defisiensi dapat diobati dengan serum penderita
sendiri, tetes mata atau water soluble polymers.
LACRIMALIS HIPERSEKRESI  AQUOS LAYER

 Penyebabnya :
Adanya rangsangan / stimulasi pada
kelenjar lacrimal. Misalnya rasa nyeri, emosi,
neurogenic, mata lelah, erosicornea, Benda asing
di mata, iritasi syaraf facialis karena muntah
tertawa dan sebagainya atau oleh adanya sinar
yang kuat
PARADOXIC LACRIMASI ATAU
CROCODILE TEARS (AIR MATA BUAYA)
 Terjadi unilateral dan adanya exessive tearing
waktu mengunyah.

 Penyebab : - sequalle dari Bell's palsy.


- regenerasi syaraf facialis.
BLOODY TEARS ( VICARIOUS MENSES ) :
 Selalu berkaitan dengan menstruasi.
 Sekunder oleh karena ruder paksa,

blood dyscrasia, tumor saccus lacrimalis.


 Pada hypertensi,

karena terjadi epitaxis - reflux - bloody


THANK’S

Anda mungkin juga menyukai