Anda di halaman 1dari 15

Bed Side Teaching

CORPUS ALIENUM KORNEA

Oleh :
Ardho Mahamada

1110312022

Fhany El Shara

1110313033

Preseptor:
dr. Weni Helvinda, Sp.M (K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG
2016

BAB I
LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Penderita


Nama

: Tn.B

Umur

: 37 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Padang

Pekerjaan

: Pekerja bengkel

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Minang

3.2 Anamnesis
Keluhan utama

: Mata kanan perih dan pandangan terhalang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan mata kanan perih dan pandangannya terasa
terhalang dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Mata perih disertai dengan mata merah
dan mata berair-air. Takut melihat cahaya, ataupun sekret mata tidak dikeluhkan
pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan
Pasien sebelumnya mengaku tidak pernah mengalami keluhan yang sama.
Pasien adalah seorang pekerja bengkel dan mengaku matanya terkena lentingan
gram besi 2 hari yang lalu. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada. Setelah
merasa sangat tidak nyaman karena mata nya nyeri dan pandangan nya terhalang
pasien baru berobat ke poli mata RSUP Dr.M.Djamil.
Riwayat memakai kaca mata sebelumnya tidak ada, penyakit hipertensi
dan diabetes melitus tidak ada.
Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien.
Status Oftalmologi
Status Ophthalmikus
visus
tanpa
koreksi
refleks fundus
silia / superlia

OD

OS

5/5

5/5

+
Madarosis (-),
trikiasis (-)

+
Madarosis (-), trikiasis
(-)

palpebra superior,
inferior
Aparatus
Lakrimalis
Konjungtiva
tarsalis,
forniks,
bulbi

Sklera
Cornea
COA
Iris
Pupil
Lensa
Corpus Vitreus
Fundus :
papilla
N.Optikus
- retina
- Makula
- aa/ vv retina
Tekanan
bulbus
oculi
Gerakan
bulbus
oculi
Posisi bulbus okuli

Udem (-)
Udem(-)
hiperlakrimasi

Larimasi normal
Hiperemis (-)
folikel (-)
papil(-)

Hiperemis (+)
Folikel (-)
papil(-)
Inj.konj (+) inj siliar
(+)
Putih
Corpus alienum sentral
Cukup dalam
Coklat, rugae (+)
Bulat, reflek pupil +/+
Jernih
Jernih

Putih
Bening
cukup dalam
Coklat, rugae (+)
bulat, refleks pupil +/+
Jernih
Jernih

Bulat, Batas tegas


Perdarahan -, eksudat
Reflek fovea +
2:3

Bulat, Batas tegas


Perdarahan -, eksudat
Reflek fovea +
2:3

Normal

Normal

Bebas, kesegala arah

Bebas, kesegala arah

Ortho

Ortho

gambar

Diagnosa kerja
Anjuran terapi

Corpus Alienum OD
LFX ed 6x1 OD
Cendo mycetin 3x1 OD
Becom C 1x1

Diskusi
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan
terhadap pasien. Dari anamnesis didapatkan mata kanan perih dan pandangannya terasa
terhalang dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Mata perih disertai dengan mata merah dan
mata berair-air. Takut melihat cahaya, ataupun sekret mata tidak dikeluhkan pasien.
Pasien sebelumnya mengaku tidak pernah mengalami keluhan yang sama. Pasien
adalah seorang pekerja bengkel dan mengaku matanya terkena lentingan gram besi 2
hari yang lalu. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada. Setelah merasa sangat tidak
nyaman karena mata nya nyeri dan pandangan nya terhalang pasien baru berobat ke
poli mata RSUP Dr.M.Djamil.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan, konjunctiva mata kanan hiperemis, injeksi
konjunctiva (+), injeksi siliar (+) dan ditemukan corpus alienum pada sentral kornea.
Sklera, kornea, iris, pupil, lensa dalam batas normal.
Berdasarkan literatur, Corpus alienum adalah benda asing yang merupakan
salah satu penyebab terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan
konjungtiva. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia,
mata merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus
normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi siliar, terdapat benda
asing pada bola mata.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Histologi Kornea

Gambar 2.1 Anatomi Bola Mata


Kornea (Cornum dalam bahasa latin = seperti tanduk) adalah selaput bening mata
yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan
dan terdiri atas 5 lapis1,3 :
1. Epitel
Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 m dan
berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Bagian terbesar ujung saraf kornea
berakhir pada epitel ini. Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan
sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup
besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa
membentuk jaringan parut.

2. Membran Bowman
Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane tipis
yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk
kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan berakhir dengan
terbentuknya jaringan parut.
3. Stroma
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen
yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.Di
antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang
menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%.Kadar
air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan
penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi
kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam
stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran kornea yang transparan atau
jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea
dan sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan
kornea terlihat keruh.
4. Membran Descement
Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan
bening, terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi
dan masuknya pembuluh darah.
5. Endotel

Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk
mempertahankan kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di
dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi
kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu
fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intraocular.Usia lanjut akan mengakibatkan
jumlah endotel berkurang.Kornea tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan
bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media penglihatan. Dipersarafi
oleh nervus V1,3.

Gambar 2.2 Anatomi Kornea


2.2 Fisiologi kornea
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas
cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya

yang

uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif


jaringan kornea, dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh
fungsi sawar epitel dan endotel.Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih

penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh
lebih parah daripada kerusakan pada epitel.Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan
edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya
menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel
epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal menghasilkan
hipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut, yang mungkin merupakan faktor lain
dalam menarik air dari stroma kornea superfisial dan membantu mempertahankan
keadaan dehidrasi3.
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam
perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan
seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah.Biasan cahaya terutama terjadi di
permukaan anterior dari kornea.Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera
mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina.Oleh karenanya kelainan
sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat
terutama bila letaknya di daerah pupil3.
2.3 Corpus Alienum
2.3.1. Defenisi
Corpus alienum adalah benda asing yang merupakan salah satu penyebab
terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun
kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu
corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat
serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda
tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian
mengeluarkannya2,4.
Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu4 :
1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga
2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian

3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan
tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan porselin
4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan
mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel,
alumunium, tembaga
Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari4 :
a. Besarnya corpus alienum,
b. Kecepatan masuknya,
c. Ada atau tidaknya proses infeksi,
d. Jenis bendanya.
2.3.2. Patofisiologi
Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan. Benda
asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut
diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar.4
Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi
pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva
dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli
anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat
menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.4
2.3.3. Penyebab
Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah4 :
a. Percikan kaca, besi, keramik
b. Partikel yang terbawa angin
c. Ranting pohon, dan sebagainya.
2.3.4 Gambaran Klinik
Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata merah
dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau
menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi siliar, terdapat benda asing pada bola
mata, dan tes fluorescein (+)3,4.
Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan4 :

1) Anamnesis kejadian trauma


2) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata
3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop
4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma
5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita
2.3.5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari bola
mata. Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra, konjungtiva, dan kornea maka
dengan

mudah

dapat

dilepaskan

setelah

pemberian

anatesi

lokal.

Untuk

mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam. Arah
pengambilan adalah dari tengah ke tepi. Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik,
dan mata dibebat dengan kassa steril dan diperban3. Pecahan besi yang terletak di iris,
dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus, melalui insisi tersebut ujung dari
magnit dimasukkan untuk menarik benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan
iridektomi dari iris yang mengandung benda asing tersebut3.
Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan dengan
magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan magnit,
sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran
lensa dengan ekstraksi linier

untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau

intrakapsuler untuk usia yang tua2,3.


Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan dengan
giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan
operasi vitrektomi3.
2.3.6. Pencegahan dan Komplikasi
Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja
atau berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung4.
Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek
dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana
fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi

inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan
benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus
cukup dalam2,3,4.
Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti
inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media refraksi
yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik2,3,4.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit FKUI Jakarta.
2. Anonim,
2008.
Trauma
Mata.
Available
on
http://www.rsmyap.com/component/option,com_frontpage/Itemid,1/
3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika Jakarta.
Bashour M., 2008.Corneal Foreign Body. Available on
http://emedicine.medscape.com/
article/
4. Bashour M., 2008.Corneal Foreign Body. Available on http://emedicine.medscape.com/
article/

Anda mungkin juga menyukai