3. Klasifikasi
a. Benda asing di kelopak mata
b. Benda asing di konjungtiva mata
c. Benda asing di kornea mata
d. Benda asing di sklera mata
5. Etiologi
Terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Bulu mata, debu, kuku, dan
partikel lewat udara dapat kontak dengan konjungtiva atau kornea dan menyebabkan
iritasi atau abrasi. Pada benda asing di mata, umumnya klien mengeluh adanya sensasi
benda asing (merasa ada sesuatu di mata) atau penglihatan kabur. Nyeri terjadi jika epitel
kornea cedera karena kornea menggangu saraf sensori yang berada di bawah epitel, klien
juga bisa mengalami epifora dan fotofobia.
6. Patofisiologi
Debu, krikil, pasir, serpihan kayu atau benda lainnya yang masuk ke dalam mata
disebut sebagai korpus alienum. Korpus alienum biasanya mengenai daerah kornea
(lapisan putih mata) dan konjungtiva. Trauma pada mata akibat benda asing bisa bersifat
ringan (superfisial) atau berat (intraokular, mauk ke dalam mata). Trauma mata ringan
pada konjungtiv biasanya akan menyebabkan reaksi inflamasi (peradangan) dan
pelebaran pembuluh darah sehingga mata tampakmerah (hiperemesis).
Saat kelopak mata berkedip, cairan mata akan menyebar keseluruh permukaan
mata dan menjaga kelembabannya. Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis
dapat menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke dalam mata. Selain
itu, air mata juga mengandung antibodi yang dapat mencegah infeksi.
Walaupun mata sudah dilengkapi dengan kelopak mata dan punya refleks berkedip
yang sangat cepat tetapi benda asing kadang-kadang masih sempat masuk ke dalam
mata, mungkin ini disebabkan karena benda itu sangat kecil dan mata dalam keadaan
terbuka lebar.
Pathway
Vasodilatasi pembuluh
Tidak dapat keluar dengan darah konjungtiva
bantuan air mata posterior
Konjungtiva tampak
Mengenai dan melekat di
kemerahan
daerah sklera, kornea, atau
konjungtiva
Rasa panas, gatal,
sensasi tergores
Terjadi reaksi
inflamasi
Merangsang sekresi
berlebih air mata
Pelepasan mediator
kimia
Penglihatan
kabur/penurunan tajam
Menekan sistem saraf
penglihatan
pusat
(Nyeri)
Ansietas
7. Komplikasi
Komplikasi pada benda sing di mata, ini tergantung dari jenis benda yang masuk
(inert/tidak inert) dan arah, kecepatan serta besarnya benda yang masuk ke mata. Namun
ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi, yaitu :
a. Abrasi kornea
b. Ulkus kornea
c. Konjungtivitis
d. Infeksi okular dalam
8. Penatalaksanaan
a. Tindakan pengobatan benda asing pada permukaan mata
Mata tersebut ditetes dengan anastetik tetes mata. Tetes midriatika ringan berupa
skopolamin 0,25% atau hematropin 25 dususul dengan antibiotik lokal. Mata ditutup
dengan bahan kain kasa sampai tidak terdapat tanda-tanda erosi kornea.
b. Tindakan pengobatan benda asing dalam bola mata
Setiap benda asing didalam bola mata pada dasarnya harus dikeluarkan. Hal-hal yang
harus di prtimbangkan :
1) Jenis benda asing, apakah inert atau benda reaktif.
2) Akibat yang timbul apabila benda tersebut tidak dikeluarkan.
3) Akibat yang timbul pada waktu mengeluarkan benda asing tersebut.
c. Therapy
Penanganan corpus alienum biasanya dilakukan terapi:
1) Benda asing sering kali bisa diambil dengan menggunakan kapas steril yang
lembab atau kadang dengan mengguyur mata dengan air steril.
2) Agar benda asing terlihat lebih jelas dan untuk melihat adanya goresan atau
bendasing pada mata, bila diberikan obat tetes mata khusus yang mengandung zat
warna flouresensi. Kemudian diberikan obat tetes mata yang mengandung obat
bius untuk mematikan rasa dipermukaan mata.
3) Jika benda asing menyebabkan goresan kecil di permukaan kornea, diberikan
salep antibiotika selama beberapa hari.
4) Jika benda asing telah menembus ke lapisan mata yang lebih dalam, segera
hubungi dokter spesialis mata.
9. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji (Analisa Data)
a. Pengkajian
1) Identitas
- Nama
- Umur
- Suku/ bangsa
- Agama
- Alamat
- Pendidikan
- Pekerjaan
2) Riwayat Kesehatan
- Riwayat penyakit: Jenis, bahan, jumlah, dan lama terkena rudapaksa, tindakan
yang telah dilakukan oleh klien sebelum dibawa ke rumah sakit
- Psikososial: Pekerjaan yang dijalani, aktivitas yang dilakukan saat terkena
benda asing
3) Dasar Data Pengkajian Pasien
Kebutuhan sehari-hari pasien sebelum terkena trauma mata dapat dilakukan
secara mandiri tetapi setelah mengalami trauma mata terdapat gangguan dan
perubahan, seperti:
- Tidur dan istirahat: adanya rasa nyeri pada mata sehingga mengakibatkan
terganggunya aktivitas istirahat / tidur
- Personal hygiene: mandi, gosok gigi, BAB, BAK terganggu berhubungan
dengan gangguan penurunan dan rasa nyeri
- Makanan / cairan: pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung serat dan menghindari rasa pedas
nyeri. berhasil
- Mampu
mengenali nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri).
- Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
- Tanda vital
dalam rentang
normal.
Menunjukkan Tidur, yang
dibuktikan oleh indikator berikut
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
6) EVALUASI
a. Nyeri akut b.d proses peradangan konjungtiva ditandai dengan masuknya benda
asing (corpus alienum) pada mata.
1) Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri
2) Klien menyebutkan factor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri
3) Klien mampu melakukan tindakan mengurangi nyeri
b. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit
1) Klien mengungkapkan kecemasan minimal atau hilang.
2) Klien berpartisipasi dalam kegiatan pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
Huda Armin, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi keperawatan berdasarkan diagnose medis dan
NANDA NIC-NOC. Edisi revisi jilid 2. Yogyakarta: Media
Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika Jakarta.
Pratiwi. 2015. Gangguan Kesehatan Mata Pada Pekerja Di Bengkel Las Listrik Desa
Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Jember: The Indonesian Journal Of Health
Science, Volume. 5, No. 2, Juni 2015. http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/
article/download/2/3. [Diakses pada 29 Oktober 2016].
Sutawijaya, Bagus Risang. 2009. Gawat darurat Panduan Kesehatan Wajib di Rumah Anda.
Yogyakarta : Aulia Publishing