Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN CORPUS PADA MATA

1. Definisi Corpus pada Mata


Corpus alienum adalah benda asing yang masuk kedalam mata. Istilah ini sering
digunakan dalam dunia medis. Merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling
sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan,
tetapi beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu korpus alienum masuk ke
dalam bola mata maka biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan
dari isi bola mata dan terjadi iridocylitis serta panophthmitis. Karena itu perlu cepat
mengenali benda asing tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk
kemudian mengeluarkannya.
Beratnya kerusakan pada organ–organ di dalam bola mata tergantung dari besarnya
corpus alienum, kecepatannya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi dan jenis
bendanya sendiri.Bila ini berada pada segmen depan dari bola mata, hal ini kurang
berbahaya jika dibandingkan dengan bila benda ini terdapat di dalam segmen belakang.
Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu dari ketiga
perubahan berikut :
a. Mecanical effect
Benda yang masuk ke dalam bola mata hingga melalui kornea ataupun sclera. Setelah
benda ini menembus kornea maka ia masuk ke dalam kamera oculi anterior dan
mengendap ke dasar. Bila kecil sekali dapat mengendap di dalam sudut bilik mata.
Bila benda ini terus, maka ia akan menembus iris dan kalau mengenai lensa mata
akan terjadi catarack, traumatic. Benda ini bisa juga tinggal di dalam corpus vitreus.
Bila benda ini melekat di retina biasanya kelihatan sebagai bagian yang dikelilingi
oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya endapan sel – sel darah merah,
akhirnya terjadi degenerasi retina.
b. Permulaan terjadinya proses infeksi
Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata kemungkinan akan timbul
infeksi. Corpus vitreus dan lensa dapat merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan kuman sehingga sering timbul infeksi supuratif. Juga kita tidak boleh
melupakan infeksi kuman tetanus.
c. Terjadinya perubahan-perubahan spesufik pada jaringan mata karena proses kimiawi
(reaction of ocular tissue).
2. Faktor Predisposisi
Adapun faktor predisposisi dari Corpus alienum ini yaitu:
a. Udara (angin)
b. Waktu (pagi, siang, malam)
c. Cuaca

3. Klasifikasi
a. Benda asing di kelopak mata
b. Benda asing di konjungtiva mata
c. Benda asing di kornea mata
d. Benda asing di sklera mata

4. Tanda dan Gejala


a. Nyeri tajam diikuti rasa terbakar, epifora, hiperemis konjungtiva.
b. Terasa mengganjal jika bola mata digerakkan ketika mata tertutup.
c. Terasa adanya goresan ketika mata berkedip.
d. Mata kabur atau penurunan visus pada mata yang terkena.
e. Perdarahan konjungtiva (kadang dihubungkan dengan cedera penetrasi).
f. Hifema sebagai tanda terjadinya cedera yang signifikan.
g. Injeksi siliar atau injeksi konjungtiva.

5. Etiologi
Terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Bulu mata, debu, kuku, dan
partikel lewat udara dapat kontak dengan konjungtiva atau kornea dan menyebabkan
iritasi atau abrasi. Pada benda asing di mata, umumnya klien mengeluh adanya sensasi
benda asing (merasa ada sesuatu di mata) atau penglihatan kabur. Nyeri terjadi jika epitel
kornea cedera karena kornea menggangu saraf sensori yang berada di bawah epitel, klien
juga bisa mengalami epifora dan fotofobia.

6. Patofisiologi
Debu, krikil, pasir, serpihan kayu atau benda lainnya yang masuk ke dalam mata
disebut sebagai korpus alienum. Korpus alienum biasanya mengenai daerah kornea
(lapisan putih mata) dan konjungtiva. Trauma pada mata akibat benda asing bisa bersifat
ringan (superfisial) atau berat (intraokular, mauk ke dalam mata). Trauma mata ringan
pada konjungtiv biasanya akan menyebabkan reaksi inflamasi (peradangan) dan
pelebaran pembuluh darah sehingga mata tampakmerah (hiperemesis).
Saat kelopak mata berkedip, cairan mata akan menyebar keseluruh permukaan
mata dan menjaga kelembabannya. Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis
dapat menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke dalam mata. Selain
itu, air mata juga mengandung antibodi yang dapat mencegah infeksi.
Walaupun mata sudah dilengkapi dengan kelopak mata dan punya refleks berkedip
yang sangat cepat tetapi benda asing kadang-kadang masih sempat masuk ke dalam
mata, mungkin ini disebabkan karena benda itu sangat kecil dan mata dalam keadaan
terbuka lebar.
Pathway

Corpus alienum (benda asing) seperti :


Debu, krikil, pasir, serpihan kayu, dan
partikel kecil lewat udara

Benda asing berukuran sangat


kecil

Benda asing masuk ke mata


dengan kecepatan tinggi

Vasodilatasi pembuluh
Tidak dapat keluar dengan darah konjungtiva
bantuan air mata posterior

Konjungtiva tampak
Mengenai dan melekat di
kemerahan
daerah sklera, kornea, atau
konjungtiva
Rasa panas, gatal,
sensasi tergores
Terjadi reaksi
inflamasi
Merangsang sekresi
berlebih air mata
Pelepasan mediator
kimia
Penglihatan
kabur/penurunan tajam
Menekan sistem saraf
penglihatan
pusat

Dipersepsikan nyeri Kurangnya


pengetahuan
tentang penyakit
Gangguan rasa nyaman

(Nyeri)
Ansietas
7. Komplikasi
Komplikasi pada benda sing di mata, ini tergantung dari jenis benda yang masuk
(inert/tidak inert) dan arah, kecepatan serta besarnya benda yang masuk ke mata. Namun
ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi, yaitu :
a. Abrasi kornea
b. Ulkus kornea
c. Konjungtivitis
d. Infeksi okular dalam

8. Penatalaksanaan
a. Tindakan pengobatan benda asing pada permukaan mata
Mata tersebut ditetes dengan anastetik tetes mata. Tetes midriatika ringan berupa
skopolamin 0,25% atau hematropin 25 dususul dengan antibiotik lokal. Mata ditutup
dengan bahan kain kasa sampai tidak terdapat tanda-tanda erosi kornea.
b. Tindakan pengobatan benda asing dalam bola mata
Setiap benda asing didalam bola mata pada dasarnya harus dikeluarkan. Hal-hal yang
harus di prtimbangkan :
1) Jenis benda asing, apakah inert atau benda reaktif.
2) Akibat yang timbul apabila benda tersebut tidak dikeluarkan.
3) Akibat yang timbul pada waktu mengeluarkan benda asing tersebut.
c. Therapy
Penanganan corpus alienum biasanya dilakukan terapi:
1) Benda asing sering kali bisa diambil dengan menggunakan kapas steril yang
lembab atau kadang dengan mengguyur mata dengan air steril.
2) Agar benda asing terlihat lebih jelas dan untuk melihat adanya goresan atau
bendasing pada mata, bila diberikan obat tetes mata khusus yang mengandung zat
warna flouresensi. Kemudian diberikan obat tetes mata yang mengandung obat
bius untuk mematikan rasa dipermukaan mata.
3) Jika benda asing menyebabkan goresan kecil di permukaan kornea, diberikan
salep antibiotika selama beberapa hari.
4) Jika benda asing telah menembus ke lapisan mata yang lebih dalam, segera
hubungi dokter spesialis mata.
9. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji (Analisa Data)
a. Pengkajian
1) Identitas
- Nama
- Umur
- Suku/ bangsa
- Agama
- Alamat
- Pendidikan
- Pekerjaan
2) Riwayat Kesehatan
- Riwayat penyakit: Jenis, bahan, jumlah, dan lama terkena rudapaksa, tindakan
yang telah dilakukan oleh klien sebelum dibawa ke rumah sakit
- Psikososial: Pekerjaan yang dijalani, aktivitas yang dilakukan saat terkena
benda asing
3) Dasar Data Pengkajian Pasien
Kebutuhan sehari-hari pasien sebelum terkena trauma mata dapat dilakukan
secara mandiri tetapi setelah mengalami trauma mata terdapat gangguan dan
perubahan, seperti:
- Tidur dan istirahat: adanya rasa nyeri pada mata sehingga mengakibatkan
terganggunya aktivitas istirahat / tidur
- Personal hygiene: mandi, gosok gigi, BAB, BAK terganggu berhubungan
dengan gangguan penurunan dan rasa nyeri
- Makanan / cairan: pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung serat dan menghindari rasa pedas

10. Pemeriksaan fisik


a. Inspeksi
1) Adanya perdarahan, perubahan struktur konjungtiva, warna, dan memar.
2) Kerusakan tulang orbita, krepitasi tulang orbita
3) Pelebaran pembuluh darah perikornea
4) Hifema
5) Robek kornea
6) Perdarahan dari orbita
7) Blefarospasmae
8) Pupil tidak bereaksi terhadap cahaya, struktur pupil robek
9) Tes fluoresens positif
10) Edema kornea
11) Nekrosis konjungtiva/sclera
12) Katarak
b. Palpasi
Adanya nyeri pada mata

11. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain :
a. Pemeriksaan tajam penglihatan
b. Dengan menggunakan snellens chart dan test brigshtess dilakukan untuk mengetahui
ketajaman penglihatan, normalnya tajam penglihatan seseorang adalah 6/6,
sedangkan pada pasien trauma mata hanya 1/30.
c. Pemeriksaan dengan optalmoskop
Dengan oftalmoskop dapat diperiksa keadaan badan kaca dan retina sehingga dapat
juga dilihat bila ada benda asing di badan kaca dan retina. Pemeriksaan funduskopi
sebaiknya segera dilakukan karena bila lensa terkena, maka lensa akan menjadi keruh
secara perlahan-lahan sehingga memberikan kesukaran untuk melihat jaringan
dibelakang lensa. Oftalmoskop dapat meramalkan prognosis fungsi penglihatan.
d. Pemeriksaan radiologi
Setiap luka ferporasi, selalu harus dilakukan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan
radiologi ini akan memperlihatkan bentuk atau besar benda asing yang terletak di
intraokuler. Pemeriksaan yang paling sederhana untuk menentukan ada tidaknya
benda asing yang radioopaque di dalam mata adalah melakukan Plane X-Ray.
e. Pemeriksaan lapang pandang
Dapat diperiksa dengancara konfrontasi yaitu dengancara meminta pasien untuk
memejamkan salah satu matanya dan memfokuskan motonya pada salah satu tempat
atau satu titik dihadapinya, pada pasien trauma mata pada bagian mata yang trauma
maka lapang pandangnya agak sedikit kabur / berkurang, namun pada mata yuang
normal lapang pandangnya masih normal/jelas
4) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d proses peradangan (inflamasi) konjungtiva ditandai dengan masuknya
benda asing (corpus alienum) pada mata.
b. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit

5) Intervensi Keperawatan NCP (Nursing Care Planning)


No Diagnosa NOC (Nursing Outcome) NIC (Nursing intervention
keperawatan Clasification)
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian
proses keperawatan selama ... x 24 jam nyeri secara
peradangan diharapkan nyeri dapat teratasi komprehensif termasuk
konjungtiva dengan kriteria hasil : lokasi, karakteristik,
ditandai dengan Indikator IR ER durasi, frekuensi,
masuknya benda - Mampu
kualitas dan faktor
asing (corpus mengontrol
presipitasi
alienum) pada nyeri ( tahu - Observasi reaksi non

mata. penyebab nyeri, verbal dari


mampu ketidaknyamanan
menggunakan - Evaluasi pengalaman
teknik non nyeri masa lampau
- Kurangi faktor
farmakologi
presipitasi nyeri
untuk
- Ajarkan tentang teknik
mengurangi
non farmakologi.
nyeri, mencari - Kaji tipe dan sumber
bantuan). nyeri untuk menentukan
- Melaporkan intervensi
bahwa nyeri - Berikan analgetik untuk
berkurang mengurangi nyeri.
- Kolaborasikan dengan
dengan
menggunakan dokter jika keluhan dan

manajemen tindakan nyeri tidak

nyeri. berhasil

- Mampu
mengenali nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri).
- Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
- Tanda vital
dalam rentang
normal.
Menunjukkan Tidur, yang
dibuktikan oleh indikator berikut
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan

2. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan - Gunakan pendekatan


kurangnya keperawatan selama ... x 24 jam yang menenangkan
- Nyatakan dengan jelas
pengetahuan diharapkan rasa cemas dan koping
harapn terhadap
tentang penyakit dapat terkontrol degan kriteria
perilaku pasien
hasil:
- Jelaskan semua
Indikator IR ER
prosedur dan apa yang
- Pasien mampu
dirasakan selama
mengidentifikasi
prosedur
dan - Pahami prespektif
mengungkapkan pasien terhadap situasi
gejala cemas stress
- Mengidentifikasi, - Temani pasien untuk
mengungkapkan memberikan keamanan
dan dan mengurangi takut
- Dorong keluarga untuk
menunjukkkan
menemani anak
tehnik untuk - Lakukan back/neck rub
mengontrol - Dengarkan dengan
cemas penuh perhatian
- Identifikasi tingkat
- Tanda vital dalam
kecemasan
batas normal
- Bantu pasien untuk
- Postur tubuh,
mengenal situasi ysng
ekspresi wajah,
mrnimbulskn
bahasa tubuh dan
kecemasan
tingkat aktivitas - Dorong pasien untuk
menunjukkan mengungkapkan
berkurangnya perasaan, ketakutan,
cemas persepsi
Menunjukkan Tidur, yang - Instruksikan pasien
dibuktikan oleh indikator berikut untuk menggunakan
6. gangguan ekstrem teknik relaksasi
7. berat
8. sedang - Berikan obat untuk
9. ringan mengurangi kecemasan
10. tidak mengalami gangguan

6) EVALUASI
a. Nyeri akut b.d proses peradangan konjungtiva ditandai dengan masuknya benda
asing (corpus alienum) pada mata.
1) Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri
2) Klien menyebutkan factor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri
3) Klien mampu melakukan tindakan mengurangi nyeri
b. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit
1) Klien mengungkapkan kecemasan minimal atau hilang.
2) Klien berpartisipasi dalam kegiatan pengobatan
DAFTAR PUSTAKA

Bahruddin. 2010. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Huda Armin, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi keperawatan berdasarkan diagnose medis dan
NANDA NIC-NOC. Edisi revisi jilid 2. Yogyakarta: Media
Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika Jakarta.

Pratiwi. 2015. Gangguan Kesehatan Mata Pada Pekerja Di Bengkel Las Listrik Desa
Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Jember: The Indonesian Journal Of Health
Science, Volume. 5, No. 2, Juni 2015. http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/
article/download/2/3. [Diakses pada 29 Oktober 2016].

Satria, Bayu. 2010. Asuhan Gawat Darurat pada Trauma


Mata:http://www.bayusatria.web.id/2010/11/asuhan-gawat-darurat-pada-mata-trauma.html.
Diakses pada 8 September 2014

Sutawijaya, Bagus Risang. 2009. Gawat darurat Panduan Kesehatan Wajib di Rumah Anda.
Yogyakarta : Aulia Publishing

Anda mungkin juga menyukai