Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“Lingkungan Belajar dalam Pembelajaran”

Dosen Pembimbing:
Drs. Muhammad Kusasi M.Pd.
Novitawati S.Psi., M.Pd.

Disusun oleh :
Firdha Novria Hidayah 1810120220027
Kholisatul Noor Azizah 1810120320005
Muhammad Nanang Saputra 1819120210015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
Daftar Isi
COVER i
DAFTAR ISI ii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang .....................................................................................................1
Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
Tujuan................................................................................................................... 2
Manfaat................................................................................................................. 2
BAB II...................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................3
2.1 Pengertian Lingkungan Belajar .....................................................................3
2.2. Jenis-Jenis Lingkungan Belajar .....................................................................3
2.3 Ragam Lingkungan Belajar 4
BAB III .................................................................................................................... 8
PENUTUP................................................................................................................ 8
Kesimpulan........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan belajar adalah suatu proses interaksi sosial antara pendidik (guru) dan
peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran. Guru memiliki peran yang
sangat penting, bukan hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai panutan,
pemberi motivasi, penyeleksi dan pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, guru harus membuat kelas menjadi menarik dan menyenangkan
sehingga kelas menjadi kondusif dan efesien dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa.

Terpenuhinya fasilitas belajar seperti sarana prasarana dalam belajar dan adanya
kondisi lingkungan belajar yang baik dapat mendukung proses pembelajaran sehingga
kegiatan berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif dan efisien
dapat meningkatan prestasi belajar siswa. Telebih lagi dewasa ini semakindirasakan
betapa pentingnya peranan fasilitas dan lingkungan yang baik dalam pembelajaran
agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Namun, pentingnya keberadaan
fasilitas dan lingkungan yang baik, seringkali terabaikan. Hal ini, terbukti dengan
seringnya pemberitaan baik di media cetak maupun media elektronik mengenai potret
buram pendidikan di tanah air.Dalam pemberitaan tersebut sering kali mengeluhkan
adanya bangunan sekolahyang roboh atau rusak dan ironisnya yang kurang mendapat
perhatian dari pemerintah baik pemerintah setempat maupun pemerintah pusat.

Hal tersebut tentunya akan sangat menghambat proses belajar karena proses
belajar tidak dapat berlangsung dengan baik. Jika proses belajar tidak dapat
berlangsung dengan baik dan lancar, maka tujuan dari pembelajaran juga tidak akan
dapat tercapai dengan baik. Hal ini juga akan berdampak pada prestasi siswa yang
nantinya merujuk pada kualitas lembaga sekolah dan pada akhirnya pemerintah.
Fasilitas dan lingkungan belajar merupakan faktor yang sama-sama berasal dari luar
diri siswa yang biasanya berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan
prestasi siswa. Akan tetapi, tidak tersedianya fasilitas dan lingkungan belajar yang
baik dapat menjadi masalah dan penghambat proses belajar dan pencapaian prestasi
belajar yang baik oleh karena terabaikan ketersediaannya. Pencapaian prestasi belajar
yang baik menunjukkan keberhasilan dalam proses pembelajaran, begitu juga
sebaliknya tidak tercapainya prestasi belajar yang baik menunjukkan kurang
berhasilnya dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian, pemenuhan dan pengelolaan fasilitas dan lingkungan belajar


yang baik untuk kelancaran proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah.
Sebab, terpenuhinya fasilitas dan lingkungan yang baik, dapat meminimalisir
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Tingkat kesulitan belajar yang
rendah, menciptakan kelancaran proses belajar sehingga terjadi peningkatan prestasi
belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, kami ingin membahas lebih dalam mengenai
lingkungan sebagai salah satu faktor penentu prestasi peserta didik.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini:


1. Mengapa lingkungan belajar sangat berpengaruh dalam proses mengajar?
2. Bagaimana lingkungan belajar yang diterapkan di Indonesia?
3. Faktor apa saja mempengaruhi lingkungan belajar?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini:


1. Untuk mengetahui lingkungan belajar berpengaruh dalam proses mengajar.
2. Mengetahui macam-macam lingkungan belajar yang diterapkan di Indonesia.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :


1. Kita dapat mengetahui lingkungan belajar yang cocok untuk peserta didik
2. Peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat mempengaruhi proses
berkembangnya ilmu pengetahuan untuk peserta didik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan Belajar


Lingkungan adalah keadaan sekitar dimana dapat mempengaruhi perkembangan
dan tingkah laku makhluk hidup. Sedangkan Menurut Skinner, pengertian belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara
progresif. Jadi lingkungan belajar adalah gabungan dari kata “lingkungan” dan
“belajar”, secara sederhana dapat dirumuskan pengertian lingkungan belajar, yaitu
suatu tempat atau suasana (keadaan) yang memengaruhi proses perubahan tingkah
laku manusia.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai
bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang
terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini
cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain,
range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau
segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Menurut Yamin (2011:297) “Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang
terdapat di tempat belajar”. Pada hakekatnya, lingkungan belajar yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan atas 3 (tiga), yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga
lingkungan belajar tersebut harus saling bersinergi atau melengkapi, sehingga
tercapai peningkatan hasil belajar siswa. Lingkungan keluarga adalah tempat
pendidikan pertama dan pendidikan prasekolah. Oleh karena itu, lingkungan
keluarga sebagai wahana sosialisasi awal sebelum pendidikan dasar dikembangkan
agar lebih mampu meletakkan landasan dan pembentukan watak serta kepribadian.

2.2 Jenis-Jenis Lingkungan Belajar


Jenis-jenis lingkungan belajar menurut Sertain, lingkungan dapat dibagi menjadi
3 bagian sebagai berikut :

a. Lingkungan alam atau luar (external or physical environment)


Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya
alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-
tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan
sebagainya.Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis
lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan
kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan
dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.

3
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih
memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih
dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk
mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga
dan memelihara lingkungan alam.

b. Lingkungan dalam (internal environment)

Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar atau
alam. akan tetapi, makanan yang sudah dalam perut kita, kita katakan berada
antara external dan internal environment kita.

c. Lingkungan sosial atau masyarakat (social environment)

Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis lingkungan


lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu lingkungan sosial.Hal-hal
yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan
lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
 Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
 Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan
sekolah.
 Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat
tinggal dan sekolah.
 Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat
tinggal dan sekolah.
 Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
 Mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan
dan kecamatan.

2.3 Ragam Lingkungan Belajar


Menurut Slameto (2010:60-72) lingkungan yang mempengaruhi belajar dapat
dibedakan atas 3 (tiga), yaitu:
1. Lingkungan keluarga
Keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat
hidup sesuai dengan tuntutan nilai-nilai agama, pribadi, dan lingkungan. Demi
perkembangan dan pendidikan anak, keluarga harus melaksanakan fungsi-
fungsinya dengan baik dan seimbang. Setiap anggota keluarga keluarga memiliki
peranan tertentu sesuai dengan kedudukannya. Mengenai peranan anggota-anggota
keluarga dalam pendidikan anak dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Peranan Ibu
Ibu memegang peranan penting dalam mendidik anak-anaknya. Sejak
dilahirkan ibulah yang selalu disampingnya, memberi makan, minum
mengganti pakaian dan sebagainya. Oleh karena itu kebanyakan anaka lebih
cinta kepada ibunya dari pada anggota keluarga lainnya. Ibu dalam keluarga
merupakan orang pertama kali berinteraksi dengan anaknya, ia merupakan

4
orang pertama kali dikenal anaknya. Dari seorang ibu diharapkan ia
mengahdapi anaknya dengan penuh kasih sayang, sehingga dikatakan bahwa
“ ibu berperan sebagai lambang kasih sayang”.
Ngalim Purwanto (2004:82) mengatakan bahwa sesuai dengan fungsi
serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga, dapat dijelaskan bahwa
peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut :
1) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang,
2). Pengasuh dan pemelihara.
3). Tempat mencurahkan isi hati,
4). Pengatur dalam kehidupan berumah tangga,
5). Pembimbing hubungan pribadi, dan
6). Pendidik dalam segi-segi emosional.

b. Peranan Ayah
Ayah mempunyai peranan yang tidak kalah pentinya terhadap
pembentukan keperbadian anak. Anak memendang ayahnya sebagai orang
yang gagah, paling berani, paling perkasa. Kegiatan yang dilakukan ayah
dalam pekerjaan sahari-hari sangat berpangaruh besar kepada anak-anaknya.
Menurut ngalim purwanto (2004 : 83) peranan ayah dalam pendidikan
anak-anaknya adalah sebagai berikut :
1). Sumber kukuasaan dalam keluarga,
2). Penghubung intern antara keluarga dengan masyarakan atau dunia luar,
3). Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga,
4). Pelindung terhadap ancaman dari luar,
5). Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan, dan
6). Pendidik dalam segi-segi rasional.
Jadi seorang ayah hendaknya memiliki kesadaran bahwa ia turut
bertanggung jawab dalam penjagaan, perawatan, dan pemeliharaan serta
pendidikan anak-anaknya itu bersama dengan seorang ibu.

Menurut Slameto (2010: 60) “Lingkungan Belajar sisa yang berpengaruh


terhadap prestasi belajar terdiri dari Lingkungan Keluarga, Lingkungan
Sekolah, dan Lingkungan Masyarakat”.
b) Faktor – Faktor Keluarga
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 163) faktorfaktor fisik dan sosial
psikologis yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan keluarga
adalah:
keadaan rumah dan ruang tempat belajar, sarana dan prasarana, suasana dalam
rumah, dan suasana di sekitar rumah. Kondisi sosial psikologis menyangkut
keutuhan keluarga, iklim psikologis, iklim belajar, dan hubungan antar
anggota keluarga.

Menurut Slameto (2010:60), siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa:

5
(1) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anaknya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya
dapat menyebabkan anak tidak / kurang berhasil dalam belajarnya. Mendidik
dengan cara memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik, karena anak
akan berbuat seenaknya saja, Begitu pula mendidik anak dengan cara
memperlakukannya terlalu keras adalah cara mendidik yang juga salah.

(2) Relasi Antar anggota Keluarga


Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota
keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran
belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam
keluarga anak tersebut.

(3) Suasana Rumah


Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kajadian yang
sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana
rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan
kepada anak yang belajar. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik
perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram.

(4) Keadaan Ekonomi keluarga


Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang
sedang belajar membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulis, buku, dll. Fasilitas belajar itu hanya dapat
terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam
keluarga yang miskin bahkan harus bekerja untuk membantu orang tuanya,
akan dapat mengganggu belajarnya. Sebaliknya keluarga yang kaya, orang tua
sering cenderung untuk memanjakan anak, anak hanya bisa bersenang-senang
saja dan akibatnya kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar.

(5) Pengertian Orang Tua


Anak belajar perlu pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar jangan
diganggu dengan tugastugas di rumah. Kadang-kadang anak kurang
bersemangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya,
membantu kesulitan yang dialami anak di sekolah.

2. Lingkungan Pendidikan Sekolah (Lingkungan Pendidikan Formal)


Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya
besar sekali pada jiwa anak. Karena itu disamping keluarga sebagai pusat
pendidikan, sekolahpun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk
pembentukan kepribadian anak. Karena sekolah tersebut sengaja disedikan khusus
untuk pendidikan yang sekaligus berfungsi melanjutkan pendidikan keluarga
dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati.
Sekolah, yaitu pendidikan sekunder yang mendidik anak mulai dari usia
masuk sekolah sampai keluar sekolah dengan pendidiknya (guru) yang

6
mempunyai kompotensi yang profesional, personal, sosial dan pedagogis.
Mengacu pada Sistem sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian
rupa agar lebih efektif dan lebih efesien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang.
Sistem klasikal memungkinkan beberapa sejumlah anak belajar bersama dan
dipinpin oleh seorang atau beberapa guru sebagai fasilitator. Sebagi
konsekuensinya mereka menerima materi yang sama. Untuk itu, pada suatu kelas
biasa murid-muridnya mempunyai kemampuan yang relatif sama dari kelompok
umur yang hampir sama pula.

a) Fungsi dan Tujuan Pendidikan Sekolah


Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional
pembelajaran disekolah hendaknya memiliki fungsi dan tujuan yang mengacuh
pada pendidikan nasional. Sekolah hendaknya berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan berkembangnya
potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah sebagai lembaga sosial melaksanakan fungsi sosial sebagai sebagai
mana lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Soleh Seogiyanto (Bambang
Robandi, 2007) mengemukakan fungsi-fungsi sekolah sebgai berikut :
1) Sekolah berfusi sebgai lembaga sosialisasi, membantu anak-anak mempeajari
cara-cara hidup di tempat mereka dilahirkan.
2) Untuk menstramisi dan mentrasformasi kebudayaan, dan
3) Menyeleksi murid untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Di samping itu sekolah sebgai satuan pendidikan bertujuan sesuai masing-
masing tujuan untuk pendidikan. Selain itu sekolah hendaknya berperan sebagai
masyarakat belajar, yaitu masyarakat yang memiliki tata kehidupan yang
mengatur hubungan antara guru dan lingkungannya yang membelajarkan guru
untuk mencapai tujuan pendidikan dakam suasana mengairahkan.

b) Guru sebagai Pendidik di Sekolah


Dalam lingkungan keluarga ayah dan ibu merupakan pendidik, sedangkan
disekolah disebut guru. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan
anak didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru sebgai
pengganti orang tua di sekolah harus memberikan kemudahan dalam
pembelajaran bagi semua anak didik. Agar mampu mengembangkan segala
kemapuan dan potensi yang dimiliki anak.

c) Tugas Guru
Tugas utama guru menurut Undang-Undang Guru dan Dosen adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi anak didik. Kalau dijadikan kata benda Guru adlah sebagai
pendidik, Pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih dan penilai.

d) Karakteristik Sekolah
Lingkungan pendidikan Sekolah tergolong jalur pendidikan formal, adapun
karakteristiknya, antara lain :
i. secara faktual tujuan pendidikan lebih menekankan pada pengembangan
intelektual.

7
ii. peserta didiknya bersifat heterogen.
iii. isi pendidikannya terprogram secara formal/kurikulumnya tertulis.
iv. terstruktur berjenjang dan bersinambungan.
v. waktu pendidikan terjadwal secara ketat, relatif lama.
vi. cara pelaksanaan pendidikan bersifar formal dan artificial.
vii. evaluasi pendidikan dilaksanakan secara sistematis.
viii. credential ada dan penting.

3. Lingkungan Masyarakat ( lingkungan Pendidikan Nonformal)


Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pendidikan berlangsung dalam tiga
lingkungan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Masyarakat mencakup
sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling ketergantungan dan
terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama. Masyarakat sebagai kesatuan
hidup memiliki ciri seperti yang dikemukakan oleh Tirtarahadja dan La Sulo
(2000), yaitu antara lain :
a. Ada interaksi warga-warganya
b. Pola tingkah laku warganya di atur oleh adat istiadat, norma-norma hukum dan
aturan-aturan yang berlaku.
c. Ada rasa Idensitas yang kuat yang mengikat pada warganya. Kesatuan
wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap
kelompoknya merupakan pangkal dari perasaan bangsa sebagai patriotisme,
jiwa korps, dan kesetiakawanan dan lain-lain.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan belajar adalah suatu proses interaksi sosial antara pendidik (guru) dan
peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan atas 3 (tiga), yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Jenis-jenis
lingkungan terbagi menjadi 3, yaitu lingkungan alam atau luar (external or physical
environment), lingkungan dalam (internal environment), dan Lingkungan sosial atau
masyarakat (social environment).

3.2 Saran
Lingkungan menjadi salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu
pembelajaran, oleh karena itu orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian
secara kontinu pada anak dalam belajar. Sekolah juga perlu meningkatkan kualitas
dan kuantitas fasilitas belajar yang menunjang kegiatan belajar mengajar disertai
dengan pengelolaan yang baik. Serta masyarakat diharapkan bisa bekerja sama dalam
menciptakan lingkungan yang baik atau kondusif agar pembelajaran yang telah
didapat siswa dikelas dapat implementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, K., dkk. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Degeng, I. N. (2017). Strategi Guru dalam Membangun Lingkungan Belajar yang Kondusif:
Studi Fenomenologi pada Kelas-Kelas Sekolah Menengah Pertama di Ponorogo.
Harjali, 10-11.
Rahmah, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: Johar
Uyoh, S.,dkk. (2013). Pendagogik. Bandung: Alfabeta
Wahyudin, D. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka
http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/05/pengertian-lingkungan-serta-jenisnya.html diakses
1 September 2019

10

Anda mungkin juga menyukai