NIM : G7019129
KELAS :A
Terapi secara bersamaan antara obat kimia dan herbal telah terbukti dapat meningkatkan
resiko kejadian Adverse drug reaction (ADR). Namun, terapi komplementer dan alternative
dengan herbal telah secara luas digunakan. Hampir 40% pasien dengan penyakit
kardiovascular atau stroke melakukan terapi secara bersamaan antara obat yang diresepkan
dengan obat herbal. Obat herbal dan makanan paling banyak disebut sebagai penyebab utama
kejadian Adverse drug reaction (ADR) pada terapi dengan warfarin. Pada sebuah literature
disebutkan bahwa inteaksi herbal dan warfarin terjadi pada 34 pada 133 kasus interaksi herbal
dengan obat, menjadikan warfarin sebagai obat yang paling sering berinteraksi dengan herbal.
Interaksi yang sering terjadi antara warfarin dan herbal adalah pada proses metabolisme
warfarin oleh cytochrome P450s. Warfarin terutama dimetabolisme oleh enzim cytochrome
P450s (CYPs). Dari semua isoenzim, CYP2C9 merupakan enzim yang paling banyak
memetabolisme S-warfarin yang merupakan bentuk yang lebih poten dibadingkan dengan 𝑅-
enantiomernya. Obat herbal terutama memberikan efek terhadap cytochrome P450s, terutama
pada CYP2C9, CYP1A2, CYP3A4, or CYP2C19, sehingga adanya perubahan metabolisme
warfarin oleh enzim tersebut akan mempengaruhi konsentrasi obat dalam plasma dan efek
farmakologi dari warfarin.
Herbal yang secara klinis berinteraksi dengan warfarin diidentifikasi berdasarkan tiga kategori
berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh (Holbrook et.al) pada tahun 2005 yang pertama
apakah interaksi obat meningkatkan atau menghambat efek farmakologi warfarin. Kedua,
berdasarkan tingkat kejadian (level of causation) yang dikategorikan dari level I (Highly
Probable), level II (Probable), level III (Possible) hingga IV (Doubtful) dimana semakin
tinggi level menandakan bahwa tingkat kejadian atau kemungkinan herbal akan berinteraksi
dengan warfarin akan semakin rendah. Untuk pembuktian pada level I bukti kuat didasarkan
pada studi terhadap volunteer yang sehat serta laporan kasus yang terjadi pada pasien.
Kemudian, yang ketiga berdasarkan tingkat keparahan efek yang dihasilkan yang kategorikan
menjadi efek major, moderate, minor, dan non clinical
Terdapat sebuah kasus dimana seorang pasien dalam terapi warfarin mengkonsumsi suplemen
bawang putih yang menyatakan bahwa konsumsi bawang putih bersaman dengan warfarin
menaikan nilai INR dan menyebabkan pendarahan. Seorang pasien mengalami peningkatan
INR dua kali lipat dan menderita hematuria selama 8 minggu setelah menkonsumsi ekstrak
bawang putih setiap hari. Setelah penghentian konsumsinya nilai INR pasien kembali normal.
Pada kasus lain seorang pasien yang menjalani terapi warfarin juga mengalami kenaikan INR
sebanyak dua kali lipat setelah mengkonsumsi enam tablet Kwai Galic setiap hari.
Pada sebuah studi yang mempelajari interaksi ekstrak bawang putih dengan warfarin pada 12
volunteer sehat menyatakan bahwa tidak ditemukan efek yang signifikan terhadap
farmakokinetik maupun farmakodinamik dari warfarin. Hasil yang sama juga didapat pada
sebuah studi placebocontrolled pada pasien yang mengkonsumsi ekstrak bawang putih dan
warfarin secara bersamaan tidak ditemukan perubahan yang signifikan terhadap efek
farmakologis warfarin baik pada placebo maupun warfarin.
Namun, pada sebuah studi yang dilakukan terhadap empat subjek dengan gen VKORC1
menunjukan terdapat interaksi farmakodinamik dengan bawang putih yang menginduksi
penurunan efek farmakologis warfarin. Sampai saat ini ekstrak bawang putih masih
digunakan sebagai terapi sampingan bagi pasien dalam terapi warfarin dikarenakan
keuntungannya terhadap kesehatan kardiovaskular. Sehingga, apabila mengkonsumsi herbal
ini bersaman dengan terapi warfarin sebaiknya dilakukan monitoring terhadap nilai INR.
Studi lebih jauh perlu dilakukan untuk mengetahui mekanisme interaksi herbal-warfain ini.
Karena terdapat penyataan yang berbeda pada beberapa studi, interaksi ini dikategorikan
possible (level III) dengan efek major yang perlu diwaspadai.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M. et al., 2000. Pharmacodynamic Interaction of Warfarin with Cranberry but not
Garlic in Healthy Subject. British Journal of Pharmacology, Volume 154, pp. 1691 -
1700.
Siti Utami Rahmayanti, Ahmad Muhtadi, 2018. REVIEW JURNAL: INTERAKSI WARFARIN
DAN HERBAL UNTUK MEMINIMALKAN KEJADIAN ADVERSE DRUG REACTION
(ADR). Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor 2. Hal 233-245.