Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kasus

CORPUS ALIENUM OCULI DEXTRA ET CAUSA METAL

Dibacakan Oleh:

Steven Millenio Widjaja

210141010179

Masa KKM: 10 April 2023 – 07 Mei 2023

Supervisor Pembimbing:

dr. Wenny Supit, Sp.M

Residen Pembimbing:

dr. Monica C. Chandra

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul:

“Corpus Alienum Oculi Dextra Et Causa Metal”

Dibacakan Oleh:

Steven Millenio Widjaja


210141010179
Masa KKM: 10 April 2023 – 07 Mei 2023

Telah dibacakan, dikoreksi, dan disetujui pada April 2023,

di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Mengetahui

Residen Pembimbing

dr. Monica C. Chandra

Supervior Pembimbing

dr. Wenny Supit, Sp.M

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 6

A. Anatomi Kelopak Mata……………………………………………………….. 6

B. Definisi Blefaritis……………………………………………………………… 9

C. Epidemiologi………………………………………………………………… 11

D. Diagnosis……………………………………………………………………. 11

E. Diagnosis Banding. ………………………………………………………… 16

F. Tatalaksana…………………………………………………………………. 16

G. Prognosis…………………………………………………………………… 22

BAB III LAPORAN KASUS……………………………………………………. 23

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………….. 28

BAB V PENUTUP………………………………………………………………. 30

Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 31

3
BAB I

PENDAHULUAN

Mata merupakan organ sensorik yang penting dan berguna untuk

melakukan berbagai macam aktivitas. Fungsi mata yang terganggu akibat dari

penyakit dan trauma dapat mengganggu kualitas hidup.1 Trauma pada mata

menyumbang 8% dari kunjungan ke unit gawat darurat dan 31% dari jumlah

tersebut melibatkan corpus alienum di kornea.2 Insiden corpus alienum masuk ke

dalam mata sering terjadi di daerah industri dan dapat terjadi pada semua usia

terutama kelompok dewasa muda. Corpus alienum kornea merupakan bentuk

trauma pada mata yang paling umum kedua setelah abrasi kornea.3

Kornea merupakan struktur penting yang berfungsi sebagai organ refraktif

yang memfokuskan cahaya pada retina dan melindungi struktur internal mata

secara fisik dari elemen eksternal. Cedera pada struktur ini dapat menyebabkan

gangguan secara fungsional maupun kenyamanan. Corpus alienum dengan

penetrasi dalam dapat menyebabkan terjadinya edema, terbentuknya jaringan

parut dan lapisan kornea yang tidak rata sehingga dapat mengakibatkan

terganggunya penglihatan secara signifikan berupa ketajaman penglihatan dan

fotofobia. Aktivitas yang berisiko tinggi untuk menyebabkan corpus alienum

melakukan penetrasi ke daerah intraokular perlu menjadi perhatian karena dapat

menyebabkan kerusakan, termasuk terjadinya endoftalmitis atau ablasi retina.4

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Corpus alienum pada mata secara sederhana diklasifikasikan

berdasarkan lokasi yakni Intra Ocular Foreign Body (IOFB) dan Extra

Ocular Foreign Body (EOFB). Corpus alienum intraokular dapat berada di

bilik mata depan, lensa, iris, vitreus, retina, atau intra orbita. Sementara

corpus alienum ekstraokular dapat terjadi di palpebra, sklera, konjungtiva,

dan kornea.5,6

Corpus alienum pada kornea merupakan kondisi terdapatnya suatu zat

atau benda yang abnormal pada kornea yang dapat menyebabkan masalah

kesehatan pada mata.7 Jenis-jenis corpus alienum pada kornea dapat berasal

dari logam (besi, baja, batu bara, aluminium), bahan inert (kaca, plastik),

bahan dari tumbuhan (kayu, daun, ranting, biji), bagian tubuh serangga,

bahan bangunan (pasir, batu, batu bata), bahan kimia (semen, air aki) dan

lain-lain.1

Gambar 1. Benda asing pada kornea

B. Etiologi

Corpus alienum pada kornea dapat terjadi karena penyebab yang

bervariasi. Umumnya, hal ini disebabkan oleh kurangnya pelindung pada

mata dan aktivitas yang memiliki risiko tinggi. Hal ini termasuk penggunaan

5
gerinda, pemukulan benda menggunakan palu, pengeboran, dan pengelasan.

Penyebab lainnya yang tidak terduga juga dapat terjadi, seperti terkena

serpihan kaca atau pasir saat berjalan.3

C. Gejala Klinis

Beberapa tanda dan gejala yang umum ditemukan pada kasus corpus

alienum, yaitu adanya keluhan nyeri, terdapat sensasi yang mengganjal, mata

berair, robekan, blefarospasme, kemerahan pada mata, penglihatan kabur.4,7

D. Diagnosis

Kecurigaan terdapat corpus alienum, penting untuk mendapatkan

riwayat penyakit secara menyeluruh melalui anamnesis. Hal yang perlu

ditanyakan adalah mekanisme kejadian trauma, termasuk bahan yang

mungkin masuk ke dalam kornea. Perlu dipertimbangkan juga untuk

menanyakan pekerjaan pasien, lokasi dan onset kejadian, serta penggunaan

pelindung mata pada saat cedera terjadi.4

Pemeriksaan mata menyeluruh dimulai dengan pemeriksaan visus,

terutama apabila terjadi kejadian yang keras dengan serpihan proyektil yang

dapat meningkatkan kecurigaan terhadap keterlibatan bagian intraokular.

Pemeriksaan pupil juga perlu dilakukan secara teliti untuk memperhatikan

adanya anisokoria atau bentuk pupil yang abnormal, serta defek pupil aferen.

Berkurangnya daya visus atau ketajaman penglihatan dan ditemukannya

defek pupil aferen dapat menjadi faktor prognostik pada pasien saat pertama

kali datang.4,8

Semua pasien yang dicurigai memiliki kondisi terdapatnya corpus

alienum pada kornea juga harus menjalani pemeriksaan slit lamp secara

menyeluruh. Pemeriksaan harus dilakukan pada seluruh mata dan juga

membalik kelopak mata bagian atas karena corpus alienum dapat

bersembunyi di bawah lempeng tarsal dan menimbulkan trauma mikro pada

setiap kedipan mata. Pertama-tama, pemeriksaan harus dilakukan tanpa

6
pewarna fluorescein, dengan memeriksa kelopak mata dan bulu mata,

konjungtiva, sklera, injeksi, kemosis, kedalaman bilik mata depan, sel dan

suar di dalam bilik mata depan, serta corpus alienum yang terlihat. Setelah

menambahkan fluorescein, pemeriksaan umum harus dilakukan lagi, untuk

mencari lecet atau laserasi kornea. Pewarnaan ini juga memungkinkan untuk

melakukan tes Seidel, yang jika hasilnya positif, maka mengindikasikan

terjadinya perforasi bola mata.3

Setelah pemeriksaan slit lamp, terdapat pemeriksaan dan diagnostik

lain yang dapat menjadi pilihan sebagai pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan

tersebut mencakup pemeriksaan funduskopi dilatasi penuh atau pencitraan CT

untuk menilai adanya corpus alienum intraokular atau bahkan intrakranial,

ultrasonografi untuk menilai perdarahan vitreus atau ablasio retina.3

E. Tatalaksana

Pengangkatan corpus alienum kornea secara efektif diutamakan

dengan menggunakan teknik yang paling tidak invasif. Sementara tindakan

yang invasif digunakan hanya jika diperlukan. Pilihan teknik pengangkatan

corpus alienum bergantung pada sifat benda tersebut. Terkadang corpus

alienum hanya terletak di dekat permukaan (superficial), sehingga dapat


dipindahkan dengan larutan garam steril. Aplikator berujung kapas steril yang

telah dibasahi dengan anestesi lokal atau larutan garam juga dapat digunakan

untuk mengangkat corpus alienum yang letaknya dangkal. Apabila corpus

alienum tertanam dengan kuat, jarum atau spud dapat digunakan untuk

mengeluarkan benda tersebut.4,9

Setelah pengangkatan corpus alienum, antibiotik topikal spektrum

luas diberikan tidak kurang dari empat kali sehari selama satu minggu. Pada

trauma yang lebih besar, lebih dalam, atau terletak di sentral mungkin perlu

mengonsumsi antibiotik yang lebih sering dan durasi yang lebih lama. Jika

pasien mengalami gejala yang parah, obat antiinflamasi nonsteroid topikal

7
dapat diberikan. Umumnya penggunaan steroid topikal dihindari hingga

epitel benar-benar sembuh. Pada kasus corpus alienum yang dalam dengan

peradangan di sekitarnya yang signifikan, pemberian steroid topikal dapat

mengurangi risiko jaringan parut.4

F. Komplikasi

Hal yang perlu diperhatikan terhadap kondisi corpus alienum pada

mata adalah potensi terjadinya penetrasi intraokular yang menyebabkan

konsekuensi kerusakan, termasuk endftalmitis atau ablasio retina. Jika

terdapat riwayat mencurigakan terkait adanya cedera tembus, perlu dilakukan

evaluasi segmen anterior secara hati-hati untuk mengetahui adanya

pendangkalan, kerusakan pada pupil, kekeruhan pada lentikular, hipopion,

atau peningkatan sel dan flare.4

Corpus alienum pada kornea yang berasal dari organik, vegetatif, atau

logam cenderung dapat memicu reaksi inflamasi yang agresif. Jika terdapat

potensi corpus alienum vegetatif pada kornea, perlu dipertimbangkan terdapat

risiko berkembangnya keratitis yang disebabkan oleh jamur. Jika corpus

alienum berasal dari logam, terutama yang terbuat dari besi, rust ring pada

kornea dapat berkembang dalam beberapa jam setelah trauma awal.4


G. Prognosis

Prognosis untuk corpus alienum kornea bervariasi tergantung pada

lokasi dan kedalaman, serta jenis substansinya. Pada sebagian besar kasus,

corpus alienum kornea superfisial dan perifer memiliki prognosis yang sangat

baik tanpa disertai defisit penglihatan jangka panjang.3

Corpus alienum kornea yang terletak pada pusat atau dengan

ketebalan penuh juga masih memiliki prognosis jangka panjang yang sangat

baik. Namun, kondisinya dikaitkan dengan lebih banyak komplikasi dan

memerlukan kontrol lanjutan yang lebih sering.3

8
Semua rust ring yang terletak di pusat memiliki risiko yang lebih

besar untuk menimbulkan jaringan parut yang signifikan secara visual. Untuk

menghindari risiko tersebut dapat dibantu dengan tindak lanjut yang lebih

sering.3

9
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. SF

Umur : 64 tahun

Alamat : Tikala, Kota Manado

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Kristen

Suku : Minahasa

Bangsa : Indonesia

Tanggal MRS : 17 April 2023

B. Anamnesis

Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan terdapat sensasi corpus alienum di

mata kanan

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poliklinik Mata RSUP Prof.

Dr. R.D. Kandou Manado dengan keluhan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien

merasakan sensasi mengganjal pada mata kanan. Keluhan mulai dirasakan saat

pasien sedang beraktivitas memotong kayu, kemudian mata kanan terkena

serbuk besi. Keluhan disertai rasa nyeri dan mata berair. Mata merah karena

pasien terus mengucek–ucek mata.

10
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Hipertensi tetapi tidak rutin control,

DM (-), jantung (-), paru (-), ginjal (-). Riwayat menggunakan kacamata (-),

riwayat penyakit dan operasi mata disangkal.

Riwayat Sosial : Pasien sehari – hari bekerja sebagai wiraswasta.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 147/92

Nadi : 90 kali/menit

Respirasi : 16 kali/menit

Suhu Badan : 36,4oC

2. Pemeriksaan Khusus/Status Oftalmologi

Oculus Dextra Oculus Sinistra

Visus 5/60 ph 6/9 6/9 ph 6/6 f2

TIO 8 mmHg 10 mmHg

Pergerakan
Normal ke segala arah Normal ke segala arah
bola mata

Segmen Anterior

Palpebra Edema (-), hiperemis (-) Edema (-), hiperemis (-)

Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)

Jernih, corpus alienum di


Kornea Jernih, edema (-)
zona parasentral arah jam

11
5, kedalaman 1/3 anterior

stroma

COA Kesan dalam Kesan dalam

Iris Berwarna coklat, kripta (+) Berwarna coklat, kripta (+)

Bulat, sentral, 3 mm, RC Bulat, sentral, 3 mm, RC


Pupil
(+) (+)

Lensa Kesan keruh Kesan keruh

Gambar 7. Gambaran Mata Kanan Pasien

Gambar 8. Gambaran Mata Kiri Pasien

12
Gambar 9. Post esktraksi corpus alienum

D. Resume

Pasien datang ke poliklinik Mata RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

mengeluhkan terdapat sensasi mengganjal di mata kanan keluhan dirasakan

sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasakan sensasi mengganjal pada mata

kanan. Keluhan mulai dirasakan saat pasien sedang beraktivitas memotong

kayu, kemudian mata kanan terkenan serbuk besi. Keluhan disertai rasa nyeri

dan mata berair. Mata merah karena pasien terus mengucek–ucek mata. Tidak

ada cairan/kotoran di mata. Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan visus

5/60 ph 6/9 pada mata kanan dan 6/9 ph 6/6 f2 pada mata kiri, TIOD 8 mmHg dan

TIOS 10 mmHg. Pemeriksaan segmen anterior kornea mata kanan ditemukan

corpus alienum di zona parasentral arah jam 5, kedalaman 1/3 anterior stroma

E. Diagnosis

OD Corpus alienum ec. metal

F. Tatalaksana

- Ekstraksi corpus alienum

- LFX 6x1 tetes OD

13
- Artificial tears 4x1 tetes OD

- Gentamisin salep mata 1x1 OD

- Vit C 2x500mg

- Kontrol jika ada keluhan

G. Prognosis

Qua ad Vitam : Bonam

Qua ad Functionam : Dubia ad bonam

Qua ad Sanationam : Dubia ad bonam

Qua ad Cosmeticam : Bonam

H. Edukasi

- Kebersihan mata

- Menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas yang berisiko

- Menggunakan obat yang diberikan secara teratur

- Segera datang kembali ke rumah sakit bila keluhan tidak membaik.

14
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesis didapatkan informasi mengenai tanda dan gejala


yang dirasakan oleh pasien berupa mata yang kemerahan dan terasa sakit. Pasien
juga mengeluhkan mata berair dan ada sensasi yang mengganjal pada mata. Hal
ini sesuai dengan teori mengenai gejala-gejala yang dapat timbul dari corpus
alienum, yaitu adanya keluhan nyeri, terdapat rasa sensasi yang mengganjal pada
mata, mata berair, kemerahan pada mata dengan riwayat aktivitas saat cedera dan
bahan yang terlibat, penglihatan kabur, atau riwayat mencoba membersihkan
corpus alienum.5,8 Riwayat sosial pasien yang sehari-hari bekerja sebagai
wiraswasta usaha pengrajin kayu dan pasien mengaku saat beraktivitas tidak
menggunakan pelindung mata dan menjadi penyebab utama dari terjadinya corpus
alienum pada kornea pasien, sesuai dengan teori dimana aktivitas yang berisiko
tinggi dan kurangnya penggunaan alat pelindung diri menjadi pencetus terjadinya
corpus alienum.4

Diagnosis dari corpus alienum dapat ditegakkan setelah dilakukan


anamnesis dan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan visus, pemeriksaan
pupil, dan pemeriksaan slit lamp tanpa dan dengan pewarna fluorescent.4,5,9 Pada
pasien ini telah dilakukan pemeriksaan oftalmologis dengan hasil pada
pemeriksaan visus didapatkan 5/60 ph 6/9 pada oculi dextra dan 6/9 ph 6/6 f2
pada oculi sinistra. Pada pemeriksaan segmen anterior dengan menggunakan slit
lamp didapatkan pada oculi dextra ditemukan corpus alienum arah jam 5 dengan
kedalaman 1/3 anterior stroma, dan kesan keruh pada kedua lensa mata.

Setelah diagnosis ditegakkan, tatalaksana yang dapat dilakukan pada


pasien adalah ekstraksi corpus alienum sesegera mungkin. Benda asing yang
terletak di dekat permukaan (superficial) dapat dipindahkan dengan larutan garam
steril atau dapat dengan menggunakan aplikator berujung kapas steril yang telah
dibasahi dengan anestesi lokal atau larutan garam. Apabila benda asing tertanam
dengan kuat, jarum atau spud dapat digunakan untuk mengeluarkan benda
tersebut.5,10 Corpus alienum pada pasien ini di ekstraksi menggunakan cotton bud
steril.

15
Setelah ekstraksi corpus alienum dilakukan, pasien diberikan artificial
tears ED 6x1 gtt OD, levofloxacin ED 6x1 gtt OD, dan gentamicin EO 1x1 app
OD. Edukasi juga diberikan kepada pasien berupa penjelasan terkait trauma yang
dialami dan prosedur tindakan ekstraksi yang dilakukan, pencegahan kejadianya
berulang dengan edukai pentingnya memakai kacamata pelindung pada saat
melakukan pekerjaan untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali,
larangan untuk tidak mengucek mata dan melakukan usaha untuk mengeluarkan
benda asing sendiri, serta mengkonsumsi obat secara teratur sesuai dengan yang
diresepkan dan melakukan kontrol untuk pemantauan lebih lanjut atau segera
datang ke rumah sakit apabila keadaan pasien tidak membaik.

16
BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus dengan pasien laki-laki berusia 64 tahun

datang ke IGD dengan keluhan mata bagian kanan terasa sakit dan kemerahan.

Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa 2 minggu sebelum ke rumah sakit, mata

kanan pasien terkena serbuk besi saat memotong kayu. Pada pemeriksaan oculi

dextra ditemukan corpus alienum pada kornea. Pasien telah dilakukan ekstraksi

corpus alienum oculi dextra dan pemberian obat artificial tears ED 6x1 gtt OD,

levofloxacin ED 6x1 gtt OD, dan gentamicin EO 1x1 app OD. Pasien telah

diedukasi untuk menggunakan alat pelindung mata pada saat bekerja, tidak

mengucek mata dan berusaha mengeluarkan benda asing sendiri, mengkonsumsi

obat secara teratur sesuai dengan yang diresepkan dan melakukan kontrol untuk

pemantauan lebih lanjut atau segera datang ke rumah sakit apabila keadaan pasien

tidak membaik. Prognosis pada sebagian besar kasus benda asing kornea

superfisial adalah baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Meida N, Setyawati I. The Influence of Corneal Foreign Body on Eye


Infection. InThird International Conference on Sustainable Innovation 2019–
Health Science and Nursing (IcoSIHSN 2019) 2019 Oct (pp. 58-60). Atlantis
Press.
2. Ambikkumar A, Arthurs B, El-Hadad C. Corneal foreign bodies. CMAJ.
2022 Mar 21;194(11):E419-.
3. Camodeca AJ, Anderson EP. Corneal Foreign Body. [Updated 2022 Apr 21].
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536977/
4. Guier CP, Stokkermans TJ. Cornea Foreign Body Removal. [Updated 2022
Sep 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554478/
5. Shukla B. New classification of ocular foreign bodies. Chin J Traumatol.
2016 Dec 1;19(6):319-321. doi: 10.1016/j.cjtee.2015.09.012
6. Pandey AN. Ocular foreign bodies: A review. J Clin Exp Ophthalmol.
2017;8(2):1â.
7. Putra ME, Ngatimin D, Nasir M. Corpus alienum in the eye-sting bee. Jurnal
Medical Profession (Medpro). 2020;2(2):96-101
8. Lubis RR. Intraocular Foreign Bodies. Departemen Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2013.
9. Fraenke A, Lee LR, Lee GA. Managing corneal foreign bodies in office-
based general practice. Australian Family Physician. 2017 Mar;46(3):89-93.

18

Anda mungkin juga menyukai