Anda di halaman 1dari 39

KASUS IV

NYERI KEPALA

Seorang perempuan berusia 42 tahun datang ke rumah sakit dengan


keluhan mengalami gangguan penglihatan. Klien mengungkapkan
beberapa hari terakhir ia mengalami nyeri pada mata dan kepala di
sertai adanya bayangan lingkaran di sekitar cahaya saat melihat. Jika
nyeri kepala yang di rasakan semakin berat klien sampai merasakan
mual dan ingin muntah. Klien mengungkapkan bahwa ia megalami
gangguan penglihatan jarak jauh (miopi) sejak 15 tahun terakhir.
Pemeriksaan fisik di peroleh tekanan darah: 110/80mmHg, frekuensi
nadi: 76x/menit, frekuensi nafas: 24x/menit, suhu 36,7oC. saat ini
klien menggunakan kacamata dengan ukuran minus (-) 4, pada kedua
matanya, lapang pandang klien menyempit
1. Klarifikasi Istilah Penting
a. Suhu : Suhu tubuh adalah ukuran dari
kemampuan tubuh dalam menghasilkan dan menyingkirkan hawa
panas. Normalnya 36,5-37,5 OC
b. Lapang Pandang : Lapangan pandang mata adalah luas lapangan
penglihatan seorang individu. Terdapat tiga jenis
lapangan pandang; lapangan makular yaitu
lapangan pandang yang paling jelas dilihat oleh
kedua mata, lapangan binokular yang dilihat oleh
kedua mata secara umumnya dan lapangan
monokular yaitu kawasan yang bisa dilihat oleh
salah satu mata saja.
c. Miopi : Miopi adalah keadaan mata tidak dapat melihat
benda yang letaknya jauh. Keadaan ini disebabkan
olah bayangan benda tidak jatuh tepat pada retina
mata melainkan jatuh di depan retina. Akibatnya
apabila melihat benda yang letaknya jauh mata
akan menyipit agar benda dapat terlihat jelas.
d. Tekanan darah : Tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung
untuk menggerakkan darah keseluruh
tubuh. Darah membawa nutrisi dan oksigen ke
seluruh bagian tubuh. Normalnya 110/80 mmHg
e. Frekuensi nadi : Denyut nadi adalah berapa kali arteri (pembuluh
darah bersih) mengembang dan berkontraksi
dalam satu menit sebagai respon terhadap detak
jantung. Jumlah denyut nadi sama dengan detak
jantung. Normalnya 60-100 x/m
f. Frekuensi nafas : Frekuensi pernapasan adalah intensitas
memasukkan atau mengeluarkan udara per menit,
dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam
tubuh. Pada umumnya intensitas pernapasan pada
manusia berkisar antara 16 - 18 kali.
2. Kata kunci
a. Perempuan berusia 42 tahun
b. Nyeri pada mata dan kepala dengan adanya bayangan lingkaran disekitar
cahaya
c. Merasakan mual dan ingin muntah saat nyeri kepala semakin berat
d. Gangguan penglihatan (miopi)
e. Lapang pandang menyempit

3. Mind Map
- Mind Map
Katarak Glaukoma Ablasio Retina Karatitis

Definisi : Katarak adalah Definisi : Glaucoma Definisi : Ablasio retina Definisi : Keratitis
bagian keruh pada lensa adalah suatu keaadaan adalah suatu
gangguan adalah peradangan
mata yang biasanya dimana tekanan bola mata pada mata yang terjadi
atau inflamasi yang
bening dan akan tidak normal atau lebih ketika retina (lapisan
terjadi pada kornea
mengaburkan tinggi dari pada normal jaringan di belakang mata
penglihatan. Katarak yang mengakibatkan yang memproses cahaya) mata. Cedera mata
tidak menyebabkan rasa kerusakan saraf terlepas dari jaringan atau adanya infeksi
sakit dan termasuk penglihatan dan kebutaan yang ada di sekitarnya. merupakanpenyebab
penyakit yang sangat Ini merupakan salah satu
Etiologi : utama pada keratitis.
umum terjadi. gangguan mata yang
Etiologi : Keratitis
Etiologi : Mata yang - Bertambahnya serius karena bisa
produksi cairan mata menyebabkan kebutaan. dapat disebabkan oleh
terpajan sinar matahari
untuk waktu yang lama, oleh badan cilliary proses infeksi ataupun
Etiologi :
Penyakit-penyakit - Umur, - Individu yang peradangan steril
tertentu, misalnya - Riwayat anggota mengalami rabun jauh (tidak ada kuman
diabetes atau peradangan keluarga yang terkena yang sangat berat. infeksi yang
pada bagian tengah glaucoma - Individu yang pernah menyerang).
mata (uveitis) jangka - Tekanan bola mata mengalami luka atau Manifestasi :
panjang, Konsumsi obat - Obat-obatan jejas yang berat pada
kortikosteroid berdosis Manifestasi :  1. Mata yang terlihat
mata atau mengalami
tinggi untuk waktu lama, 1. Mata merasa sakit riwayat operasi merah.
Pernah menjalani operasi dan sakit tanpa katarak sebelumnya.
 2. Mata yang terus
mata, Pernah mengalami kotoran - Riwayat keluarga
mengeluarkan air mata
cedera pada mata., 2. Kornea suram mengalami ablasio
atau kotoran.
Memiliki riwayat katarak 3. Disertai sakit kepala retina.
dalam keluarga, Pola hebat terkadang -  3. Sensasi panas atau
Berusia lebih dari 50
makan yang tidak sehat sampai muntah tahun. perih pada mata, seperti

dan kekurangan vitamin, 4. Kemunduran - Individu yang terbakar.


Konsumsi minuman keras penglihatan yang mengalami  4. Mata terasa
dalam jumlah banyak berkurang cepat peradangan atau mengganjal.
secara rutin,Merokok. 5. Nyeri di mata dan penyakit mata
 5. Pandangan kabur.
sekitarnya lainnya.
 Manifestasi : 6. Udema kornea Manifestasi :  6. Kelopak mata yang
sulit terbuka akibat
7. Pupil lebar dan Melihat adanya kilatan
- Mata yang sensitif iritasi atau rasa sakit.
refleksi berkurang cahaya pada salah satu
ketika terkena cahaya
 7. Sensitivitas mata
menyilaukan sampai hilang atau kedua mata.
terhadap cahaya yang
- Sulit melihat saat 8. Lensa keruh Melihat banyaknya
meningkat.
cahaya remang- 9. Tekanan bola mata floaters (bintik – bintik

remang (terutama pada yang tidak normal atau benang hitam) pada

malam hari) atau 10. Rusaknya selaput pandangan mata anda.

sangat terang jala Penglihatan sisi perifer


- Semua menjadi terlihat 11. Menciutnya (tepi mata) mengalami
ganda lapang penglihatan kegelapan atau berkurang
- Semua terlihat seperti akibat rusaknya secara bertahap.
memiliki semburat selaput jala yang Penglihatan kabur.
kuning atau cokelat, dapat berakhir dengan Adanya bayangan seperti
- Ukuran lensa kebutaan hordeng yang menutupi
kacamata yang sering lapangan penglihatan
berubah mata anda.
- Di sekeliling cahaya
terang (misalnya,
lampu mobil atau
lampu jalan) seperti
ada lingkaran cahaya.
- Warna yang terlihat
memudar atau menjadi
tidak jelas.

- Lembar Ceklis
MANIFESTASI ABLASIO KERATITIS
NO KATARAK GLAUKOMA
KLINIS RETINA
Gangguan 
1   
penglihatan

2 Nyeri kepala   × ×

Mual/ingin ×
3   
muntah

4 Visus menurun    

5 Rabun jauh    ×

Lapang pandang ×
6   
menciut

7 Sakit mata    ×

Bayangan
8 lingkaran di    

sekitar cahaya

4. Pertanyaan Penting
1. Apakah hanya orang yang berumur 40 tahun yang beresiko terkena
penyakit ini ?
2. Apa yang menyebabkan klien merasakan nyeri pada mata dan kepala ?
3. Apa yang menyebabkan klien merasa mual dan ingin muntah?
4. Kenapa saat klien merasa nyeri pada mata bayangan lingkaran di sekitar
cahaya juga muncul ?
5. Kenapa klien menggunakan kaca mata dengan ukuran minus (-) 4?
6. Apa yang menyebabkan lapang pandang klien menyempit ?
5. Jawaban Pertanyaan
1. Tidak, semua orang beresiko terkena. Tak peduli usia atau jenis kelamin.
Namun, orang yang berumur di atas 40 tahun memang memiliki resiko
lebih tinggi, meski demikian bayi juga bisa menderita penyakit ini yang
terbawa sejak lahir. Penyakit mata ini disebabkan takanan pada bola mata
tinggi , namun penyakit ini iidentik dengan faktor usia. Semakin tinggi
usia, semakin mudah terserang. Tapi, baru baru ini terungkap, usia belia
pun beresiko terkena penyakit.
2. Di dalam bola mata manusia terdapat suatu sistem sirkulasi cairan mata
yang disebut aqueos humor, cairan ini berfungsi untuk memberikan
nutrisi pada beberapa struktur mata kita seperti kornea dan lensa, cairan
ini bersirkulasi di dalam bola mata manusia dan diserap di sebuah struktur
yang disebut trabezkula, struktur trabekula inilah yang berfungsi
menyerap aqueous humor yang diproduksi tersebut sehingga tekanannya
selalu normal di dalam bola mata. Tekanan di dalam bola mata ini disebut
juga tekanan intraokular yang mana kisaran normalnya sampai 21 mmHg.
Pada kasus di atas terjadi ketidakseimbangan sirkulasi aqueous humor
tersebut, sehingga terjadi penumpukan cairan di dalam bola mata yang
berakhir pada peningkatan tekanan intaokular. Hal inilah yang menjadi
ancaman besar terhadap fungsi penglihatan kita, karena tekanan
intraokular yang tinggi ini secara progresif akan menggerus lapisan saraf
retina yang berfungsi untuk menangkap sensor penglihatan dan
menyebabkan sakit di bagian mata dan kepala. (Rizky, 2015)
3. Pada kasus di atas terjadi kerusakan di bagian mata yang menyebabkan
tekanan intra ocular meningkat. Karena adanya tekanan di dalam bola
mata yang di akibatkan oleh produksi cairan mata yang berlebihan,
sehingga tekanan ini dapat merusak serabut saraf pada retina atau
jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik yang
menghubungkan mata ke otak, hal ini bisa mengakibatkan penderita
penyakit ini akan merasakan nyeri di kepala selain itu pula terjadi
penekanan pada nervus vagus yang menghubungkan batang otak ke
tubuh, selain itu nervus vagus ini juga yang berperan seperti rangkaian
listrik yang menghubungkan sinyal di otak ke usus, ke ginjal dan seluruh
tubuh. Hal inilah yang menyebabkan penderita mual dan muntah saat
mengalami sakit kepala yang berat.
4. Karena terjadinya peningkatan TIO pada penderita, maka terjadi tekanan
di saraf optik dan retina, akibatnya saluran cairan bola mata terhambat,
suplai O2 kemata menurun dan terjadi iskemia retina, kemudian terjadi
tekanan pada sel ganglion yang menyebabkan kerusakan sel jala dan
retina, sehingga sudut COA menutup dan menyebabkan adanya bayangan
lingkaaran di sekitar cahaya yang dilihat.
5.
6. Dari kasus di atas di katakana bahwa lapang pandang menyepit, hal ini di
sebabkan karena terjadinya prningkatan TIO pada penderita Glaukoma,
terjadinya tekanan di saraf optik dan retina, akibatnya saluran cairan bola
mata terhambat, suplai O2 kemata menurun dan terjadi iskemia retina,
kemudian terjadi tekanan pada sel ganglion yang menyebabkan kerusakan
sel jala dan retina, sehingga sudut COA menutup dan menyebabkan
adanya bayangan lingkaaran di sekitar cahaya yang dilihat, sehingga
lapang pandang klien menyempit.
6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
a. Untuk mengetahui bagaimana penanganan pada kasus ini
b. Untuk mengetahui intervensi apa saja yang dapat di lakukan ketika
menemukan kasus seperti ini.
7. Informasi Tambahan
a. Pemanfaatan Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Spicatus B.B.S.) Sebagai
Antiglaukoma.
8. Klarifikasi Informasi
a. Salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah tanaman kumis
kucing (Orthosiphon spicatus B. B. S.). Di Indonesia, daun kumis kucing yang
kering (simplisia) dipakai sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air
kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat
menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan
batuk, encok, masuk angin dan sembelit (Dalimarta, 2003). Tanaman ini juga
bermanfaat untuk pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis,
albuminuria dan penyakit syphilis (Arief, 2005). Dilihat dari berbagai khasiat
tanaman kumis kucing di atas, ternyata sampai saat ini belum pernah ditemukan
adanya penelitian tentang khasiat tanaman kumis kucing sebagai obat untuk
menurunkan tekanan bola mata (TIO) pada penyakit glaukoma. Sejauh ini, hanya
obat-obat sintetik (kimiawi) yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan
bola mata (TIO) pada glaukoma, salah satunya adalah obat diuretik golongan
karbonik anhidrase inhibitor yaitu asetazolamida.
b.
9. Analisa dan Sintesa

BAB I
KONSEP MEDIS
2.1 Konsep Medis
1. Definisi
Glaucoma adalah suatu keaadaan dimana tekanan bola mata tidak normal
atau lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf
penglihatan dan kebutaan (sidarat Ilvas.2004).

Glaucoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan intra okuler yang


berakhir dengan kebutaan (Fritz Hollwich.1993).

Glaucoma berasal dari bahasa yunani “glaukos” yang berarti hijau


kebiruaan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penserita
galukoma. Kelainan mata glaucoma di tandai dengan meningkatnya
tekanan bola mata, atrofi saraf optikus dan menciutnya lapang pandang.
Glaucoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola meningkat.
Sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan. (mavenru Dwindara.2009).

2. Klasifikasi
a. Glaukoma Primer
1) Glaukoma sudut terbuka
Merupakan sebagian besar dari galukoma (90-95 %), yang
meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan
berkembang secara lambat. Di sebut sudut terbuka karena humor
aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular.
Pengaliran dihambat oleh degenerative jaringan trebekuler.
Saluran schleem dan saluran yang berdekatan. Perubahan saraf
optic juga dapat terjadi. Gejalah awal biasanya tidak ada,
kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut anteriol
normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri
mata yang timbul
2) Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit)
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis
menyempit sehingga iris terdorong kedepan, menempel ke
jaringan trebekuler dan menghambat humor aqueous mengalir ke
saluran schlem. Pergerakan iris ke depan dapat karena
peningkatan tekanan vitreus. Penambahan cairan di ruang
posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gajala yang
timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya TIO,
dapat berupa nyeri mata yang berat, Penglihatan yang kabur.
Penempelan iris menyebabkan diatasi pupil. Bila tidak sgera
ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat
b. Glaucoma Sekunder
Dapat terjadi karena peradangan mata, perubahan pembuluh darah
dan trauma. Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup
tergantung pada penyebabnya:
1. Perubahan lensa
2. Kelainan uvea
3. Trauma
4. Bedah
c. Glaucoma Kongenital
1. Primer dan infantile
2. Menyertai kelainan congenital lainnya
d. Glaucoma absolute
Merupakan stadium akhir glukoma (sempit/terbuka) dimana sudah
terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan ganguan
fungsi lanjut. Pada glaucoma absolute kornea terlihat keruh, bilik
mata dangkal, papil trofi dengan eksvasi glaukomatos. Mata keras
seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta
inimengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga
menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris. Keadaan ini
memberikan rasa sakit sekali alibat timbulnya galukoma hemoragik.
Pengobatan galukoma absolute dengan memebrikan sinar beta pada
badan sinar. Alcohol retrobulber atau melakukan pengangkatan
bolamata karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan mata
sakit.
3. Etiologi
a. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliary
b. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata
atau dicelah pupil
c. Umur, resiko glaucoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia.
Terdapat 2 % dar populasi usia 40 tahun yang terkena glaucoma.
Angka ini akan bertambah dengan bartambahnya usia.
d. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaucoma, unutk galukoma
jenis tertentu. Anggota kleuarga penderita glaucoma mempunyai
resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukom. Resiko terbesar
adalah kakak adik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
e. Tekanan bola mata
Teakanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena
glaucoma. Meskipun untuk sebagian individu. Tekanan bola mata
yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optic. Untuk mengukur
tekanan bola mata dapat dilakukan di rumah sakit mata atau pada
dokter spesialis mata.
f. Obat-oabatn
Pemakai steroid secara rutin misalnya pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter. Obat inhaler
untuk penderita ashma., obat steroid unutk radang sendi, dan pemakai
obat secara rutin lainnya.
4. Manifestasi Klinis
Umumnya dari riwayat keluarga ditemukan anggota keluarga dalam garis
vertical atau horizontal memiliki penyakit serupa. Penyakit ini
berkembang secara perlahan namun pasti. Penampilan seperti normal dan
sebagian besar tidak menampakan kelainan selama stadium dini. Pada
stadium lanjut keluhan klien yang muncul ada;ah sering menabrak akibat
pandangan yang menjadi jelek atau lebih kabur. Lapang pandang menidi
lebih sempit sehingga kebutaan secara permanen. Gejala lain adalah:
7. Mata merasa sakit dan sakit tanpa kotoran
8. Kornea suram
9. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah
10. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat
11. Nyeri di mata dan sekitarnya
12. Udema kornea
13. Pupil lebar dan refleksi berkurang sampai hilang
14. Lensa keruh
15. Tekanan bola mata yang tidak normal
16. Rusaknya selaput jala
17. Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang
dapat berakhir dengan kebutaan
4. Patofisiologi
Humor akuous di produksi oleh badan siliaris dan mengalir
kedalam Camera Oculi Posterior (COP), Yang mengalir di antara
permukaan iris posterior dan lensa, disekitar tepi pupil,dan selanjutnya
masuk ke Camera Oculi Anterior (COA). Humor okuos keluar dari COA
pada sudut COA yang dibentuk oleh dasar iris dan kornea periver,
selanjutnya mengalir melalui trabekulum dan masuk ke kanal Schlemm
melalui Collectore channels, Humor akous masuk ke dalam vena episklera
dan bercampur dengan darah.
Tekanan intra okuler (TIO) Merupakan keseimbangan antara
kecepatan pembentukan humor akuos dengan resistensi aliran kasus
keluarnya dari COA. Pada sebagian besar kasus glaukoma, lebih banyak
disebabkan karena abnormallitas aliran keluar humor akous dari COA
dibandingkan peningkatan produksi humor akuos. Patofisiologi dari
glaukoma sudut tertutup dengan block pupil meliputi faktor faktor yaitu
aposisi lensa dan iris yang mengakibatkan pencembungan iris perifer dan
predisposisi anatomi mata yang menyebabkan bagian anterior iris perifer
menyumbat trabekulum.
Patofisiologi glaukoma sudut tertutup tanpa blok pupil terjadi
melalu dua mekanisme yaitu mekanisme penarikan anterior dan posterior.
Pada penarikan anterior, iris perifer ditarik kearah depan menutup
trabekulum karena kontraksi membran eksudat inflamasi atau serat fibrin.
Pada mekanisme penarikan posterior iris perifer mencembung kearah
depan karena lensa fitreus atau badan siliaris.
5. Pemeriksaan penunjang
1. Oftalmuskopi, untuk melihat fondus mata bagian dalam yaitu
retina, diskusi optikus makula dan pembuluh darah retina.
2. Tonometri adalah alat untuk mengukur tekanan intra okuler, nilai
yang mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmHg dan
dianggap patiologi bila melebihi 25 mmHg.
3. Perimetri adalah kerusakan nervus optikus memberikan gangguan
lapang pandang yang khas pada glaukoma. Secara sedeharna,
lapang pandang dapat diperiksa dengan tes konfrontasi.
4. Pemeriksaan ultra sonotrapi adalah gelombang suara yang dapat
digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur okuler.
6. Penatalasanaan
1. Terapai medikamentosa: (David AL)
a. Agen osmotik. Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan
intra okuler. Agen osmotik oral pada penggunaannya tidak boleh
diencerkan dengan cairan atau es agar osmolaritas dan
efisiensinya tidak menurun.
b. Karbonik anhidrase inhibitor. Digunakan untuk menurunkan
tekanan intra okuler yang tinggi, dengan menggunakan dosis
maksimal dalam bentuk intravena, oral atau topikal. Contoh obat
golongan ini yang sering digunakan adalah asetazolamide.
c. Miotik kuat sebagai inisial terapi, pilokartin 2% atau 4% setiap
15 menit sampai 4x pemberian. Diindikasikan untuk mencoba
menghambat serangan awal glaukoma.
d. Beta bloker merupakan terapi tambahan yang efektif untuk
menangani galaukoma sudut tertutup. Timolor merupakan beta
bloker nonselektif dengan aktivitas dan konsentrasi tertinggi
dibilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30-60 menit
setelah pemberian topikal.
2. Observasi respon terapi merupakan periode penting untuk
melihat respon terapi yang harus dilakukan minimal dua jam
setelah terapi medikamentosa secara intensif.
3. Parasintesis merupakan tehnik untuk menurunkan TIO secara
cepat dengan cara mengeluarkan cairan aquous sebanyak 0.05 ml
maka akan menurunkan tekanan setelah 15-30 menit pemberian.
4. Bedah laser
a. Laser iridektomi, diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut
tertutup dengan blok pupil, juga dilakukan untuk mencegah
terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko yang
ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi.
b. Laser iridoplasti, disini peraturannya dibuat untuk membakar
iris agar otot fingter berkontraksi, sehingga iris bergeser
kemudian sudut terbuka.
5. Bedah isisi: ioridektomi bedah insisi dan trabekulektomi
6. Ekstraksi lensa apabila blok pupul jelas terlihat berhubungan
dengan katarak, ekstraksi lensa dapat dipertimbangkan sebagai
prosedur utama.
7. Tindakan profilaksis, tindakan ini terhadap mata normal kontra-
lateral dilakukan iridektomi laser profilaksis.
7. Komplikasi
a. Sinekia anterior perifer
Iris perifer melekat pada jaringan trabekel dan menghambat aliran
humour akueus
b. Katarak
Lensa kadang kadang membengkak, dan bisa terjadi katarak. Lensa
yang membengkak mendorong iris lebih jauh kedepan yang akan
menambah hambatan pupil dan pada giliranya akan menambah
derajat hambatan sudut
c. Atrifiretina dan saraf optic
d. Daya tahan unsur unsur saraf mata terhadap tekanan intra okuler yang
tinggi adalah buruk. Terjadi gaung glaukoma pada papil optik dan
antrifiretina, terutama pada lapisan sel-sel ganglion.
e. Glaukoma absolut
Tahap akhir glaukoma sudut tertutup yang tidak terkendali adalah
glaukoma absolut. Mata terasa seperti batu, buta dan sering terasa
sangat sakit. Keadaan semacam ini memerlukan anukleasi atau
suntikan alkohol retrobulbar.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.
Umur : 42 Tahun
Agama : (Tidak terkaji)
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tidak terkaji
Diagnosa Medis : Glaukoma
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Mengeluh mengalami gangguan penglihatan
2) Alasan masuk rumah Dibawa ke UGD
Penglihatan klien mengalami gangguan.
3) Riwayat keluhan utama
Mengalami nyeri pada mata dan kepala di sertai adanya
bayangan lingkaran di sekitar cahaya saat melihat. Jika nyeri
kepala yang di rasakan semakin berat klien sampai merasakan
mual dan ingin muntah.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
Mengalami gangguan penglihatan jarak jauh (miopi)
c. Diagnosa Medis dan therapy
3. Pengkajian Fisik
a. Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma:
verbal: (Tidak terkaji). Psikomotor: (Tidak terkaji). Mata : (Tidak
terkaji)
4. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 110/80mmHg, frekuensi nadi: 76x/menit, frekuensi
nafa: 24x/menit, suhu 36,7oC.
B. Diagnosa Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensorik (00122)


1 Domain 5 : persepsi/kognisi
Kelas 3 : sensasi/persepsi
Nyeri Akut (00132)

2 Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik

Dx.Mual (00134)
3 Domain 12: Kenyamanan
Kelas 1: Kenyamanan fisik
C. Data focus

DS DO

1. Gangguan penglihatan 1. Menggunakan kaca mata -4


2. Nyeri pada mata dan kepala 2. TD 110/80 mmHg
3. Mual dan ingin muntah 3. N : 76x/menit
4. Miopi 4. RR : 24 x/menit
5. Suhu 36.70c
D. Analisa Data

No Data Etiologi Diagnosa Keperawatan

1. DS : Ketidakseimbangan metabolic lensa dan Gangguan persepsi sensori


- Gangguan penglihatan aqueus humor penglihatan

DO :
Penurunan Enzim di Mata
- Lapang pandang menyempit
- Menggunakan kaca mata – 4
Perubahan selaput halus pada mata
- Rabun jauh

Menghalangi cahaya yang masuk

Bayangan tidak di tangkap oleh syaraf optikus

Tidak di persepsikan oleh nucleus


gernikulatum lateral thalamus

Keterbatasan penglihatan
Penurunan lapang pandang

Dx. gangguan persepsi sensori penglihatan

2. DS : Gangguan anatomi dan fungsi mata Nyeri akut


- Nyeri pada mata
- Nyeri di bagian kepala Distensi area sekitar rongga orbital

Hambatan aliran aqueus humour


Mata terasa sakit

Pelepasan mediator kimia

Merangsang nosiseptor

Di hantarkan ke medulla spinalis

Ke system aktivasi reticular

Hypotalamus

Nyeri di presepsikan

Dx. Nyeri akut


3. DS : Bola mata terlihat menonjol Mual
- Sakit kepala
- Mual/ingin muntah Cairan bola mata berlebihan
Tekanan tinggi sehingga dapat merusak
serabut syaraf optic yang menghubungkan
mata dengan otak

Nyeri di mata hingga menjalar ke kepala

Tekanan di nervus vagus

Terjadi refluks

Dx. Mual
D. Inetervensi Keperawatan
Diagnosa
NOC NIC RASIONAL
Keperawatan
Gangguan persepsi sensorik 1. Distorsi kendali pikir diri:
(00122) Pembatasan diri dalam 1. Kaji lingkungan terhadap 1. Lingkungan yang tidak
Domain 5: persepsi/kognisi gangguan persepsi, proses pikir, kemungkinan bahaya terhadap mendukung dapat
Kelas 3: sensasi/persepsi dan isi pikir keamanan mempengaruhi proses
Definisi: perubahan pada jumlah 2. Status neurologis : Fungsi kesembuhan pada mata.
atau pola stimulus yang diterima, motorik sensorik/kranial : Contohnya adalah lingkungan
yang disertai respon terhadap kemampuan saraf kranial untuk yang terlalu panas atau cahaya
stimulus tersebut yang mengenali pintu sensorik dan matahari atau cahaya lampu.
dihilangkan, dilebihkan, motorik 2. Untuk mengetahui gangguan
2. Pantau dan dokumentasikan
disimpangkan, atau dirusakkan. 3. Perilaku kompensasi pada penglihatan, apakah terjadi
perubahan status neurologi pasien
Batasan karakteristik: penglihatan : tindakan pribadi gangguan hanya pada salah satu
1. Distori sensori untuk mengompensasi gangguan mata pasien atau terjadi di
2. Perubahan pola perilaku penglihatan kedua mata.
3. Perubahan kemampuan
Setelah dilakukan tindakan 3. Identifikasi faktor yang
penyelesaian masalah 3. Jika mata yang sering terkena
keperawatan selama.... x 24 jam, menimbulkan gangguan persepsi
4. Perubahan ketajaman sensori dengan bahan kimia (peralatan
masalah Gngguan persepsi sensori sensori, seperti debrivasi tidur,
5. Perubahan respon yang dapat teratasi dengan ketergantungan zat kimia, make up) dapat mengakibatkan
biasanya terhadap stimulus medikasi, terapi, Ketidak atau mempengaruhi kerusakan
6. Disorientasi Kriteria Hasil: seimbangan elektrolit, dan pada mata.
7. Indikasi perubahan citra sebagainya.
1. Menunjukkan status neurologis
tubuh. 4. Identifikasi kebutuhan keamanan 4. Lingkungan yang aman dan
yang di buktikan oleh ( Sebutan
Faktor yang berhubungan: pasien, berdasarkan tingkat fungsi nyaman dapat berpengaruh pada
1-5 : gangguan ekstrim,berat,
1. Perubahan resepsi, transmisi, fisik dan fungsi kongnitif serta lensa mata. Sebagai contoh
sedang, ringan, atau tidak ada
dan/atau integrasi sensorik riwayat perilaku pasien adalah sinar ultraviolet atau
gangguan )
2. Ketidakseimbangan biokimia cahaya lampu yang terlalu
2. Berinteraksi secara sesuai
3. Ketidakseimbangan elektrolik terang.
dengan orang lain dalam
4. Stimulus lingkungan yang 5. Mulai menunjukan terapi okupasi 5. Terapi okupasi adalah terapan
lingkungan
berlebihan jika perlu medis yang terarah bagi pasien
3. Memperlihatkan pengaturan
5. Ketidakcukupan stimulus fisik maupun mental dengan
pikiran yang logis
lingkungan menggunakan aktivitas sebagai
mengompensasi devisi sensori
6. Stres psikologis. media terapi dalam rangka
dengan memaksimalkan indra
memulihkan kembali fungsi
yang tidak rusak
seseorang.
6. Diberikan obat tetes mata 6. Menurunkan tekanan bola mata
menjadi normal
7. Pastikan akses terhadap dan 7. Kaca mata adalah salah satu alat
penggunaan alat bantu sensori yang bisa membantu
seperti kacamata penglihatan pasien
8. Tingkatkan penglihatan pasien 8. Tujuannya untuk melatih
yang masih tersisa jika diperlukan penglihatan agar penglihatan
pasien tidah menjadi lebih
buruk.

Nyeri Akut (00132) NOC Manajement Nyeri Manajement Nyeri


1. Control Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Agar dapat melakukan
Domain 12: Kenyamanan
2. Keparahan mual & muntah komperensif yang meliputi lokasi, penanganan dan pencegahan
Kelas 1: Kenyamanan Fisik
3. Status kenyaman : fisik karakteristik,onset/durasi, lebih lanjut bila nyeri dirasakan
Definisi: pengalaman sensori dan
Setelah dilakukan tindakan frekuensi, kualitas, intensitas,atau berat atau ringan serta lokasi
emosional yang tidak
keperawatan selama….x24jam beratnya nyeri dan factor pencetus bagian tubuh yang harus
menyenagkan yang muncul akibat
nyeri teratasi dengan ditangani pada bagian abdomen
kerusakan jaringan yang actual
Kriteria hasil: karena adanya pembesaran atau
atau potensial atau digambarkan
distensi.
dalam hal kerusakan sedemikian
Control nyeri 2. Kaji tipe dan sumber nyeri saat 2. Kaji tipe dan sumber nyeri saat
rupa (international association for
the study of pain);awitan yang 1. Mengenali kapan nyeri terjadi memilih tindakan pengurangan memilih tindakan pengurangan
tiba-tiba tau lambat dari intensitas (4) rasa nyeri pada klien rasa nyeri pada klien
ringan hingga berat dengan akhir 2. Mengenali apa yang terkait 3. Berikan informasi mengenai nyeri, 3. Agar klien mengetahui apa saja
yang dapat diantisipasi atau dengan gejala nyeri (4) seperti penyebab nyeri, berapa factor yang dapat menyebabkan
diprediksi dan berlangsung <6 3. Melaporkan nyeri terkontrol (4) lama nyeri akan dirasakan, dan nyeri sehingga klien dapat
bulan Catatan antisipasi dari ketidaknyamanan merasa lebih nyaman
Batasan karakteristik: 1= tidak pernah menunjukan akibat prosedur
1. Bukti nyeri dengan 2= jarang menunjukan 4. Observasi reaksi nonverbal dari 4. Untuk mengetahui respon
menggunakan standar daftar 3= kadang-kadang menunjukan ketidaknyamanan pasien terhadap nyeri yaitu
periksa nyeri untuk pasien 4= sering menunjukan dengan cara melihat sikap klien
yang dapat 5= secara konsisten apakah nyaman atau tidak
mengungkapkannya ( mis, Keparahan mual & muntah dimanan mengetahui apakah
neonatal infant pain scale, 1. Ferkuensi mual (4) klien sulit untuk mengugkapkan
pain assessment checklist for 2. Intensitas mual (4) rasa nyarinya.
senior with limited ability to 3. Frekuensi muntah (4) 5. Mengetahui respon tentang
5. Gunakan strategi komunikasi
communicate) 4. Intensitas muntah (4) nyeri yang pernah dirasakan
terapeutik untuk mengetahui
2. Dilatasi pupil Catatan : dengan pendekatan komunikasi
pengalaman nyeri dan sampaikan
3. Focus menyempit (mis, 1 = berat terapeutik dimana perawat
penenrimanan pasien terhadap
presepsi waktu, proses 1 = cukup berat menanyakan tentang
berpikir, gerakan mata 2 = sedang nyeri pengalaman klien tentang
berpencar atau tetpa pada satu 3 = ringan nyerinya sehingga perawat
focus, meringis 4 = tidak ada dapat mencatat hal-hal yang
4. Keluhan tentang intensitas Status kenyaman : fisik akan dilakukan selanjutnya
menggunakan standar skala 1. Sakit kepala (4) 6. Pastikan pemberian analgesik dan 6. Analgesik dapat membantu

nyeri (mis, skala wong beker 2. Mual (4) atau strategi non farmakologi mengurangi nyeri yang
FACES, skala analag 3. Muntah (4) seperti distraksi, relaksasi dan dirasakan klien, serta
5. Sikap melindungi area nyeri Catatan : kompres. pemberian strategi non
Faktor yang berhubungan 1 = berat farmakologi sperti teknik
1. Agens cedera fisik (mis, abses, 2 = cukup berat relaksasi nafas dalam, imajinasi
amputasi, luka bakar, 3 = sedang terbimbing atau teknik distraksi
terpotong, mengangkat berat, 4 = ringan yang membantu produksi
prosedur beah, trauma, 5 = tidak ada hormon endorfin agar pasien
olahraga berlebihan) tidak terlalu fokus pada
nyerinya.

7. Kolaborasikan dengan dokter jika 7. Untuk penanganan lebih lanjut


ada keluhan dan tindakan nyeri bila nyeri belum bisa di atasi.

tidak berhasil
8. Kendalikan factor lingkungan yang 8. Lingkungan yang tenang akan
dapat mempengaruhi respon pasien membuat klien merasa nyaman
terhadap ketidaknyamanan juga karena bila suhu
(misalnya suhu, pencahayaan, lingkungan sekitar dingin
suara bising). menyebabkan nyeri semakin
terasa, kebisingan juga akan
menganggu kenyamanan
pasien.
9. Monitor kepuasan pasien terhadap 9. Perawat harus memonitor
manajemen nyeri dalam interval sesering mungkin tentang
yang spesifik. kenyamanan klien saat di
berikan tindakan yang
berfungsi untuk me manejemen
nyeri agar perawat dapat
mengetahui tindakan apa saja
yang harus di lanjutkan dan
yang mana saja yang harus di
hentikan demi kenyamanan
klien.
Pemberian analgesic Pemberian analgesic
1. Tentukan lokasi, karakteristik, 1. Karena dengan mengetahui
kualitas dan keparahan nyeri keparahan dari nyeri maka
sebelum mengobati pasien tenaga kesehatan dapat
mengatasinya dengan tindakan
keperawatan yang tepat
2. Cek adanya riwayat alergi obat 2. Karena dengan mengetahui
apakah klien tersebut memiliki
alergi, efek dari obat ini bisa
menimbulkan detak jantung
lebih cepat, dan bisa terjadi
syok anafilaktit yaotu bisa
berujung kematian
3. Dengan memebrikan dosisi
3. Cek perintah pengobatan meliputi
yang tepat maka dapat
obat, dosis, dan frekuensi obat
mengurangi yeri yang dirasakan
analgesic yang diresepkan
oleh klien
4. Karena dengan kefektifan obat
4. Evaluasi keefektifan analgesic
dengan teratur maka nyeri yang
dengan interval yang teratur pada dirasakan klien akan hilang
setiap setelah pemberian secara perlahan
khususnya setelah pemberian
pertama kali, juga observasi
adanya tanda dan gejala efek
samping (misalnya, depresi
pernafasan, mual dan muntah)
5. Dokumentasikan respon terhadap 5. Karena jika pasien tersebut
analgesic dan adanya efek samping diberikan obat kemudian reaksi
selama pemberian obat tersebut
baik maka pemebrian obat
tersebut dilanjutkan. Tetapi,
jika selama pemberian obat
pasien mengalami alergi maka
pemberian obat tersebut.
6. Evaluasi kemampuan pasien untuk 6. Penggunaan obat-obatan
berperan serta dalam pemilihan terutama pada penyakit
analgetik, rute dan dosis glaucoma tidak bisa
keterlibatan pasien, sesuai sembarangan, karena
kebutuhan. berhubung penyakit ini
berhubungan langsung dengan
mata. Oleh karena itu
mengevaluasi kemampuan klien
memilih obat analgesic yang
sesuai di butuhkan agar ketika
klien mengalami sakit yang
tiba-tiba dia bisa memilih
sendiri dosis dan jenis obat.
7. Pilih analgesic atau kombinasi 7. Pemilihan analgesic harus
analgesic yang sesuai ketika lebih sesuai dengan jenis analgesic
dari satu di berikan. yang lain (kombinasi analgesic)
berhubung setiap obat memiliki
kandungan yang berbeda-beda,
oleh karena itu memilih
kombinasi obat yang sesuai
dapat membantu mengurangi
Mual (00134) NOC Manajemen elektrolit/cairan Manajemen elektrolit/cairan
Domain 12: Kenyamanan 1. kontrol mual dan muntah 1. Monitor manifestasi dari ketidak 1. Tujuannya agar mengetahui cara
2. Keparahan mual dan muntah
Kelas 1: Kenyamanan fisik seimbangan elktrolit yang seharusnya dilakukan
3. Mual dan muntah : Efek yang
Definisi: Suatu fenomena mengganggu untuk menyeimbangkan
subjektif tentang rasa tidak elektrolit
Setelah dilakukan tindakan
nyaman pada bagian belakang keperawatan selama ….x24 jam 2. Monitor tanda tanda vital yang 2. Untuk mengidentifikasi
tenggorok atau lambung, yang Mual teratasi dengan sesuai perubahan TTV, karena
dapat atau tidak dapat Kriteria Hasil : seseorang yang mengalami mual
Kontrol mual dan muntah
mengakibatkan muntah. dan muntah akan terjadi
Batasan karakteristik: 1. Mendeskripsikan faktor faktor perubahan pada tekanan darah
1. Mual penyebab (4) (menurun)
2. Mengenali pencetus stimulus(4)
2. Sensasi muntah 3. Agar supaya cairannya tidak
3. Batasai cairan yang sesuai
Faktor yang behubungan: Catatan : berlebihan sehingga tidak terjadi
1. Peningkatan tekanan retensi cairan.
1 = Tidak pernah di tunjukkan
intrakranial 2 = Jarang ditunjukkan 4. Orang yang sering mual
4. Timbang berat badan harian dan
3 = Kdang kadang ditunjukan biasanya akan terjadi penurunan
4 = Sering ditunjjukan pantau gejala
nafsu makan yang akibatnya
5 = Secara konsisten ditunjukkan
berat badan
Keparahan mual dan muntah
5. Konsultasikan dengan dokter jika 5. Karena dengan
1. Frekuensi mual (4)
tanda dan gejala ketidak mengkonsultasikan
2. Intensitas mual (4)
3. Frekuensi muntah (4) seimbangan elektrolit menetap ketidakseimbangan elektrolit
4. Intensitas muntah (4) atau memburuk tersebut maka akan diatasi
dengan baik
Catatan :
Manajemen Mual Manajemen Mual
1 = Berat 1. Lakukan penilaian lengkap 1. Karena jika kita mengetahui
2 = Cukup berat
terhadap mual, frekuensi dan durasi dari mual
3 = Sedang
4 = Ringan frekuensi,durasi,tingkat tersebut kita dapat melakukan
5 = Tidak ada keparahan,dan faktor pencetus, tindakan pelayanan kesehatan
dengan menggunakan alat dengan tepat cara untuk melihat
Mual dan muntah : Efek yang
mengganggu pengkajian seperti selfcare frekuensi dari mual tersebut
journal,visual analog dengan memantau pasien
1. Asupan cairan menurun (4)
scales,timbangan analog visual tersebut
2. Perubahan kesimbangan cairan
(4) duke deskriftiv scales,dan rhodes
3. Tidur terganggu (4) indeks of nausea and vomitteng
(INV) from 2
Catatan :
2. Lakukan Kebersihan mulut
1 = Parah 2. Agar tidak merangsang proses
sesering mungkin untuk
2 = Banyak meningkatkan terjadinya mual tersebut karena
3= cukup kenyamanann,kecuali hal ini dengan membersihkan area
4 = sedikit
merangsang mual mulut maka pasien akan merasa
5 = Tidak ada
nyaman
3. Identifikasi faktor yang dapat 3. Dengan mengidentifikasi faktor
menyebabkan atau berkontribusi penyebab dari mual tersebut
terhadap mual (Misalnya, obat maka akan mudah dilakukan
obatan dan prosedur) tindakan keperawatan
4. Identifikasi strategi yang telah di 4. Karena cara untuk
lakukan dalam upaya mengurangi menghilangkan mual dengan
mual meminumkan air tujuannya
untuk menghindari dehidrasi,
sesuaikan asupan makanan dan
hindari makan berat dan dengan
tehnik
5. Kurangi atau hilangkan faktor
5. Bersifat personal itu maksudnya
yang bersifat personal yang
berkaitan erat dengan pribadi
memicu atau meningkatkan
maka kita harus
mual(misalnya,
menginformasikan kepadanya
kecemasan,takut,kelelahan,dan jika terjadi mual maka lakukan
kurang pengetahuan) hal yang dapta mengurangi
mual
6. Tingkatkan istirahat yang cukup 6. Karena dengan meningkatkan
untuk memfasilitasi pengurangan istirahat maka akan menjaga
mual keseimbangan elektrolit dan
juga tidak merangsang mual
7. Dorong pasien untuk memantau 7. Karena pasien sendiri yang tahu
pengalaman diri terhadap mual apa penyebab dari mual tersebut
maka dia bisa mengetasinya
sendiri
Manejemen muntah Manajement Muntah
1. Pertimbangkan frekuensi dan 1. Karena jika kita mengetahui
durasi muntah dengan frekuensi dan durasi dari mual
menggunakan skala seperti duke tersebut kita dapat melakukan
descritive scales dan rhodes indeks tindakan pelayanan kesehatan
of nausea and vomeiting (INV) dengan tepat cara untuk melihat
formulir 2 frekuensi dari mual tersebut
dengan memantau pasien
tersebut
2. Berikan kenyamanan selama 2. Karena dengan memeberikan
episode muntah (misalnya, kain rasa nyaman pada klien selama
dingin pada dahi,sponge muntah akan menghindari
wajah,atau menyediakan pakaian terjadinya muntah secara
kering bersih) berulang. Kain dingin ini dia
berfungsi sebagai mengelap
area mulut yang terkena muntah
3. Berikan dukungan fisik selama 3. Dengan kita memperdulikan
muntah (misalnya membantu pasien maka dia kan
membungkuk atau menopang menganggap kita merasakan
kepala) apa yang dia rasakan sehingga
pasien merasa telah
diperhatikan
4. Tunggu minimal 30menit setelah 4. Karena jika pada saat klien itu
episode muntah sebelum muntah dan kita langsung
menawarkan cairan kepada pasien memberikan dia cairan. Maka,
itu akan merangsang kembali
mual atau muntahnya tersebut
Manajemen pengobatan Manajemen pengobatan
1. Kaji kemampuan klien untuk 1. Pengobatan secara mandiri
mengobati diri sendiri klien harus di kaji, agar
ketika klien merasakan sakit
yang menddak, klien dapat
meminimalisir sendiri.
2. Monitor efek samping obat 2. Semua obat-obatan
mempunyai efek samping
tersendiri, oleh karena itu
dengam memonitor adanya
efek samping obat dapat
mengurangi kecemasan
klien ketika muncul efek-
efek yang tidak di ketahui.
3. Monitor respon terhadap 3. Setiap pengobatan pasti
perubahan pengobatan dengan mengalami tingkat
cara yang tepat. kemajuan penyembuhan,
dengan memonitor respon
terhadap perubahan
pengobatan perawat dapat
mengetahui seberapa persen
tingkat keberhasilan
pengobatan klien.
4. Kembangkan strategi untuk 4. Ketika klien mengeluh
mengelola efek samping obat. tentang efek samping obat
maka seharusnya perawat
lebih mengembangkan lagi
strateginya untuk mengelola
efek samping obat.

Anda mungkin juga menyukai