Anda di halaman 1dari 22

ASKEP KEMASUKAN BENDA ASING PADA MATA DAN HIDUNG

ASKEP KEMASUKAN BENDA ASING PADA MATA DAN HIDUNG

A. PENDAHULUAN
Kemasukan benda asing adalah keadaan darurat dimana bagian tubuh
seperti mata, hidung, telinga dan mulut secara tidak sengaja (tidak diinginkan) atau
disengaja kemasukan benda asing yang dapat mengganggu sistem vital tubuh siapa
saja dan kapan saja yang dapat menyebabkan kematian karena kurangnya
pengetahuan pertolongan pertama.
Cedera mata karena kemasukan benda asing merupakan masalah kesehatan
melumpuhkan Amerika yang signifikan.Dewan Riset Nasional melaporkan bahwa
“Cedera mungkin adalah-diakui utama masalah kesehatan paling bawah yang
dihadapi bangsa saat ini. Studi cedera yang tak tertandingi menyajikan peluang
untuk mengurangi morbiditas dan untuk merealisasikan penghematan signifikan
dalam keuangan dan manusia baik istilah” American Medical Association Panduan
untuk Evaluasi tingkat permanen Penurunan penurunan permanen ke sistem visual
pada sama tingkat hampir penurunan nilai mengenai "seluruh manusia" ("kerugian
total visi dalam satu mata setara dengan% Penurunan 25 dari Visual System dan
24% Penurunan Manusia Utuh ")
Data dari Pusat Nasional untuk Statistik Kesehatan 'Health Interview Survey,
yang dilakukan pada tahun 1977, diperkirakan bahwa hampir 2,4 juta cedera mata
terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya. Laporan ini menghitung bahwa hampir
satu juta orang Amerika memiliki visual penurunan yang signifikan permanen karena
cedera, dengan lebih dari 75% dari orang-orang yang monocularly buta. cedera
mata adalah penyebab utama kebutaan bermata di Amerika Serikat, dan kedua
setelah katarak sebagai penyebab paling umum dari gangguan penglihatan. USEIR
memperkirakan bahwa 500.000 tahun kehilangan penglihatan terjadi setiap tahun di
Amerika Serikat. Cedera adalah penyebab utama untuk berhubungan perawatan
rumah sakit-mata.
Begitu juga dengan keadaan gawat darurat terjadi karena bagian tubuh kita
ini terletak menonjol paling depan, makan bagian ini yang akan terbentur lebih
dahulu. Juga karena adanya lubang pernapasan, maka bila tersumbat atau
terganggu akan menyebabkan gawat darurat pernapasan.
Disfungsi penciuman karena kemasukan benda asing dapat timbul dari
berbagai penyebab dan sangat dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Sekitar
2 juta orang Amerika mengalami beberapa jenis disfungsi penciuman. Penelitian
telah menunjukkan bahwa disfungsi penciuman mempengaruhi setidaknya 1%
penduduk di bawah usia 65 tahun, dan lebih dari 50% dari populasi lebih dari 65
tahun. Indera penciuman menentukan rasa makanan dan minuman dan juga
berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk mendeteksi bahaya lingkungan,
seperti makanan basi, buruk dapat mempengaruhi preferensi makanan, asupan
makanan dan nafsu makan. Salah satunya trauma hidung . Meskipun fraktur hidung
adalah patah tulang wajah yang paling umum, mereka sering tidak diketahui oleh
dokter dan pasien.Pasien dengan hidung patah tulang biasanya hadir dengan
beberapa kombinasi deformitas, nyeri, perdarahan, edema, ecchymosis,
ketidakstabilan, dan kertak, namun, fitur tersebut tidak mungkin ada atau mungkin
sementara.
Dari uraian diatas kelompok tertarik untuk menyusun tugas dengan mata
kuliah komunitas pantai yang berjudul asuhan keperawatan kemasukan benda asing
pada mata dan hidung.

1. KONSEP-KONSEP KUNCI
a. Kajian Teori Kemasukan Benda Asing pada Mata
b. Pengkajian Asuhan Keperawatan Kemasukan Benda Asing pada Mata
c. Diagnosa Asuhan Keperawatan Kemasukan Benda Asing pada Mata
d. Intervensi Asuhan Keperawatan Kemasukan Benda Asing pada Mata
e. Evaluasi Asuhan Keperawatan Kemasukan Benda Asing pada Mata
f. Kajian Teori Kemasukan Benda Asing pada Hidung
g. Pengkajian Asuhan Keperawatan Kemasukan Benda Asing pada Hidung
h. Diagnosa Asuhan Keperawatan Kemasukan Benda Asing pada Hidung
i. Intervensi Asuhan Keperawatan Kemasukan Benda Asing pada Hidung
j. Evaluasi Asuhan Keperawatan Kemasukan Benda Asing pada Hidung

2. PETUNJUK
a. Pelajari materi BAB XIII dengan tekun dan disiplin.
b. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk,
kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan
materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan
kunci jawaban.
c. Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test ini dapat menjadi tuntunan
pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.
d. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin.
e. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalm pengetahuan dan
wawasan anda.
f. Ikuti penyajian setiap bab tahap demi tahap.
g. Selamat belajar, semoga sukses.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu:
Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan kemasukan benda asung pada
mata, hidung sehingga dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam asuhan
keperawatan kemasukan benda asing pada mata, hidung.

b. Tujuan Pembelajaran Khusus


Mahasiswa mampu:
1) Mengetahui kajian teori dari kemasukan benda asing pada mata, hidung
2) Mampu melakukan pengkajian pada askep kemasukan benda asing pada mata,
hidung
3) Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada askep kemasukan benda asing
pada mata, hidung
4) Mampu membuat rencana keperawatan pada askep kemasukan benda asing
pada mata, hidung
5) Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan pada askep kemasukan
benda asing pada mata, hidung
6) Mampu mengevaluasi rencana keperawatan yang telah diimplementasikan pada
askep kemasukan benda asing pada mata, hidung

B. PENYAJIAN MATERI
KAJIAN TEORI KEMASUKAN BENDA ASING PADA MATA
a. Anatomi dan Fisiologi Mata
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan
untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok
ini terdiri dari:
1) Palpebra
Dari luar ke dalam terdiri dari: kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia
dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja
sebagai jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi
dan melicinkan permukaan bola mata
2) Rongga mata
Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai piramida
kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian besar dari
rongga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata dan alat tubuh
yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak bola mata, kelenjar
air mata, pembuluh darah
3) Bola mata
Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:
 Otot-otot penggerak bola mata
 Dinding bola mata yang teriri dari: sclera dan kornea. Kornea kecuali sebagai
dinding juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar.
 Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya masing-
masing

4) Sistem kelenjar bola mata


Terbagi menjadi dua bagian:
 Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata
 Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke dalam
rongga hidung

b. Pengertian
Corpus alienum adalah benda asing. Istilah ini sering digunakan dalam istilah medis.
Merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering mengenai sclera,
kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, tetapi beberapa
cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu korpus alienum masuk ke dalam bola
mata maka biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi
bola mata dan terjadi iridocylitis serta panophthmitis. Karena itu perlu cepat
mengenali benda asing tersebut dan menentukan lokasinya didalam bola mata untuk
kemudian mengeluarkannya.
Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari besarnya
corpus alienum, kecepatannya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi dan jenis
bendanya sendiri.Bila ini berada pada segmen depan dari bola mata, hal ini kurang
berbahaya jika dibandingkan dengan bila benda ini terdapat di dalam segmen
belakang. Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu
dari ketiga perubahan berikut:
1) Mecanical effect
Benda yang masuk ke dalam bola mata hingga melalui kornea ataupun sclera.
Setelah benda ini menembus kornea maka ia masuk ke dalam kamera oculi anterior
dan mengendap ke dasar. Bila kecil sekali dapat mengendap di dalam sudut bilik
mata. Bila benda ini terus, maka ia akan menembus iris dan kalau mengenai lensa
mata akan terjadi catarack, traumatic. Benda ini bisa juga tinggal di dalam corpus
vitreus. Bila benda ini melekat di retina biasanya kelihatan sebagai bagian yang
dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya endapan sel-sel darah
merah, akhirnya terjadi degenerasi retina.
2) Permulaan terjadinya proses infeksi
Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata kemungkinan akan timbul
infeksi. Corpus vitreus dan lensa dapat merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan kuman sehingga sering timbul infeksi supuratif. Juga kita tidak boleh
melupakan infeksi kuman tetanus.
Terjadi perubahan-perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi
(reaction of ocular tissue)
c. Penyebab
Penyebab cedera mata pada permukaan mata adalah percikan kaca, partikel yang
terbawa angin dan ranting pohon.
d. Manifestasi Klinis
Setiap cedera pada permukaan mata biasanya menimbulkan perasaan ada sesuatu
dimata. Gejala lainnya adalah kepekaan terhadap cahaya, mata atau
pembengkakan mata dan kelopak mata. Penglihatan bisa menjadi kabur.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan tajam penglihatan
Dengan menggunakan snellens chart dan test brigshtess dilakukan untuk
mengetahui ketajaman penglihatan, normalnya tajam penglihatan seseorang adalah
6/6, sedangkan pada pasien trauma mata hanya 1/30.
2) Test onel
Dilakukan untuk mengetahui fungsi eksresi sistem lakrimel, normal bila terlihat
adanya reaksi menelan tetapi bila test anel negatif atau fungsi lakrimah tidak normal
maka keadaan ini mudah sekali terjadi infeksi, umumnya pada pasien trauma mata
tes onelnya (-) karena saat itu sistem lakrimal akan lebih banyak mengeluarkan air
mata
3) Pemeriksaan lapang pandang
Dapat diperiksa dengancara konfrontasi yaitu dengancara meminta pasien untuk
memejamkan salah satu matanya dan memfokuskan motonya pada salah satu
tempat atau satu titik dihadapinya, pada pasien trauma mata pada bagian mata yang
trauma maka lapang pandangnya agak sedikit kabur / berkurang, namun pada mata
yuang normal lapang pandangnya masih normal/jelas
4) Foto rontgen orbila
Foto rontgen orbita dilakukan untuk memastikan adanya benda asing di dalam mata,
pada trauma mata apabila terdapat benda asing yang masukke dalam mata maka
akan terlihat dengan jelas.

f. Penatalaksanaan
1) Anamnesa kejadian trauma
2) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata.
3) Pemeriksaan dengan optalmoskop
4) Pemeriksaan keadaan mata yang kena trauma
5) Bila ada perforasi lakukan pemeriksaan X-Ray orbita dengan PA dan lateral
6) Perawatan luka
7) Pengeluaran benda asing sesuai dengan fasilitas dan Rujuk ke rumah sakit pusat.
8) Benda asing di mata harus dikeluarkan. Agar benda asing terlihat lebih jelas dan
untuk melihat adanya goresan atau benda asing pada mata, bisa diberikan obat
tetes mata khusus yang mengandung zat warna flouresensi.Kemudian diberikan
obat tetes mata yang mengandung obat bius untuk mematikan rasa dipermukaan
mata.Dengan menggunakan alat penerangan khusus, benda tersebut bisa dibuang
oleh dokter.Benda asing seringkali bisa diambil dengan menggunakan kapas steril
yang lembab atau kadang dengan mengguyur mata dengan air steril.
9) Jika benda asing menyebabkan goresan kecil pada permukaan kornea, diberikan
salep antibiotik selama beberapa hari. Goresan yang lebih besar memerlukan
pengobatan tambahan. Pupil diusahakan tetap melebar dengan pemberian obat, lalu
dimasukkan antibiotik dan mata ditutup dengan plester. Sel-sel pada permukaan
mata berregenerasi dengan cepat, meskipun goresannya besar, penyembuhannya
akan berlangsung selama 1-3 hari.
10) Jika benda asing telah menembus ke lapisan mata yang lebih dalam, segera
hubungi dokter spesialis mata.

KAJIAN TEORI KEMASUKAN BENDA ASING PADA HIDUNG


a. Anatomi Dan Fisiologi Hidung
Selain sebagai indera penciuman, hidung juga ternyata berguna sebagai saringan
(filter) terhadap debu yang masuk bersama udara yang kita hirup. Hidung juga
menjadi air conditioning system dengan cara menghangatkan atau melembabkan
udara yang masuk ke tubuh kita.
Hidung luar berbentuk pyramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah:
1) Pangkal hidung
2) Dorsum nasi
3) Puncak hidung
4) Ala nasi
5) Kolumela
6) Lubang hidung
Hidung luar dibentuk oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi
untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang hidung terdiri
dari:
1) Tulang hidung (os. Nasalis)
2) Prosesus frontalis os. Maksila
3) Prosesus nasalis os. Frontal
Sedangkan kerangka tulang rawan yang terletak dibagian bawah hidung, yaitu:
1) Sepasang kartilago nasalis lateralis superior
2) Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga kartilago ala mayor
3) Beberapa pasang kartilago alar minor
4) Tepi anterior kartilago septum

b. Pengertian
Hidung adalah organ sederhana yang sebenarnya berfungsi sangat vital dalam
kehidupan kita. Terkadang tanpa sengaja ada benda yang masuk kehidung. Benda
asing disini biasanya berupa biji-bijian yang kecil seperti jagung, kacang, dan juga
kedelai, manic-manic, kapur barus, nyamuk, lalat, kerikil, pasir dan lainnya. Mula-
mula benda tersebut berada dilubang hidung sebelah luar kemudian terdorong
kearah dalam ketika tarik nafas dalam dan menyebabkan sesak nafas.
c. Penyebab
Benda asing seperti biji-bijian yang kecil seperti jagung, kacang, dan juga kedelai,
manic-manic, kapur barus, nyamuk, lalat, kerikil, pasir dan lainnya.
d. Manifestasi Klinis
1) Hidung tersumbat sebelah
2) Rasa pedas dan sakit dalam hidung
3) Hidung sampai berdarah
4) Hidung pilek sebelah dan berbau disertai darah bila sudah lama kejadiannya.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Diagnostic
2) Laboratorium
f. Penatalaksanaan
1) Bila yang masuk tidak terlalu dalam dan masih bisa terlihat, bisa diambil dengan
sebatang pinset. Secara perlahan pinset tersebut dimasukkan kedalam hidung tarik
benda tersebut dengan perlahan keluar dengan hati – hati.
2) Bisa juga dilakukan dengan menutup liang hidung yang tidak tersumbat tarik nafas
dengan mulut lalu buang hembuskan kuat–kuat udara hingga benda asing itu
keluar.
3) Bila gagal letakkan anak atau korban dalam posisi sedikit menunduk condong
kedepan cobalah benda asing dikait kearah keluar dengan pengait yang ujungnya
tumpul agar tidak melukai.
4) Bila gagal lagi, bawa segera kerumah sakit atau ahli THT
5) Apabila benda itu lintah maka jepit dengan kuat lintah tersebut, hidung yang
tersumbat ditetesi dengan air perasan tembakau sambil menarik jepitan tersebut.
6) Jika ada perdarahan, sumbatlah liang hidung yang berdarah dengan lintingan daun
sirih yang sudah diremas atau lintingan kassa yang dibasahi lembab, peras dahulu
sebelum dimasukkan kedalam liang hidung dengan minyak paraffin atau minyak
kelapa atau boorzalf, vasselin agar tidak lengket bila dicabut.

ASUHAN KEPERAWATAN KEMASUKAN BENDA ASING PADA HIDUNG


a. Pengkajian
1) Identitas
Nama
Umur
Suku/ bangsa
Agama
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
2) Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit: Jenis, bahan, jumlah, dan lama terkena rudapaksa, tindakan yang
telah dilakukan oleh klien sebelum dibawa ke rumah sakit
Psikososial: Pekerjaan yang dijalani, aktivitas yang dilakukan saat terkena benda
asing
3) Dasar Data Pengkajian Pasien
Kebutuhan sehari-hari pasien sebelum terkena trauma hidung dapat
dilakukan secara mandiri tetapi setelah mengalami trauma hidung terdapat
gangguan dan perubahan, seperti:
a) Pernapasan: nafas tersengal-sengal, takipnea, dispnea, batuk, pengembangan
pernafasan tak simetri, perkusi pekak,penurunan fremits, bunyi nafas menurun/ tak
ada secara bilateral atau uni lateral
b) Makanan / cairan: mual, muntah, ketidakmampuan untuk makan karena distress
pernafasan, kehilangan nafsu makan dengan tanda turgor kulit buruk, kering,
kehilangan tonus, berkeringat
c) Tidur dan istirahat: adanya rasa nyeri pada hidung sehingga mengakibatkan
terganggunya aktivitas istirahat / tidur
d) Personal hygiene: mandi, gosok gigi, BAB, BAK terganggu berhubungan dengan
gangguan penurunan dan rasa nyeri

4) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
 Terjadinya perdarahan dari hidung dengan menetes atau mengalir dengan deras
bahkan mengalir kebagian belakang kearah mulut.
 Hidung tersumbat dan sulit bernapas
b) Palpasi
 Adanya nyeri pada hidung
5) Pemeriksaan Penunjang
Terkadang pada sebagian pasien ditemukan kekurangan volume darah
(hipovolemia), terjadinya peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, pernapasan
dan suhu, pada sinusitis dan benda asing yang lama dalam rongga hidung terjadi
peningkatan jumlah leukosit karena terjadi infeksi yang lama. Dan kehilangan
sensasi bau pada penderita

b. Diagnosa
1) Gangguan sensori persepsi : penciuman b/d perubahan sensori persepsi, perubahan
penerimaan sensori, stimulus lingkungan yang berlebihan
2) Nyeri akut b/d agen cidera fisik
3) Risiko infeksi bd trauma, pertahanan primer tak adekuat, penyakit sinusitis kronis
4) Ketidakefektifan pola napas b/d nyeri, penyumbatan saluran napas bagian atas
5) Risiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif : perdarahan massif
c. Intervensi
1) Gangguan sensori persepsi: penciuman b/d perubahan sensori persepsi,
perubahan penerimaan sensori, stimulus lingkungan yang berlebihan
Tujuan:
a. Penciuman pasien normal
b. Merasakan sensasi bau
Intervensi Rasional
-Kaji seberapa besar kehilangan -Mengetahui tingkat penciuman
sensasi bau pada klien pasien
-Kenalkan pasien dengan berbagai
sensasi bau seperti aroma -Mengetahui tingkat penciuman
makanan, parfum dll pasien
-Jelaskan pada pasien tentang
keadaannya dan mekanisme bau
sehingga pasien jelas dengan -Pasien mengetahui keadaannya
keadaannya.
-Kolaborasikan pemeriksaan
selanjutnya dan terapi -Mempercepat proses
penyembuhan

2) Nyeri akut b/d agen cidera fisik


Tujuan:
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tekhnik
farmakologi untuk mengurangi nyeri mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi Rasional
-Lakukan pengkajian nyeri secara -Nyeri memiliki karakterristik yang
komprehensif termasuk lokasi, berbeda, untuk menerangkan
karakteristik, durasi, frekuensi, seberapa berat nyeri yang dirasakan
kualitas dan factor presipitasi
-Berikan lingkungan yang tenang -Tindakan ini dapat menurunkan
dan tindakan kenyamanan, misal ketidaknyamanan fisik.
perubahan posisi, gosokan
punggung, kompres panas/dingin.
-Berikan aktivitas hiburan yang -Mengarahkan kembali perhatian,
tepat. memberikan distraksi dalam tingkat
aktivitas individu.

-Mengetahui adanya infeksi lain


-Catat kemungkinan patofisiologi
yang khas seperti infeksi sinus. -Mengetahui tanda umu dari pasien
-Observasi adanya tanda – tanda
non verbal seperti ekspresi wajah

3) Risiko infeksi b/d trauma, pertahanan primer tak adekuat, penyakit sinusitis
kronis
Tujuan:
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
c. Jumlah leukosit dalam batas normal
d. Menunjukan perilaku hidup sehat
Intervensi Rasional
-Kaji tanda – tanda vital dengan -Mengetahui kedaan umum pasien
sering. Catat adanya penurunan
TD, Nadi, RR, dan peningkatan
Suhu -Mengetahui tingkat kesadaran
-Catat adanya perubahan pasien
kesadaran -Mengurangi risiko infeksi
-Pertahankan lingkungan aseptic
selama pemasangan alat -Menjaga sterilisasi dan mencegah
-Cuci tangan setiap dan sesudah terjadinya infeksi lewat tangan
tindakan keperawatan -Mengetahui perubahan tanda dan
-Inspeksi kulit dan membrane gejala infeksi
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase.
4) Ketidakefektifan pola napas b/d nyeri, penyumbatan saluran napas bagian
atas
Tujuan:
a. Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi nafas, dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
b. Tanda –tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi dan pernafasan)
Intervensi Rasional
-Monitor vital sign -Mengetahui keadaan umu pasien
-Kaji frekuensi, kedalaman -Kecepatan biasanya meningkat.
pernapasan dan ekspansi dada. Dispnea dan terjadi peningkatan
Catat upaya pernapasan, kerja napas. Kedalaman
termasuk penggunaan otot pernapasan bervariasi tergantung
bantu/pelebaran nasal. derajat gagal napas. Ekspansi
dada terbatas yang berhungan
dengan atelektasis dan/atau nyeri
-Tinggikan kepala dan bantu dada pleuritik.
mengubah posisi. Bangunkan -Duduk tinggi memungkinkan
pasien turun dari tempat tidur dan ekspansi paru dan memudahkan
ambulasi sesegara mungkin. pernapasan. Pengubahan posisi
dan ambulasi meningkatkan
pengisian udara segmen paru
Kolaborasi pemberian oksigen berbeda sehingga memperbaiki
tambahan. difusi gas.
-Memaksimalkan bernapas dan
menurunkan kerja napas.

5) Risiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif : perdarahan massif


Tujuan:
a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
Intervensi Rasional
-Pertahankan catatan intake dan -Mempertahankan keseimbangan
output yang akurat volume cairan
-Monitor status hidrasi -Mengetahui adanya gejala
(kelembaban membra mukosa, kekurangan volume cairan
nadi adekuat, tekanan darah
ortotastik) -Menjaga keseimbangan cairan
-Hentikan perdarahan -Mengembalikan keadaan normal
-Atur kemungkinan transfusi darah

d. Evaluasi
1) Gangguan sensori persepsi : penciuman bd perubahan sensori persepsi, perubahan
penerimaan sensori, stimulus lingkungan yang berlebihan
a. Penciuman pasien normal
b. Merasakan sensasi bau
2) Nyeri akut bd agen cidera fisik.
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tekhnik
farmakologi untuk mengurangi nyeri mencari bantuan).
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
3) Risiko infeksi bd trauma, pertahanan primer tak adekuat, penyakit sinusitis kronis.
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan
serta penatalaksanaannya
c. Jumlah leukosit dalam batas normal
d. Menunjukan perilaku hidup sehat.
4) Ketidakefektifan pola napas b/d nyeri, penyumbatan saluran napas bagian atas.
a. Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, Irama nafas,
frekuensi nafas, dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
b. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi dan pernafasan)
5) Risiko kekurangan volume cairan bd kehilangan aktif: perdarahan massif
a. Urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
b. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam batas normal
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.

C. TUGAS DAN LATIHAN


1. Anatomi mata terbagi atas 4 kelompok, diantaranya kecuali…
a. Palpebra
b. Rongga mata
c. Otot mata
d. Bola mata
e. Sistem kelenjar bola mata

2. Corpus alienum merupakan istilah medis dari…


a. Benda asing
b. Degenerasi retina
c. Perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi
d. Cedera mata
e. Perdarahan hidung
3. Penatalaksanaan pasien yang kemasukan benda asing pada mata dapat
dilakukan dengan…
a. Anamnesa kejadian trauma
b. Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata.
c. Pemeriksaan dengan optalmoskop
d. Pemeriksaan keadaan mata yang kena trauma
e. Bila ada perforasi lakukan pemeriksaan rontgen orbita
4. Hal yang dapat dikaji pada pemeriksaan fisik pasien yang kemasukan benda
asing pada mata antara lain…
a. Hematoma
b. Edema pupil
c. Robek pupil
d. Hifema
e. Kerusakan otot orbita
5. Diagnosa keperawatan yang ada pada pasien kemasukan benda asing,
kecuali…
a. Risiko perluasan cedera yang berhubungan dengan efek agens cedera (fisik,
kimiawi)
b. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
prognosis
c. Nyeri yang berhubungan dengan kerusakan jaringan mata
d. Nyeri yang berhubungan dengan trauma benda asing
e. Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yang berhubungan
dengan kurang pengetahuan, kurang sumber pendukung
6. Manifestasi klinik pada pasien kemasukan benda asing pada mata kecuali
a. Hidung tersumbat sebelah
b. Rasa pedas dan sakit dalam hidung
c. Nyeri hidung bagian atas
d. Hidung sampai berdarah
e. Hidung pilek sebelah dan berbau disertai darah bila sudah lama kejadiannya
7. Yang dapat dipalpasi pada pasien kemasukan benda asing pada hidung ditandai
dengan…
a. Hidung mengembang
b. Nyeri hidung
c. Luka hidung
d. Keluarnya air dari rongga hidung
e. Hidung memar
8. Intervensi yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan sensori
persepsi: penciuman b/d perubahan sensori persepsi, perubahan penerimaan
sensori, stimulus lingkungan yang berlebihan kecuali…
a. Catat kemungkinan patofisiologi yang khas seperti infeksi sinus
b. Kaji seberapa besar kehilangan sensasi bau pada klien
c. Kenalkan pasien dengan berbagai sensasi bau seperti aroma makanan, parfum
dll
d. Jelaskan pada pasien tentang keadaannya dan mekanisme bau sehingga pasien
jelas dengan keadaannya.
e. Kolaborasikan pemeriksaan selanjutnya dan terapi
9. Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien risiko kekurangan volume cairan b/d
kehilangan aktif: perdarahan massif antara lain…
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannya
c. Jumlah leukosit dalam batas normal
d. Menunjukkan perilaku hidup sehat
e. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
10. Dasar data pengkajian pasien kemasukan benda asing pada hidung dapat dilihat
jika terdapat gangguan/perubahan kecuali…
a. Nafas tersengal-sengal, takipnea, dispnea, batuk, pengembangan pernafasan tak
simetri, perkusi pekak,penurunan fremits, bunyi nafas menurun/ tak ada secara
bilateral atau uni lateral
b. Keletihan, kelelahan tidak dapat melakukan aktivitas dengan sendiri
c. Makanan / cairan: mual, muntah, ketidakmampuan untuk makan karena distress
pernafasan, kehilangan nafsu makan dengan tanda turgor kulit buruk, kering,
kehilangan tonus, berkeringat
d. Tidur dan istirahat: adanya rasa nyeri pada hidung sehingga mengakibatkan
terganggunya aktivitas istirahat / tidur
e. Personal hygiene: mandi, gosok gigi, BAB, BAK terganggu berhubungan dengan
gangguan penurunan dan rasa nyeri
D. PENUTUP
RANGKUMAN
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat
bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat
kelompok tersebut antara lain palpebra, rongga mata, bola mata, sistem kelenjar
bola mata. Corpus alienum adalah benda asing. Istilah ini sering digunakan dalam
istilah medis. Merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering
mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.
Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu
dari ketiga perubahan dari mecanical effect dan permulaan terjadinya proses infeksi.
Penyebab cedera mata pada permukaan mata adalah percikan kaca, partikel yang
terbawa angin dan ranting pohon. Setiap cedera pada permukaan mata biasanya
menimbulkan perasaan ada sesuatu dimata. Gejala lainnya adalah kepekaan
terhadap cahaya, mata atau pembengkakan mata dan kelopak mata. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tajam penglihatan, test onel,
pemeriksaan lapang pandang, foto rontgen orbila. Setiap penatalaksanaan medis
yang dilakukan pada pasien yang kemasukan benda asing pada mata, harus
dilaksanakan sesuai dengan teori. Diagnosa keperawatan yang ada pada pasien
kemasukan benda asing pada mata antara lain, risiko perluasan cedera yang
berhubungan dengan efek agens cedera (fisik, kimiawi), ansietas yang berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, nyeri yang berhubungan
dengan kerusakan jaringan mata, risiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen
terapeutik yang berhubungan dengan kurang pengetahuan, kurang sumber
pendukung.
Hidung adalah organ sederhana yang sebenarnya berfungsi sangat vital
dalam kehidupan kita. Selain sebagai indera penciuman, hidung juga ternyata
berguna sebagai saringan (filter) terhadap debu yang masuk bersama udara yang
kita hirup. Hidung juga menjadi air conditioning system dengan cara menghangatkan
atau melembabkan udara yang masuk ke tubuh kita. Hidung luar berbentuk pyramid
dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah yaitu pangkal hidung, dorsum nasi,
puncak hidung, ala nasi, kolumela, lubang hidung.
Terkadang tanpa sengaja ada benda yang masuk kehidung. Benda asing
disini biasanya berupa biji – bijian yang kecil seperti jagung, kacang, dan juga
kedelai, manic – manic, kapur barus, nyamuk, lalat, kerikil, pasir dan lainnya. Benda
asing seperti biji – bijian yang kecil seperti jagung, kacang, dan juga kedelai, manic-
manic, kapur barus, nyamuk, lalat, kerikil, pasir dan lainnya. Tanda dan gejala yang
kemungkinan terjadi antara lain hidung tersumbat sebelah, rasa pedas dan sakit
dalam hidung, hidung sampai berdarah, hidung pilek sebelah dan berbau disertai
darah bila sudah lama kejadiannya. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
antara lain pemeriksaan diagnostic dan laboratorium. Setiap penatalaksanaan medis
yang dilakukan pada pasien yang kemasukan benda asing pada hidung, harus
dilaksanakan sesuai dengan teori. Diagnosa keperawatan yang ada pada pasien
kemasukan benda asing pada hidung antara lain gangguan sensori persepsi :
penciuman b/d perubahan sensori persepsi, perubahan penerimaan sensori,
stimulus lingkungan yang berlebihan, nyeri akut b/d agen cidera fisik, risiko infeksi
bd trauma, pertahanan primer tak adekuat, penyakit sinusitis kronis, ketidakefektifan
pola napas b/d nyeri, penyumbatan saluran napas bagian atas, risiko kekurangan
volume cairan b/d kehilangan aktif: perdarahan massif
TES AKHIR BAB
Soal
1. Anatomi mata terbagi atas 4 kelompok, diantaranya kecuali…
a. Palpebra
b. Rongga mata
c. Otot mata
d. Bola mata
e. Sistem kelenjar bola mata
2. Corpus alienum merupakan istilah medis dari…
a. Benda asing
b. Degenerasi retina
c. Perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi
d. Cedera mata
e. Perdarahan hidung
3. Penatalaksanaan pasien yang kemasukan benda asing pada mata dapat
dilakukan dengan…
a. Anamnesa kejadian trauma
b. Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata.
c. Pemeriksaan dengan optalmoskop
d. Pemeriksaan keadaan mata yang kena trauma
e. Bila ada perforasi lakukan pemeriksaan rontgen orbita
4. Hal yang dapat dikaji pada pemeriksaan fisik pasien yang kemasukan benda
asing pada mata antara lain…
a. Hematoma
b. Edema pupil
c. Robek pupil
d. Hifema
e. Kerusakan otot orbita
5. Diagnosa keperawatan yang ada pada pasien kemasukan benda asing,
kecuali…
a. Risiko perluasan cedera yang berhubungan dengan efek agens cedera (fisik,
kimiawi)
b. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
prognosis
c. Nyeri yang berhubungan dengan kerusakan jaringan mata
d. Nyeri yang berhubungan dengan trauma benda asing
e. Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yang berhubungan
dengan kurang pengetahuan, kurang sumber pendukung
6. Manifestasi klinik pada pasien kemasukan benda asing pada mata kecuali
a. Hidung tersumbat sebelah
b. Rasa pedas dan sakit dalam hidung
c. Nyeri hidung bagian atas
d. Hidung sampai berdarah
e. Hidung pilek sebelah dan berbau disertai darah bila sudah lama kejadiannya
7. Yang dapat dipalpasi pada pasien kemasukan benda asing pada hidung ditandai
dengan…
a. Hidung mengembang
b. Nyeri hidung
c. Luka hidung
d. Keluarnya air dari rongga hidung
e. Hidung memar
8. Intervensi yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan sensori persepsi:
penciuman b/d perubahan sensori persepsi, perubahan penerimaan sensori,
stimulus lingkungan yang berlebihan kecuali…
a. Catat kemungkinan patofisiologi yang khas seperti infeksi sinus
b. Kaji seberapa besar kehilangan sensasi bau pada klien
c. Kenalkan pasien dengan berbagai sensasi bau seperti aroma makanan, parfum
dll
d. Jelaskan pada pasien tentang keadaannya dan mekanisme bau sehingga pasien
jelas dengan keadaannya.
e. Kolaborasikan pemeriksaan selanjutnya dan terapi
9. Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien risiko kekurangan volume cairan b/d
kehilangan aktif: perdarahan massif antara lain…
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannya
c. Jumlah leukosit dalam batas normal
d. Menunjukkan perilaku hidup sehat
e. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
10. Dasar data pengkajian pasien kemasukan benda asing pada hidung dapat dilihat
jika terdapat gangguan/perubahan kecuali…
a. Nafas tersengal-sengal, takipnea, dispnea, batuk, pengembangan pernafasan tak
simetri, perkusi pekak,penurunan fremits, bunyi nafas menurun/ tak ada secara
bilateral atau uni lateral
b. Keletihan, kelelahan tidak dapat melakukan aktivitas dengan sendiri
c. Makanan / cairan: mual, muntah, ketidakmampuan untuk makan karena distress
pernafasan, kehilangan nafsu makan dengan tanda turgor kulit buruk, kering,
kehilangan tonus, berkeringat
d. Tidur dan istirahat: adanya rasa nyeri pada hidung sehingga mengakibatkan
terganggunya aktivitas istirahat / tidur
e. Personal hygiene: mandi, gosok gigi, BAB, BAK terganggu berhubungan dengan
gangguan penurunan dan rasa nyeri

Kunci Jawaban

1. C
2. A
3. E
4. D
5. D
6. C
7. B
8. A
9. E
10. B

E. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Asuhan Keperawatan. Available
at:http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/asuhan keperawatan-
gawat-darurat-pada_26.html. Diakses pada 9 September 2014
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Doenges E. Marilynn, Moorhouse F. Mary, Geissler C. Alice. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta.
Huda Armin, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi keperawatan berdasarkan diagnose medis dan
NANDA NIC-NOC. Edisi revisi jilid 2. Yogyakarta: Media
NANDA, 2005 – 2006 . Diagnosa Keperawatan : defenisi dan klasifikasi.Prima medika
Satria, Bayu. 2010. Asuhan Gawat Darurat pada Trauma
Mata:http://www.bayusatria.web.id/2010/11/asuhan-gawat-darurat-pada-mata-
trauma.html. Diakses pada 8 September 2014
Sutawijaya, Bagus Risang. 2009. Gawat darurat Panduan Kesehatan Wajib di Rumah
Anda. Yogyakarta : Aulia Publishing

Anda mungkin juga menyukai