Anda di halaman 1dari 1

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Guillain–Barré Syndrome (GBS) merupakan suatu sindroma klinis yang

ditandai adanya paralisis flaksid yang terjadi secara akut berhubungan dengan

proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan nervus

kranialis. Kelainan ini kadang-kadang juga menyerang saraf sensoris, otonom,

maupun susunan saraf pusat. GBS merupakan polineuropati akut, bersifat simetris

dan asendens. Sindrom ini dapat terjadi pada segala umur dan tidak bersifat

herediter serta kejadian untuk perempuan dan laki-laki sama. Faktor pencetus

yang terlibat untuk terjadinya GBS diantaranya infeksi virus, vaksinasi, dan

beberapa penyakit sistemik. Manifestasi klinis berupa kelemhan hingga

kelumpuhan, gangguan fungsi otonom, gangguan sensibilitas, dan risiko

komplikasi pencernaan.

Pemeriksaan penunjang untuk GBS adalah pemeriksaan cairan

serebrospinal, elektrodiagnostik dan MRI. Tatalaksana untuk Guillain–Barré

Syndrome meliputi plasmaparesis dan IVIg serta terapi suportif. Penegakan

diagnosis lebih dini akan memberikan prognosis yang lebih baik. Tiga hal penting

dalam tatalaksana awal Guillain-Barre syndrome meliputi terapi suportif,

imunoterapi, dan rehabilitasi. Terapi farmakoterapi dan terapi fisik, serta

prognosis GBS tergantung pada progresifitas penyakit, derajat degenerasi aksonal,

dan umur pasien.

17

Anda mungkin juga menyukai