Anda di halaman 1dari 27

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA REFKA

FAKULTAS KEDOKTERAN OKTOBER 2022


UNIVERSITAS TADULAKO

OD CORPUS ALIENUM KORNEA

OLEH

Nama : Adiatman

NIM : N 111 16 064

Pembimbing Klinik : dr. Citra Azma Anggita, Sp.M., M.Kes

DISUSUN DALAM RANGKA UNTUK MEMENUHI TUGAS


KEPANITERAAN KLINIK
DI BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan

bahwa : Nama : Adiatman


NIM : N 111 16 064
Judul Referat : OD Corpus Alienum Kornea

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

Pembimbing Klinik Dokter Muda

dr. Citra Azma Anggita, Sp.M.,M.Kes Adiatman

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I – PENDAHULUAN................................................................................1
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA......................................................................2
A. Defisini....................................................................................................2
B. Anatomi Kornea......................................................................................2
C. Epidemiologi...........................................................................................4
D. Etiologi....................................................................................................4
E. Patofisiologi.............................................................................................5
F. Prinsip Diagnostik...................................................................................5
G. Klasifikasi Diagnostik.............................................................................7
H. Penatalaksanaan.......................................................................................8
I. Komplikasi............................................................................................12
J. Prognosis...............................................................................................13
BAB III – LAPORAN KASUS.........................................................................14
BAB IV – PEMBAHASAN..............................................................................21
BAB V – KESIMPULAN.................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Kasus cedera pada mata akibat trauma pada umumnya sering


menyebabkan kehilangan fungsi visual. Kelompok dewasa muda-terutama pria
merupakan kelompok yang paling mungkin mengalami trauma pada mata.
Kecelakaan di Rumah, kekerasan, ledakan aki, cedera yang berhubungan dengan
olahraga, dan kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan-keadaan yang paling
sering menyebabkan trauma pada mata. Trauma mata yang berat dapat
menyebabkan cedera multiple pada palpebrae, bola mata, dan jaringan lunak
orbita.1,2
Salah satu bentuk trauma mata sederhana paling sering terjadi adalah
benda asing pada permukaan kornea. Abrasi dan benda asing di kornea
menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat dirasakan sewaktu mata dan palpebra
digerakkan; defek pada epitel kornea dapat menimbulkan sesnsasi serupa. Adanya
pola tanda goresan vertical di kornea mengisyaratkan adanya benda asing
terbenam di permukaan konjungtiva tarsalis palpebra superior. Keberadaan benda
asing ini harus segera dikeluarkan dari permukaan mata secepat mungkin karena
akan menyebabkan komplikasi yang lebih lanjut yang akan memperburuk
prognosis pasien.2,3
Oleh karena itu, dianggap perlu untuk dapat mengetahui bagaimana
bentuk dari trauma pada mata khususnya terkait adanya benda asing pada
permukaan kornea mata.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Corpus Alienum berasal dari kata Corpus (badan) dan Alienum
(Asing) yang berarti suatu Badan/Benda Asing. Corpus alienum pada kornea
adalah sebuah objek (metal, kaca, kayu, plastic, pasir dan benda-benda lain)
yang tidak berasal dari bagian tubuh itu sendiri (kornea).4
Corpus alienum merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera
mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva secara kencang
ataupun lambat. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa
berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata
maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi
bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan
menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian
mengeluarkannya.4,5

Gambar 1. Corpus Alienum (Tungau) pada Konjungtiva Tarsal5

B. Anatomi Kornea
Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya
sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke
dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini disebut
sulcus sclearis. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 um di pusatnya

2
(terdapat variasi menurut ras); diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan
vertikalnya 10,6 mm. Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai 5 lapisan
yang berbeda-beda, antara lain:
1. Lapisan Epitel : berlaku sebagai barrier terhadap air, bakteri dan
mikroba. Menyediakan permukaan optic yang lembut sebagai bagian
internal dari Film Air mata – kornea yang juga berkontribusi terhadap
kemampuan refraksi mata. Serta fungsi imunologis (Langerhans cell).
2. Lapisan Bowman : membantu mempertahankan bentuk dari kornea.
3. Lapisan Stroma : berfungsi sebagai sumber kekuatan mekanik kornea,
memberikan kesan transparansi pada kornea dan sebagai lensa refraksi
utama pada kornea.
4. Membran Descemet : berfungsi sebagai pondasi lapisan pada sel sel
endothelial.
5. Lapisan Endotel : menjaga deturgesensi stroma kornea, endotel kornea
cukup rentan terhadap trauma dan kehilangan sel-selnya seiring dengan
penuaan. Reparasi endotel terjadi hanya dalam wujud pembesaran dan
pergeseran sel-sel dengan sedikit pembelahan sel. Kegagalan pada fungsi
endotel akan menyebabkan edema kornea.2,6

Gambar 2. Struktur Lapisan Kornea6

Fungsi penting dari kornea pada mata termasuk sebagai fungsi


proteksi terhadap struktur internal mata, berkontribusi terhadap kekuatan
refraksi mata, dan memfokuskan cahaya kepada retina dengan pecahan dan

3
degradasi optic yang minimal. Kornea dan sklera bergabung sebagai kesatuan
pelindung isi dari bola mata bersamaan dengan film air mata.6

C. Epidemiologi
1. Frekuensi
Corpus Alienum pada mata adalah salah satu kasus tersering
penyebab pasien mengunjungi bagian kegawatdaruratan oftamologik.
Terkadang, benda asing tersebut tidak langsung tampak pada saat
dilakukan pemeriksaan pada saat itu, adanya residu abrasi kornea akibat
dari benda asing dapat menyebabkan sensasi nyeri atau kesan mengganjal.
Kejadian corpus alienum pada permukaan kornea jauh lebih
sering ditemukan dibandingkan dengan corpus alienum yang menancap
dalam ke bagian kornea. Adanya kemungkinan dari corpus alienum
intraocular tetap dapat dipertimbangkan pada pasien dengan adanya
riwayat trauma. Pada data epidemiologis secara Internasional tidak
ditemukan adanya perbedaan frekuensi kejadian yang signifikan terkait
insidensi corpus alienum pada kornea.3
2. Jenis Kelamin
Serupa dengan kasus-kasus trauma pada umumnya, insidensi
kejadian corpus alienum pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan
perempuan. Pada sebuah data penelitian retrospektif menunjukkan
presentasi kasus pada laki-laki adalah 95%.7
3. Usia
Serupa dengan kasus-kasus trauma pada umumnya, insidensi
kejadian corpus alienum menduduki puncak tertinggi pada usia dekade
ke- 2 dan <40 Tahun.3,7

D. Etiologi
Benda asing superfisial pada konjungtiva adalah hal yang umum,
seperti partikel-partikel kecil dari debu, metal ataupun sayap serangga. Jenis
benda asing ini dibagi kedalam 3 tipe, antara lain: (1) Metalik. (2) pecahan

4
Non-organik seperti kaca dan (3) Organik seperti kayu, serangga. Beberapa
benda asing seperti metalik dapat bertahan beberapa lama tanpa menyebabkan
masalah. Namun benda asing Organik seperti kayu umumnya akan
menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Namun semua kembali lagi kepada
sifat dan bentuk dari setiap objeknya.8

E. Patofisiologi
Secara umum benda asing pada kornea termasuk dalam kategori
trauma minor ocular. Partikel yang bersifat kecil dapat tertanam kedalam
epitelium atau stroma dari kornea, khususnya pada kasus-kasus yang
berhubungan dengan kekuatan yang tinggi saat benda mengenai mata.
Benda asing ini dapat mencetuskan sebuah kaskade inflamasi, yang
menghasilkan terjadinya dilatasi dari pembuluh darah sekitar dan dapat
diikuti dengan edema pada palpebra, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih
juga dapat terlibat dalam proses ini, menghasilkan reaksi pada Bilik Mata
Depan (BMD) atau infiltrasi kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing
tersebut dapat menyebabkan infeksi dan/atau nekrosis jaringan.3

F. Prinsip Diagnostik
Secara garis besar, penegakan diagnostic dari kasus corpus alienum
pada mata dapat ditegakkan hanya dengan berlandaskan Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik saja. Adapun beberapa tanda dan gejala yang dapat
ditemukan pada kasus-kasus dengan corpus alienum antara lain :
1. Anamnesis
Penggalian informasi aktifitas keseharian dari pasien dan
lingkungan sekitarnya cukup penting. Waktu dan tempat kejadian,
termasuk dengan bagaimana mekanisme kejadian juga penting untuk
ditanyakan. Contohnya, pada pasien yang bekerja menggunakan mesin
gurinda berkecepatan tinggi beresiko besar untuk memiliki corpus
alienum intraocular. Pasien dengan corpus alienum pada mata umumnya
akan datang dengan keluhan:3

5
a. Nyeri (umumnya mereda bila diberikan anastetik topical)
b. Sensasi mengganjal (umumnya mereda bila diberikan anastetik
topical dan memberat bila menutup mata)
c. Fotofobia
d. Mata berair
e. Mata merah

2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, secara umum dapat ditemukan antara lain:3
a. Penurunan Visus atau Normal
b. Injeksi Konjungtival
c. Injeksi siliar, khususnya bila terjadi reaksi pada BMD
d. Tampak Benda Asing
e. Rust Ring, umumnya jika benda asing metalik yang tertinggal
beberapa jam hingga hari.9

Gambar 3. Rust Ring pada Kornea9


f. Edema Kornea
g. Abrasi Kornea (Defek epithelial kornea) yang dapat terlihat dengan
pemeriksaan fluorescein.9

Gambar 4. Abrasi Kornea9

6
Pada beberapa pasien dapat asimptomatik bila benda asing berada
dibawah permukaan konjungtiva atau epitelium. Setelah beberapa hari,
epithelium bertumbuh menutupi partikel kecil dari benda asing dan
mereduksi nyeri. Jika ditemukan infiltat kornea, maka dapat
dipertimbangkan telah terjadi suatu infeksi.3

G. Klasifikasi Diagnostik
Secara garis besar terdapat 3 tipe benda asing ocular yang dikenal,
yakni global, adneksal, dan campuran. Adapun klasifikasinya dijabarkan
sebagai berikut:10
1. Global Foreign Body (GFB)
a. Intraglobal FB (IGF)  bergantung pada lokasi, dapat berada pada
BMD (IGA), iris (IGI), Lensa (IGL), Vitreus (IGV), Choroid (IGC)
atau Retina (IGR);
b. Extraglobal FB (EFB)  dapat berada pada permukaan dari kornea
(EGC) atau pada Sklera (EGS);
c. Intramural FB (IMF)  dapat berada dalam Kornea (IMC) atau
dalam Sklera (IMS).
2. Adnexal Foreign Body (AFB)
a. Pada Palpebra (APF)  dapat berada pada permukaan palpebra
(EPF) atau didalam palpebra (IPF);
b. Pada Orbita (AOF)  benda asing dapat berada pada muscle cone
(ICF) atau diluar dari spasium peripheral (ECF);
c. Pada pasase lakrimal (ALF)  dapat berada dalam glandula
lakrimalis (ALG), pada saccus lakrimalis (ALS) atau pada canalis
nasolacrimalis (ALC).
d. Pada Konjungtiva (ACF)  dapat berada pada konjungtiva palpebra
(PCF), pada konjungtiva bulbaris (PBC) atau pada Kojungtiva Fornix
(FCF).

7
3. Mixed Foreign Body (MFB)
a. Mixed global-global (MGG)  melibatkan lebih dari satu bagian dari
komponen mata, bias merupakan kombinasi dari kornea, BMD, lensa,
vitreous, choroid atau retina.
b. Mixed Adnexal-adnexal (MAA)  melibatkan kombinasi lebih dari
satu bagian adnexa.
c. Mixed Global-Adnexa (MGA)  melibatkan kombinasi dari
komponen global dan komponen adnexal.
d. Mixed Para-orbital (MPO)  benda asing pada orbita dapat meluas
hingga ke cavum nasi, cavitas cranial atau sinus paranasalis.10

H. Penatalaksanaan
Tatalaksana utama pada kasus-kasus Corpus Alienum pada mata
adalah Tindakan Ekstraksi Corpus Alienum guna mencegah perburukan
prognosis dan mengembalikan kualitas hidup pasien. Semua benda asing
yang ada pada mata dan mengganggu serta menimbulkan gejala adalah
indikasi untuk dilakukannya ekstraksi.
Adapun kontraindikasi dilakukannya ekstraksi emergency ini antara
lain:
 Hifema
 Laserasi pada kornea atau sklera
 Anisokor pupil atau bentuk pupul abnormal
 BMD yang sangat dalam atau sangat dangkal (setelah dibandingkan)
 Adanya penetrasi hingga ke dalam oculi
 Pasien yang tidak kooperatif
Pasien-pasien dengan kondisi diatas dapat dipertimbangkan untuk dilakukan
perujukan kepada Ophthalmologist untuk mendapat tindakan lanjut.4

1. Prosedur Ekstraksi Corpus Alienum


a. Alat dan bahan
1) Anastetik Topikal mata (contoh, propacaine 0,5%)

8
2) Kertas fluorescein
3) Aplikator kapas
4) Cairan irigasi dengan syringe
5) Alat ekstraksi corpus alienum (Eye Spud)
6) Loupes atau Slit Lamp
7) Antibiotik Topikal
8) Penutup Mata
b. Posisi Pasien
Pastikan pasien berada dalam posisi terfiksasi baik dengan
dagu dan dahi bersandar pada slit lamp sehingga pasien tidak dapat
menggerakkan kepalanya selama proses ekstraksi berlangsung.

Gambar 5. Posisi Kepala4


Tangan klinisi harus bersandar, baik terhadap wajah pasien
atau terhadap alat slit lamp sehingga dapat mencegah klinisi secara
tidak sengaja melakukan penetrasi pada kornea pasien. Ketika
mengeluarkan benda asing dari mata kiri, tangan diletakkan pada os
maksilaris sinistra pasien. Ketika mengeluarkan benda asing pada
mata kanan, letakkan tangan pada batang hidung atau aspek
infranasal wajah pasien.4
c. Prosedur
1) Jelaskan prosedur dan lakukan informed consent
2) Berikan 2 tetes anastetik topical pada area kerja
3) Basahi kertas fluorescein
4) Berikan fluorescein pada lower eyelid untuk menyebarkan
fluorescein pada kornea, kemudian amati kornea dibawah sinar
UV

9
untuk melihat benda asing. Catat bila Seidel Sign Negatif. (Seidel
sign positif mengindikasikan adanya penetrasi kornea, tampak
sebagai “dark waterfall”
5) Inspeksi palpebra inferior dengan pasien melihat keatas dan
inspeksi palpebra superior dengan melakukan eversi
menggunakan aplikator sambal pasien melihat kebawah. Pastikan
bebas dari benda asing
6) Jika benda asing bersifat superfisial, lakukan irigasi mata untuk
melembabkan kornea dan melepaskan benda asing dengan
menggunakan aplikator kapas yang dibasahi dengan gerakan
memutar pelan. Jangan berikan tekanan, karena dapat mendorong
benda asing lebih masuk kedalam kornea atau dapat
menyebabkan goresan hingga abrasi.

Gambar 6. Ekstraksi Benda Asing4


7) Pada benda asing yang masih menempel pada kornea, dapat
digunakan ekstraksi menggunakan eye spud dengan tekhnik
gerakan mencungkil halus, saat mendekati objek pastikan bevel
eye spud menjauhi kornea untuk meminimalisir perforasi akibat
eye spud.
8) Periksa kembali Seidel Sign.4

Pada saat memeriksa keadaan corpus alienum pada kornea,


klinisi sebaiknya menilai kedalaman penetrasi benda tersebut terhadap
kornea. Jika dicurigai atau terdapat adanya perepanjangan penetrasi
hingga ke

10
BMD, maka benda asing tersebut harus diekstraksi pada ruangan
operasi dengan pembesaran mikroskopik yang adekuat dan alat dab
bahan yang sesuai. Tindakan ekstraksi yang agresif dan terburu-buru
dapat menyebabkan kebocoran dari aqueous humor dan kolapnya
BMD. Jika terjadi kebocoran tersebut maka akan sulit untuk ditutupi
kebocorannya hanya dengan bandage terapeutik, pasien harus segera
dilakukan rekonstruksi.11
Pada kasus kasus benda asing yang melibatkan komponen besi
dalam beberapa jam dapat menimbulkan rust-ring. Benda ini umumnya
dapat dihilangkan dengan menggunakan slit lamp dibawah anastesi
topical dan jarum hypodermis. Pada dasarnya benda berbahan metal ini
harus dikeluarkan dari kornea karena difatnya yang dapat menghalangi
proses re-epitelisasi dan menyebabkan inflamasi atau infeksi
berkepanjangan, meskipun kejadian perforasi kornea dalam proses
ekstraksi sangat jarang, namun unsur kehati-hatian harus tetap
diperhatikan terlebih apabila benda asing dicurigai telah melekat hingga
ke bagian stroma kornea, sebagai pertimbangan pada pasien yang tidak
tampak proses inflamasi atau tanda-tanda infeksi dapat terus dilakukan
follow up ketat hingga dipastikan bahwa tindakan operatif/terapi
definitive tidak lagi diperlukan.11

2. Medikamentosa
a. Antibiotik Topikal
Umumnya hal ini dipertimbangkan sebagai usaha profilaktif.
Namun, tidak ada bukti kuat mengenai efikasi penggunaannya pada
kasus benda asing superfisial. Antibiotic yang bersifat ointment
dapat berfungsi sebagai lubrikan. Pastikan menggunakan antibiotic
golongan fluoroquinolone pada pasien dengan pemakaian lensa
kontak, mengingat resiko infeksi pseudomonas yang tinggi. Cairan
kortikosteroid tidak direkomendasikan karena dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya superinfeksi dan pelambatan penyebuhan.4

11
b. Analgetik
Penggunaan anastetik topical tidak disarankan digunakan untuk
pereda nyeri pasca ekstraksi karena memperpanjang masa
penyembuhan epitel. Penggunaan obat larutan topical NSAID (cth.
Ketorolac) dapat meredakan nyeri dan tidak menghambat proses
penyembuhan.4

3. Non-Medikamentosa
a. Eye Patching
Penggunaan penutup mata masih kontroversial. Studi terbaru
menunjukkan bahwa abrasi kornea akibat benda asing menjadi
sembuh lebih baik ketika tidak diberikan penutup mata.
Mengurangi kejadian pandangan kabur dan bahkan mengurangi
nyeri tanpa penggunaan penutup mata. Satu-satunya alas an kuat
untuk menggunakan penutup mata adalah untuk melindungi abrasi
yang mengenai >50% bagian kornea.4

b. Edukasi
Ingatkan pasien mengenai pentingnya menggunakan proteksi mata
saat berada pada lingkungan kerja beresiko tinggi, jangan pernah
menggosok mata saat bekerja dengan lingkungan kayu atau bahan
metal, dan bila mata kembali terkena benda asing jangan
menggosok mata dan segera menuju ke fasilitas kesehatan terdeka

I. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus corpus alienum
pada kornea antara lain:
1. Perforasi kornea
2. Rust-Ring atau incomplete foreign body removal
3. Conjunctivitis
4. Keratitis

12
J. Prognosis
Umumnya kasus-kasus seperti ini memiliki prognosis yang cukup
baik dan semakin baik bila ditangani segera. Adapun rust-ring atau jaringan
luka yang melibatkan aksis visual dapat mengganggu pandangan. Jika terjadi
infeksi, prognosis semakin memburuk. Luka penetrasi oculi dan benda asing
intraocular merupakan kategori yang terpisah dan memiliki prognosis yang
lebih buruk.3,4

13
BAB III
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : DOLO

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Mata kanan terasa mengganjal
Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan dirasakan sejak ± 2 minggu yang lalu. Keluhan diperberat
apabila pasien menggerakkan mata (khususnya menutup/membuka mata).
Pasien juga mengeluhkan adanya rasa gatal pada mata sebelah kanannya
disertai mata yang terus berair. Mata kanan terlihat merah dan sedikit perih,
serta pasien mengeluhkan pandangan mata sebelah kanan seperti menurun.
Keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan pada mata kiri pasien.
Riwayat Penyakit Mata Sebelumnya :
Tidak ada
Riwayat Penyakit Lain :
Tidak ada
Riwayat Trauma :
Pasien memiliki riwayat mata kirinya terkena serangga-serangga kecil
yang terbang saat pasien sedang mengendarai motor sore hari sekitar 2
minggu yang lalu, pasien tidak mengenakan pelindung kaca atau pelindung
mata saat berkendara. Pasien sudah pernah mencuci matanya dan
menggosok- gosok matanya namun keluhan tidak kunjung menghilang.

14
Riwayat Penyakit Mata dalam Keluarga :
Tidak ada yang menderita penyakit mata dalam keluarga dan juga
tidak ada yang menggunakan kacamata dalam keluarga.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 130/70 mmHg
- Nadi : 82 x/m
- Pernapasan : 16 x/m
- Suhu : 36,8 0C

Status Oftalmologis OD OS
Visus
- Tajam Penglihatan 3/60 0.8
- Koreksi - -
- Addisi - -
- Distansia Pupil Tidak diperiksa Tidak diperiksa
- Kacamata lama - -

Inspeksi:
Kedudukan Bola mata:
- Eksoftalmus - -
- Endoftalmus - -
- Deviasi - -
- Gerakan Bola mata Baik ke semua arah Baik ke semua arah

Supra Silia
- Warna Hitam Hitam
- Letak Simetris Simetris

Palpebra superior dan


inferior
- Edema - -

15
- Nyeri tekan - -
- Ektropion - -
- Entropion - -
- Trikiasis - -
- Sikatriks - -
- Ptosis - -

Konjungtiva tarsal
superior dan inferior
- Hiperemis + -
- Sikatriks - -

Konjungtiva bulbi
- Secret - -
- Injeksi konjuntiva + -
- Injeksi siliar + -
- Injeksi episklera - -
- Hiperemis + -
- Perdarahan
subkonjuntiva - -
- Pterygium - -
- Nodul - -

System lakrimalis
- Punctum Terbuka Terbuka

Kornea
- Kejernihan Jernih Jernih
- Permukaan Cembung Cembung
- Infiltrate - -
- Ulkus - -
- Arcus senilis - -
- Edema - -

Bilik mata depan


- Kedalaman Normal Normal
- Kejernihan Jernih Jernih
- Hifema - -
- Hipopion - -

16
Iris
- Warna Coklat kehitaman Coklat Kehitaman
- Kripte + +
- Sinekia - -

Pupil
- Letak Sentral Sentral
- Bentuk Bulat Bulat
- Ukuran 2 mm 2 mm
- RCL + +
- RCTL + +

Lensa
- Kejernihan Jernih Jernih

Palpasi
- Nyeri tekan + -
- Massa tumor - -
- Tensi okuli Normal Normal

Lapang pandang
- Test konfrontasi Normal Normal

Tes buta warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Oftalmoskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Slit lamp
- Palpebra Normal Normal
- Silia Normal Normal
- Konjungtiva Hiperemis (+) Normal
- Kornea Status Lokalis Normal
- COA Normal Normal
- Iris Normal Normal
- Pupil Bulat, Isokor Bulat, Isokor
- Lensa Jernih Jernih

17
Status Lokalis:
a) Regio OD Kornea: Tampak corpus alienum (+) pada regio superonasal
peripupil arah jam 2 (1 buah) dan Regio inferotemporal peripupil arah
jam 7 (1 buah). Corpus Alienum tampak seperti serpihan sayap serangga
berukuran kecil dan berwarna hitam.

OD

D. RESUME
Pasien Laki-laki (44 Tahun) dating ke Poliklinik Mata RSUD
Torabelo dengan keluhan mata kanan terasa mengganjal dirasakan sejak ± 2
minggu yang lalu. Keluhan diperberat apabila pasien menggerakkan mata
(khususnya menutup/membuka mata), rasa gatal (+), mata berair (+), Perih
(+), mata merah (+) serta penurunan visus (+). Mata kanan pasien Riwayat
terkena serangga-serangga kecil saat mengendarai motor tanpa
menggunakan pelindung mata sejak 2 minggu yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien KU: Sedang, TD = 130/70
mmHg, N = 82 x/m, R = 16 x/m, S = 36,8 C. Pemeriksaan Status
Oftalmologis ditemukan OD Injeksi Konjungtiva (+), Injeksi Siliar (+),
Konjungtiva Bulbi dan Tarsal Hiperemis (+). Status Lokalis Regio OD
Kornea = corpus alienum (+) pada regio superonasal peripupil arah jam 2 (1
buah) dan Regio inferotemporal peripupil arah jam 7 (1 buah). Corpus
Alienum tampak seperti serpihan sayap serangga berukuran kecil dan
berwarna hitam.

E. DIAGNOSIS
OD Corpus Alineum Kornea

18
F. PENATALAKSANAAN
 Definitif
OD Ekstraksi Corpus Alienum

 Medikamentosa
Antibiotik:
Topikal  Levocin Eye drops 4 x 1 gtt OD
Oral  Doxycyclin 1 x 100 mg
Analgetik:
Oral  Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Anastetik Topikal  Pantocaine 0,5% Eye drops 1 x 1 gtt OD
Artificial Tears 1-2 gtt OD / Jam

 Non medikamentosa
Memberikan Edukasi
:
1. Menjaga higenitas mata.
2. Menggunakan pelindung mata bila berada pada lingkungan
beresiko.
3. Hindari kontak mata dengan zat/benda lain selain yang diberikan
oleh fasilitas kesehatan.

G. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : bonam
Quo ad functionam : bonam

19
H. DOKUMENTASI

Gambar 7. Sebelum Tindakan OD Ekstraksi Corpus Alienum

Gambar 8. Setelah Tindakan OD Ekstraksi Corpus Alienum

20
BAB IV
PEMBAHASA
N

Pada kasus ini pasien diidiagnosis dengan OD Corpus Alienum Oculi


Kornea, diagnosa ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pada anamnesis terdapat keluhan adanya perasaan seperti mengganjal pada
matanya yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu setelah riwayat matanya kontak
dengan serangga kecil saat mengendarai motor. Adapun keluhan lain seperti mata
berair, mata perih dan mata tampak kemerahan adalah salah satu gejala yang
ditimbulkan akibat adanya suatu proses peradangan pada kornea mata yang
sebagian diantaranya dapat disebabkan oleh adanya benda asing yang
mengganggu epitel permukaan mata.2,5
Benda asing pada kornea secara efektif dapat diidentifikasi dengan
menggunakan slit lamp.11 Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya 2 benda asing
yang melekat pada permukaan kornea mata kanan pasien, terdapat injeksi siliar
dan tampakan hiperemis pada konjungtiva palpebralis OD, ini merupakan salah
satu tanda yang muncul sebagai salah satu proses peradangan, sementara pada
mata kiri pasien tidak ditemukan kelainan serupa. Maka berdasarkan hal tesebut
dapat ditegakkan diagnosis Corpus Alienum mengingat diagnosis ini dapat
ditegakkan hanya dengan mengandalkan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja.3,4

Gambar 9. Tampakan OD Corpus Alienum Kornea pada pemeriksaan Slit lamp

Tidak ada terapi medikamentosa kuratif pada kasus ini, tujuan


tatalaksana dari Corpus Alienum adalah untuk membebaskan permukaan tubuh
dari

21
benda asing ini, sehingga tatalaksana utamanya adalah tindakan Ekstraksi Corpus
Alienum yang dapat dilakukan dengan beberapa metode, dimana pada pasien ini
ekstraksi menggunakan instrument Eye Spud, dengan pertimbangan benda asing
telah berada di kornea pasien selama 2 minggu sehingga kemungkinan telah
terjadi pelekatan benda asing dengan permukaan kornea.4

Gambar 10. Corpus Alienum pasca Ekstraksi

Terapi medikamentosa umumnya digunakan pasca tindakan ekstraksi


dilakukan. Terapi medikamentosa pilihan adalah Antibiotik topical yang
digunakan dengan tujuan profilaktif untuk mencegah teradinya superinfeksi pada
pasien, selain itu sifatnya yang melembabkan dapat menunjang proses
penyembuhan, terapi obat berikutnya adalah penggunaan analgetik topical untuk
meningkatkan kenyamanan pasien dengan mereduksi rasa nyeri pada mata,
penggunaan anastetik topical tidak disarankan karena dapat menghambat
pertumbuhan epitel.4,8
Prognosis pada pasien masih cukup baik mengingat pada hasil
pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda komplikasi ataupun superinfeksi
pasca trauma, diharapkan pasien dapat menjaga hiegenitas matanya dan selalu
menggunakan pelindung mata ketika beraktivitas pada lingkungan yang beresiko.
Secara umum prognosis pada kasus Corpus Alienum adalah baik bila ditangani
dengan cepat dan belum menimbulkan komplikasi pasca trauma.2,3

22
BAB V
KESIMPULAN

1. Corpus Alienum berasal dari kata Corpus (badan) dan Alienum (Asing) yang
berarti suatu Badan/Benda Asing pada tubuh yang tidak berasal dari bagian
tubuh tersebut.
2. Kejadian Corpus Alienum merupakan salah satu kasus traumatology mata yang
menjadi keluhan tersering dikeluhkan oleh pasien.
3. Penegakan diagnosis dari Corpus Alienum cukup dengan mengandalkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang adekuat.
4. Komplikasi tersering pada kasus Corpus Alienum pada kornea mata adalah
abrasi kornea, superinfeksi hingga benda asing intraocular.
5. Tatalaksana utama dari kasus Corpus Alienum adalah ekstraksi benda asing
untuk menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi.
6. Pemberian terapi medikamentosa yang dipertimbangkan pasca ekstraksi benda
asing adalah Antibiotik sebagai agen profilaktif infeksi dan analgetik untuk
meredakan nyeri pasca tindakan.
7. Prognosis pada kasus ini umumnya adalah baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Serdarevic R. “The Ocular Trauma Score ad a Method for the Prognostic


Assessmen of Visual Acuity in Patients with Close Eye Injuries”. Acta
Inform Med. 2015 Apr; 23(2): 81-85.
2. Riordan-eva P, Witcher JP. Vaughan & Asbury: Oftamologi Umum Edisi
17. Jakarta: EGC; 2009. Pp 372-380.
3. Bashour M. “Corneal Foreign Body”. MedScape. 2016 Mar [Internet]. Cited
on Jul 22, 2018. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1195581- overview
4. Cao CE. “Corneal Foreign Body Removal”. MedScape. 2015 Apr [Internet].
Cited on Jul 22, 2018. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/82717-overview#a9
5. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Jakarta: BP-FKUI;
2015. Pp. 280
6. Sridhar MS. “Anatomy of Cornea and Ocular Surface”. Indian J
Ophthalmol. 2018 Feb; 66(2): 190-194.
7. Chae B, Cohen EJ, Cymerman RM, Park L. “Epidemiology, clinical
characteristics and Complications in Ocular Foreign Body Injury”. IOVS
Journal. 2014 Apr; 55: 4713 [Internet]. Cited on Jul 22, 2018. Available
from: https://iovs.arvojournals.org/article.aspx?articleid=2270253
8. Attada T, Rao VVL. “Conjunctival Foreign Body a Rare Presentation”.
Ophthalmology Research: An International Journal. 2015 June; 4(3): 93-
98.
9. Yan Hua. Mechanical Ocular Trauma: Current Consensus and
Controversy. Singapore: Springer; 2017. Pp. 7-8, 53-55, 99.
10. Shukla B. “New Classification of Ocular Foreign Bodies”. Chinese Journal
of Traumatology. 2016 Sept; 19(2016): 319-321.
11. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. External Disease and Cornea [Section 8].
Singapore: American Academy of Ophthalmology; 2009. Pp. 403-407.

24

Anda mungkin juga menyukai