Anda di halaman 1dari 18

Praktik Aplikasi

Keperawatan Anak
Analisis Situasi:
Mengidentifikasi Kebutuhan
Keperawatan di Ruang Seruni
(Perinatologi) RSAB
Harapan Kita
Disusun oleh:
Emmy Putri Wahyuni NPM. 20210920100001
Evy Sofyan NPM. 20210920100058
Ruriwinita NPM. 20210920100021

Program Studi Magister Keperawatan


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Tahun 2022
Gambaran Umum Ruang Seruni
(Perinatologi) RSAB Harapan Kita
Ruag Seruni (Perinatologi) merupakan salah satu
ruang rawat inap yang berada di wilayah RSAB
Harapan Kita, yang berdekatan dengan ruang
Cempaka dan ruang Teratai. Ruang Seruni
(Perinatologi) merupakan ruang rawat inap khusus
neonatus Level II dengan penyakit infeksi, bedah,
premature dan non infeksi.

Ruang Seruni (Perinatologi) dipimpin oleh seorang


Kepala Ruang yang dibantu oleh Clinical
Instructure, 3 Primary Nurse dan 27 Perawat
Associate. Ruang Seruni (Perinatologi) dijadikan
salah satu ruangan untuk praktik mahasiswa DIII
Keperawatan, Profesi Ners, dan Magister
Keperawatan.
Struktur Organisasi Ruang Seruni (Perinatologi)
Denah Ruang Seruni (Perinatologi)
M1 (Ketenagaan)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Jenis Ketenagaan Hasil Kuesioner Hasil Wawancara 1. Ada tuntutan tinggi


Profesi Ners = 19 perawat Ada 20% perawat 1. Adanya program dari masyarakat
DIII Kep. = 14 perawat menyatakan jumlah pengembangan untuk pelayanan
Admin = 1 orang tenaga perawat belum kompetensi yang yang lebih
Pekarya = 5 orang sesuai dengan beban terencana. profesional
kerja perawat. 2. Adanya kesempatan 2. Makin tingginya
Adanya sistem melanjutkan kesadaran
pengembangan staf Sebanyak 25% perawat pendidikan ke masyarakat akan
melalui pelatihan. Hasil memiliki pengalaman jenjang yang lebih hukum
pengkajian 94% perawat bekerja kurang dari 5 tinggi 3. Persaingan dengan
pernah mengikuti tahun. RS swasta yang
pelatihan NICU, STABLE Hasil Kuesioner memberikan
dan Resusitasi Neonatus. Sebanyak 42% perawat Perawat menyatakan pelayanan yang
berlatar belakang bahwa 95% puas dengan bagus dan
Sebanyak 75% perawat pendidikan DIII pengembangan menerima
memiliki pengalaman Keperawatan. kompetensi melalui pelayanan BPJS
bekerja lebih dari 5 tahun. pelatihan atau
pendidikan tambahan.
M1 (Man)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Hasil 1. Adanya kebijakan pemerintah 4. Terbatasnya kuota


Observasi tentang profesionalisasi perawat. tenaga keperawatan
Berdasarkan 2. Adanya kerjasama yang baik yang melanjutkan
hasil observasi: antara mahasiswa dengan pendidikan setiap
Beban kerja perawat ruangan tahun.
perawat belum 3. Adanya pembahasan mengenai
sesuai dengan ilmu keperawatan antara
tenaga perawat preceptor dengan mahasiswa
(rasion 1 : 3-4) yang praktek di ruangan melalui
melihat tingkat bedsite teaching atau ronde
ketergantungan keperawatan
pasien. 4. Adanya prakarya yang membantu
pekerjaan ruangan.
M2 (Sarana dan Prasarana)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Hasil Observasi: Hasil Observasi: 1. Adanya kerjasama 1. Ada tuntutan tinggi


Setiap ruang perawatan 1. Suhu, aliran udara, dengan pihak luar dari masyarakat
dilengkapi dengan dan kelembaban RS untuk pengadaan untuk pelayanan
syringe pump, infuse setiap ruangan tidak bahan untuk yang lebih
pump, bedside monitor, dapat diatur sesuai perawatan pasien profesional
baby tafel, pendingin permintaan 2. Kebijakan RS untuk 2. Makin tingginya
ruangan, meja troly yang kebutuhan mengajukan kesadaran
dilengkapi dengan kelengkapan masyarakat akan
kebutuhan perawatan peralatan yang hukum
neonatus, safety box, dua belum terpenuhi 3. Persaingan dengan
tempat sampah medis 3. Adanya instansi RS swasta yang
dan non medis, tempat yang melakukan menggunakan alat
linen kotor, wastafel dan penawaran dalam digital dan modern
sabun cuci tangan, serta menyediakan sarana pemberian layanan
di setiap tempat tidur bayi dan prasarana yang
dilengkapi dengan dibutuhkan
handrub dan
perlengkapan bayi.
M2 (Sarana dan Prasarana)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Hasil Kuesioner: Hasil Kuesioner:


1. Sebanyak 85% perawat 1. Ada 15% perawat
menyatakan puas dengan yang menyatakan
sarana dan prasarana yang kurang puas dengan
mendukung pekerjaan sarana dan
mereka. prasarana yang
2. Sebanyak 85% perawat mendukung
menyatakan puas dengan pekerjaan mereka
fasilitas seperti kamar ganti 2. Ada 15% perawat
pakaian, kamar mandi, ruang yang menyatakan
makan dan ruang sholat kurang puas dengan
3. Sebanyak 100% perawat fasilitas seperti
menyatakan puas dengan kamar ganti pakaian,
ruangan kerja terutama kamar mandi, ruang
berkaiatan dengan ventilasi makan dan ruang
udara, kebersihan dan sholat.
kebisingan.
M3 (Metode Asuhan Keperawatan)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Hasil Observasi: Hasil Wawancara: Hasil Observasi: 1. Ada tuntutan


1. RSAB Harapan kita memiliki 1. Pelaksanaan metode Adanya mahasiswa tinggi dari
visi dan misi serta motto asuhan keperawatan keperawatan yang masyarakat
sebagai acuan yang digunakan berpraktik dapat untuk pelayanan
melaksanakan kegiatan belum dapat membantu yang lebih
pelayanan dilakukan secara pelaksanaan asuhan profesional
2. Metode asuhan yang optimal keperawatan 2. Makin tingginya
diterapkan di ruang Seruni 2. Pre conference sehingga mengurangi kesadaran
RSAB Harapan Kita adalah belum dapat beban kerja perawat. masyarakat akan
Primary Nurse dengan dilakukan secara hukum
menggunakan sistem optimal. 3. Semakin tinggi
komputerisasi melalui pengawasan
aplikasi SMART. terhadap
3. Di ruang Seruni, ronde dokumentasi
keperawatan dilakukan setiap tindakan
satu minggu sekali dan keperawatan
dihadiri oleh perawat.
M3 (Metode Asuhan Keperawatan)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Hasil Kuesioner: Hasil Kuesioner: 4. Penyebaran


1. Berdasarkan hasil kuesioner 1. Masih ada 20% informasi yang
didapatkan data 90% perawat yang sangat cepat
perawat menyatakan selalu menyatakan metode melalui media
melakukan handover secara asuhan keperawatan masa dan
menyeluruh. yang digunakan elektronik.
2. Berdasarkan hasil kuesioner menambah beban
sebanyak 75% perawat kerja perawat dan
mengatakan selalu mengikuti menyita banyak waktu.
ronde keperawatan.
3. Berdasarkan hasil kuesioner Hasil Observasi:
didapatkan 100% perawat 2. Timbang terima masih
menyatakan setuju dengan ada yang tidak diikuti
metode asuhan keperawatan oleh seluruh perawat
yang digunakan. 3. Masih ada yang
melakukan timbang
terima lebih dari 5-10
menit
M5 (Kualitas Pelayanan Keperawatan)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Family Centered Care Hasil Observasi: 1. Adanya kebijakan 1. Makin tinggi


1. Sebanyak 90% perawat 1. Hasil observasi ditemukan dari institusi untuk kesadaran
melibatkan keluarga pasien yang kembali dirawat melaksanakan masyarakat
dalam melakukan dalam (readmission) perencanaan akan
asuhan keperawatan. 2. Belum ada media edukasi pulang. pentingnya
2. Hasil observasi yang yang sesuai dengan 2. Kemauan pasien kesehatan.
didapatkan saat pelaksanaan discharge dan keluarga 2. Ada tuntutan
melakukan tindakan planning terhadap anjuran tinggi dari
keperawatan, perawat perawat masyarakat
selalu memberikan Hasil Wawancara: untuk
kesempatan kepada 3. Sudah ada program pelayanan
orang tua untuk Telenursing tetapi belum yang lebih
memenuhi kebutuhan diaplikasikan secara profesional
pasien. Misalnya seperti optimal, belur terdapat SOP 3. Makin
memberikan minum dan alur pelaksanaan. tingginya
menggunakan sonde, 4. Belum ada SOP untuk kesadaran
perawatan luka dan pelaksanaan discharge masyarakat
yang lainnya. planning akan hukum
M5 (Kualitas Pelayanan Keperawatan)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Pencegahan Infeksi 4. Penyebaran


1. Sebanyak 100% informasi yang
perawat menyatakan sangat cepat
selalu melakukan melalui media
pencegahan infeksi, masa dan
seperti mencuci elektronik.
tangan, menerapkan
prinsip steril dan
bersih, dan yang
lainnya
2. Hasil observasi
didapatkan setiap
ruangan terdapat
tempat mencuci
tangan, sabun dan
poster mencuci tangan
M5 (Kualitas Pelayanan Keperawatan)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

3. Hasil observasi
perawat selalu
menggunakan
handrub setiap kali
akan tindakan dan
sesudah tindakan
pada pasien yang
berbeda

Pemeriksaan Tanda-
tanda vital
4. Sebanyak 100%
perawat menyatakan
selalu melakukan
pengukuran tanda-
tanda vital
M5 (Kualitas Pelayanan Keperawatan)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

2. Hasil observasi
perawat melakukan
pemeriksaan tanda-
tanda vital setiap 3
jam sekali pada pasien
tertentu

Observasi nutrisi &


cairan
3. Sebanyak 100%
perawat selalu
melakukan observasi
nutrisi dan cairan
4. Hasil observasi
perawat selalu
melakukan monitoring
nutrisi dan cairan.
M5 (Kualitas Pelayanan Keperawatan)
Strength Weakness Oppurtunity Treathed

Discharge Planning
1. Sebanyak 60%
perawat selalu
membuat discharge
planning
2. Adanya fasilitas ruang
edukasi.

Penerapan EBNP
Sebanyak 25% perawat
menyatakan sering tertarik
dalam menelaah artikel-
artikel perawatan pasien
dan menerapkannya.
Identifikasi Masalah

M3-Metode Asuhan Keperawatan


1. Pelaksanaan metode asuhan keperawatan yang digunakan belum dapat dilakukan secara
optimal
2. Pre conference belum dapat dilakukan secara optimal
3. Timbang terima masih ada yang tidak diikuti oleh seluruh perawat
4. Masih ada yang melakukan timbang terima lebih dari 5-10 menit.

M5-Kualitas Pelayanan Keperawatan


5. Hasil observasi ditemukan pasien yang kembali dirawat dalam (readmission)
6. Belum ada media edukasi yang sesuai dengan pelaksanaan discharge planning
7. Sudah ada program Telenursing tetapi belum diaplikasikan secara optimal, belur terdapat
SOP dan alur pelaksanaan.
8. Belum ada SOP untuk pelaksanaan discharge planning.
Prioritas Masalah

Hasil diskusi bersama Kepala Ruang Seruni (Perinatologi) beserta staf Keperawatan dan
Preceptor Klinik Mahasiswa Program Magister Keperawatan FIK UMJ didapatkan masalah
yang menjadi prioritas adalah belum maksimalnya pelaksanaan discharge planning.
Sehingga perlu dilakukan tindak lanjut pengembangan Telenursing yang sudah ada untuk
mencegah terjadinya readmission.

Anda mungkin juga menyukai