Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULU PADA

KLIEN DENGAN CORPUS ALIENUM MATA

1. Pengertian
Corpus alienum adalah benda asing. Istilah ini sering digunakan dalam istilah medis.
Corpus alienum merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering mengenai
sklera, kornea, dan konjungtiva. Trauma mata adalah trauma pada mata yang menyebabkan
kerusakan jaringan pada mata. Apabila korpus alienum masuk ke dalam bola mata maka
biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata dan
terjadi iridocylitis serta panophthmitis, oleh karena itu perlu cepat mengenali benda asing
tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya
(Ilyas, 2008).
2. Etiologi
Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah (Bashour, 2008):
a. Percikan kaca, besi, keramik;
b. Partikel yang terbawa angin, seperti debu;
c. Ranting pohon;
d. Dan sebagainya.
3. Manifestasi Klinis
Setiap cedera pada permukaan mata biasanya menimbulkan perasaan ada sesuatu dimata.
Gejala lainnya adalah kepekaan terhadap cahaya, mata atau pembengkakan mata dan
kelopak mata. Penglihatan bisa menjadi kabur.
Tanda dan gejala yang ditimbulkan yaitu (Ilyas, 2008)
1. Ekstra Okular
a. Mendadak merasa tidak enak ketika mengedipkan mata;
b. Ekskoriasi kornea terjadi bila benda asing menggesek kornea, oleh kedipan bola
mata;
c. Lakrimasi hebat;
d. Benda asing dapat bersarang dalam torniks atas atau konungtiva;
e. Bila tertanam dalam kornea nyeri sangat hebat.
2. Infra Okuler
a. Kerusakan pada tempat masuknya mungkin dapat terlihat di kornea, tetapi benda
asing bisa saja masuk ke ruang posterior atau limbus melalui konjungtiva maupun
sklera;
b. Bila menembus lensa atau iris, lubang mungkin terlihat dan dapat terjadi katarak;
c. Masalah lain diantaranya infeksi skunder dan reaksi jaringan mata terhadap zat
kimia yang terkandung misalnya dapat terjadi siderosis.

4. Patofisiologi
Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan. Benda
asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut
diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar. Benda asing dapat merangsang
timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian
menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga
dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrate kornea.
Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan
(Bashour, 2008).
5. Pathway
6. Kemungkinan Komplikasi yang muncul
Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek dari
corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana fokus
cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi
juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan
reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam. Bila
ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti inflamasi
ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media refraksi yang berarti,
prognosis bagi pasien adalah baik (Vaughan, 2010).

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain (Vaughan, 2010):
1) Pemeriksaan tajam penglihatan
Dengan menggunakan snellens chart dan test brigshtess dilakukan untuk mengetahui
ketajaman penglihatan, normalnya tajam penglihatan seseorang adalah 6/6,
sedangkan pada pasien trauma mata hanya 1/30.
2) Test onel
Dilakukan untuk mengetahui fungsi eksresi sistem lakrimel, normal bila terlihat
adanya reaksi menelan tetapi bila test anel negatif atau fungsi lakrimal tidak normal
maka keadaan ini mudah sekali terjadi infeksi, umumnya pada pasien trauma mata
tes onelnya (-) karena saat itu sistem lakrimal akan lebih banyak mengeluarkan air
mata.
3) Pemeriksaan lapang pandang
Dapat diperiksa dengan cara konfrontasi yaitu dengan cara meminta pasien untuk
memejamkan salah satu matanya dan memfokuskan matanya pada salah satu tempat
atau satu titik dihadapinya, pada pasien trauma mata pada bagian mata yang trauma
maka lapang pandangnya agak sedikit kabur/berkurang, namun pada mata yang
normal lapang pandangnya masih normal/jelas

4) Foto rontgen orbita


Foto rontgen orbita dilakukan untuk memastikan adanya benda asing di dalam mata,
pada trauma mata apabila terdapat benda asing yang masukke dalam mata maka akan
terlihat dengan jelas.
5) Pemeriksaan dengan optalmoskop.
8. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari bola
mata. Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan
mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal. Untuk mengeluarkannya,
diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam. Arah pengambilan, dari tengah ke
tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable.
Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan
diperban (Vaughan, 2010).
Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus,
melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda asing, bila tidak
berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang mengandung benda asing tersebut.
Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan dengan magnit sama
seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan magnit, sesudah insisi pada
limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa dengan ekstraksi linier
untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler untuk usia yang tua
(Vaughan, 2010). Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan
dengan giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan
operasi vitrektomi (Vaughan, 2010).

9. Asuhan Teori

Pengkajian
 

1)      Identitas
Nama
Umur
Suku/ bangsa
Agama
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
2)      Riwayat Kesehatan
a)      Riwayat penyakit: Jenis, bahan, jumlah, dan lama terkena rudapaksa, tindakan yang telah
dilakukan oleh klien sebelum dibawa ke rumah sakit
b)      Psikososial: Pekerjaan yang dijalani, aktivitas yang dilakukan saat terkena benda asing
3)      Dasar Data Pengkajian Pasien
Kebutuhan sehari-hari pasien sebelum terkena trauma mata dapat dilakukan secara
mandiri tetapi setelah mengalami trauma mata terdapat gangguan dan perubahan, seperti:
a)      Tidur dan istirahat: adanya rasa nyeri pada mata sehingga mengakibatkan terganggunya aktivitas
istirahat / tidur
b)      Personal hygiene: mandi, gosok gigi, BAB, BAK terganggu berhubungan dengan gangguan
penurunan dan rasa nyeri
c)      Makanan / cairan: pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan
menghindari rasa pedas
4)      Pemeriksaan Fisik
a)      Inspeksi
         Adanya perdarahan, perubahan struktur konjungtiva, warna, dan memar
         Kerusakan tulang orbita, krepitasi tulang orbita
         Pelebaran pembuluh darah perikornea
         Hifema
         Robek kornea
         Perdarahan dari orbita
         Blefarospasmae
         Pupil tidak bereaksi terhadap cahaya, struktur pupil robek
         Tes fluoresens positif
         Edema kornea
         Nekrosis konjungtiva/sclera
         Katarak
b)      Palpasi
         Adanya nyeri pada mata
5)      Pemeriksaan Penunjang
Pada sebagian pasien saat dilakukan tes adaptasi gelap, terjadinya peningkatan tekanan
darah dan denyut nadi, pernapasan dan suhu, pada sinusitis dan benda asing yang lama dalam
mata terjadi peningkatan jumlah leukosit karena terjadi infeksi yang lama.

  b.      Diagnosa
1)      Risiko perluasan cedera yang berhubungan dengan efek agens cedera (fisik, kimiawi)
2)      Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis
3)      Nyeri yang berhubungan dengan kerusakan jaringan mata.
4)  Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yang berhubungan dengan kurang
pengetahuan, kurang sumber pendukung.
  c.       Intervensi
1)   Risiko perluasan cedera yang berhubungan dengan efek agens cedera (fisik, kimiawi)
Subjektif :
a.       Mengatakan terkena benda asing.
b.      Mengatakan nyeri.
c.       Mengatakan ingin selalu memegang daerah yang luka.
Objektif :
a.       Memegang daerah mata.
b.      Meringis dan wajah tegang.
c.       Pemeriksaaan terdapat kerusakan struktur mata atau terdapat benda asing pada mata (edema
kornea, ablasi kornea, dll).
Tujuan :
Tidak terjadi kerusakan struktur yang berlanjut  
Intervensi Rasional
-kaji kondisi luka yang terjadi dan -cedera fisik umumnya menetap, tidak
identifikasi penyebab cedera. Kaji tanda- akan merusak struktur lain kecuali ada
tanda atau keluhan yang mungkin muncul. manipulasi atau rudapaksa berikutnya.
Sementara itu, trauma kimia mungkin
akan terus berlanjut hingga beberapa saat
setelah mata terpajan zat kimia.

-anjurkan klien untuk tidak melakukan -zat kimia dapat menyebabkan pelunakan
penekanan pada mata, kecuali pada cedera organ. Penekanan fisik yang kuat dapat
dengan perdarahan. memperparah kerusak mata.

-lakukan irigasi pada mata yang -irigasi merupakan penanganan utama


mengalami trauma kimia, atau pada mata terpenting pada trauma kimia untuk
dengan perdarahan yang dicurigai terdapat
mencegah kerusakan lebih lanjut.
benda yang tertinggal. Usahakan irigasi dilakukan dengan air
garam fisiologis, atau air biasa bila tidak
ada. Irigasi minimal dilakukan dengan
menggunakan satu liter air dan pada
trauma kimia alkali minimal dilakukan
segera hingga selama 60 menit
-tutup mata dengan perban penekan bila pascatrauma.
terjadi perdarahan. Tameng mata dapat
digunakan pada anak-anak yang agak -luka yang mengalami perdarahan cukup
besar. besar, disamping ditutup dengan plester,
penekanan dengan berat diharapkan dapat
menghentikan perdarahan. Pada anak
yang kurang kolaboratif dan cenderung
mengucek mata sebaliknya dipasang
-anjurkan klien untuk melaporkan setiap ditameng.
perubahan gejala awal.
-perubahan gejala yang lebih parah
menunjukkan kerusakan meluas.
Blefarospasme, nyeri hebat, dan fotofobia
serta kekaburan mata menunjukkan
kerusakan struktur kornea. Penurunan
tajam penglihatan dan pandangan ganda
serta kehilangan lapang pandang parsial
(perifer) maupun total mungkin
menunjukkan kerusakan yang lebih dalam
(pada lensa dan retina). Hifema
menunjukkan perdarahan dalam bilik
mata depan.

2)   Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis


Subjektif:
a.       Menyatakan takut /khawatir terjadi kerusakan mata.
b.      Menyatakan takut tidak bias melihat lagi.
Objektif :
a.       Wajah tegang
b.      Tanda vital meningkat
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan
Intervensi Rasional
-kaji derajat kecemasan, factor yang -umumnya factor yang menyebabkan
menyebabkan kecemasan, tingkat kecemasan adalah kurangya pengetahuan
pengetahuan dan ketakutan klien akan dan ancaman actual terhadap diri. Pada
penyakit. klien dengan glaucoma, rasa nyeri dan
penurunan lapang penglihatan
menimbulkan ketakutan utama.

-meningkatkan pemahamaan klien akan


-orientasikan tentang penyakit yang penyakit. Jangan memberikan keamanan
dialami klien, prognosis dan tahapan palsu seperti mengatakan penglihatan akan
perawatan yang akan dijalani klien. pulih atau nyeri akan segera hilang.
Gambarkan secara objektif tahap
pengobatan, harapan proses pengobatan,
dan orientasi pengobatan masa berikutnya.

-Menimbulkan rasa aman dan perhatian


bagi klien.
-berikan kesempatan pada klien untuk
bertanya tentang penyakitnya. -dukungan psikologis dapat berupa
penguatan tentang kondisi klien dalam
-beri dukungan psikologis. melibatkan diri dalam perawatan maupun
mengorientasikan bagaimana kondisi
penyakit yang sama menimpa klien yang
lain.

-mengurangi rasa ketidakefektifan dan


-terangkan setiap prosedur yang kecemasan yang terjadi.
dilakukan, jelaskan tahap perawatan yang
akan dijalani.

3)      Nyeri yang berhubungan dengan kerusakan jaringan mata.


Subjektif :
Menyatakan nyeri pada mata
Objektif :
Wajah tegang, meringis.
Tujuan :
Nyeri berkurang, hilang atau terkontrol.
Intervensi Rasional
-kaji derajat nyeri setiap hari atau -nyeri trauma umumnya menjadi keluhan
sesering mungkin jika diperlukan. utama terutama nyeri akibat kerusakan
kornea.

-terangkan penyebab nyeri dan -nyeri disebabkan oleh efek kimiawi atau
factor/tindakan yang dapat fisik benda dan nyeri dapat meningkat
memprovokasi nyeri. akibat provokasi
         menekan mata terlalu kuat
         gerakan mata tiba-tiba

-lakukan kompres pada jaringan sekitar -kompres dingin mungkin diperlukan pada
mata. trauma fisik akut dan juka kondisi
stabil(agak lama), dapat digunakan teknik
kompres hangat (jika tidak ada perdarahan).

-analgesik berfungsi untuk meningkatkan


-kolaborasi pemberian analgesic. ambang nyeri.

-mengurangi nyeri dengan manipulasi


-ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi dengan manipulasi psikologis.
pada klien.

4)  Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yang berhubungan dengan


kurang pengetahuan, kurang sumber pendukung.
Subjektif :
Menyatakan tidak tahu cara merawat mata
Tujuan:
Perawatan rumah berjalan efektifa
Intervensi Rasional
-kaji tingkat pengetahuan klien tentang -sebagai modalitas dalam pemberian
perawatan pascahospitalisasi. pendidikan kesehatan tentang perawatan
pulang.

-terangkan berbagai kondisi yang perlu -kondisi yang harus segera dilaporkan:
dikonsultasikan          Nyeri pada dan disekitar mata, sakit kepala
menetap
         Setiap nyeri yang tidak berkurang dengan
obat panggung nyeri
         Nyeri disertai mata merah, bengkak, atau
keluar cairan, inflamasi dan cairan cairan
dari mata, ada pendarahan (hifema)
         Demam tinggi
         Perubahan ketajaman penglihatan, kabur,
pandangan ganda, selaput pada lapang
penglihatan, atau kehilangan
sebagian/seluruh lapang penglihatan.

-klien mungkin mendapatkan obat tetes atau


salep (topical).

-meningkatkan rasa percaya, rasa aman, dan


-terangkan cara penggunaan obat-obatan. mengeksplorasi pemahaman dan hal-hal
yang mungkin belum dipahami klien.
-berikan kesempatan bertanya.
-respons verbal untuk meyakinkan kesiapan
klien dalam perawatan pascahospitalisasi.

-kesiapan keluarga meliputi orang yang


-tanyakan kesiapan klien untuk bertanggung jawab dalam perawatan,
perawatan pascahospitalisasi. pembagian peran dan tugas serta
penghubung klien dan institusi pelayanan
kesehatan.
-identifikasi kesiapan keluarga dalam
perawatan diri klien pascahospitalisasi.

  d.      Evaluasi
1)      Risiko perluasan cedera yang berhubungan dengan efek agens cedera (fisik, kimiawi):
a.    Klien berpartisipasi dalam perawatan.
b.   Tidak timbul gejala yang menunjukkan kerusakan lebih dalam.
2)      Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis:
a.    Klien mengungkapkan kecemasan minimal atau hilang.
b.   Klien berpartisipasi dalam kegiatan pengobatan
3)      Nyeri yang berhubungan dengan kerusakan jaringan mata:
a.    Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri
b.   Klien menyebutkan factor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri
c.    Klien mampu melakukan tindakan mengurangi nyeri
4)      Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yang berhubungan dengan kurang
pengetahuan, kurang sumber pendukung:
a.    Klien mengungkapkan kecemasan minimal atau hilang
b.   Klien berpartisipasi dalam kegiatan pengobatan

10. Daftar Pustaka


Bashour M. 2008. Corneal Foreign Body. Serial Online. Diakses 4 Oktober 2015 .
http://emedicine.medscape.com/ article/
Baughman, D.C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku untuk Brunner dan Suddarth.
Jakarta: EGC.
Bulecked, G.M, et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). United Sates of America:
Elsevier.
Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
James, et al. 2006. Lecture Notes: Opthalmology. Jakarta: Erlangga.
Junaidi,P. 2004. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI
Moorhead, S., et al. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC). United Sates of America:
Elsevier.
Neal, M.J. 2006. At a Glance: Farmakologi Medis.
Pearce, E.C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Vaughan, D. 2010. Oftalmologi Umum, Edisi 17. Jakarta : Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai