Anda di halaman 1dari 7

BAB III

IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH

A. Analisis Swot (Analisis Masalah)

Tabel 3.1 Analisa Masalah di Ruang Kasturi RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor
NO KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
1 M1( Ketenagaan)
1. Seluruhnya perawat 1. Tidak ada 1. Sebagian besar 1. Makin tingginya
mengetahui visi, misi, perawat yang perawat kesadaran
tujuan, rumah sakit berpendidikan mempunyai masyarakat akan
maupun keperawatan di S2 di ruang kemauan untuk adanya
tempat kerja Kasturi meningkatkan perlindungan
2. Jenis ketenagaan di 2. Perawat Klinis pendidikan hokum terhadap
ruangan III belum ada kejenjang yang tindakan
a. S-1 Kep, Ners : 11 3. Masih ada lebih tinggi kesehatan yang
Orang perawat yang 2. Adanya di berikan
b. D-3 Kep : 7 Orang belum kesempatan 2. Adanya tuntutan
c. D-3 Kebidanan : 1 mempunyai melanjutkan tinggi dari
Orang SPK ( surat pendidikan masyarakat
d. Administrasi : 1 penugasan kejenjang yang untuk pelayanan
Orang klinis) dan lebih tinggi yang lebih
e. Loper : 1 Orang RKK 3. Adanya kebijakan profesional
3. Adanya pelatihan ( Rincian pemerintah 3. Adanya
meningkatkan kompetensi kewenangan tentang pertanggungjawa
perawat klinis) profesionalisasi ban legalitas
perawat bagi pasien

2 M2 (Material)
1. Mempunyai sarana dan 1. Terlihat 1. Adanya 1. Adanya tuntutan
prasarana yang memadai barang-barang kesempatan untuk dari masyarakat
untuk pasien pasien penggantian alat- tentang
2. Mempunyai 22 tempat berantakan alat yang tidak kesediaan sarana
tidur pasien tidak layak pakai dan prasarana
3. Setiap ruangan terdapat ditempatkan 2. Adanya yang memadai
hand scrab untuk cuci pada tempat pengadaan sarana 2. Adanya tuntutan
tangan yang sudah dan prasarana tinggi dari
4. Semua perawat mengerti disediakan yang rusak dari masyarakat
cara menggunakan alat- 2. Tidak bagian pengadaan untuk
alat perawatan mempunyai barang melengkapi
nurse station 3. Adanya peluang saarana dan
secara khusus untuk prasarana
3. Terdapat memperbaiki dan 3. Keterbatasan

48
ruangan yang membenahi dana untuk
tidak terpakai keadaan ruangan sarana dan
4. Tidak adanya tersebut prasarana
perencanaan
untuk
memperbaiki
sarana dan
prasarana

3 M3 (Metode)
Penerapan MAKP
1. RS memiliki visi, misi dan 1. Belum adanya 1. Adanya UU No.19 1. Persaingan
mutu sebagai acuan kebijakan RS tahun 2002 dengan rumah
melaksanakan kegiatan tentang keperwatan pasal sakit swasta
pelayanan pelaksanaan yang berhubungan yang semakin
2. Sudah ada model MAKP MAKP dengan MAKP ketat
tim 2. Sebagian 2. Adanya 2. Makin tinggi
3. Mempunyai SPO perawat belum mahasiswa Ners kesadaran
memahami keperawatan masyarakat
metodetim praktek akanhukum
3. Belum manajemen 3. Makin tinggi
terlaksananya keperawatan kesadaran
komunikasi masyarakat
yang Efektif akanpentingnya
perawat dan kesehatan
tim kesehatan 4. Bebas pers yang
lain dapat langsung
menyebarkan
informasi yang
cepat
Timbang Terima
1. Pelaksanaan timbang 1. Belum 1. Adanya pelatihan 1. Adanya tuntutan
terima di dalam ruangan menunjukkan komunikasi yang lebih tinggi
sudah dilakukan dengan komunikasi efektif di Rumah dari masyarakat
baik sesuai dengan yang efektif Sakit untuk
prosedur yang sudah di teknik SBAR. 2. Adanya mendapatkan
tentukan. mahasiswa S-1 pelayanan
2. Adanya laporan jaga keperawatan yang keperawatan
setiap shift praktik yang profesional
3. Timbang terima sudah manajemen 2. Tidak konsisten
merupakan kegiatan rutin keperawatan dan tidak
yang telah dilaksanakan 3. kebijakan RS komitmen

49
4. Adanya kemauan peratwat (bidang melakukan
untuk melakukan timbang keperawatan) timbang terima
terima tentang timbang
terima
4. Adanya
kesempatan untuk
meningkatkan
kemampuan
kompetensi
Ronde Keperawatan
1. Bidang perawatan dan 1. Pelaksanaan 1. Adanya pelatihan 1. Adanya tuntutan
ruangan mendukung ronde manajemen yang lebih tinggi
adanya kegiatan ronde keperawatan bangsal dari masyarakat
perawatan belum optimal 2. Adanya untuk
2. Banyaknya kesempatan dari mendapatkan
kasus yang kepala ruangan pelayanan yang
memerlukan untuk profesional
perhatian mengadakan
khusus ronde
keperawatan pada
perawat dan
mahasiswa praktik
Sentralisasi obat
1. Kepala ruangan 1. Tidak ada 1. Kerjasama yang 1. Adanya tuntutan
mendukung kegiatan ruang baik antara pasien untuk
sentralisasi obat dispensing perawat dan mendapatkan
2. Sudah di laksanakan obat petugas apotek pelayanan yang
kegiatan sentralisasi obat 2. Kepastian obat professional
oleh perawat sesuai dengan 2. Makin tinggi
berkolaborasi dengan resep kesadaran
depofarmasi 3. Kerjasama yang masyarakat
3. Adanya buku pencatatan baik antara akanhukum
obat dan bekerjasama sesame perawat
dengan depofarmasi 4. Pelatihan
4. Ada lembar dispensing obat
pendokumentasian obat
yang diterima disetiap
status pasien

Supervisi
1. Perawat mengerti tentang 1. Belum adanya 1. Adanya teguran 1. Tuntutan pasien
supervisi dokumentasi dari kepala sebagai

50
2. Supervisi belum dilakukan supervisi ruangan bagi konsumen untuk
di ruangan kasturi dari perawat yang mendapatkan
karu ke katim dan katim tidak pelayanan yang
ke karu melaksanakan professional
tugas dengan baik 2. Terjadinya mal
2. Hasil supervise praktek
dapat dilakukan
sebagai pedoman
untuk daftar
penilaian prestasi
pegawai
3. Adanya
mahasiswa Ners
keperawatan yang
praktik
manajemen
keperawatan
Discharge Planning
1. Tersedianya format 1. Discharge 1. Adanya 1. Adanya tuntutan
discharge planning planning mahasiswa S-1 yang lebih tinggi
2. Adanya surat kontrol hanya di keperawatan yang dari masyarakat
3. Tersedianya leaflet pasien lakukan pada praktik untuk
pulang pasien pulang manajemen mendapatkan
keperawatan pelayanan
keperawatan
yang profesional
2. Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
tentang
tanggungjawab
dan tanggung
gugat perawat
sebagai pemberi
asuhan
keperawatan
Dokumentasi Keperawatan
1. Tersedianya status pasien 1. Kurangnya 1. Adanya program 1. Tingkat
2. Adanya audit dokumentasi pelatihan kesadaran
kepatuhan
asuhan keperawatan oleh 2. Sebagai lahan masyarakat
komite keperawatan perawat praktek (pasien dan
mengisi status keluarga) akan
tanggungjawab
dokumentasi

51
keperawatan dan tanggung
gugat
4. M4 (Money)
1. Dana operasional ruangan 1. Keterbatasan 1. Ada kesempatan 1. Adanya tuntutan
kasturi diperoleh dari anggaran yang lebih tinggi
untuk
rumah sakit. untuk dari masyarakat
pengadaan menggunakan untuk
alkes, sarana instrument medis mendapatkan
dan prasarana pelayanan
dengan re-use
lainnya. kesehatan yang
sehingga lebih
menghemat professional
sehingga
pengeluaran
membutuhkan
2. Adanya kerjasama pendanaan yang
pendanaan dengan lebih besar
pihak ketiga untuk mendanai
(BPJS) dalam hal sarana dan
pembiayaan prasarana
5 M5 (Marketing/Mutu)
1. Kepuasan pasien terhadap 1. Perawat 1. Adanya survey 1. Adanya tuntutan
pelayanan kesehatan di kurang kepuasan pasien dari
rumah sakit (sebagian memberikan 2. Adanya SOP keluarga/pasie
besar pasien (75,4 %) informasi 3. Adanya nuntuk
menyatakan puas kepada pasien tersedianya mendapatkan
terhadap pelayanan tentang segala layanan spesialis pelayanan
perawatan) tindakan keperawatan
2. Adanya variasi keperawatan yang
karakteristik dari pasien yang akan professional
(BPJS, JKN, Perusahaan, dilaksanakan 2. Adanya
Umum, Asuransi lain) 2. Sebagian peningkatan
3. Sebagai lahan praktik perawat tidak standar
4. Sudah memiliki SOP dan memberitahu kesehatan
SAK dengan jelas masyarakat yang
tentang hal-hal harus di penuhi
yang harus 3. Fasilitas SDM /
dipatuhi dalam sarana yang
perawatan belum tersedia
pasien

52
B. Prioritas Masalah
Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas agar menjadi mudah, maka
dilakukan penghitungan dengan pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan.
Wijono (2000).
a. Proses memprioritaskan masalah akan dilakukan dengan pembobotan yang
memperhatikan aspek sebagai berikut:
1. Magnitude (M), kecenderungan dan seringnya kejadian masalah.
2. Severity (S), besarnya kerugian yang ditimbulkan.
3. Manageable (Mn), bisa dipecahkan.
4. Nursing concern (Nc), melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat.
5. Affordability (Af), ketersediaan sumber daya.
b. Aspek-aspek diatas dapat diukur dengan cara yaitu:
1. Magnitude atau prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih banyak
ditemukan (prevalensinya tinggi)
2. Severity atau akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu
masalah lebih serius
3. Manageable atau dapat dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat
terpecahkan (menemukan jalan keluar)
4. Nursing concern atau keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu
melibatkan dan memerlukan pertimbangan perawat
5. Affordability atau ketersediaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang
mencakup dana, sarana dan tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
masalah.
Dengan rentang nilai 1 - 5 yaitu 5 = sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup
penting, 2 = kurang penting, 1 = sangat kurang penting. Dimana yang menjadi
prioritas adalah masalah dengan jumlah nilai/skor paling besar. Skor akhir
dirumuskan dengan cara : MxSxMnxNcxAf

53
Tabel 3.2 Prioritas Masalah Manejemen keperawatan di RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor
No. Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas
1. (Sentralisasi obat )
Dispensing obat tidak 5 4 3 5 3 900 I
mempunyai Ruang Khusus
2. (Supervisi )
Dokumentasi supervisi belum 5 4 3 5 3 900 II
dilaksanakan secara efektif
3. (Timbang terima)
Belum efektifnya teknik 5 3 2 5 3 450 III
komunikasi SBAR

Metode pembobotan di atas menghasilkan urutan prioritas masalah berdasarkan


skor yang paling besar dan atas dasar pertimbangan waktu, keterbatasan sumber daya
dan kewenangan. Urutan masalah sesuai prioritas adalah :
I. Tidak tersedianya ruang khusus untuk dispensing obat
II. Dokumentasi supervisi belum dilaksanakan secara efektif
III. Belum efektifnya teknik komunikasi SBAR

54

Anda mungkin juga menyukai