Anda di halaman 1dari 66

MODUL 1

“MATA MERAH”
Tutor : dr. Heryanto, Sp.KK
-Kelompok 9-
Kelompok 9
● 20200710100004 Ahmad Rofiqi

● 20200710100013 Arini Triananda Putri

● 20200710100030 Fairiz Dhiyatmoko

● 20200710100047 Manzelina syafrina

● 20200710100050 Moch Bhisma Andhika Al fath

● 20200710100063 Nabil Syuja Faozan

● 20200710100075 Reina Aji Farah

● 20200710100109 Gina Hainurratu Zahra

● 20200710100111 Imtiyaz Rifki Putra

● 20200710100126 Roosteriana Tris Tanickha


Skenario
“Seorang perempuan umur 25 tahun datang ke poliklinik mata
dengan keluhan mata merah disertai nyeri dan penglihatan buram.
Keadaan dialami sudah 2 hari. “
Identifikasi Masalah
01 02 03
Perempuan 25 tahun Mata merah Nyeri mata

04 05
Penglihatan kabur Onset : 2 hari
Mind map

Link Akses : https://www.xmind.net/m/VK9DwA


Peta Konsep

Link Akses : https://www.xmind.net/m/VK9DwA


Tujuan Pembelajaran
● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan anatomi dari mata

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan fisiologi dari organ penglihatan

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan histologi dari mata

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan definisi dan etiologi dari mata merah, nyeri mata, penglihatan kabur

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan klasifikasi dari mata merah

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan patomekanisme nyeri mata, mata merah dan penglihatan kabur

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan alur diagnosis (anamnesis (gambaran klinis), pem.fisik, pem. Penunjang)

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan epidemiologi, definisi, etiologi, patomekasime dari DD

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan prognosis, preventif dan komplikasi dari DD

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tatalaksana (farmakologi dan non farmakologi (edukasi, operatif))

● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan kesehatan dan kebersihan pada mata, penyakit menular
01
Anatomi
1. Anatomi Organ Penglihatan
Kelopak Mata
1. Anatomi Organ Penglihatan
Organ Mata
1. Anatomi pada Organ Penglihatan
Otot Mata

Shewood L.Fisiologi dari sel ke sistem. Ed. 8. Jakarta : EGC. 2016 : 206
Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Kepala, Leher, dan
Neuroanatomil jilid 3 Ed. 23. Penerjemah. : Brahm U. Penerbit, Jakarta : EGC
02
Fisiologi
❏ Mata : penglihatan
- kelopak mata berperan sebagai penutup untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan lingkungan, kelopak mata
menutup secara refleks untuk melindungi mata pada keadaan-keadaan yang mengancam.
- air mata berfungsi sebagai pelumas, pembersih, dan bahan bakterisidal (mematikan kuman) air mata ini diproduksi
secara terus-menerus oleh kelenjar lakrimal disudut lateral atas dibawah kelopak mata. sistem drainase ini tidak dapat
mengatasi produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis sehingga air mata meluap dari mata. selain air mata,
mata juga dilengkapi oleh bulu mata.
- bulu mata bersifat protektif, bulu mata dapat menangkap kotoran halus di udara misalnya debu yang sebelum masuk ke
mata.

Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
● Bagian interior mata terdiri dari dua rongga yang berisi cairan yang dipisahkan oleh sebuah lensa elips, yang
semuanya transparan agar cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga ke retina. Rongga posterior ( belakang)
yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan setengah cair mirip gel yang disebut humor vitreus.
Humor ini berperan penting untuk mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bulat.
● Rongga anterior antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer yang disebut humor aquosus. Humor ini
berperan untuk membawa nutrien untuk kornea dan lensa yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran darah.

● mata terdiri dari tiga lapisan, dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisan-lapisan
tersebut adalah :
1. Skelara yang membentuk bagian putih pada mata. Disebelah anterior, lapisan luar terdiri
dari kornea transparan yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior
mata. kornea dijaga kelembaban dan kebersihannya oleh air mata yang berasal dari
glandula lakrimalis. berkedip membantu kornea tetap lembab.
2. Khoroid adalah lapisan tengah di bawah sklera, pada daerah ini memiliki banyak pigem
dan pembuluh darah yang memberikan nutrisi pada retina.lapisan khoroid disebelah
anterior mengalami spesialis membentuk badan siliaris dan iris
3. lapisaan paling dalam dibawah khoroid adalah retina. Retina ini terdiri dari lapisan yang
memiliki pigmen disebelah luar dan lapisan jaringan saraf disebelah dalam.
Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
➢ Retina

retina terbentang ke arah anterior hingga ke korpus siliare. retina tersusun menjadi lapisan-lapisan yang mengandung beragam sel dan
prosesus saraf

1. lapisan nukleus luar mengandung fotoreseptor, sel batang (rod), dan sel kerucut (cone).
2. lapisan nukleus dalam mengandung badan sel berbagai jenis antarneuron eksita-torik dan inhibitorik termasuk sel bipolar, sel
horizontal, dan sel amakrin.
3. lapisan sel ganglion mengandung berbagai jenis sel ganglion yang dapat dibedakan berdasarkan morfologi, proyeksi, dan fungsi.
4. lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan nukleus luar dan dalam
5. lapisan plesiform dalam terletak diantara lapisan nukleus dalam dan lapisan sel ganglion
● elemen-elemen saraf retina disatukan oleh suatu jenis sel glia yang dinamai sel muller. yang membentuk stratum limitans internum
(inner limiting membrane), batas antara retina dan kamera vitreous.

Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
➢ Mekanisme pembentukan bayangan Penglihatan

Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
➢ Gerakan Mata

terdapat 4 jenis gerakan mata, masing - masing


dikendalikan oleh sistem saraf yang berbeda.
1. saccades (sakade) gerakan menyentak mendadak
terjadi sewaktu tatapan berpindah dari satu objek
ke objek lain.
2. smoothpursuit movement (gerakan membuntuti
yang halus) adalah gerakan mata mengikuti jejak
suatu objek yang sedang bergerak.
3. vestibular merupakan gerakan penyesuaian yang
terjadi sebagai respon terhadap rangsangan yang
dicetuskan dikanalis semisirkularis,
mempertahankan fiksasi penglihatan selagi kepala
bergerak
Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
4. konvergensi merupakan gerakan mata yang Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.

membawa sumbu-sumbu penglihatan ke arah satu


sama lain, sewaktu perhatian ditunjukkan kepada
objek yang terletak dekat dengan pengamatan
03
Histologi
Victor P. Eroschenko. 2012. DiFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations 12th Edition.
Victor P. Eroschenko. 2012. DiFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations 12th Edition.
Victor P. Eroschenko. 2012. DiFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations 12th Edition.
Victor P. Eroschenko. 2012. DiFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations 12th Edition. .
Victor P. Eroschenko. 2012. DiFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations 12th Edition.
Victor P. Eroschenko. 2012. DiFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations 12th Edition.
Victor P. Eroschenko. 2012. DiFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations 12th Edition.
G. Lang. 2006. Ophthalmology - A Pocket Textbook Atlas
04
Definisi dan etiologi mata
merah, nyeri mata,
penglihatan kabur
Definisi Mata Merah
Mata merah umumnya terjadi karena adanya pelebaran pembuluh darah di mata. Mata merah dapat disertai dengan
rasa nyeri dan mata yang berair. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya masalah pada mata, baik ringan maupun
berat yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Penyebab mata merah yang paling sering adalah karena inflamasi. Hal ini biasanya disebabkan oleh :
1. Udara yang terlalu panas/kering
2. Paparan sinar matahari
3. Debu
4. Reaksi alergi
5. Higienitas yang kurang
6. Penggunaan lensa kontak/softlens yang terlalu lama

Tehamen M, Laya R, Supit W. 2020. Gambaran penderita infeksi mata di Rumah Sakit Mata Manado Provinsi Sulawesi Utara periode Juni 2017 - Juni 2019.
e-Clinic.8(1): 5-9.
Agus M, Budhiastra P. 2017. Buku Ilmu Kesehatan Mata. Denpasar (ID): Udayana University Press
Definisi Nyeri Mata
Nyeri mata dapat terjadi karena adanya infeksi mikroorganisme yang akan menyebabkan beberapa gejala seperti
adanya rasa panas, gatal, pegal atau rasa tajam seperti tertusuk.

Ada beberapa penyebab :


1. Peradangan akibat infeksi bakteri
2. Abrasi kornea (adanya luka pada kornea akibat benda asing)
3. Adanya peningkatan tekanan bola mata (Glaukoma)
4. Adanya peradangan pada saraf mata (optik neuritis)

Tehamen M, Laya R, Supit W. 2020. Gambaran penderita infeksi mata di Rumah Sakit Mata Manado Provinsi Sulawesi Utara periode Juni 2017 - Juni 2019.
e-Clinic.8(1): 5-9.
Agus M, Budhiastra P. 2017. Buku Ilmu Kesehatan Mata. Denpasar (ID): Udayana University Press
Definisi Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur merupakan penyakit mata yang memiliki tingkat kejadian tinggi di Indonesia. gangguan
penglihatan dapat mencakup kemampuan dalam melihat sisi kiri dan kanan penglihatan. penglihatan kabur dapat
menyebabkan kerusakan permanen hingga kebutaan yang disebabkan oleh :

1. Rabun jauh (miopi)


2. Rabun dekat (hipermetropi)
3. katarak
4. Presbyopia (penurunan fisiologis dikarenakan usia)
5. Komplikasi DM (retinopati diabetik)
6. Trauma akibat kecelakaan

Faizal M, Hidayat N, Kartika R. 2018. Sistem diagnosis penyakit pengelihatan kabur pada mata menggunakan metode AHP-SAW. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 8(11): 4498-4503
05
Klasifikasi Mata
merah
Sumber :Sidarta llyas,Sri Rahayu
Yulianti.Ilmu penyakit mata.Edisi ke-4
06
Patomekanisme mata
merah, nyeri mata,
penglihatan kabur
Etiologi: Infeksi,
Pelepasan mediator
Alergen, Trauma, Vasodilatasi Inflamasi
radang
Benda asing
Nosiseptor
teraktivasi
injeksi
Mengirim sinyal ke saraf Konjungtiva Injeksi Siliar
aferen melalui serabut saraf
alfa dan c

Rasa Nyeri Rangsangan diperantarai Mata Merah


oleh substansia P

Thalamus Korda spinalis

Sidarta, Ilyas. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Cetakan ke 2&3. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
terjadi Infeksi mikroorganisme,
trauma, benda asing, pada Kornea

-Edema Kornea
-Infiltrasi sel radang
-Terbentuk jaringan parut

Penurunan Visus Gangguan


(penglihatan pembiasan Kornea menjadi keruh
buram) cahaya

vaughan & asbury, 2009. oftalmologi umum edisi 17. jakarta : EGC
Sidarta, Ilyas. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Cetakan ke 2&3. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
07
Alur diagnosis
(gambaran klinis) dari
DD
7a. Anamnesis
Anamnesis Keratitis Uveitis Glaukoma Anamnesis Keratitis Uveitis Glaukoma

Identitas : Perempuan 25 tahun ✓ - - R.Alergi : -


Memiliki alergi ✓ -
KU : Mata merah ✓ ✓ ✓
R.Psikososial :
RPS : ✓ ✓ ✓ ● Memakai kontak lensa ✓ ✓ -
● Nyeri ✓ ✓ ✓ ● Pernah kemasukan ✓ ✓ -
● Penglihatan buram benda asing atau
● Sejak 2 hari yang lalu (onset akut) ✓ ✓ ✓ binatang pada mata ✓ ✓ -
● Fotofobia ✓ ✓ ● Kondisi tempat tinggal
● Nyeri mendadak ✓ ✓ kumuh/kotor
● Silau (halo) ✓ ✓
● Mata berair ✓ ✓
● Kekeruhan pada kornea ✓

RP Sistem :
● Mual, muntah - - ✓
● Sakit kepala - - ✓

RPK :
● Keluhan yang sama dialami anggota - ✓ ✓
keluarga
● DM, hipertensi - -

Sumber : Ilmu Penyakit Mata FKUI


7b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Keratitis Uveitis Glaukoma

Pemeriksaan tajam Penurunan tajam pengelihatan Penurunan tajam pengelihatan -


pengelihatan

Pemeriksaan tekanan - Tekanan intraokular yang rendah Peningkatan tekanan intraokular


bola mata

Pemeriksaan segmen ● Injeksi siliar ● Injeksi siliar ● Injeksi siliar/injeksi episklera


anterior ● ditemukan infiltrat keabuan ● ditemukan gambaran ● Kekeruhan kornea
(Pseudomonas) hipopion
● ditemukan gambaran ● Kekeruhan kornea
hipopion
● Kekeruhan kornea

Pemeriksaan segmen - - pupil terdilatasi apabila pada gonioskopi


posterior (funduskopi) tidak menunjukkan sudut yang sangat
sempit

Sumber : Ilmu Penyakit Mata FKUI


Pemeriksaan fisik Keratitis Uveitis Glaukoma

Pemeriksaan - - kehilangan lapang pandang


konfrontasi

Pemeriksaan gerakan - - tekanan lebih tinggi dari 25 mmHg,


bola mata pasien menderita glaucoma

Pemeriksaan fluoresein Defek epitel disertai infiltrat yang - -


terwarnai oleh fluoresen

Tes buta warna - - bertujuan untuk mengeksklusikan


neuropati lain selain glaukoma

Sumber : Ilmu Penyakit Mata FKUI


7c. Pemeriksaan penunjang

Keratitis Uveitis Glaukoma


1. Pemeriksaan PCR 1. Pemeriksaan lab 1. Tonometri
2. Pemeriksan kerokan kornea ● Pemeriksaan sifilis 2. Gonioskopi
yg di pulas dengan 1. Pemeriksaan rontgen dada 3. Diskus optikus
pewarnaan gram /giemsa dan uji kulit(PPD) 4. Pemeriksaan lapang
3. kultur 3. Fundus Fluorescein pandang
Angiography
4. Slit lamp

ebook : Ilmu Penyakit Mata FKUI


Pemeriksaan Penunjang Keratitis Uveitis Glaukoma

Pemeriksaan kerokan Identifikasi bakteri Identifikasi bakteri -


kornea

Pemeriksaan PCR Identifikasi virus herpes Identifikasi virus -

Tonometri Normal Peningkatan/penurunan Peningkatan tekanan bola


mata

ebook : Ilmu Penyakit Mata FKUI


08
Epidemiologi, definisi,
etiologi,
patomekanisme dari
DD
definisi:Keratitis adalah suatu inflamasi pada Srinivasan M. Keratitis. Croatia: Intech; 2012. hal. 1-30
kornea yang dapat terjadi akibat infeksi oleh Buku ajar oftalmologi fkui edisi ke4 tahun 2020

mikroorganisme maupun akibat non-infeksi karena


proses autoimun. Jika kornea mengalami luka keratitis
akibat trauma, infeksi, atau inflamasi, akan terjadi
gangguan pada integritas jaringan kornea sehingga
terjadi kekeruhan yang pada umumnya bersifat
permanen. Keratitis dapat mengancam penglihatan
bahkan pada kasus yang berat dapat
mengakibatkan kehilangan bola mata.

Etiologi :

1. Keratitis Infeksi :
•Bakteri : Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas
aeruginosa
•Fungi (Jamur) : Candida sp., Fusarium sp., Aspergillus sp.
•Virus : HSV (Herpes Simplex Virus), VZV (Virus
Varicella-Zoster)
•Parasit : Protozoa ( Acanthamoeba sp.),
Helminth ( Onchocerea volvulus)

2. Keratitis noninfeksi dapat terjadi karena adanya gangguan


pada selaput air mata (film tear), inflamasi dan abnormalitas
kelopak mata, trauma fisik dan kimia, alergi, penggunaan lensa
kontak, neuropati fasialis.
Epidemiologi keratitis

Menurut Murillo Lopez (2006), Sekitar 25.000 orang Amerika terkena keratitis bakteri per tahun. Kejadian keratitis
bakteri bervariasi, dengan lebih sedikit pada negara-negara industri yang secara signifikan lebih sedikit memiliki jumlah
pengguna lensa kontak. Insiden keratitis jamur bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan berkisar dari 2% dari kasus
keratitis di New York untuk 35% di Florida. Spesies Fusarium merupakan penyebab paling umum infeksi jamur kornea di
Amerika Serikat bagian selatan (45-76% dari keratitis jamur), sedangkan spesies Candida dan Aspergillus lebih umum di
Negara Negara utara.

Ilyas, H. Sidarta dan Sri Rahayu Yulianti. 2018. Ilmu Penyakit Mata.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Patomekanisme keratitis

Sel2 di stroma akan


LESI PADA Patogen menginvasi Terjadi Dilatasi pemb.
bekerja sebagai
KORNEA stroma kornea darah
makrofag

Patogen akan Iritasi dari bilik mata Terjadilah infiltrasi dari mikroorganisme, dapat
menginvasi depan dengan hipopion sel-sel leukosit, pmn , berkembang biak
seluruh kornea. sel plasma

Hasilnya stroma akan


mengalami atropi dan melekat
pada membaran Descement.

Buku ajar oftalmologi fkui edisi ke4 tahun 2020


Uveitis

Definisi
Uveitis merupakan penyakit yang melibatkan peradangan mata bagian uvea. Uvea terdiri atas koroid , korpus siliaris, dan iris.
Epidemiologi
- Insiden di Indonesia uveitis belum diketahui dengan pasti
- Uveitis dapat terjadi dari segala usia dan bervariasi berdasarkan geografi, namun usia paling sering sekitar 30 dan 60 tahun
- Tidak ada perbedaan antara angka kejadian pria dan wanita, tetapi wanita memiliki tingkat prevalensi yang lebih tinggi.
- Tingkat prevalensi untuk tahun 2006 dan 2007 masing-masing sebesar 57,5 dan 58 per 100.000 orang

Buku Ajar Oftalmologi / Oleh Rita S Sitorus, Ratna Sitompul, Syska Widyawati, Anna P Bani - Jakarta: Ul Publishing,2O2O
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540993/
Kamal,Achmad Fauzi dkk. 2020. Kapita Selekta Keokdteran. Jakarta : Penerbit Media Aesculapius
Etiologi dan klasifikasi uveitis
klasifikasi Uveitis anterior Uveitis intermediet Uveitis posterior pannuveitis

Etiologi ● Autoimun ● Idiopatik T.gondii, M.tuberculosis, Merupakan inflamasi


● Infeksi (sifilis, ● sarkoidosis, sifilis, VHS, VVZ, yang terjadi pada
tuberkulosis, multiple cytomegalovirus (CMV), seluruh lapisan uvea
virus varisela sclerosis, dan HIV (uveitis anterior dan
zoster (VVZ), lyme disease. posterior) disebabkan
virus herpes ● Mycobacterium oleh:
simpleks (VHS)) tuberculosis, ● Infeksius
● Trauma toxoplasma, (toksoplasma
● Pasca bedah Candida, dan dan borreliosis)
sifilis. ● Autoimun
(oftalmia dan
simpatetik)

Buku ajar oftalmologi fkui edisi ke4 tahun 2020


vasodilatasi Mata merah
Patofisiologi uveitis

Meningkatnya
Peradangan pada iris Blood aqueos barrier
etiologi peradangan/inflamasi protein, fibrin dan
dan badan siliar rusak
sel radang dalam
Aqueous Humour

Nyeri dan
penglihatan
Sel radang melekat
menurun
pada kornea, sinekia
posterior/ anterior

Peningkatan tekanan Gangguan aliran


intraokular aqueous humour

Tertutupnya trabecular
oleh sel radang

● Sidarta, Ilyas. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI
● Kapita selekta kedokteran edisi IV jilid 1
● JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.8,AGUSTUS, 2019
Glaukoma

Etiologi
Primer : belum bisa dipastikan secara jelas,
Definisi namun mutasi genetik mempunyai peran dalam
penyebab glaukoma primer
Kelainan mata yang berupa suatu neuropati
optik dan penyempitan lapang pandang yang Sekunder : disebabkan oleh penyakit atau kondisi
disertai dengan peningkatan tekanan okular lain, seperti :
intraokular. - Penggunaan steroid jangka panjang
- Trauma
- Bdah mata
- Katarak
- Uveitis

Ilyas, H. Sidarta dan Sri Rahayu Yulianti. 2018. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Vaughan dan Asbury. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta: EG
Epidemiologi Glaukoma

- Glaukoma menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kebutaan di dunia, dengan


persentase sebanyak 8%
- Di Asia sendiri, prevalensi glaukoma berkisar antara 2,4-5%
- Menurut WHO, sekitar 45 juta orang di dunia menderita glaukoma sudut terbuka, dan
16 juta orang lainnya menderita glaukoma sudut tertutup. Dan pada tahun 2020, angka
tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 59 dan 21 juta orang.

Ilyas, H. Sidarta dan Sri Rahayu Yulianti. 2018. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Vaughan dan Asbury. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta: EG
Patofisiologi Glaukoma

Pada Patofisiologi Glaucoma


: produksi cairan
Volume cairan akuos
Perjalanan cairan aquos tidak aqueous atau
sangat menentukan
lancar -> terjadi pembuangannya
Tekanan intraokular
ketidakseimbangan produksi & terganggu
pembuangan

Saraf optik yang


Tekanan introukular
atrofi saraf optik berada di belakang
meningkat (>21 mmHg)
akan terdesak

Suhardjo, & Hartno, Ilmu Kesehatan Mata Edisi pertama.


Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.
09
Preventif,
promotif, dan
komplikasi dari
DD
Keratitis
Promotif dan Preventif
Mengingat sebagian besar kasus keratitis akibat trauma pertanian di negara berkembang, dimungkinkan untuk
menggunakan pelindung mata selama musim panen di ladang.

Selain itu, kasus dengan keratitis HSV berulang (lebih dari 3 episode dalam setahun) harus menggunakan profilaksis
antivirus oral selama 1 tahun.

● Ilyas, Sidarta, Sri Rahayu Yulianti. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat. FK UI.
● Keratitis oleh https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559014/
Keratitis
Komplikasi
Keratitis dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius bila tidak ditangani dengan baik. Komplikasi umumnya berhubungan dengan
keterlibatan kornea sebagai media refraksi serta peradangan pada organ mata secara umum. Sekitar 24% pasien keratitis mengalami komplikasi
yang dapat membahayakan penglihatan pasien, seperti perforasi, endoftalmitis, dan atrofi. Beberapa komplikasi dari keratitis ini di antaranya
adalah sebagai berikut

1) Gangguan Penglihatan dan Kebutaan

Selain pembentukan jaringan sikatriks yang mengakibatkan perubahan pada kelengkungan pada kornea, cedera pada kornea dapat
mengakibatkan ulkus. Ulkus kornea dapat mengakibatkan kekeruhan pada kornea yang berakibat pada gangguan penglihatan
permanen, bahkan hingga kebutaan.

2) Endoftalmitis

Pada keratitis, terjadi luka pada kornea hingga perforasi yang dapat menjadi jalan masuk bagi virus, bakteri, atau jamur. Hal ini
berpotensi mengakibatkan infeksi mata yang lebih luas, salah satunya yaitu endoftalmitis. Ini merupakan salah satu komplikasi
yang paling serius karena dapat mengakibatkan dibutuhkannya enukleasi bola mata.

3) Astigmatisme Ireguler

Adanya cedera pada kornea pada keratitis dapat berakibat terbentuknya jaringan sikatriks dan terbentuknya pembuluh
darah-pembuluh darah yang baru pada kornea. Hal ini akan menyebabkan berubahnya kelengkungan kornea sebagai media
refraksi yang berujung pada gangguan refraksi berupa astigmatisme ireguler.
Uveitis
Promotif dan Preventif
Penting untuk memberikan pendidikan kepada pasien mengenai proses penyakit dan menekankan pentingnya
kepatuhan terhadap pengobatan dan tindak lanjut.
Pasien harus menerima nasihat tentang kemungkinan komplikasi, yang dapat mencakup kehilangan penglihatan total.
Pasien harus menerima tindakan pencegahan kembali yang ketat dengan tanda dan gejala yang menyebabkan alarm seperti
nyeri yang memburuk, penglihatan, floaters, dan/atau fotofobia.

● Uveitis oleh https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540993/


Uveitis
Komplikasi
Jika tidak segera diobati, uveitis dapat menimbulkan komplikasi berupa:

● Katarak, yaitu perubahan yang terjadi pada lensa mata dan menyebabkan penglihatan kabur
● Glaukoma yaitu kerusakan saraf yang menghubungkan mata dengan otak, yang dapat berujung pada kebutaan
● Ablasi retina yaitu kondisi ketika retina lepas dari lapisan pembuluh darah yang memberi oksigen dan nutrisi
● Edema makula kistoid, yaitu pembengkakan pada retina
● Sinekia posterior, yaitu peradangan yang menyebabkan iris melekat pada lensa mata

● Chen, S.C., & Sheu, S.J. (2017). Recent Advances in Managing and Understanding Uveitis. F1000Research, 6, pp. 280.
● Harthan, J.S., Opitz, D.L., Fromstein, S.R., & Morettin, C.E. (2016). Diagnosis and Treatment of Anterior Uveitis: Optometric
Management. Clinical Optometry, 8, pp. 23–35.
Glaukoma
Promotif dan Preventif
Pemeriksaan tekanan intraokular kedua mata merupakan pemeriksaan standar yang dilakukan untuk setiap pemeriksaan
mata lengkap. Ini bersama dengan pemeriksaan fundoscopic dengan perhatian cermat pada saraf optik adalah tes skrining
penting untuk mengidentifikasi tersangka glaukoma di awal proses penyakit. Suspek glaukoma yang berisiko tinggi
memerlukan pengujian lebih lanjut untuk memastikan diagnosis glaukoma. Pasien harus dididik tentang penyebab, faktor
risiko, dan pengobatan untuk glaukoma. Pasien harus menyadari bahwa sebagian besar kasus glaukoma menyebabkan
kehilangan penglihatan progresif lambat yang tidak akan disadari pasien sampai sebagian besar bidang visualnya hilang.
Untuk alasan ini, sangat disarankan agar pasien melakukan pemeriksaan mata secara teratur untuk tujuan mengidentifikasi
pasien berisiko tinggi dan mencegah kehilangan penglihatan yang tidak dapat diubah.

● Glaukoma oleh https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538217/


Glaukoma
Komplikasi
Peningkatan tekanan intraokular akibat glaukoma dapat menyebabkan terjadinya edema kornea, penurunan lapang
pandang, hingga kebutaan. Risiko komplikasi ini terutama pada glaukoma sudut tertutup akut yang harus ditangani
dengan segera.

● Jyotiranjan M, Lily D, Pradeep KM, Jogamaya M. Update on Normal Tension Glaucoma.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4926570/
10
Tatalaksana
(farmakologi,
nonfarmakologi)
Terapi Farmakologi Keratitis

American Academy of Ophthalmology Basic and Clinical Science Course Subcommittee. Basic Clinical and Science Course. External Disease and Cornea: Section 8, 2017–2018. Table 10-6. San Francisco: American Academy of Ophthalmology, 2017.
Vaughan D, Asbury J. Oftalmologi Umum Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2013. hal. 130-137
Keratitis Herpes simpleks dan zoster:
-Herpes simpleks
-Topikal : asiklovir 3% salep :mata 5x/hari
-Antiviral sistemik : asiklovir PO 5 x 800 mg hingga 3 minggu
-Sikloplegik : atropin 1 % tetes mata 2x/hari.
-Herpes zoster
-Antiviral sistemik : asiklovir PO 5x800 mg 7-10 hari, valasiklovir PO 3x1 g 7 hari
-Terapi neuralgia : gabapentin PO 300-600 mg hingga 3x/hari, karbamazepin PO 1x400 mg

Pasien sebaiknya dirawat apabila :


a. Lesi ulkus kornea mengancam penglihatan, mengancam perforasi.
b. Pasien dianggap kurang patuh untuk pemberian obat tiap jam.
c. Diperlukan follow up untuk menilai keberhasilan terapi.
Ilyas, Sidarta, Sri Rahayu Yulianti. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat. FK UI. Hal. 152-154.
American Academy of Ophthalmology Basic and Clinical Science Course Subcommittee. Basic Clinical and Science Course. External Disease and Cornea: Section 8, 2017–2018. Table 10-6. San Francisco:
American Academy of Ophthalmology, 2017.
Vaughan D, Asbury J. Oftalmologi Umum Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2013. hal. 130-137
Non Farmakologi

Operatif / tindakan bedah


a. Keratektomi superfisial tanpa membuat perlukaan pada membran Bowman, dengan indikasi:
1) Keratitis virus epitelial.
2) Erosi kornea rekuren.
b. Keratektomi superfisial hingga membran Bowman atau stroma anterior, dengan indikasi:
1) Untuk menegakkan diagnosis, terutama pada ulkus kornea jamur.
2) Menghilangkan materi infeksi, terutama jamur
c. Tarsorafi lateral atau medial, dengan indikasi:
1) Keratitis terpapar
2) Keratitis neuroparalitik
d. Tissue adhessive atau graft amnion multilayer, dengan indikasi:
1) Ulkus kornea dengan tissue loss berukuran kecil
2) Perforasi kornea perifer berukuran kecil

PANDUAN PRAKTIK KLINIS MATA NOMOR


1155/PER/RSI-SA/I/2020
e. Flap konjungtiva, dengan indikasi:.

1) Kecenderungan perforasi/descematocele

2) Perforasi kornea di perifer

f. Periosteal graft dengan flap konjungtiva, dengan indikasi:

1) Kecenderungan perforasi/descematocele Edukasi Keratitis:


1. Kebersihan mata
2) Perforasi kornea
2. Tidak menggunakan lensa kontak
g. Keratoplasi tembus, dengan indikasi:
3. Menghindari debu dan air kotor
1) Mempertahankan integritas bola mata 4. Tidak menggosok-gosokkan mata

2) Mengganti jaringan kornea yang terinfeksi dengan donor kornea

h. Fascia lata atau periosteal graft, dengan indikasi:

1) Mempertahankan integritas bola mata, dimana sulit untuk mendapatkan

donor kornea

PANDUAN PRAKTIK KLINIS MATA NOMOR


1155/PER/RSI-SA/I/2020
11
Al-islam
● Menjaga kesehatan mata

‫ﻋﻤﺘﺎن ﻣﻐﺒﻮن ﻓﯿﮭﻤﺎ ﻛﺜﯿﺮ ﻣﻦ اﻟﻨﺎس اﻟﺼﺤﺔ واﻟﻔﺮاغ‬

“Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari: 6412,
at-Tirmidzi: 2304, Ibnu Majah: 4170)

● Kesehatan mata

Doa ini bersumber dari hadis riwayat Ibnu Sunni dari Anas bin Malik, dia berkata;

: ‫ وَا ْﻧﺼُﺮْ ﻧِﻲ َﻋﻠَﻰ ﻣَﻦْ ظَﻠَ َﻤﻨِﻲ‬،‫ َوأَ ِرﻧِﻲ ﻓِﻲ ا ْﻟ َﻌ ُﺪ ﱢو ﺛَﺄْرِي‬،‫ وَاﺟْ َﻌ ْﻠﮫُ ا ْﻟﻮَارِثَ ِﻣﻨﱢﻲ‬،‫ﺼﺮِي‬
َ َ‫اﻟﻠﱠﮭُ ﱠﻢ َﻣﺘﱢ ْﻌﻨِﻲ ﺑِ َﺴ ْﻤﻌِﻲ َوﺑ‬

Ketika sakit mata menimpa salah satu sahabatnya, Nabi Saw membaca doa berikut; ‘Allohumma matti’ni bi sam’i wa bashari waj’alhul
waritsa minni wa arini fil ‘aduwwi tsa’ri wanshurni ‘ala man dzolamani.
● Kebersihan

Hadits selanjutnya menyebutkan bahwa Allah SWT menyukai tempat-tempat yang bersih,

‫ﻈﻔُﻮا أَ ْﻓﻨِﯿَﺘَ ُﻜ ْﻢ‬


‫ ﻓَﻨَ ﱢ‬, ‫ َﺟﻮَا ٌد ﯾُﺤِ ﺐﱡ ا ْﻟﺠُﻮ َد‬, ‫ َﻛﺮِﯾ ٌﻢ ﯾُﺤِ ﺐﱡ ا ْﻟ َﻜ َﺮ َم‬, َ‫ ﻧَﻈِ ﯿﻒٌ ﯾُﺤِ ﺐﱡ اﻟﻨﱠﻈَﺎﻓَﺔ‬, َ‫ﷲَ طَﯿﱢﺐٌ ﯾُﺤِ ﺐﱡ اﻟﻄﱠﯿﱢﺐ‬
‫إِنﱠ ﱠ‬

Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih
yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu
bersihkanlah tempat-tempatmu." (HR. Tirmizi)

● Wabah Penyakit sebagai Pelajaran

َ‫ٰﯾٓﺎَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ ﻗَ ْﺪ َﺟ ۤﺎ َء ْﺗ ُﻜ ْﻢ ﻣﱠﻮْ ِﻋﻈَﺔٌ ﻣﱢﻦْ ﱠرﺑﱢ ُﻜ ْﻢ وَﺷِ ﻔَ ۤﺎ ٌء ﻟﱢﻤَﺎ ﻓِﻰ اﻟﺼﱡ ﺪُوْ ِۙر َوھُﺪًى ﱠورَﺣْ َﻤﺔٌ ﻟﱢ ْﻠﻤُﺆْ ِﻣﻨِﯿْﻦ‬

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit.” (QS
Surat Yunus: 57)
Kesimpulan
Berdasarkan diskusi kelompok kami, mata merah dapat terjadi karena adanya
pelebaran pembuluh darah pada mata. Sedangkan penyakit yang terkait skenario
kami menyimpulkan bisa berupa keratitis, uveitis, dan glaukoma akut, namun untuk
menegakkan diagnosis perlu adanya pemeriksaan fisik dan penunjang serta
informasi yang lebih memadai. Fungsi lain dari pemeriksaan lanjutan dan
mendapatkan informasi yang lebih memadai adalah untuk memudahkan dalam
melakukan tatalaksana awal.

Anda mungkin juga menyukai