Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata adalah salah satu organ yang penting bagi manusia. Dalam
sistem penginderaan, mata adalah indra penglihatan (organ visus) yang
terdiri atas organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata).
Saraf indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf kranial kedua),
muncul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung membentuk saraf
optikus. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.
Tanpa mata, maka manusia tidak akan bisa melihat apa yang ada
didepan, apa yang ada disekitar mereka, dan mengerjakan segala sesuatu
dengan benar. Begitu pentingnya mata bagi kita, sehingga kita perlu
merawat dan menjaga mata dari hal-hal yang dapat merusak mata.
Jika suatu benda asing masuk ke bagian bola mata dan melukai
mata, maka mata mengalami trauma benda asing yang dapat
mengakibatkan kerusakan mata atau buta jika tidak ditangani.
Maka itu, mata perlu dijaga dan dirawat, sebab mata adalah indra
penglihatan yang penting bagi kita.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah “Asuhan Keperawatan
pada Pasien Tn. R dengan Corpus Alienum Orbita Dekstra pada Mata” ini
adalah :
1. Mengetahui definisi dari mata dan definisi dari corpus alienum
pada mata.

1
2. Mengetahui penyebab dan cara pengobatan corpus alienum
pada mata.
3. Mengetahui cara dan proses dalam pengobatan corpus alienum
pada mata.

C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah
“Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn. R dengan Corpus Alienum Orbita
Dekstra pada Mata” ini adalah metode kepustakaan.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini tepatnya sesuai dengan
sistematika penulisan pada makalah secara umum.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Mata dan Bagian Organ Mata


Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks
dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.

Organ-organ pada mata adalah sebagai berikut :


1. Organ luar :
a. Bulu mata, berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.
b. Alis mata, berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola
mata.
c. Kelopak mata, berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.
2. Organ dalam :
Bagian-bagian pada organ mata bekerja sama mengantarkan
cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem
saraf. Bagian-bagian tersebut adalah:
a. Kornea, merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima
cahaya dari sumber cahaya.

3
b. Sklera, merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih.
Tebalnya rata-rata 1 milimeter tetapi pada irensi otot, menebal
menjadi 3 milimeter.

c. Pupil dan iris, dari kornea cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil
menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang
lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang
gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar
pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai
diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada
mata.

4
d. Lensa mata, menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada
retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga
cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek
yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis.
Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari
dekat), lensa mata akan menebal.

e. Retina atau Selaput Jala, adalah bagian mata yang paling peka
terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik
kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.

5
f. Saraf optik, saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina,
untuk menuju ke otak.

B. Pengertian Corpus Alienum pada Mata


Corpus alienum adalah benda asing. Istilah ini sering digunakan
dalam istilah medis. Merupakan salah satu penyebab cedera mata yang
paling sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Trauma mata
adalah cidera mata yang dapat mengakibatkan kelainan mata
(mangunkusumo, 1988)
Jadi, corpus alienum pada mata adalah masuknya benda asing pada
mata, yang dapat mengenai sclera, kornea, ataupun konjungtiva, yang
dapat menyebabkan trauma pada mata atau cidera mata.

6
Meskipun kebanyakan bersifat ringan, tetapi beberapa cedera bisa
berakibat serius . Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata
maka biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari
isi bola mata. Karena itu perlu cepat mengenali benda asing tersebut dan
menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian
mengeluarkannya.
Beratnya kerusakan pada organ – organ di dalam bola mata
tergantung dari besarnya corpus alienum, kecepatannya masuk, ada atau
tidaknya proses infeksi dan jenis bendanya sendiri.Bila ini berada pada
segmen depan dari bola mata, hal ini kurang berbahaya jika dibandingkan
dengan bila benda ini terdapat di dalam segmen belakang. Jika suatu benda
masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu dari ketiga
perubahan berikut :
1. Mecanical effect.
Benda yang masuk ke dalam bola mata hingga melalui
kornea ataupun sclera. Setelah benda ini menembus kornea
maka ia masuk ke dalam kamera oculi anterior dan mengendap
ke dasar. Bila kecil sekali dapat mengendap di dalam sudut
bilik mata. Bila benda ini terus, maka ia akan menembus iris
dan kalau mengenai lensa mata akan terjadi catarack, traumatic.
Benda ini bisa juga tinggal di dalam corpus vitreus. Bila benda
ini melekat di retina biasanya kelihatan sebagai bagian yang
dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya
endapan sel – sel darah merah, akhirnya terjadi degenerasi
retina.
2. Permulaan terjadinya proses infeksi.
Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata
kemungkinan akan timbul infeksi. Corpus vitreus dan lensa
dapat merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman
sehingga sering timbul infeksi supuratif. Juga kita tidak boleh
melupakan infeksi kuman tetanus.

7
3. Terjadi perubahan – perubahan spesifik pada jaringan mata
karena proses kimiawi ( reaction of ocular tissue )

C. Jenis Benda Asing pada Mata


Jenis benda asing pada mata dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
1. Benda logam.
Terbagi menjadi benda logam magnit dan bukan magnit.
Contoh : emas, perak, timah hitam, seng, nikel, aluminium,
tembaga, besi.
2. Benda bukan logam.
Contoh : batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan
bulu mata.
3. Benda Insert.
Adalah benda yang terdiri atas bahan bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan mata, ataupun jika ada reaksinya
sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh :
emas, perak, platina, batu, kaca, porselin, plastik tertentu.

D. Trauma Mata
Menurut Ilyas (1985), trauma mata dapat terjadi secara mekanik
dan non mekanik berikut penjelasannya.
1. Mekanik, meliputi :
Trauma oleh benda tumpul, misalnya terkena tonjokan
tangan, terkena lemparan batu, terkena lemparan bola, terkena
jepretan ketapel, dan lain-lain.

8
Trauma oleh benda tajam, misalnya terkena pecahan kaca,
terkena pensil, lidi, pisau, besi, kayu, terkena kail, lempengan
alumunium, seng, alat mesin tenun.
Trauma oleh benda asing, misalnya kelilipan pasir, tanah,
abu gosok dan lain-lain.
2. Non Mekanik, meliputi :
Trauma oleh bahan kimia, seperti air accu, asam cuka,
cairan HCL, air keras, coustic soda, kaporit, jodium tincture,
baygon, bahan pengeras bakso, semprotan bisa ular, getah papaya,
miyak putih.
Trauma termik (hipermetik), karena terkena percikan api
atau terkena air panas.
Trauma Radiasi akibat sinar ultra violet, sinar infra merah,
dan sinar ionisasi dan sinar X.

E. Trauma Mata Akibat Benda Asing


Ada beberapa hal yang dirasakan oleh klien atau pasien yang
mengalami trauma mata / masuknya benda asing pada mata, yaitu :
1. Mata terasa mengganjal dan ngeres.
2. Mendadak merasa tidak enak jika mengedikan mata.
3. Bila tertanam dalam kornea nyeri sangat hebat.
4. Fototobia, adalah rasa takut abnormal pada cahaya. Fotofobia dapat
menyebabkan mata menjadi sakit bahkan dalam kondisi cahaya yang
relatif rendah.
5. Gangguan gerak bola mata dan lain-lain

F. Faktor Prediposisi
Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami
corpus alienum pada mata atau trauma mata, yaitu :

9
1. Mengendarai motor tanpa menggunakan helm yang disertai
kaca penutup.
2. Berjalan dibawah terik matahari dalam waktu begitu lama
tanpa menggunakan topi atau kaca mata pelindung.
3. Pekerja las dalam pekerjaannya tanpa menggunakan kaca
pelindung mata.

G. Gambaran Klinik Corpus Alienum pada Mata


Ada beberapa kemungkinan yang akan dirasakan pasien jika
mengalami corpus alienum.
1. Penurunan ketajaman penglihatan.
2. Adanya kelainan disekitar mata, seperti :
a. Adanya perdarahan sekitar mata.
b. Pembengkakan di dahi, pipi dan hidung.
c. Adanya eksuftalmos dan gangguan gerak bola mata akibat
perdarahan di dalam rongga orbit.
d. Adanya hematomom dan edema pada kelopak mata.
e. Konjungtiva akan tampak merah dengan batas tegas.
f. Terjadi erosi kornea.
g. Pupil akan menyempit, dapat juga juga melebar dan reaksi
terhadap cahaya akan menjadi lembat atau hilang.
h. Timbul raptur yang tidak langsung pada kapsul lensa.
i. Edema retina.
j. Perubahan tekanan bola mata.
k. Terjadi gangguan gerak bola mata, kelopak mata tidak dapat
menutup atau tidak dapat membuka dengan jelas.

10
H. Tanda dan Gejala Corpus Alienum pada Mata
Adapun yang dirasakan pasien saat ada benda asing masuk pada
mata adalah :
1. Ekstra Okular.
a. Mendadak merasa tidak enak ketika mengedipkan mata.
b. Ekskoriasi kornea terjadi bila benda asing menggesek kornea,
oleh kedipan bola mata.
c. Lakrimasi hebat.
d. Benda asing dapat bersarang dalam torniks atas atau
konungtiva.
e. Bila tertanam dalam kornea nyeri sangat hebat.
2. Infra Okuler.
a. Kerusakan pada tempat masuknya mungkin dapat terlihat di
kornea, tetapi benda asing bisa saja masuk ke ruang posterior
atau limbus melalui konjungtiva maupun sklera.
b. Bila menembus lensa atau iris, lubang mungkin terlihat dan
dapat terjadi katarak.
c. Masalah lain diantaranya infeksi skunder dan reaksi jaringan
mata terhadap zat kimia yang terkandung misalnya dapat
terjadi siderosis.

I. Manifestasi Klinik

1 Lagaltafmas : Keadaan tidak menutupnya mata secara


. sempurna (Ramali, dkk. 2005)
2 Katarak : Kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi
. (penambahan cairan) lensa, denaturasi proteksi
lensa, atau akibat kedua-duanya.

11
3 a. Akut : Penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan
. infra akuler yang meningkat mendadak sangat
tinggi

Penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan


bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan
b. Kronik :
fungsi mata yang permanent. (ilyas 1997)

Tidak dapat melihat karena kerusakan mata


(Ramali, dkk. 2005)

Kebutaan :
4
.

J. Tes Diagnostik
1. Pemeriksaan umum .
Pemeriksaan pada kasus trauma mata dilakukan baik subyektif
maupun obyektif.
a. Pemeriksaan subyektif.
Pemeriksaan ketajaman penglihatan. Hal ini berkaitan
dengan pembutatan visum et repertum. Pada penderita yang
ketajamannya menurun, dilakukan pemeriksaan retraksi untuk
mengetahui bahwa penurunan penglihatan mungkin bukan
disebabkan oleh trauma tetapi oleh kelainan retraksi yang
sudah ada sebelum trauma (Widodo, 2000)

12
b. Pemeriksaan Obyektif.
Saat penderita kita inspeksi sudah dapat diketahui adanya
kelainan di sekitar mata seperti adanya perdarahan sekitar mata.
Pembengkakan di dahi, pipi, hidung dan lain-lain yang
diperiksa pada kasus trauma mata ialah: keadaan kelopak mata
kornea, bilik mata depan, pupil, lensa dan tundus, gerakan bola
mata dan tekanan bola mata.
Pemeriksaan segmen anterior dilakukan dengan sentotop,
loupe slit lamp dan atlalmoskop. (Widodo, 2000).
2. Pemeriksaan Khusus.
a. Pembiakan kuman dari benda yang merupakan penyebab trauma
untuk menjadi petunjuk pemberian obat antobiotik pencegah
infeksi.
b. Pemeriksaan radiology foto orbita, untuk melihat adanya benda
asing yang radioopak, bila ada dilakukan pemeriksaan dengan lensa
kontak combrang dan dapat ditentukan apakah benda asing intra
okuler atau ektra okuler.
c. Pemeriksaan ERG : untuk mengetahui fungsi retina yang rusak atau
yang masih ada.
d. Pemeriksaan VER : untuk melihat fungsi jalur penglihatan pusat
penglihatan.

K. Penatalaksanaan
Bila terdapat benda asing dalam bola mata, maka sebaiknya
dilakukan usaha untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada penderita
diberikan:
1. Antibiotik spectrum luas.
2. Analgetik dan sedotiva.

13
3. Dilakukan tindakan pembedahan pada luka yang terbuka.

Ekstra Okular ditangani dengan memberikan :


1. Tetes mata.
2. Bila benda asing dalam forniks bawah, angkat dengan swab.
3. Bila dalam farniks atas, lipat kelopak mata dan angkat.
4. Bila tertanam dalam konjungtiva, gunakan anestesi local dan
angkat dengan jarum.
5. Bila dalam kornea, geraka anestesi local, kemudian dengan
hat-hati dan dengan keadaan yang sangat baik termasuk cahaya
yang baik, angkat dengan jarum.
6. Pada kasus ulerasi gunakan midriatikum bersama dengan
antibiotic local selama beberapa hari.
7. Untuk benda asing logam yang terlalu dalam, diangkat dengan
jarum, bisa juga dengan menggunakan magnet.

Intra okuler ditangani dengan memberikan :

1. Pemberian antitetanus.
2. Antibiotic.
3. Benda yang intert dapat dibiarkan bila tidak menybabkan
iritasi.

14
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
I. Identitas Klien.
1. 6Nama (Inisial) : Tn. R.
2. Usia : 27 tahun.
3. Jenis Kelamin : Laki-laki.
4. Pekerjaan : Pekerja mandiri.
5. Agama : Islam.
6. Pendidikan : SMA.
7. Suku bangsa : Banjar.
8. Bahasa yang digunakan : Banjar.
9. Alamat rumah : desa Tamban Batu Tengah, RT.
016,
RW. 003 Kecamatan Tamban Catur
Kabupaten Kapuas.
10. Sumber biaya : BPJS.
11. No MR : 008008.
12. Tanggal Pengkajian : 24 September 2014.
13. Diagnosa medis : Corpus Alienum Orbita Dekstra.

II. Riwayat Kesehatan.


1. Riwayat kesehatan sekarang :
a. Alasan masuk RS : Ada pecahan besi masuk ke mata sebelah

15
kanan klien.
b. Keluhan utama : mata klien sakit dan susah mengedip.
1) Faktor pencetus : masuknya pecahan besi ke mata sebelah
kanan.
2) Timbulnya : sejak tanggal 22 September 2014.
3) Lamanya : 2 hari.
4) Upaya mengatasi : pergi ke puskesmas untuk mendapat
pengobatan.
III. Pengkajian Fisik.
1. Sistem penglihatan.
a. Posisi mata : simetris.
b. Kelopak mata : normal.
c. Gerakan : normal.
d. Pergerakan bola mata :abnormal.
e. Konjungtiva : merah.
f. Kornea : normal.
g. Sklera :
h. Pupil :
i. Otot-otot mata : normal.
j. Fungsi penglihatan : kabur.

B. Data Fokos
Ds:
1. Klien mingatakan nyeri pada mata bagian kanan.
2. Klien mengatakan sulit mengedipkan mata

Do:
1. Klien meringis dan cemas.

16
2. Mata klien merah

C. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Inflamasi Gangguan
Klien mengatakan nyeri pada rasa nyaman
mata bagian kanan.
DO:
Klien meringis dan cemas
Skala nyeri: 1-2=R, 3-4=S,
(5=B)
2. DS: peningkatan Resiko injuri
Klien mengatakan sulit Tekanan Infra
mengedipkan mata. Okuler
DO:
Mata klien merah

D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan inflamasi.
2. Resiko injuri berhubungan dengan peningkatan tekanan infra okuler.

17
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.R

DENGAN CORPUS ALIENUM ORBITA DEKSTRA DI RUANG POLI MATA

BLUD RSUD DR.H SOEMARNO SOSOROADMODJO

KUALA KAPUAS

N Hari/ Diagnose Tujuan Perencanaan Implamentasi Evaluasi


o tangga keperawat
l an Intervensi Rasional
1 Selasa, Gangguan Setelah 1. Kaji skala 1.mengide 1.mengkaji S:klien
. 24-09- rasa dilakukan nyeri ntifikasi skala nyeri. mengatakan
2014 nyaman tindakan 2. berikan intervensi 2.memberika tidak ada
selama 30 tindakan yang tepat n kompres
berhubunga nyeri.
menit nyaman 2. pada daerah
n dengan seperti O:ekspresi
inflamasi. kondisi mengurang edema.
mata kompres pada i rasa 3.melanjutka wajah klien
DS: daerah edema.
kembali ketidak n dalam tenang.
-Klien 3. kolaborasi
normal nyamanan. pemberian A:masalah
mengataka dalam
dengan pemberian 3. analgetik. teratasi
n nyeri criteria mengontrol
analgetik P:hentikan
pada mata hasil: dan
bagian intervensi.
-nyeri mengurang
kanan. berkurang i nyeri
DO: -klien rileks
-Mata klien
merah.
Skala 1.
nyeri: 1-
2=R, 3-
4=S, (5 =B)

2 Selasa, Resiko Setelah 1. beritahu 1. agar 1.memberitah S:klien


. 24-09- injuri b/d dilakukan klien untuk tidak ukan kepada mengatakan
2014 peningkata tindakan tidak terjadi klien untuk matanya
selama 30 menggosokka peningkata tidak
n tekanan masih terasa
menit n matanya. n tekanan menggosokka
infra tekanan 2. anjurkan infa okuler. n matanya. kaku untuk
okuler. infra okuler klien 2.meningka 2.menganjurk berkedip.
DS: kembali menggerakan tkan koping an klien O:mata klien
Klien normal tehnik klien. menggerakan kemerahan.
mengataka dengan manajemen 3.menurun tehnik A:masalah
n sulit kriteria stress seperti kan manajemen teratasi

18
mengedipk hasil: bimbingan tekanan stressseperti sebagian
an mata. - imajinasi. infra berimajinasi. P:lanjutkan
DO: menunjuka 3. kolaborasi okuler. 3.melanjutka intervensi
n dalam n dalam
Mata klien
menurunny memberikan pemberian
merah a tegangan esetazolamid. asetazolamid.
relaksasi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Otot optik adalah otot interior dan superior. Otot dolik superior
menggerakan mata kebawah dan kesisi luar. Sementara otot oblik
inferior menggerakan mata keatas dan juga kesisi luar.

Sklera adalah pembungkus mata yang kuat dan fibrus, skelara


membentuk putih mata dan bersambang pada bagian depan dengan
sebuah jendela membentuk yang bening yaitu kornea.

Retina adalah lapisan sarafi pada mata, yang terdiri dari sejumlah
lapisan serabut yaitu sel-sel saraf,b batang-batang dan kerucut. Kornea
yang merupakan bagian depan yang transaparan dan bersambung
dengan sklera yang putih dan tidak tembus cahaya, kornea terdiri atas
beberapa lapisan (lapisan tepi adalah epitalicum berlapis yang
bersambung dengan konjangtiva).

Bilik enterior (kamera akali anteriror) yang terletak antara kornea


dan iris. Iris adalah tirai berwarna didepan lensa yang tersambung
dengan selaput kloreia.

Pupil, bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah


dalam iris melalui mana cahaya masuk gara mencapai retina.

B. Saran

19
Menjaga kesehatan mata sebaik mungkin dapat dilakukan dengan
melakukan aktivitas secara hati-hati dan gunakan pelindung seperti
kacamata dalam melakukan pekerjaan yang berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

http://4shared.com/doc/kvl8i1Pe/preview.html

http://kedokteranebook.blogspot.com/2013/10/korpus-alienum-kornea-benda-asing-
di.html

http://blogspot.com/2012/04/corpus-alienum.html

http://blogspot.com/2012/04/corpus-alienum.html

20

Anda mungkin juga menyukai