Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN

KEPERAWATAN
CORPUS ALRENUM
PENGERTIAN

 Corpus alienum adalah benda asing. Istilah ini sering digunakan


dalam istilah medis. Merupakan salah satu penyebab cedera mata
yang paling sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.
Trauma mata adalah cidera mata yang dapat mengakibatkan
kelainan mata (mangunkusumo, 1988)
ETIOLOGI
1. Mekanik,meliputi :
a. Trauma oleh benda tumpul,misalnya :
 . Terkena tonjokan tangan
 . Terkena lemparan batu
 . Terkena lemparan bola
 . Terkena jepretan ketapel,dan lain-lain
b. Trauma oleh benda tajam,misalnya:
 . Terkena pecahan kaca
 . Terkena pensil,lidi,pisau,besi,kayu
 . Terkena kail,lempengan alumunium,seng,alat mesin tenun.
c. Trauma oleh benda asing,misalnya:
 Kelilipan pasir,tanah,abu gosok dan lain-lain
2. Non Mekanik,meliputi :
a. Trauma oleh bahan kimia:
 . Air accu,asam cuka,cairan HCL,air keras
 . Coustic soda,kaporit,jodium tincture,baygon
 . Bahan pengeras bakso,semprotan bisa ular,getah papaya,
 miyak putih
b. Trauma termik (hipermetik)
 Terkena percikan api
 Terkena air panas
c. Trauma Radialis
 Sinar ultra violet
 . Sinar infra merah
 . Sinar ionisasi dan sinar X
Gangguan-gangguna trauma pada mata
1. Trauma mata karena benda tajam
 Plasits
 Gangguan pergerakan bola mata
 Ketajaman penglihatan buruk
 Perdarahan didalam bola mata
 Lensa yang pecah
 Rusaknya susunan jaringan bola mata
 Terlihat bintik mata yan dangkal karena perforasi kornea
 Bentuk pupil yang lonjong / terjadi perubahan bentuk pupil akibat perlengkapan iris
dengan bbir luka kornea
 Tekanan bola mata akan rendah akibat cairan mata keluar melalui luka
2. Trauma mata oleh benda asing
 Mata terasa mengganjal dan ngeres
 Mendadak merasa tidak enak jika mengedikan mata
 Bila tertanam dalam kornea nyeri sangat hebat
 Fototobia
 Gangguan gerak bola mata dan lain-lain
3. Trauma karena bahan kimia
a. Trauma Akali
 . Dapat menyebabkan pecah atau rusaknya jaringan
 . Meningkatkan tekanan infra akuler 2'. Karenakeruh dalam beberapa menit
 . Pembentukan jaringan parut pada kelenjar asesari air mata, yang
 mengakibatkan mata menjadi kering
 . Lensa keruh diakibatkan kerusakan kaps lensa
b. Trauma Asam
 . Terjadi koogulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan
 kekerutan pada kornea
 . Akibat koogulasi kadang seluruh kornea terkelupas
 . Bila terjadi penetrasi jaringan yang lebih dalam akan terjadi edema
 kornea dan iris
 . Keadaan terburuk apabila terkena trauma asam berupa vaskularisasi
 berat pada kornea
4. Trauma Mata Mekanik (hipertemik)
 Bila siperficila dan bulu mata hangus kulit palpebra hipermis dan terjadi edema palpebra
 Bila lebih berat terjadi nekrosis sehingga dapat kehilangan sebagian palpebra
 Bila kornea terkena dapat terjadi erosi karena adanya reflek menutup pada kelopak umumnya kornea
tidak terkena
5. Trauma Mata karena radiasi
FAKTOR PREDIPOSISI

 Mengendarai motor tanpa menggunakan helm yang disertai kaca


penutup
 Berjalan dibawah terik matahari dalam waktu begitu lama tanpa
menggunakan topi atau kaca mata pelindung
 pekerja las dalam pekerjaannya tanpa menggunakan kaca
pelindung mata
KLASIFIKASI

 Trauma Ringan
 Trauma sedang
 Trauma berat
TANDA DAN GEJALA
1. Ekstra Okular
 Mendadak merasa tidak enak ketika mengedipkan mata
 Ekskoriasi kornea terjadi bila benda asing menggesek kornea, oleh kedipan bola
mata.
 Lakrimasi hebat.
 Benda asing dapat bersarang dalam torniks atas atau konungtiva
 Bila tertanam dalam kornea nyeri sangat hebat
2. Infra Okuler
 Kerusakan pada tempat masuknya mungkin dapat terlihat di kornea, tetapi
benda asing bisa saja masuk ke ruang posterior atau limbus melalui konjungtiva
maupun sklera.
 Bila menembus lensa atau iris, lubang mungkin terlihat dan dapat terjadi katarak.
 Masalah lain diantaranya infeksi skunder dan reaksi jaringan mata terhadap zat
kimia yang terkandung misalnya dapat terjadi siderosis.
PATOFISIOLOGI
 Trauma mata bisa disebabkan oleh karena mekanik dan non
mekanik, semua ini menciderai organ-organ mata yang
menyebabkan terjadinya trauma mata. Trauma mata yang
diakibatkan oleh cedera mekanik pada jaringan bola mata
akan menimbulkan suatu atau berbagai akibat klasik seperti:
rasa sakit akibat trauma, gangguan penglihatan berupa
penglihatan kabur, perabengkalan, perdarahan atau luka
terbuka dan bentuk mata berubah.
 Trauma yang diakibatkan oleh cidera non mekanik pada
bola mata akan menimbulkan berbagai akibat seperti : erosi
epitel kornea, kekeruhan kornea. Bila pada cidera radiasi
juga terjadi efek kumulasi. Bila radiasi berkurang maka lesi
terimis yang ditimbulkan sinar red (irivisible rays) dapat
berupa kekeruhan komea,atratosi iris, katarak.
PENATALAKSAAN
1. Trauma Mata Benda Tumpul
a. Obat-obatan analgetik : untuk mengurangi rasa sakit. Untuk
b. pemeriksaan mata dapat diberikan anesteshi local: Pantokain 0,5% atau
tetracain 0,5% - 1,0 %.
c. Pemberian obat-obat anti perdarahan dan pembengkakan
d. Memberikan moral support agar pasien tenang
e. Evaluasi ketajaman penglihatan mata yang sehat dan mata yang terkena
trauma dalam hal hitema ringan (adanya darah segar dala bilik mata depan)
tanpa penyulit segera ditangani dengan tindakan perawatan:
 . Tutup kedua bola mata
 . Tidur dengan posisi kepala agar lebih tinggi
 . Evaluasi ketajaman penglihatan
 . Evaluasi tekanan bola mata
f. Setiap penurunan ketajaman penglihatan atau keragu-raguan mengenai mata
penderita sebaiknya segera di rujuk ke dokter ahli mata.
2. Trauma mata benda tajam
 Keadaan trauma mata ini harus segera mendapat perawatan khusus
karena dapat menimbulkan bahaya; infeksi, siderosis, kalkosis dan atlalmia
dan simpatika.
 Pertimbangan tindakan bertujuan :
 Mempertahankan bola mata
 Mempertahankan penglihatan

Bila terdapat benda asing dalam bola mata, maka sebaiknya dilakukan
usaha untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
 Pada penderita diberikan:
 Antibiotik spectrum luas
 Analgetik dan sedotiva
 Dilakukan tindakan pembedahan pada luka yang terbuka
3. Trauma mata benda asing
a. Ekstra Okular
 . Tetes mata
 . Bila benda asing dalam forniks bawah, angkat dengan swab.
 . Bila dalam farniks atas, lipat kelopak mata dan angkat
 . Bila tertanam dalam konjungtiva, gunakan anestesi local dan angkat
 dengan jarum
 . Bila dalam kornea,geraka anestesi local, kemudian dengan hat-hati
 dan dengan keadaan yang sangat baik termasuk cahaya yang baik, angkat dengan
jarum.
 . Pada kasus ulerasi gunakan midriatikum bersama dengan antibiotic
 local selama beberapa hari.
 . Untuk benda asing logam yang terlalu dalam,diangkat dengan jarum,
 bisa juga dengan menggunakan magnet.

b. Intra okuler
 . Pemberian antitetanus
 . Antibiotic
 . Benda yang intert dapat dibiarkan bila tidak menybabkan iritasi
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TRAUMA BENDA ASING
PADA PERMUKAAN MATA
PENGKAJIAN
a. Data biografi
b. Riwayat kesehatan
c. Riwayat penyakit apa yang terakhir di derita oleh pasien
 . Masa anak : Strabismus, ambliopia, cedera
 . Dewasa : Glausoma, katarak, cidera / trauma mata.
 . Penyakit keluarga : Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga
d. Pemeriksaan fisik
e. Tes Diagnostik Untuk menilai :
 . Ketajaman serta fungsi penglihatan
 . Pemeriksaan keadaan organ mata
 . Penggolongan keadaan trauma
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri akut berdasarkan dengan inflamasi
 Resiko injuri berdasar dengan peningkatan Tekanan Infra Okuler (TIO)
 Ansietas berdasar dengan proses pembedahan
 Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berdasarka dengan mual,muntal
(anoveksie)
 Perubahan persepsi sensori (penglihatan) berdasar denganpenurunan virus
 Defisitperawatan diri berdarkan kebutuhan
RENCANA TINDAKAN
1. Nyeri akut berdasarkan dengan infeksi Tujuan :
a. Menyatakan nyeri berkurang / hilang
b. Pasien mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi
c. Menunjukkan menurunnya tegangan relak

Intervensi
 Kaji skala nyeri (P,Q,R,S,T)
Rasional : Mengidentifikasi intervensi yang tepat dan menganalisa keaktitan
analgesia
 Pantau tanda-tanda vital
/ Mengidentifikasi raa sakit dan ketidaknyamanan
 Berikan tindakan nyaman seperti kompres pada daerah edema Rasional :
Mengurangi rasa ketidaknyamanan
 Kolaborasi : berikan analgetik Rasional : Mengontrol mengurangi nyeri
2. Resiko injuri berdasarkan peningkatan tekanan infra okuler (TIO)
Tujuan :
 Menyatakan pemahaman factor yang terlibat akibat dalam kemungkinan
cidera
 Menunjukkan perubahan untuk menurunkan factor resiko dan
 melindungi diri dari cidera

Intervensi :
 Batasi aktivitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk mata,
membongkok
Rasional : Menurunkan Tekanan Infra Okuler (TIO)
 Anjurkan menggerakkan teknik manajemen stress seperti: bimbingan imajinasi
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan koping, menurunkan TIO
 Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
Rasional : Melindungi dari cidera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
 Kolaburasi : berikan asetazolamid (diamox)
Rasional : Menurunkan TIO bila terjadi peningkatan
3. Ansietas berdasarkanProses Pembedahan
Tujuan :
a. Menyatakan keadaan perasaan ansietas
b. Menunjukkan relaksasi
 Intervensi :
 Pantau respon fisik seperti takikardi,gelisah
Rasional : Membantu menentukan derajad cemas
 Berikan tindakan kenyamanan seperti : perubahan posisi
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan kemampuan koping
 Anjuran pasien melakukan teknik relaksasi
Rasional :Memberikan arti penghilangan respon ansietas
 Libatkan orang terdekat dalam rencana perawatan
Rasional:Membantu mefokuskan penglihatan pasien
4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berdasarkan Anoreksia
Tujuan :
 Pasien mendapat nutrisi yang adekuat
 Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat
 Pasien tidak mengalami penurunan berat badan
 Menunjukkan nafsu makan pasien meningkat

Intervensi :
 Tentukan ketajaman penglihatan,catat apakah satu / kedua mata
Rasional:Untuk diperbaiki prosedur
 Orientasi pasien terhadap lingkungan
Rasional :Memberikan peningkatan kenyamanan dann kekeluargaan
 Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala disosientasi
Rasional:Menurukan resiko jatuh bila pasien bingung
 Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien
Rasional :Memberikan rangsangan sensori tepat terhadap isolasi
5. Defisit perawatan diri berdasarkan kebutuhan
Tujuan :
 Mengidentifikasi kebersihan optimal setelah bantuan dalam perawatan
diberikan.
 Berpartisipasi secara fisik / verbal dalam melakukan ADL

Intervensi :
 Kaji faktor penyebab terjadinya kebutaan
Rasional:Untuk menentukan intervensi yang tepat
 Tingkatkan partisipasi optimal
Rasional :Meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan ADL
 Bantu dalam melakukan ADL
Rasional:Meringankan beban pasien dalam melakukan ADL
TRIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai