Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kasus

Corpus Alienum Kornea Oculi Dextra

Oleh :
Matias Ronaldo Setyawan
210141010156

Masa KKM: 10 April 2023 – 07 Mei 2023

Supervisor Pembimbing:
dr. Denny Walandow, Sp.M

Residen Pembimbing :
dr. Ivan Sulamanda

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul:

Corpus Alienum Kornea Oculi Dextra

Oleh:

Matias Ronaldo Setyawan


210141010156
Masa KKM: 10 April 2023 – 07 Mei 2023

Telah dibacakan, dikoreksi, dan disetujui pada 2023, di Bagian Ilmu


Kesehatan Mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Residen Pembimbing

dr. Ivan Sulamanda

Supervisor Pembimbing

dr. Denny Walandow, Sp.M


BAB I

PENDAHULUAN

Mata adalah salah satu organ yang penting bagi manusia. Fungsi dari mata

yang terganggu akibat dari penyakit, trauma, atau kebutaan dapat mengganggu

kelangsungan hidup manusia.1 Mata sangat rentan untuk mengalami trauma dari

luar, baik berupa trauma tumpul, tembus, kimia, maupun radiasi yang dapat

mengenai semua jaringan mata.2 Trauma pada mata menyumbang 8% dari

kunjungan ke unit gawat darurat dan 31% dari jumlah tersebut melibatkan benda

asing kornea.3 Insiden benda asing masuk ke dalam mata sering terjadi di kota-

kota industri dan dapat terjadi pada semua usia. Benda asing kornea merupakan

bentuk trauma pada mata yang paling umum kedua setelah abrasi kornea.4

Kornea merupakan bagian penting dari mata yang berfungsi untuk

memfokuskan cahaya pada retina dan melindungi struktur internal mata secara

fisik dari elemen eksternal. Cedera pada kornea dapat menyebabkan

ketidaknyamanan secara fisik maupun fungsional. Edema kornea dapat

menyebabkan fotofobia dan penurunan ketajaman penglihatan. Benda yang

tertanam dan bersifat dalam dapat menyebabkan terjadinya jaringan parut atau

ketidakteraturan pada kornea yang dapat mengakibatkan terganggunya

penglihatan secara signifikan. Benda asing yang berpotensi terjadi penetrasi

intraokular perlu menjadi perhatian karena dapat menyebabkan kerusakan,

termasuk terjadinya endoftalmitis atau ablasi retina.5


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Benda asing pada mata secara sederhana dideskripsikan sebagai benda

asing intraokular (IOFB) atau ekstraokular (EOFB). Benda asing intraokular

dapat berada di sudut bilik mata depan, lensa, iris, vitreus, retina, atau intra

orbita. Sementara benda asing ekstraokular dapat terjadi di palpebra, sklera,

konjungtiva, dan kornea.6,7

Corpus alienum atau benda asing pada kornea merupakan kondisi

terdapatnya suatu zat atau benda abnormal pada kornea yang bukan berasal

dari bagian tubuh yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada mata. 8

Jenis-jenis benda asing pada kornea dapat berasal dari logam (besi, baja, batu

bara, aluminium), bahan inert (kaca, plastik), bahan dari tumbuhan (kayu,

daun, ranting, biji), bagian tubuh serangga (sayap, kaki), bahan bangunan

(debu, pasir, batu, batu bata), bahan kimia (semen, air aki) dan lain-lain.1

Gambar 1. Benda asing pada kornea

B. Etiologi

Benda asing pada kornea dapat terjadi karena penyebab yang

bervariasi. Umumnya, hal ini merupakan kombinasi dari kurangnya


pelindung pada mata dan aktivitas yang memiliki risiko tinggi. Hal ini

termasuk penggerindaan, pemukulan, pengeboran, dan pengelasan. Penyebab

lainnya yang tidak terduga juga dapat terjadi, seperti terkena serpihan dari

mengemudi atau berjalan.4

C. Gejala Klinis

Beberapa tanda dan gejala yang umum ditemukan pada kasus corpus

alienum, yaitu adanya keluhan nyeri, terdapat rasa sensasi yang mengganjal

pada mata, mata berair, robekan, blefarospasme, kemerahan pada mata

dengan riwayat aktivitas saat cedera dan bahan yang terlibat, penglihatan

kabur, atau riwayat mencoba membersihkan corpus alienum.5,8

D. Diagnosis

Jika dicurigai terdapat benda asing, maka penting untuk mendapatkan

riwayat secara menyeluruh melalui anamnesis. Hal yang perlu ditanyakan

adalah mekanisme kejadian trauma, termasuk bahan yang mungkin masuk ke

dalam kornea. Perlu dipertimbangkan juga untuk menanyakan pekerjaan

pasien, lokasi dan onset kejadian, serta penggunaan pelindung mata pada saat

cedera terjadi.5

Pemeriksaan mata menyeluruh dimulai dengan pemeriksaan visus,

terutama apabila terjadi kejadian yang keras dengan serpihan proyektil yang

dapat meningkatkan kecurigaan terhadap keterlibatan bagian intraokular.

Pemeriksaan pupil juga perlu dilakukan secara teliti untuk memperhatikan

adanya anisokoria atau bentuk pupil yang abnormal, serta defek pupil aferen.

Berkurangnya daya visus atau ketajaman penglihatan dan ditemukannya

defek pupil aferen dapat menjadi faktor prognostik pada pasien saat pertama

kali datang.5,9

Semua pasien yang dicurigai memiliki kondisi terdapatnya benda

asing pada kornea juga harus menjalani pemeriksaan slit lamp secara

menyeluruh. Pemeriksaan harus dilakukan pada seluruh mata dan juga


membalik kelopak mata bagian atas karena benda asing dapat bersembunyi

di bawah lempeng tarsal dan menimbulkan trauma mikro pada setiap kedipan

mata. Pertama-tama, pemeriksaan harus dilakukan tanpa pewarna fluorescein,

dengan memeriksa kelopak mata dan bulu mata, konjungtiva, sklera, injeksi,

kemosis, kedalaman bilik mata depan, sel dan suar di dalam bilik mata depan,

serta benda asing yang terlihat. Setelah menambahkan fluorescein,

pemeriksaan umum harus dilakukan lagi, untuk mencari lecet atau laserasi

kornea. Pewarnaan ini juga memungkinkan untuk melakukan tes Seidel, yang

jika hasilnya positif, maka mengindikasikan terjadinya perforasi bola mata.4

Setelah pemeriksaan slit lamp, terdapat pemeriksaan dan diagnostik

lain yang dapat menjadi pilihan sebagai pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan

tersebut mencakup pemeriksaan funduskopi dilatasi penuh atau pencitraan CT

untuk menilai adanya benda asing intraokular atau bahkan intrakranial,

ultrasonografi untuk menilai perdarahan vitreus atau ablasio retina.4

E. Tatalaksana

Pengangkatan benda asing kornea secara efektif diutamakan dengan

menggunakan teknik yang paling tidak invasif. Sementara tindakan yang

invasif digunakan hanya jika diperlukan. Pilihan teknik pengangkatan benda

asing bergantung pada sifat benda tersebut. Terkadang benda asing hanya

terletak di dekat permukaan (superficial), sehingga dapat dipindahkan dengan

larutan garam steril. Aplikator berujung kapas steril yang telah dibasahi

dengan anestesi lokal atau larutan garam juga dapat digunakan untuk

mengangkat benda asing yang letaknya dangkal. Apabila benda asing

tertanam dengan kuat, jarum atau spuit dapat digunakan untuk mengeluarkan

benda tersebut.5,10

Setelah pengangkatan benda asing, antibiotik topikal spektrum luas

diberikan tidak kurang dari empat kali sehari selama satu minggu. Pada

trauma yang lebih besar, lebih dalam, atau terletak di sentral mungkin perlu
mengonsumsi antibiotik yang lebih sering dan durasi yang lebih lama. Jika

pasien mengalami gejala yang parah, obat antiinflamasi nonsteroid topikal

dapat diberikan. Umumnya penggunaan steroid topikal dihindari hingga epitel

benar-benar sembuh. Pada kasus benda asing yang dalam dengan peradangan

di sekitarnya yang signifikan, pemberian steroid topikal dapat mengurangi

risiko jaringan parut.5

F. Komplikasi

Hal yang perlu diperhatikan terhadap kondisi benda asing pada mata

adalah potensi terjadinya penetrasi intraokular yang menyebabkan

konsekuensi kerusakan, termasuk endftalmitis atau ablasio retina. Jika

terdapat riwayat mencurigakan terkait adanya cedera tembus, perlu dilakukan

evaluasi segmen anterior secara hati-hati untuk mengetahui adanya

pendangkalan, kerusakan pada pupil, kekeruhan pada lentikular, hipopion,

atau peningkatan sel dan flare.5

Benda asing pada kornea yang berasal dari organik, vegetatif, atau

logam cenderung dapat memicu reaksi inflamasi yang agresif. Jika terdapat

potensi benda asing vegetatif pada kornea, perlu dipertimbangkan terdapat

risiko berkembangnya keratitis yang disebabkan oleh jamur. Jika benda asing

berasal dari logam, terutama yang terbuat dari besi, rust ring pada kornea

dapat berkembang dalam beberapa jam setelah trauma awal.5

G. Prognosis

Prognosis untuk benda asing kornea bervariasi tergantung pada lokasi

dan kedalaman, serta jenis substansinya. Pada sebagian besar kasus, benda

asing kornea superfisial dan perifer memiliki prognosis yang sangat baik

tanpa disertai defisit penglihatan jangka panjang.4

Benda asing kornea yang terletak pada pusat atau dengan ketebalan

penuh juga masih memiliki prognosis jangka panjang yang sangat baik.
Namun, kondisinya dikaitkan dengan lebih banyak komplikasi dan

memerlukan kontrol lanjutan yang lebih sering.4

Semua rust ring yang terletak di pusat memiliki risiko yang lebih

besar untuk menimbulkan jaringan parut yang signifikan secara visual. Untuk

menghindari risiko tersebut dapat dibantu dengan tindak lanjut yang lebih

sering.4
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. FS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 64 tahun

Tanggal Lahir : 07 Februari 1959

Suku : Minahasa

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Sudah Menikah

Alamat : Kapitu Jaga III, Minahasa Selatan

B. Anamnesis

1. Keluhan Utama

Pasien mengeluhkan terdapat sensasi benda asing di mata kanan.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik Mata RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

dengan keluhan terasa adanya benda asing yang mengganjal pada mata

kanan sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan mulai dirasakan saat pasien

sedang beraktivitas memotong kayu, kemudian mata kanan terciprat

ampas besi dari alat gurinda. Keluhan disertai rasa nyeri dan mata berair.

Mata pasien menjadi semakin merah karena terus dikucek oleh pasien.
3. Riwayat Penyakit Dahulu

Terdapat riwayat Hipertensi tetapi tidak rutin di kontrol, DM (-), jantung

(-), paru (-), ginjal (-). Riwayat menggunakan kacamata (-), riwayat

penyakit dan operasi mata disangkal.

4. Riwayat Sosial

Pasien sehari – hari bekerja sebagai wiraswasta.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 147/92 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Respirasi : 18 x/menit

Suhu Badan : 36,5°C

2. Status Oftalmologis

Oculus Dextra Oculus Sinistra

Pemeriksaan Visus

Visus 5/60 ph 6/9 6/9 ph 6/6 f2

TIO 8 mmHg 10 mmHg


Pergerakan Normal ke Segala Arah Normal ke Segala Arah

bola mata

Pemeriksaan Segmen Anterior

Palpebra Edema (-), hiperemis (-) Edema (-), hiperemis (-)

Konjungtiva Injeksi (-) Injeksi (-)

Kornea Jernih, corpus alienum Jernih, Edema (-)

berada di zona paracentral

arah jam 5, kedalaman 1/3

anterior stroma

COA Dalam Dalam

Iris Coklat berkripta Coklat berkripta

Pupil Bulat, isokor, 3 mm, Bulat, isokor, 3 mm, refleks

refleks cahaya (+) cahaya (+)

Lensa Kesan keruh Kesan keruh


Gambar 2. Mata Kanan Pasien

Gambar 3. Mata Kiri Pasien

Gambar 4. Hasil ekstraksi Korpus Alienum


D. Resume

Pasien datang ke poliklinik Mata RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

dengan keluhan terasa adanya benda asing yang mengganjal pada mata kanan

sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan mulai dirasakan saat pasien sedang

beraktivitas memotong kayu, kemudian mata kanan terciprat ampas besi dari

alat gurinda. Keluhan disertai rasa nyeri dan mata berair. Mata pasien menjadi

semakin merah karena terus dikucek oleh pasien. Tidak ada cairan/kotoran di

mata. Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan visus 5/60 ph 6/9 pada mata

kanan dan 6/9 ph 6/6 f2 pada mata kiri, TIOD 8 mmHg dan TIOS 10 mmHg.

Pemeriksaan pada segmen anterior kornea mata kanan ditemukan corpus

alienum di zona parasentral arah jam 5, kedalaman 1/3 anterior stroma.

E. Diagnosis

Corpus alienum kornea oculi dextra ec metal

F. Tatalaksana

- Ekstraksi corpus alienum OD

- Artificial tears ED 4x1 gtt OD

- Levofloxacin ED 6x1 gtt OD

- Gentamicin EO 1x1 app OD

- Vit C 2 x 500mg

- Kontrol jika masih terdapat keluhan

G. Prognosis

- Quo ad Vitam : Bonam

- Quo ad Functionam : Dubia ad bonam

- Quo ad Sanationam : Bonam


H. Edukasi

- Menjelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan, yaitu ekstraksi

corpus alienum OD, yang mungkin akan sedikit tidak nyaman.

- Menjelaskan tentang pentingnya memakai kacamata pelindung pada saat

melakukan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi.

- Apabila benda asing masuk ke dalam mata, pasien dianjurkan tidak boleh

mengucek mata.

- Menggunakan obat secara teratur sesuai dengan yang diresepkan dan

segera lakukan kontrol ke rumah sakit apabila keluhan tidak membaik.


BAB IV

PEMBAHASAN

Benda asing pada kornea merupakan kondisi terdapatnya suatu zat atau benda
abnormal pada kornea yang bukan berasal dari bagian tubuh yang dapat
menyebabkan masalah pada kesehatan mata.8 Benda asing pada kornea dapat
terjadi karena penyebab yang bervariasi.

Dari hasil anamnesis didapatkan informasi mengenai tanda dan gejala yang
dirasakan oleh pasien berupa terdapat sensasi benda asing di mata kanan. Pasien
juga mengeluhkan mata kemerahan dan berair serta terasa sakit. Hal ini sesuai
dengan teori mengenai gejala-gejala yang dapat timbul dari corpus alienum, yaitu
adanya keluhan nyeri, terdapat rasa sensasi yang mengganjal pada mata, mata
berair, kemerahan pada mata dengan riwayat aktivitas saat cedera dan bahan yang
terlibat, penglihatan kabur, atau riwayat mencoba membersihkan corpus
alienum.5,8

Umumnya, penyebabnya merupakan kombinasi dari kurangnya pelindung


pada mata dan aktivitas yang memiliki risiko tinggi. Penyebab tidak terduga
lainnya juga bisa terjadi, seperti terkena serpihan disaat mengemudi atau berjalan.4
Hal ini sejalan dengan riwayat sosial pasien yang bekerja sebagai pengrajin kayu.
Pasien juga mengaku saat beraktivitas tidak menggunakan pelindung mata. Ini
tentunya menjadi penyebab utama munculnya corpus alienum pada kornea pasien,
sesuai dengan teori dimana aktivitas yang berisiko tinggi dan kurangnya
penggunaan alat pelindung diri menjadi pencetus terjadinya corpus alienum.

Diagnosis dari corpus alienum sendiri dapat ditegakkan setelah dilakukan


anamnesis dan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan visus, pemeriksaan
pupil, dan pemeriksaan slit lamp. 4,5
Pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan
oftalmologis dengan hasil pada pemeriksaan visus didapatkan 5/60 ph 6/9 pada
oculi dextra dan 6/9 ph 6/6 f2 pada oculi sinistra. Pada pemeriksaan segmen
anterior dengan menggunakan slit lamp didapatii pada oculi dextra ditemukan
corpus alienum arah jam 5 dengan kedalaman 1/3 anterior stroma, dan kesan
keruh pada kedua lensa mata. Riwayat tidak menggunakan pelindung mata
menjadi penyebab utama dari kejadian munculnya corpus alienum pada kornea
pasien dimana pekerjaan pasien termasuk faktor resiko tinggi terjadinya
kecelakaan kerja apabila tidak dilakukan usaha pencegahan.4

Setelah diagnosis ditegakkan, tatalaksana yang dapat dilakukan pada pasien


adalah ekstraksi corpus alienum sesegera mungkin. Benda asing yang terletak di
dekat permukaan (superficial) dapat dipindahkan dengan larutan garam steril atau
dapat dengan menggunakan aplikator berujung kapas steril. Apabila benda asing
tertanam dengan kuat, jarum atau spuit dapat digunakan untuk mengeluarkan
benda tersebut yang diawali dengan penetesan anestesi lokal pada mata pasien.5,10
Corpus alienum pada pasien ini di ekstraksi menggunakan cotton bud steril.

Setelah ekstraksi corpus alienum dilakukan, pasien diberikan artificial tears


ED 6x1 gtt OD, levofloxacin ED 6x1 gtt OD, dan gentamicin EO 1x1 app OD.
Edukasi juga diberikan kepada pasien berupa penjelasan terkait trauma yang
dialami dan prosedur tindakan ekstraksi yang dilakukan, pencegahan kejadianya
berulang dengan edukasi pentingnya memakai kacamata pelindung pada saat
melakukan pekerjaan untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali,
pasien juga dilarang untuk mengucek mata dan juga melakukan usaha untuk
mengeluarkan sendiri benda asing, serta menggunakan obat secara teratur sesuai
dengan yang diresepkan dan melakukan kontrol ke rumah sakit apabila keluhan
pasien tidak membaik.
BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus dengan pasien laki-laki berusia 64 tahun


datang ke poliklinik Mata RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan keluhan
terdapat sensasi benda asing di mata kanan. Berdasarkan anamnesis diketahui
bahwa 2 minggu sebelum ke rumah sakit, mata kanan pasien terciprat ampas besi
dari alat gurinda saat memotong kayu, lalu mata kanan pasien mulai kemerahan
dan terasa sakit. Pada pemeriksaan oculi dextra ditemukan corpus alienum pada
kornea. Pasien telah dilakukan ekstraksi corpus alienum oculi dextra dan
pemberian obat artificial tears ED 6x1 gtt OD, levofloxacin ED 6x1 gtt OD, dan
gentamicin EO 1x1 app OD. Pasien telah diedukasi untuk menggunakan alat
pelindung mata pada saat bekerja, tidak mengucek mata dan berusaha
mengeluarkan benda asing sendiri, mengkonsumsi obat secara teratur sesuai
dengan yang diresepkan dan melakukan kontrol untuk pemantauan lebih lanjut
atau segera datang ke rumah sakit apabila keadaan pasien tidak membaik.
Prognosis pada sebagian besar kasus benda asing kornea superfisial adalah baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Meida N, Setyawati I. The Influence of Corneal Foreign Body on Eye


Infection. InThird International Conference on Sustainable Innovation 2019–
Health Science and Nursing (IcoSIHSN 2019) 2019 Oct (pp. 58-60). Atlantis
Press.
2. Sasono W, Sasmito LB, Rochmah M. Intralenticular foreign body in
penetrating injury. Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 2008 Dec;6(3).
3. Ambikkumar A, Arthurs B, El-Hadad C. Corneal foreign bodies. CMAJ.
2022 Mar 21;194(11):E419-.
4. Camodeca AJ, Anderson EP. Corneal Foreign Body. [Updated 2022 Apr 21].
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536977/
5. Guier CP, Stokkermans TJ. Cornea Foreign Body Removal. [Updated 2022
Sep 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554478/
6. Shukla B. New classification of ocular foreign bodies. Chin J Traumatol.
2016 Dec 1;19(6):319-321. doi: 10.1016/j.cjtee.2015.09.012
7. Pandey AN. Ocular foreign bodies: A review. J Clin Exp Ophthalmol.
2017;8(2):1â.
8. Putra ME, Ngatimin D, Nasir M. Corpus alienum in the eye-sting bee. Jurnal
Medical Profession (Medpro). 2020;2(2):96-101
9. Lubis RR. Intraocular Foreign Bodies. Departemen Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2013.
10. Fraenke A, Lee LR, Lee GA. Managing corneal foreign bodies in office-
based general practice. Australian Family Physician. 2017 Mar;46(3):89-93.

Anda mungkin juga menyukai