Anda di halaman 1dari 4

Pengolahan Lengkap

a. Intake
Tempat pengambilan air baku dilengkapi dengan ‘Bar screen’ / penyaring yang
bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung (sampah) agar tidak sampai masuk
ruang intake karena bisa mengganggu kinerja pompa.
b. Koagulasi & Flokulasi
Proses Koagulasi adalah proses pemberian koagulan CMA dengan maksud
mengurangi gaya tolak menolak antar partikel koloid sehingga partikel koloid tersebut
bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
c. Flokulasi
Flokulasi yaitu proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan flok-flok
kecil yang telah terbentuk pada proses sebelumnya (koagulasi) sehingga menjadi besar
dan mudah untuk diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat
memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan mencegah
pecahnya kembali flok-flok yang sudah terbentuk.
d. Sedimentasi
Di dalam proses sedimentasi partikel-partikel / flok- flok yang terbentuk dari
flokulasi akan mengendap pada bak sedimentasi. Pada bak sedimentasi dilengkapi
‘tube settler’ yang bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan.
e. Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk melakukan penyaringan flok-flok halus yang belum
dapat terendapkan pada bak sedimentasi. Proses filtrasi dilakukan dengan cara
melewatkan air melalui media porous yaitu; pasir silica/ kwarsa.
f. Chlorinasi
Adalah pembubuhan zat disinfektan (contoh ; gas Chlor, Sodium Hypochlorit) yang
bertujuan untuk membunuh bakteri yang mungkin ada, baik di reservoir, jaringan
pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan.
http://www.pdamkotasmg.co.id/produksi/proses-pengolahan.html

Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) I


Instalasi pengolahan air (IPA) di jalan A. Yani km.2 Banjarmasin dengan
kapasitas 560 lt/det, menetapkan Sungai Bilu dan sebagian dari Sungai Tabuk sebagai
sumber air baku. Secara khusus proses pengolahan air bersih di IPA 1 A. Yani yaitu
sebagai berikut:
Air di ambil dari sumber air baku (intake), air tersebut kemudian di alirkan
melalui pipa menuju bak penerjunan sambil di tambahkan PAC lalu di tampung dalam
bak penerjunan. Fungsi PAC itu sendiri adalah sebagai koagulan agar terbentuk flok-flok.
Flok-flok tersebut menggumpal dan mengendap ke dasar wadah.
Di dalam bak penerjunan terjadi sistem pengadukan cepat dan ditambahkan
bubuhan kapur /soda Ash dan gas khlor yang berfungsi sebagai koagulan dan desinfektan.
Air yang telah melewati bak penerjunan kemudian dialirkan menuju pulsator. Di dalam
pulsator terjadi proses pemisahan air dengan lumpur yang menghasilkan air bersih dari
lumpur. Air yang bersih yang telah lepas dari parikel lumpur tadi, kemudian dilanjutkan ke
treatment selanjutnya yaitu pemisahan dengan mengunakan media filter. Filter yang
digunakan yaitu pasir kuarsa, karena pasir kuarsa memiliki partikel yang lebih besar. Air
yang telah melalui treatment filter tersebut kemudian menghasilkan air yang lebih bersih lagi
dari lumpur. Sama hanya dengan pulsator, lumpur yang tersisa dari kedua treatment
tersebut kemudian dialirkan ke dalam bak penampungan.
Air yang telah melalui beberapa langkah tersebut kemudian di alirkan kembali
menuju rersevoir. Reservoir itu sendiri adalah sebagai penampungan air sebelum
didistribusikan kepada pelanggan PDAM Bandarmasih. tetapi sebelum menuju reservoir air
tersebut di bubuhi kaporit dan soda abu, Kemudian air ini didistribusikan kepada pelanggan
PDAM Bandarmasih dengan bantuan booster pump.
4.4.6 Pemeriksaan Bakeriologis
4.4.6.1 Pengambilan Sampel Bakteriologi
Pengambilan sampel bakteriologi didasarkan pada tinggi rendahnya sisa klor pada air
bersih pelanggan. Apabila sisa klor <2,0 mg/L, maka akan dilakukan pengambilan sampel.
Dalam pengambilan sampel air untuk uji bakteriologi, pastikan tangan & botol sampel harus
sesteril mungkin. Langkah pertama yang dilakukan dalam uji bakteriologi adalah bersihkan
mulut kran kemudian lepaskan bila terdapat alat tambahan pada mulut kran. Biarkan air keluar ±
5 menit, sebelum pengambilan sampel dilakukan. Tutup kran & bakar permukaan mulut kran
secara menyeluruh & buka lagi selama 1 menit. Tuangkan alkohol 70% pada tangan dan usapkan
secara menyeluruh pada tangan. Sebelum diisi dengan sampel air, bakar mulut botol sampel
secara merata dengan cara diputar. Ambil 100 mL sampel dengan botol yang telah disiapkan
secara hati-hati dan hindarkan dari kontaminasi.
4.4.6.2 Test Awal Bakteriologi
Test awal ini pertama-tama siapkan reagen readycult. Selanjutnya nyalakan 2 lampu
bunsen, letakkan masing-masing pada jarak ±1 meter. Lakukan sterilisasi pada mulut tabung baik
pada tabung yang berisi sampel dan tabung yang akan diisi sampel. Dengan posisi kedua tabung
terletak diantara 2 lampu bunsen, tuang sampel yang akan diperiksa sebanyak 100 mL pada
tabung kosong. Masukkan readycult secara perlahan. Sampel yang telah diberi readycult
selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Lihat perubahan warna pada sampel.
Apabila berwarna kuning maka negatif dan tidak perlu dilakukan tes pendugaan/tes presumtif
serta tes penegasan/tes confirmatif. Apabila berwarna biru maka positif dan diteruskan dengan
tes pendugaan/tes presumtif serta tes penegasan/tes confirmatif.
4.4.6.3 Tes Pendugaan/Tes Presumtif
Tes pendugaan/tes presumtif dilakukan sebelum tes penegasan/tes confirmed. Tujuannya
adalah untuk memastikan apakah di dalam sampel terdapat E.coli atau total coli. Pertama-tama
masukkan/inokulasikan masing-masing 10 mL sampel air ke dalam tabung 1a s/d 5a yang berisi
media Lactose Broth Double Strength dengan pipet steril. Masukkan/inokulasikan masing-
masing 1 mL sampel air ke dalam tabung 1b s/d 5b yang berisi Lactose Broth Single Strength
dengan pipet steril. Masukkan/inokulasikan masing-masing 0,1 mL sampel air ke dalam tabung
1c s/d 5c yang berisi E. coli Broth dengan pipet steril. Tabung-tabung dikocok perlahan agar
sampel air menyebar rata ke seluruh bagian media. Inkubasi semua tabung-tabung pada suhu
35oC selama 24-48 jam di dalam incubator untuk analisa total coli dan 45oC unuk analisa E. coli.
Amati masing-masing tabung untuk melihat ada atau tidaknya gas di dalam tabung durham,
untuk memperjelas terlihatnya gas, kocoklah tabung secara perlahan, bila terlihat gelembung
halus maka tabung ini dianggap positif.
4.4.6.4 Tes Penegasan/Tes Confirmatif
Tes Penegasan/tes confirmatif merupakan lanjutan dari tes pendugaan/tes presumtif.
Apabila pada tes pendugaan/tes presumtif menunjukan hasil yang positif maka akan dilanjutkan
dengan tes penegasan/tes confirmatif. Dari tiap-tiap tabung pada tes presumtif yang positif,
dipindahkan 1-3 ose ke dalam tabung yang berisi 10 mL BGLBB (untuk total coli) dan 10 mL
yang berisi E. coli Broth (untuk E.coli). Tabung-tabung BGLBB diinkubasi pada suhu 35oC dan
tabung-tabung E. coli Broth diinkubasi pada suhu 45oC selama 24-48 jam. Pembacaan dilakukan
setelah 24-48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLBB dan tabung E. coli Broth yang
menunjukan positif adanya gas, kemudian dicocokkan dengan tabel MPN.
Berdasarkan PERMENKES RI NOMOR : 492/MENKES/PER/IV/2010, persyaratan
yang harus dipenuhi oleh lembaga pengolahan air minum untuk parameter bakteriologi
menggunakan indikator coliform baik total coli maupun E. coli adalah 0 per 100 ml air. Didasari
hal tersebutlah maka PDAM Bandarmasih harus melakukan analisis bakteriologi untuk
memantau apakah air distribusi ke pelanggan terdapat bakteri atau tidak. Ada 2 jenis indikator
yang dicek yaitu E.coli dan total coli (coliform).
Pengambilan sampel air untuk dianalisis bakteriologinya, didasarkan pada kadar klor
yang diukur dilapangan. Apabila sisa klor tinggi atau ≥0,20 mg/L, maka sudah dapat dipastikan
air tersebut negatif mengandung bakteri coli dan tidak diambil sampel airnya untuk diteliti di
laboratorium, sebaliknya apabila sisa klor rendah atau <0,20 mg/L maka sampel air akan diambil
untuk dianalisis. Dilandasi hal tersebut, dari 26 sampel air yang diperiksa, hanya ada 5 sampel air
yang dibawa ke laboratorium untuk analisis mikrobiologi. Setelah dilakukan pemeriksaan maka
didapatkan hasil negatif pada ke 5 sampel air.
Negatifnya hasil pemeriksaan bakteriologi meskipun sisa klor pada air rendah dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kondisi teknis saat pengambilan sampel
dilapangan. Kondisi teknis yang dimaksud disini adalah pada saat pengambilan sampel, bakteri
sudah mati akibat pemanasan kran air yang berlebihan. Pemanasan kran air pada dasarnya
dilakukan agar sampel air yang diambil tidak terkontaminasi bakteri yang bersifat kosmopolitan,
namun apabila dilakukan secara tidak teliti, hal tersebut dapat menyebabkan matinya bakteri
pada sampel.
Uji bakteriologi di PDAM Bandarmasih menggunakan reagen readycult. Penggunaan
reagen ini bertujuan untuk menghemat waktu dan tenaga dalam uji bakteriologi. Reagen
readycult cukup mudah untuk digunakan, hanya dengan membubuhkan 1 bungkus readycult ke
dalam sampel yang akan diperiksa kemudian diinkubasi selama 24 jam, hasilnya bisa langsung
diketahui. Apabila sampel yang diinkubasi menunjukan perubahan warna menjadi berwarna
hijau maka sampel tersebut positif mengandung bakteri jenis coli, namun apabila menunjukan
perubahan warna menjadi warna kuning maka sampel tersebut negatif mengandung bakteri coli.
Penghitungan bakteri dengan metode Jumlah Perkiraan Terdekat (Most Probable Number)
didasarkan dari hasil inkubasi sampel air tersebut. Apabila hasil sampel positif maka harus
diteruskan melalui uji penduga/presumtif test serta test penegasan/confirmatif test, sebaliknya
apabila negatif maka uji selanjutnya tidak perlu untuk dilakukan. Negatifnya semua sampel
bakteriologis dari air bersih pelanggan menyebabkan analisis tidak sampai pada test pendugaan
maupun tes konfimatif.

Anda mungkin juga menyukai