Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN FIELD LAB SEMESTER 4

CORPUS ALIENUM

Preseptor Lapangan : dr. Agus Setyawan, Sp. M


Preseptor Fakultas : dr. Paramitha Septianawati, M.Si

Disusun oleh:
Nama : Zhalsa Dellamay Caecaria Senly Putri
NIM : 1813010043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
DAFTAR ISI
BAB I
KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. S

Usia : Laki-laki

Alamat : Tumiyang RT 003 RW 005, Pekuncen,

Banyumas

Pekerjaan : Tidak diketahui

Status : Menikah

Agama : Tidak diketahui

Pendidikan : Tidak diketahui

No.Telp : Tidak diketahui

B. Anamnesis (Subjektif)
Data di peroleh dengan autoanamnesis pada hari Selasa, 7 Juli 2020
Keluhan utama : Pasien mengeluh mata kanannya terasa pegal
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Lokasi : Mata kanan
Onset : 4 hari yang lalu
Kronologi : Pasien sedang membenarkan motor pada 4 hari
yang lalu, dan tiba- tiba knalpotnya bocor dan as
apnya ke mata pasien.
Faktor memperberat : Tidak diketahui
Faktor memperingan : Tidak diketahui
Kualitas : Mengganggu aktivitas
Kuantitas : Sedang
Keluhan Penyerta : Seperti ada yang mengganjal, merah dan nyeri

b. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak diketahui


c. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak diketahui
d. Riwayat Ekonomi Sosial : Menggunakan BPJS

C. Pemeriksaan Fisik (Objektif)


1. Keadaan Umum : Baik
2. TTV : Tekanan Darah : -

Nadi : 70x/menit

Frekuensi napas : 20x/menit

Suhu : 36,7oC

3. Visus OD : 6/7,5

D. Pemeriksaan Penunjang

Slit Lamp

1. Injeksi konjungtiva
2. Corpus alineum di kornea
3. Gambaran infiltrat
E. Assement
Diagnosis : Corpus alienum dengan Keratitis
F. Plan
a. Medika mentosa
Ekstraksi corpus alienum dengan anatesi topikal dengan spuit 1 cc
b. Edukasi
1. Beristirahat
2. Mengurangi aktivitas berat
BAB II
DASAR TEORI & PEMBAHASAN
A. DASAR TEORI
 DEFINISI
Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu
penyebab terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan
konjungtiva.Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera
bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam
bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul
kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali
benda tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk
kemudian mengeluarkannya
Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa
kelompok, yaitu
1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga
2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian
3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan
yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya
hanya ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas,
platina, batu, kaca, dan porselin
4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan
reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh :
timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga
Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata
tergantung dari 4:
a. Besarnya corpus alienum,
b. Kecepatan masuknya,
c. Ada atau tidaknya proses infeksi,
d. Jenis bendanya

 ETIOLOGI
Pada corpus alienum kornea mirip dengan cedera traumatis
lainnya,kejadian pada laki-laki jauh lebih tinggi dari pada wanita.
Insiden puncakditemukan dalam dekade kedua dan umumnya terjadi
pada orang yang lebih mudadari 40 tahun.
Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah
- Percikan kaca, besi, keramik
- Partikel yang terbawa angin
- Ranting pohond. dan sebagainya ( Bashour,2018)
 PATOFISIOLOGI
Benda asing dengan kecepatan tinggi akan menembus
seluruh lapisan sklera atau kornea serta jaringan lain dalam bola mata
kemudian bersarang dalam bola mata dan menimbulkan perforasi
sehingga benda asing tersebut bersarang didalam rongga orbita, Hal
ini biasanya akan ditemukan suatu luka terbuka dan biasanya
terjadi prolaps iris, lensa maupun badan kaca. Jika suatu benda
masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu dari ketiga
perubahan berikut :
1. Mechanical effect
Benda asing masuk ke dalam bola mata menembus kornea
ataupun sklera. Setelah benda itu menembus kornea maka beda
akan ke dalam kamera okuli anterior dan mengendap ke dasar. Jika
ukuran benda sangat kecil benda dapat mengendap di sudut bilik
mata. Jika benda menembus lebih dalam lagi maka bisa
menggakibatkan katarak dan trauma. Benda ini bisa juga
tinggal di dalam corpus vitreus. Bila benda melekat di retina,
akan terlihat sebagai bagian yang dikelilingi oleh eksudat yang
berwarna putih serta adanya endapan sel-sel darah merah.
Hingga akhirnya terjadi degenerasi retina.
2. Permulaan terjadinya proses infeksi
Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata
kemungkinan akan timbul infeksi. Corpus alienum dan
lensa merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman
sehingga sering menimbulkan infeksi supuratif, khususnya
infeksi kuman tetanus.
3. Terjadi perubahan spesifik pada jaringan mata karena
proses kimiawi (reaction of ocular tissue) Reaksi yang timbul
bergantung pada jenis benda tersebut apakah inert atau reaktif.
Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi
yang mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan udem
kelopak mata, konjungtiva, dan kornea. Sel darah putih juga
ikut berperan dalam reaksi inflamasi yang mengakibatkan
reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infltrasi kornea.
Jika tidak dihilangkan benda asing dapat menyebabkan infeksi
dan nekrosis jaringan. Reaksi jaringan mata lainnya adalah:
- Siderosis
Reaksi jaringan mata akibat penyebaran ion besi keseluruh
mata. Pada gambaran klinis tampak kornea berwarna kuning
kecoklatan, bintik-bintik kebutaan pada lensa, dan iris
berubah warna.
-Kalkalosis
Reaksi jaringan mata akibat pengendapan/deposii
ion tembaga di dalam jaringan mata.

 MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing,
fotofobia, danmata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi,
ditemukan visus normal ataumenurun, adanya injeksi konjungtiva atau
injeksi silar, terdapat benda asing pada bolamata, fluorescein (+)
( Vaughan, 2010 )

Korpus alienum kornea merupakan kejadian trauma tumpul yang


mengenai kornea. Adapun gejala klinis yang ditimbulkan bergantung
pula dengan mekanisme trauma yang terjadi. Berikut ini adalah tiga
hal yang dapat terjadi apabila terjadi trauma tumpul pada kornea :

1. Edema kornea

Trauma tumpul yang keras atau cepat dapat mengakibatkan


edema pada kornea bahkan sampai mengakibatkan ruftur pada
membran descement. Edema kornea akan memberikan keluhan
penglihatan kabur dan terlihat seperti pelangi disekitar bola lampu atau
sumber cahaya yang dilihat (Ilyas, 2009)

2. Erosi kornea

Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea


yang disebabkan karena gesekan keras pada permukaan kornea. Pada
erosi epitel pasien akan mengeluhkan nyeri sekali karena akibat erosi
merusak kornea yang memiliki banyak serat sensibel, keluhan mata
berair, blefarospasme, lakrimasi, fotofobia dan penglihatan akan
terganggu dengan media kornea yang keruh. Pada erosi kornea hasil
uji fluoreseins akan berwarna hijau. Untuk kasus erosi, perlu
diperhatikan tanda-tanda infeksi yang timbul kemudian (Ilyas, 2016)

3. Erosi kornea rekuren


Keadaan terjadinya erosi yang berulang akibat epitel tidak
dapat bertahan pada defek epitel kornea. Sukarnya epitel untuk
menutup permukaan kornea karena terjadinya pelepasan membrane
basal epitel. Membran basal epitel yang rusak akan kembali dalam
waktu 6 minggu (Ilyas, 2016)

 PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Mekanisme trauma dapat membantu membedakan trauma superfisial
atau dalam(intraokular). Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan
adalah nyeri, sensasi bendaasing, fotofobia, air mata yang mengalir
terus (tearing), mata merah.

Pemeriksaan fisik
Tajam penglihatan normal atau menurun, injeksi konjungtiva, injeksi
silier,tampak benda asing pada mata, rust ring
(terutama jika logam tertanam sudah beberapa jamatau hari), defek
epitel yang jelas dengan penggunaan fluoresens, udem kornea, sel
pada kamera okuli anterior (flare), pada beberapa kasus dapat
asimtomatik jika bendaasing tersebut kecil dan berada di bawah
lapisan epitel atau permukaan konjungtiva.Selama beberapa hari epitel
tumbuh menyelimuti benda asing tersebut, dengan hasil pengurangan
nyeri.

Pemeriksaan laboratorium
Diperlukan jika ada infeksi pada kornea atau curiga adanya benda
asing intraokular.Kultur dan tes sensitivitas digunakan pada kasus
dengan infeksi atau ulkus. CT scandapat digunakan jika ada
kecurigaan benda asing intraokular.
Pemeriksaan Pencitraan

Untuk mengeluarkan benda asing yang terdapat pada


intraokular atau intra orbital dapat dipertimbangkan pemeriksaan USG
B-Scan, CT-Scan orbital dan atau USG biomikroskop (UBM). Apabila
benda asing berupa logam, untuk pemeriksaan awal dapat dilakukan
foto x-ray orbital, apabila hasil foto negatif maka kecurigaan masih
tinggi untuk benda asing intra orbita. Dan hindari pemeriksaan MRI
apabila benda asing yang dicurigai berupa logam. UBM dengan
frekuensi gelombang suara yang tinggi dapat berguna untuk
menyingkirkan benda asing yang terdapat pada sklera anterior. Benda
asing ini mungkin tidak terlihat karena sifatnya (misalnya: kaca) atau
opasitas benda diatasnya (misalnya : perdarahan konjungtiva).
(Bushhour, 2018)

 TATALAKSANA
Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva,
kornea maka dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian
anatesi lokal. Untuk mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau
jarum suntik tumpul atau tajam. Arah pengambilan, dari tengah ke
tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan
magnet portable. Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan
mata dibebat dengan kassa steril dan diperban.
Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan
dibuat insisi di limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit
dimasukkan untuk menarik benda asing, dapat dilakukan iridektomi
dari iris yang mengandung benda asing tersebut bila tidak berhasil
dengan insisi.
Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat
dikeluarkan dengan magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di
lensa juga dapat ditarik dengan magnit, sesudah insisi pada limbus
kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa dengan
ekstraksi linier untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau
intrakapsuler untuk usia yang tua. Bila letak corpus alienum berada di
dalam badan kaca dapat dikeluarkan dengan giantmagnit setelah insisi
dari sklera. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan
operasivitrektomi

( Vaughan, 2010)

 KOMPLIKASI

Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi,


kedalaman, dan efek dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya
besar, terletak di bagian sentral dimana focus cahaya pada kornea
dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi
juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea
merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga
bisa timbul jika menembus cukup dalam. ( Vaughan, 2010)

 PROGNOSIS
Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi
sekunder seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak
menimbulkan sikatrik pada media refraksi yang berarti, prognosis bagi
pasien adalah baik ( Vaughan, 2010)
B. PEMBAHASAN
Pada field lab kali ini yang dilakukan melaui zoom pada Selasa, 7 Juli
2020, didapatkan kasus Corpus Alienum.
Berdasarkan alonamnesis didapatkan hasil bahwa Pasien mengeluh
nyeri mata kanan terasa pegal sejak 4 hari yang lalu setelah pasien
membenarkan motor dan mata terkena asap knalpot yang bocor. Pasien
mengatakan bahwa sakit mengganggu aktivitas dan ada di skala nyeri sedang.
Keluhan tambahan mata seperti ada yang mengganjal, merah dan sakit.
Dari riwayat penyakit dahulu, keluarga dan sosial ekonomi tidak didapatkan.
Pada pemeriksaan fisik pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital. Pasien juga dilakukan pemeriksaan penunjang berupa slit lamp.
Dari semua itu pasien di diagnosis corpus alenium dengan keratitis.
Pasien diberikan tatalaksana berupa Ekstraksi corpus allenium dengan
anestesi topikal dengan spuit 1 cc.
Berdasarkan pembahasan dengan kasus Corpus Alienum, dapat di
simpulkan bahwa penegakan diagnosis dan tatalaksana sesuai dengan teori.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

A. KESIMPULAN
1. Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab
terjadinya cederamata, sering mengenai sclera, kornea, dan
konjungtiva. Apabila suatu corpus alienum masuk kedalam bola mata
maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan
dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda
tersebut dan menentukanlokasinya di dalam bola mata untuk
kemudian mengeluarkannya (Ilyas, 2016).
2. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia,
mata merah danmata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi,
ditemukan visus normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva
atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bolamata, fluorescein (+)
( Vaughan, 2010 )
3. Dari data-data yang diberikan oleh pasien tersebut dapat disimpulkan
bahwa keluhan yang dirasakan pasien sesuai dengan teori yang
disebutkan.
B. SARAN
Untuk penayangan video mungkin bisa lebih darI sekali penayangan,
dikarenakan dengan metode daring banyak kendala saat menonton video, serta
di buka sesi tanya jawab dengan dokter lapangan agar data yang di peroleh
lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Bushhour, mounir. 2018. Corneal Foreign Body Work Up. McGill University Faculty
of Medicine Canada : Medscape

Ilyas, Sidarta. 2016. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3.. Balai Penerbit FKUI Jakarta.

Vaughan, Asbury. Oftalmologi umum. anatomi & embriologi mata: mata merah .
Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2015. hal.1-228.

Vaughan, Daniel. 2010. Oftalmologi Umum, Edisi 17. Widya Medika Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai