“MATA MERAH”
Tutor : dr. Heryanto, Sp.KK
-Kelompok 9-
Kelompok 9
● 20200710100004 Ahmad Rofiqi
04 05
Penglihatan kabur Onset : 2 hari
Mind map
● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan definisi dan etiologi dari mata merah, nyeri mata, penglihatan kabur
● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan patomekanisme nyeri mata, mata merah dan penglihatan kabur
● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan alur diagnosis (anamnesis (gambaran klinis), pem.fisik, pem. Penunjang)
● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan epidemiologi, definisi, etiologi, patomekasime dari DD
● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan prognosis, preventif dan komplikasi dari DD
● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tatalaksana (farmakologi dan non farmakologi (edukasi, operatif))
● Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan kesehatan dan kebersihan pada mata, penyakit menular
01
Anatomi
1. Anatomi Organ Penglihatan
Kelopak Mata
1. Anatomi Organ Penglihatan
Organ Mata
1. Anatomi pada Organ Penglihatan
Otot Mata
Shewood L.Fisiologi dari sel ke sistem. Ed. 8. Jakarta : EGC. 2016 : 206
Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Kepala, Leher, dan
Neuroanatomil jilid 3 Ed. 23. Penerjemah. : Brahm U. Penerbit, Jakarta : EGC
02
Fisiologi
❏ Mata : penglihatan
- kelopak mata berperan sebagai penutup untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan lingkungan, kelopak mata
menutup secara refleks untuk melindungi mata pada keadaan-keadaan yang mengancam.
- air mata berfungsi sebagai pelumas, pembersih, dan bahan bakterisidal (mematikan kuman) air mata ini diproduksi
secara terus-menerus oleh kelenjar lakrimal disudut lateral atas dibawah kelopak mata. sistem drainase ini tidak dapat
mengatasi produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis sehingga air mata meluap dari mata. selain air mata,
mata juga dilengkapi oleh bulu mata.
- bulu mata bersifat protektif, bulu mata dapat menangkap kotoran halus di udara misalnya debu yang sebelum masuk ke
mata.
Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
● Bagian interior mata terdiri dari dua rongga yang berisi cairan yang dipisahkan oleh sebuah lensa elips, yang
semuanya transparan agar cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga ke retina. Rongga posterior ( belakang)
yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan setengah cair mirip gel yang disebut humor vitreus.
Humor ini berperan penting untuk mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bulat.
● Rongga anterior antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer yang disebut humor aquosus. Humor ini
berperan untuk membawa nutrien untuk kornea dan lensa yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran darah.
● mata terdiri dari tiga lapisan, dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisan-lapisan
tersebut adalah :
1. Skelara yang membentuk bagian putih pada mata. Disebelah anterior, lapisan luar terdiri
dari kornea transparan yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior
mata. kornea dijaga kelembaban dan kebersihannya oleh air mata yang berasal dari
glandula lakrimalis. berkedip membantu kornea tetap lembab.
2. Khoroid adalah lapisan tengah di bawah sklera, pada daerah ini memiliki banyak pigem
dan pembuluh darah yang memberikan nutrisi pada retina.lapisan khoroid disebelah
anterior mengalami spesialis membentuk badan siliaris dan iris
3. lapisaan paling dalam dibawah khoroid adalah retina. Retina ini terdiri dari lapisan yang
memiliki pigmen disebelah luar dan lapisan jaringan saraf disebelah dalam.
Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
➢ Retina
retina terbentang ke arah anterior hingga ke korpus siliare. retina tersusun menjadi lapisan-lapisan yang mengandung beragam sel dan
prosesus saraf
1. lapisan nukleus luar mengandung fotoreseptor, sel batang (rod), dan sel kerucut (cone).
2. lapisan nukleus dalam mengandung badan sel berbagai jenis antarneuron eksita-torik dan inhibitorik termasuk sel bipolar, sel
horizontal, dan sel amakrin.
3. lapisan sel ganglion mengandung berbagai jenis sel ganglion yang dapat dibedakan berdasarkan morfologi, proyeksi, dan fungsi.
4. lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan nukleus luar dan dalam
5. lapisan plesiform dalam terletak diantara lapisan nukleus dalam dan lapisan sel ganglion
● elemen-elemen saraf retina disatukan oleh suatu jenis sel glia yang dinamai sel muller. yang membentuk stratum limitans internum
(inner limiting membrane), batas antara retina dan kamera vitreous.
Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
➢ Mekanisme pembentukan bayangan Penglihatan
Sumber : Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
➢ Gerakan Mata
Penyebab mata merah yang paling sering adalah karena inflamasi. Hal ini biasanya disebabkan oleh :
1. Udara yang terlalu panas/kering
2. Paparan sinar matahari
3. Debu
4. Reaksi alergi
5. Higienitas yang kurang
6. Penggunaan lensa kontak/softlens yang terlalu lama
Tehamen M, Laya R, Supit W. 2020. Gambaran penderita infeksi mata di Rumah Sakit Mata Manado Provinsi Sulawesi Utara periode Juni 2017 - Juni 2019.
e-Clinic.8(1): 5-9.
Agus M, Budhiastra P. 2017. Buku Ilmu Kesehatan Mata. Denpasar (ID): Udayana University Press
Definisi Nyeri Mata
Nyeri mata dapat terjadi karena adanya infeksi mikroorganisme yang akan menyebabkan beberapa gejala seperti
adanya rasa panas, gatal, pegal atau rasa tajam seperti tertusuk.
Tehamen M, Laya R, Supit W. 2020. Gambaran penderita infeksi mata di Rumah Sakit Mata Manado Provinsi Sulawesi Utara periode Juni 2017 - Juni 2019.
e-Clinic.8(1): 5-9.
Agus M, Budhiastra P. 2017. Buku Ilmu Kesehatan Mata. Denpasar (ID): Udayana University Press
Definisi Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur merupakan penyakit mata yang memiliki tingkat kejadian tinggi di Indonesia. gangguan
penglihatan dapat mencakup kemampuan dalam melihat sisi kiri dan kanan penglihatan. penglihatan kabur dapat
menyebabkan kerusakan permanen hingga kebutaan yang disebabkan oleh :
Faizal M, Hidayat N, Kartika R. 2018. Sistem diagnosis penyakit pengelihatan kabur pada mata menggunakan metode AHP-SAW. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 8(11): 4498-4503
05
Klasifikasi Mata
merah
Sumber :Sidarta llyas,Sri Rahayu
Yulianti.Ilmu penyakit mata.Edisi ke-4
06
Patomekanisme mata
merah, nyeri mata,
penglihatan kabur
Etiologi: Infeksi,
Pelepasan mediator
Alergen, Trauma, Vasodilatasi Inflamasi
radang
Benda asing
Nosiseptor
teraktivasi
injeksi
Mengirim sinyal ke saraf Konjungtiva Injeksi Siliar
aferen melalui serabut saraf
alfa dan c
Sidarta, Ilyas. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Cetakan ke 2&3. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
terjadi Infeksi mikroorganisme,
trauma, benda asing, pada Kornea
-Edema Kornea
-Infiltrasi sel radang
-Terbentuk jaringan parut
vaughan & asbury, 2009. oftalmologi umum edisi 17. jakarta : EGC
Sidarta, Ilyas. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Cetakan ke 2&3. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
07
Alur diagnosis
(gambaran klinis) dari
DD
7a. Anamnesis
Anamnesis Keratitis Uveitis Glaukoma Anamnesis Keratitis Uveitis Glaukoma
RP Sistem :
● Mual, muntah - - ✓
● Sakit kepala - - ✓
RPK :
● Keluhan yang sama dialami anggota - ✓ ✓
keluarga
● DM, hipertensi - -
Etiologi :
1. Keratitis Infeksi :
•Bakteri : Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas
aeruginosa
•Fungi (Jamur) : Candida sp., Fusarium sp., Aspergillus sp.
•Virus : HSV (Herpes Simplex Virus), VZV (Virus
Varicella-Zoster)
•Parasit : Protozoa ( Acanthamoeba sp.),
Helminth ( Onchocerea volvulus)
Menurut Murillo Lopez (2006), Sekitar 25.000 orang Amerika terkena keratitis bakteri per tahun. Kejadian keratitis
bakteri bervariasi, dengan lebih sedikit pada negara-negara industri yang secara signifikan lebih sedikit memiliki jumlah
pengguna lensa kontak. Insiden keratitis jamur bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan berkisar dari 2% dari kasus
keratitis di New York untuk 35% di Florida. Spesies Fusarium merupakan penyebab paling umum infeksi jamur kornea di
Amerika Serikat bagian selatan (45-76% dari keratitis jamur), sedangkan spesies Candida dan Aspergillus lebih umum di
Negara Negara utara.
Ilyas, H. Sidarta dan Sri Rahayu Yulianti. 2018. Ilmu Penyakit Mata.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Patomekanisme keratitis
Patogen akan Iritasi dari bilik mata Terjadilah infiltrasi dari mikroorganisme, dapat
menginvasi depan dengan hipopion sel-sel leukosit, pmn , berkembang biak
seluruh kornea. sel plasma
Definisi
Uveitis merupakan penyakit yang melibatkan peradangan mata bagian uvea. Uvea terdiri atas koroid , korpus siliaris, dan iris.
Epidemiologi
- Insiden di Indonesia uveitis belum diketahui dengan pasti
- Uveitis dapat terjadi dari segala usia dan bervariasi berdasarkan geografi, namun usia paling sering sekitar 30 dan 60 tahun
- Tidak ada perbedaan antara angka kejadian pria dan wanita, tetapi wanita memiliki tingkat prevalensi yang lebih tinggi.
- Tingkat prevalensi untuk tahun 2006 dan 2007 masing-masing sebesar 57,5 dan 58 per 100.000 orang
Buku Ajar Oftalmologi / Oleh Rita S Sitorus, Ratna Sitompul, Syska Widyawati, Anna P Bani - Jakarta: Ul Publishing,2O2O
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540993/
Kamal,Achmad Fauzi dkk. 2020. Kapita Selekta Keokdteran. Jakarta : Penerbit Media Aesculapius
Etiologi dan klasifikasi uveitis
klasifikasi Uveitis anterior Uveitis intermediet Uveitis posterior pannuveitis
Meningkatnya
Peradangan pada iris Blood aqueos barrier
etiologi peradangan/inflamasi protein, fibrin dan
dan badan siliar rusak
sel radang dalam
Aqueous Humour
Nyeri dan
penglihatan
Sel radang melekat
menurun
pada kornea, sinekia
posterior/ anterior
Tertutupnya trabecular
oleh sel radang
● Sidarta, Ilyas. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI
● Kapita selekta kedokteran edisi IV jilid 1
● JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.8,AGUSTUS, 2019
Glaukoma
Etiologi
Primer : belum bisa dipastikan secara jelas,
Definisi namun mutasi genetik mempunyai peran dalam
penyebab glaukoma primer
Kelainan mata yang berupa suatu neuropati
optik dan penyempitan lapang pandang yang Sekunder : disebabkan oleh penyakit atau kondisi
disertai dengan peningkatan tekanan okular lain, seperti :
intraokular. - Penggunaan steroid jangka panjang
- Trauma
- Bdah mata
- Katarak
- Uveitis
Ilyas, H. Sidarta dan Sri Rahayu Yulianti. 2018. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Vaughan dan Asbury. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta: EG
Epidemiologi Glaukoma
Ilyas, H. Sidarta dan Sri Rahayu Yulianti. 2018. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Vaughan dan Asbury. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta: EG
Patofisiologi Glaukoma
Selain itu, kasus dengan keratitis HSV berulang (lebih dari 3 episode dalam setahun) harus menggunakan profilaksis
antivirus oral selama 1 tahun.
● Ilyas, Sidarta, Sri Rahayu Yulianti. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat. FK UI.
● Keratitis oleh https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559014/
Keratitis
Komplikasi
Keratitis dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius bila tidak ditangani dengan baik. Komplikasi umumnya berhubungan dengan
keterlibatan kornea sebagai media refraksi serta peradangan pada organ mata secara umum. Sekitar 24% pasien keratitis mengalami komplikasi
yang dapat membahayakan penglihatan pasien, seperti perforasi, endoftalmitis, dan atrofi. Beberapa komplikasi dari keratitis ini di antaranya
adalah sebagai berikut
Selain pembentukan jaringan sikatriks yang mengakibatkan perubahan pada kelengkungan pada kornea, cedera pada kornea dapat
mengakibatkan ulkus. Ulkus kornea dapat mengakibatkan kekeruhan pada kornea yang berakibat pada gangguan penglihatan
permanen, bahkan hingga kebutaan.
2) Endoftalmitis
Pada keratitis, terjadi luka pada kornea hingga perforasi yang dapat menjadi jalan masuk bagi virus, bakteri, atau jamur. Hal ini
berpotensi mengakibatkan infeksi mata yang lebih luas, salah satunya yaitu endoftalmitis. Ini merupakan salah satu komplikasi
yang paling serius karena dapat mengakibatkan dibutuhkannya enukleasi bola mata.
3) Astigmatisme Ireguler
Adanya cedera pada kornea pada keratitis dapat berakibat terbentuknya jaringan sikatriks dan terbentuknya pembuluh
darah-pembuluh darah yang baru pada kornea. Hal ini akan menyebabkan berubahnya kelengkungan kornea sebagai media
refraksi yang berujung pada gangguan refraksi berupa astigmatisme ireguler.
Uveitis
Promotif dan Preventif
Penting untuk memberikan pendidikan kepada pasien mengenai proses penyakit dan menekankan pentingnya
kepatuhan terhadap pengobatan dan tindak lanjut.
Pasien harus menerima nasihat tentang kemungkinan komplikasi, yang dapat mencakup kehilangan penglihatan total.
Pasien harus menerima tindakan pencegahan kembali yang ketat dengan tanda dan gejala yang menyebabkan alarm seperti
nyeri yang memburuk, penglihatan, floaters, dan/atau fotofobia.
● Katarak, yaitu perubahan yang terjadi pada lensa mata dan menyebabkan penglihatan kabur
● Glaukoma yaitu kerusakan saraf yang menghubungkan mata dengan otak, yang dapat berujung pada kebutaan
● Ablasi retina yaitu kondisi ketika retina lepas dari lapisan pembuluh darah yang memberi oksigen dan nutrisi
● Edema makula kistoid, yaitu pembengkakan pada retina
● Sinekia posterior, yaitu peradangan yang menyebabkan iris melekat pada lensa mata
● Chen, S.C., & Sheu, S.J. (2017). Recent Advances in Managing and Understanding Uveitis. F1000Research, 6, pp. 280.
● Harthan, J.S., Opitz, D.L., Fromstein, S.R., & Morettin, C.E. (2016). Diagnosis and Treatment of Anterior Uveitis: Optometric
Management. Clinical Optometry, 8, pp. 23–35.
Glaukoma
Promotif dan Preventif
Pemeriksaan tekanan intraokular kedua mata merupakan pemeriksaan standar yang dilakukan untuk setiap pemeriksaan
mata lengkap. Ini bersama dengan pemeriksaan fundoscopic dengan perhatian cermat pada saraf optik adalah tes skrining
penting untuk mengidentifikasi tersangka glaukoma di awal proses penyakit. Suspek glaukoma yang berisiko tinggi
memerlukan pengujian lebih lanjut untuk memastikan diagnosis glaukoma. Pasien harus dididik tentang penyebab, faktor
risiko, dan pengobatan untuk glaukoma. Pasien harus menyadari bahwa sebagian besar kasus glaukoma menyebabkan
kehilangan penglihatan progresif lambat yang tidak akan disadari pasien sampai sebagian besar bidang visualnya hilang.
Untuk alasan ini, sangat disarankan agar pasien melakukan pemeriksaan mata secara teratur untuk tujuan mengidentifikasi
pasien berisiko tinggi dan mencegah kehilangan penglihatan yang tidak dapat diubah.
American Academy of Ophthalmology Basic and Clinical Science Course Subcommittee. Basic Clinical and Science Course. External Disease and Cornea: Section 8, 2017–2018. Table 10-6. San Francisco: American Academy of Ophthalmology, 2017.
Vaughan D, Asbury J. Oftalmologi Umum Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2013. hal. 130-137
Keratitis Herpes simpleks dan zoster:
-Herpes simpleks
-Topikal : asiklovir 3% salep :mata 5x/hari
-Antiviral sistemik : asiklovir PO 5 x 800 mg hingga 3 minggu
-Sikloplegik : atropin 1 % tetes mata 2x/hari.
-Herpes zoster
-Antiviral sistemik : asiklovir PO 5x800 mg 7-10 hari, valasiklovir PO 3x1 g 7 hari
-Terapi neuralgia : gabapentin PO 300-600 mg hingga 3x/hari, karbamazepin PO 1x400 mg
1) Kecenderungan perforasi/descematocele
donor kornea
“Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari: 6412,
at-Tirmidzi: 2304, Ibnu Majah: 4170)
● Kesehatan mata
Doa ini bersumber dari hadis riwayat Ibnu Sunni dari Anas bin Malik, dia berkata;
: وَا ْﻧﺼُﺮْ ﻧِﻲ َﻋﻠَﻰ ﻣَﻦْ ظَﻠَ َﻤﻨِﻲ، َوأَ ِرﻧِﻲ ﻓِﻲ ا ْﻟ َﻌ ُﺪ ﱢو ﺛَﺄْرِي، وَاﺟْ َﻌ ْﻠﮫُ ا ْﻟﻮَارِثَ ِﻣﻨﱢﻲ،ﺼﺮِي
َ َاﻟﻠﱠﮭُ ﱠﻢ َﻣﺘﱢ ْﻌﻨِﻲ ﺑِ َﺴ ْﻤﻌِﻲ َوﺑ
Ketika sakit mata menimpa salah satu sahabatnya, Nabi Saw membaca doa berikut; ‘Allohumma matti’ni bi sam’i wa bashari waj’alhul
waritsa minni wa arini fil ‘aduwwi tsa’ri wanshurni ‘ala man dzolamani.
● Kebersihan
Hadits selanjutnya menyebutkan bahwa Allah SWT menyukai tempat-tempat yang bersih,
Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih
yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu
bersihkanlah tempat-tempatmu." (HR. Tirmizi)
َٰﯾٓﺎَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ ﻗَ ْﺪ َﺟ ۤﺎ َء ْﺗ ُﻜ ْﻢ ﻣﱠﻮْ ِﻋﻈَﺔٌ ﻣﱢﻦْ ﱠرﺑﱢ ُﻜ ْﻢ وَﺷِ ﻔَ ۤﺎ ٌء ﻟﱢﻤَﺎ ﻓِﻰ اﻟﺼﱡ ﺪُوْ ِۙر َوھُﺪًى ﱠورَﺣْ َﻤﺔٌ ﻟﱢ ْﻠﻤُﺆْ ِﻣﻨِﯿْﻦ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit.” (QS
Surat Yunus: 57)
Kesimpulan
Berdasarkan diskusi kelompok kami, mata merah dapat terjadi karena adanya
pelebaran pembuluh darah pada mata. Sedangkan penyakit yang terkait skenario
kami menyimpulkan bisa berupa keratitis, uveitis, dan glaukoma akut, namun untuk
menegakkan diagnosis perlu adanya pemeriksaan fisik dan penunjang serta
informasi yang lebih memadai. Fungsi lain dari pemeriksaan lanjutan dan
mendapatkan informasi yang lebih memadai adalah untuk memudahkan dalam
melakukan tatalaksana awal.