Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO 3 “ADA SESUATU YANG MENGANJAL”

STEP 1 : MENGKLARIFIKASI ISTILAH pembuagan humor aqous. Normal tekanan intraocular


yang normal adalah 10-21 mmHg.
1. Penyakit autoimun
5. Obat tetes mata
 penyakit autoimun adalah respon imun yang
 Cairan yang digunakan untuk berbagai kondisi mata,
mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh sendiri
seperti mata merah dan setelah operasi mata. Tetes mata
serta menganggu fungsi fisiologis tubuh. Penyakit
biasanya mengandung saline sebagai bahan dasar.
autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh
Tergantung pada tujuan penggunaannya, tetes mata juga
seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Ketika terserang
dapat mengandung pelumas air mata buatan, atau zat
organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas
anti-kemerahan, serta obat-obatan.
protein yang disebut antibodi untuk melawan dan
6. Kontak lensa
mencegah terjadinya penyakit. Akan tetapi, pada
 Lensa kotak adalah lensa kecil, tipis, dan fleksibel
penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh
yang ditempatkan langsung di permukaan mata.
menganggap sel tubuh yang sehat sebagai zat asing.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki penglihatan mata.
Akibatnya, antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan
Kurva dasar lensa disesuaikan dengan bentuk kornea
tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut. Penyakit
untuk membantu panjang fokus cahaya yang dibawa ke
autoimun dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
retina secara tepat.
genetik, infeksi, lingkungan, hormonal, daerah/suku,
diet, dan toksik/obat. STEP 2 : MENDEFINISIKAN MASALAH
2. Visus
1. Dasar diagnosis
 Visus adalah ketajaman penglihatan dalam melihat
Jawab : Keratitis (belum bisa didiagnosis ke keratitis
objek dengan jelas pada jarak tertentu. Pemeriksaan
bakterial (bisa mengarah ke sini), karena hanya
visus bertujuan untuk melihat ketajaman penglihatan.
dijelaskan ada faktor resiko penggunaan kontak
Pemeriksaan menggunakan bantuan snellen chart.
lensa jangka panjang, tapi pada gambar mata dan
Ketajaman penglihatan normal manusia dalam ukuran
pemeriksaan fisik belum ditemukan sekret purulent)
bagan snellen adalah 20/20 kaki atau dalam satuan meter
adalah 6/6 m. Artinya dalam jarak 20 kaki, alias 6 meter,
mata kita masih cukup tajam untuk melihat tulisan yang
memang normalnya dapat terbaca dari jarak tersebut.
Akan tetapi, jika hasil visus mata menunjukkan 20/40,
berarti mata anda dengan jarak 20 kaki atau 6 meter
hanya mampu membaca huruf yang cukup besar yang
dapat dibaca pada jarak 40 kaki atau 12 meter.
3. VODS Definisi : peradangan pada kornea atau infiltrasi sel

 Visus optik dekstra sinistra radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea

4. Tekanan intraocular menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun.

 Tekanan intraokular adalah tekanan yang Gejala :


- Mata merah (inflamasi bola mata yang jelas)
dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding bola
- Terasa benda asing di mata
mata dan sangat bervariasi pada orang normal dan
- Cairan mukoropulen dengan kelompak mata saling
penderita miopi. Tekanan intraocular terutama diatur
melekat saat bangun
oleh dinamika cairan humur aqous termasuk
- Ulserasi epitel
diantaranya, produksi cairan aqous, aliran cairan, dan

Putri Aswariyah Ramli


SKENARIO 3 “ADA SESUATU YANG MENGANJAL”
- Hipopion (terkumpulnya nana dalam kamera  TTV normal
anterior)  Visus VODS 20/25  pasien tidak bisa melihat
- Dapat terjadi perforasi kornea objek pada jarak yang seharusnya yakni 6 meter,
- Ekstrusi iris dan endoftalmitis tapi baru bisa melihat dengan jarak 6,5 meter (Visus
- Mata berair turun)
- Penglihatan menurun  Tekanan intraocular 15 mmHg (normal)
- Nyeri  Gerakan bola mata ke segala arah normal
- Fotofobia  Mata kiri  merah, berair (tanda-tanda peradangan)
- Lakrimasi 2. Hubungan pekerjaan dan penggunaan kontak lensa
- Blefarospasme dengan keluhan pasien

Tanda : Jawab :
Lensa kontak diresepkan untuk manajemen pasien
- Visus menurun, tidak membaik dengan pinhole
dengan gangguan refraksi yang tidak dapat diterapi
- Blefarospasme
dengan penggunaan kacamata, seperti kasus aphakia,
- Mixed injection (conjunctival dan pericorneal)
keratokonus, kornea ireguler, dan anisometropia
- Infiltrate kornea
tinggi. Selain itu, lensa kontak juga dapat digunakan
- Fluorescent test (+)  ada gambaran hijau pada
untuk manajemen gangguan refraksi sederhana
korne dengan menggunakan slit lamp dengan lampu
sebagai alternatif pemakaian kacamata. Lensa kontak
biru
berupa lensa plastik tipis dan bening yang
- Corneal sensibility test
dikenakan menutupi kornea mata untuk
Anamnesis meningkatkan tajam penglihatan. Lensa kontak
memiliki fungsi yang sama dengan kacamata,
 Identitias pasien
yaitu untuk memperbaiki masalah yang disebabkan
o Jenis kelamin : perempuan
oleh kelainan refraksi.
o Usia : 25 tahun Infeksi kornea adalah komplikasi pemakaian lensa
o Pekerjaan : pengawai bank kontak yang jarang, tetapi berpotensi parah.
o Kebiasaan : Penggunaan kontak lensa Pemakaian lensa kontak merupakan faktor
predisposisi keratitis mikroba dan salah satu faktor
Keluhan utama : keluhan rasa mengganjal di kedua mata
risiko untuk infeksi kornea pada populasi usia kerja.
yang dialami sejak 3 bulan yang lalu
Sekitar 80%–95% infeksi terkait lensa kontak
Riwayat penyakit sekarang disebabkan oleh bakteri, sisanya disebabkan oleh
patogen termasuk Acanthamoeba spp.dan jamur
 Lokasi :kedua mata
berfilamen (seperti Fusarium spp.). Bakteri
 Onset : 3 bulan lalu
patogen yang paling sering adalah Pseudomonas
 Kuantitas keluhan :
aeruginosa. Organisme. Selain itu, pada pemakaian
 Kualitas keluhan :
lensa kontak sekali pakai untuk sehari-hari, keratitis
 Faktor-faktor yang memperberat keluhan :
mungkin disebabkan oleh bakteri endogen, seperti
 Faktor-faktor yang meringankan keluhan :
Staphylococcus spp., sedangkan pada pemakaian
 Gejala yang menyertai : rasa terbakar, kering, silau, lensa kontak yang dapat digunakan kembali,
dan penglihatan yang buram. bakteri lingkungan seperti Pseudomonas

Pemeriksaan Fisik aeruginosalebih mendominasi. Tempat penyimpanan

Putri Aswariyah Ramli


SKENARIO 3 “ADA SESUATU YANG MENGANJAL”
lensa kontak menampung bakteri lingkungan dan
dianggap sebagai sumber patogen. Untuk mencegah
infeksi kornea, pengguna lensa kontak dapat
menghindari pemakaian semalaman dan
memperhatikan kebersihan tangan, lensa, serta tempat
penyimpanan.
3. Interpretasi pemeriksaan fisik
Jawab :
 Visus VODS 20/25  pasien tidak bisa melihat
objek pada jarak yang seharusnya yakni 6 meter,
tapi baru bisa melihat dengan jarak 6,5 meter (Visus
turun)
 Tekanan intraocular 15 mmHg (normal)
 Gerakan bola mata ke segala arah normal
 Mata kiri  merah, berair (tanda-tanda peradangan)
4. Pemeriksaan penunjang
Jawab :
 Mikrobiologi  Swab kornea (Gram  bakteri &
KOH)  jamur) dan kultur serta test sensivitas
antibiotik.
5. Terapi
Jawab :
Kontrol infeksi dan inflamasi
 Antibiotik topical broad spectrum
 Steroid topical  hanya untuk stromal keratitis
(jangan berikan jika ada defek epitel pada kornea)
Mempercepat penyembuhan
 Lubrikasi  artificial tears

Putri Aswariyah Ramli


SKENARIO 3 “ADA SESUATU YANG MENGANJAL”
d. Faktor lain : imunosupresi, dm, dan defisinesi
vitamin A.
3. Manifestasi klinis
a. Gejala : nyeri, fotobia, penurnan tajam
penglihatan, dan sekret purulent atau
mukopurulen
b. Tanda berdasarkan urutan kejadian
o Kemosis dan pembengkakan kelopak mata
KERATITIS
pada kasus berat

A. Definisi o Defek epitel disertai infiltrate yang

Keratitis adalah peradangan yang terjadi pada kornea terwarnai oleh fluoserent
B. Etiologi dan Klasifikasi o Edema stroma, lipatan membrane
Keratitis dapat diklasifikasi berdasarkan etiologinya descemen dan uveitis anterior, infilitrasi
yaitu keratitis bakteri, keratitis fungsi, keratitis parasite, kornea secara cepat disertai hipopion
keratitis virus, dan keratitis noninfeksius. o Ulserasi berat dapat menyebabkan
C. Patogenesis decematokel dan perforasi, terutama pad
ainfeksi Pseudomonas
o Endoftalmitis
o Perbaikan penyakit ditandai dengan reduksi
edema kelopak mata dan kemosis, dan juga
pengecilan dari defek epitel dan
berkurangnya densitas infiltrate
o Setelah penyembuhan terbentuk jarinan
parut, neovaskularisasi, dan opasifikasi
kornea.
D. Keratitis Bakteri c. Infeksi oleh Pseudomonas aeruginosa berawal
1. Etiologi dari infilitrat berwarna abu-abu atau kuning
a. Pseudomonas aeruginosa, bersifat agresif dan selanjutnya infiltrate dan eksudat menjadi
mengakibatkan 60% dari kasus keratitis terkait berwarna hijau-kebiruan yang merupaka tanda
lensa kontak patognomonik. Seringkali terdapat hipopion
b. Staphylococcus aureus sering kali ditandai oleh d. Apabila terjadi penurunan sensibilitas kornea
infiltrate berbatas tegas berwarna putih atau dapat dipikirkan penyakit herpes, keratopati
kuning keputihan neurotopik, penyakit kronis permukaan mata,
c. Streptococcus sp. dan pengguna lensa kontak.
2. Faktor Risiko 4. Pemeriksaan penunjang
a. Penggunaan lensa kontak 5. Tatalaksana
b. Trauma, termasuk trauma operasi a. Nonfarmakologis
c. Penyakit permukaan mata : mata kering, Hentikan penggunaan lensa kontak dan kenakan
trikiasis, entropion, dan penurunan sensibilitas pelindung mata terutama bila terdapat penipisan
kornea. atau perforasi kornea.
b. Farmakologis

Putri Aswariyah Ramli


SKENARIO 3 “ADA SESUATU YANG MENGANJAL”
o Terapi antibiotik lokal
 Terapi empiris : flurokuinolon
(ofloxacin 0,3%, levofloksasin o,3%,
gantifloxacin 0,3%) + gentamisin
(1,5%) atau sefazolin.
 Kokus gram positif : vankomisi (5%),
fluorokuinolon (0,3%) atau sefuroksim
(0,3%)
 Batang gram negative : gentamisin
(1,5), tetes mata tobramisin,
fluokurokoinolon (0,3%), atau
ceftazidime (5%).
 Kokus gram negative : fluorokuinolon
(0,3%), atau seftriakson (5%)
 Mycobacterium : amikacin (2%),
klaritromisin (1%), atau trimetropin
sulfametoksazol (1,6%, 8%)
o Terapi farmakologis lain
 Terapi antibiotik subkonjungtiva
diberikan apabila terdapat kepatuhan
berobat yang rendah.
 Midriatikum dapat digunakan untuk
mencegah terbentuknya sinekia
posterior dan mereduksi nyeri.
 Antiglaukoma diberikan apabila
terdapat komplikasi glaukoma
sekunder.
 Antibiotik sistemik diberikan atas
indikasi: potensi keterlibatan sistemik,
penipisan kornea berat, dan
keterlibatan sklera.

Putri Aswariyah Ramli

Anda mungkin juga menyukai