Anda di halaman 1dari 6

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU PADA DEWASA DAN ANAK

Halaman
RUMKITAL No. Dokumen
No. Revisi
SAMUEL J. MOEDA PAP/14/X/2019 1/6
KUPANG

Tanggal Terbit Ditetapkan,


Karumkital Samuel J. Moeda
01 Oktober 2019
SPO

dr. Erfprinsi C. Wohon, Sp.An


Letkol Laut (K/W) NRP 14686/P
Yang dimaksud dengan prosedur tetap melakukan RJP adalah suatu tindakan
pemenuhan kebutuhan oksigen dengan cara memberikan bantuan eksternal
PENGERTIAN
terhadap sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung atau
henti nafas
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi melalui deteksi
dini dan intervensi segera.
TUJUAN
2. Memberikan oksigen bagi otak jantung dan organ-organ vital lainnya
sampai diberikan suatu pengobatan medik yang defenitif dan tepat.
3. Mengembalikan fungsi jantung dan ventilasi yang normal.
Keputusan Kepala Rumkital Samuel J. Moeda Kupang tentang kebijakan
KEBIJAKAN pelayanan pasien gawat darurat di Rumkital Samuel J. Moeda Kupang.
I. Persiapan:
Persiapan pasien, keluarga dan alat seperti: bag mask resusitasi dan
sungkup, trolley emergency dengan isi yang lengkap, papan datar untuk
punggung .
II. Pelaksanaan:
Pada pasien dewasa:
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien.
2. Perawat/ bidan/ dokter cuci tangan dan gunakan handschoen .
3. Lakukan pengecekan kesadaran pada pasien yang tidak sadar dengan
memanggil pasien, menggoyang-goyang pasien atau dengan mencubit
pasien untuk memastikan kesadaran pasien.
UNIT GAWAT DARURAT

Halaman
RUMKITAL No. Dokumen
SAMUEL J. MOEDA No. Revisi
PAP/14/X/2019 2/6
KUPANG

4. Setelah dipastikan pasien tidak sadar, segera meminta tolong tanpa


meninggalkan pasien dan aktifkan sistem emergency .
5. Pastikan/ berikan posisi yang aman bagi pasien, lingkungan dan
perawat/ bidan/ dokter.
6. Berikan bantuan sirkulasi dengan cara:
a. Periksa denyut nadi pada arteri karotis 5-10 detik.
b. Lakukan bantuan pernafasan dan kompresi dada secara
bergantian, dengan meletakkan telapak tangan yang telah saling
berkaitan di bagian setengah bawah sternum jika nadi tidak teraba.
c. Lakukan kompresi dengan kedalaman minimal 5 cm, lakukan
sebanyak 30x untuk 1 atau 2 penolong dengan kecepatan 100x/
menit atau dengan menghitungnya “satu dan dua dan tiga dan
PROSEDUR empat dan lima”.
d. Berikan 2x bantuan pernafasan.
e. Lakukan pengulangan antara kompresi dada dan bantuan
pernafasan
7. Bebaskan jalan nafas (air way) dengan cara:
a. Posisikan pasien terlentang pada permukaan keras dan rata.
b. Buka mulut untuk memeriksa dan mengeluarkan bila ada sumbatan
pada jalan nafas, menggunakan jari telunjuk dan ibu jari penolong
(head tilt - chin lift )
c. Atur posisi kepala pasien supaya jalan nafas terbuka yaitu
UNIT GAWAT DARURAT

Halaman
No. Dokumen
RUMKITAL No. Revisi
SAMUEL J. MOEDA PAP/14/X/2019 3/6
KUPANG
d. dengan menengadahkan kepala, menopang dagu, dan mendorong
kepala.
8. Berikan bantuan pernafasan (breathing ) dengan cara:
a. Pertahankan posisi pasien recovery dengan menjaga jalan nafas
tetap terbuka pada pasien tidak sadar tetapi ada nafas spontan.
b. Lakukan bantuan nafas dengan memasang bag mask resusitasi
yang sudah terhubung pada oksigen lembab dengan kecepatan 10
lt/ menit, yang melalui mulut dan hidung, pada pasien yang tidak
sadar dan tidak terdapat nafas spontan lakukan bagging sebanyak
2x. Perhatikan pengembangan dada, bila dada mengembang
berarti bagging efektif bila tidak maka atur kembali posisi kepala
pasien dan atur letak bag mask resusitasi, bagging dapat diulang.
Jika tetap tidak ada nafas spontan lakukan pemberian oksigen
lanjutan.
PROSEDUR c. Hentikan bagging bila pasien dapat bernafas spontan dan berikan
O2 lembab.
9. Lakukan penilaian kondisi pasien, bila tindakan sudah dilakukan
selama 20 menit, bila belum teraba nadi maupun adanya nafas
spontan, lakukan penilaian lain seperti adanya doll eyes, penilaian
lewat EKG, adanya lebam-lebam ditubuh. Jika dalam penilaian pasien
sudah meninggal dunia maka RJP bisa dihentikan.
Pada Pasien Anak:
1. Berikan pasien posisi terlentang datar, bila bayi tempatkan
dilingkungan yang hangat (warmer infant).
2. Pakaian atas pasien dibuka.
UNIT GAWAT DARURAT

Halaman
RUMKITAL No. Dokumen
No. Revisi
SAMUEL J. MOEDA PAP/14/X/2019 4/6
KUPANG
3. Lakukan penilaian kesadaran pasien dengan cara :
a. Untuk anak dengan memanggil nama sambil menggoyangkan
bahu pasien.
b. Untuk bayi: melihat aktivitas dan tangis bayi dengan rangsangan
taktil.
4. Jika sudah dipastikan pasien tidak sadar, segera meminta tolong tanpa
meninggalkan pasien dan mengaktifkan sistem emergency .
5. Memberikan bantuan sirkulasi dengan cara:
a. Periksa denyut jantung selama 5-10 detik dengan cara meraba
arteri carotis pada anak dan meraba arteri brachialis atau arteri
femoralis pada bayi.
b. Bila denyut jantung lebih dari 100x/ menit, maka sirkulasi dinilai
PROSEDUR ada, tidak perlu melakukan kompresi dada.
c. Bila denyut jantung kurang dari 60x/ menit maka sirkulasi dinilai
tidak ada, harus dilakukan kompresi dada dengan cara:
1) Pada bayi, letakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah
sternum dan menekan sternum sekitar 4 cm dengan kecepatan
minimal 100x/ menit.
2) Pada anak, letakkan tumit 1 tangan pada setengah bawah
sternum, hindarkan jari-jari pada tulang iga anak dan menekan
sternum sekitar 5 cm dengan kecepatan minimal 100x/ menit.
3) Lakukan kompresi dan bantuan nafas dengan perbandingan
30:2 (untuk 1 penolong) dan 15:2 (untuk 2 penolong).
4) Setelah 3 siklus kompresi dan bantuan nafas lakukan evaluasi
UNIT GAWAT DARURAT

Halaman
No. Dokumen
RUMKITAL No. Revisi
PAP/14/X/2019 5/6
SAMUEL J. MOEDA
KUPANG
5) dengan melihat tanda-tanda reaksi nafas, nadi teraba atau
tidak, reaksi pupil dan tingkat kesadaran.
6) Bila nafas belum spontan dan denyut jantung kurang dari
100x/menit maka lanjutkan resusitasi jantung paru, jangan
menghentikan resusitasi kecuali dengan alasan tertentu.
6. Lakukan pembebasan jalan nafas (airway) dengan cara:
a. Bersihkan sumbatan jalan nafas dengan cara menghisap lendir
dengan menggunakan alat penghisap. Bila tidak ada miringkan
kepala bayi atau anak kemudian lakukan pembersihan jalan nafas
dengan mengorek mulut menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
penolong lalu mengeluarkannya (head tilt-chin lift). Bila perlu
pasang mayo tube.
PROSEDUR b. Lakukan triple air way maneuver:
Beri posisi ekstensi kepala bayi atau anak dengan mengganjal
bahu menggunakan bantal kecil atau handuk yang digulung.
Menarik dagu bayi atau anak ke depan dengan menggunakan 3
jari (topang dagu) atau mengangkat rahang bawah (jaw thrust).
7. Berikan bantuan pernafasan (breathing) dengan cara:
a. Jika bayi atau anak tidak sadar tetapi ada nafas spontan maka
pertahankan posisi pasien recovery dengan menjaga jalan nafas
tetap terbuka.
b. Bila nafas spontan tidak ada, lakukan pernafasan bantuan dengan
meniupkan udara dari mulut penolong melalui mulut bayi atau
anak sambil memijat hidung bayi atau anak sebanyak 2x. Apabila
sudah tersedia bag mask berikan bantuan pernafasan
UNIT GAWAT DARURAT

Halaman
RUMKITAL No. Dokumen No.
PAP/14/X/2019 Revisi 6/6
SAMUEL J.
MOEDA KUPANG
c. menggunakan bag mask (bagging sebanyak 2x) dengan
kecepatan untuk bayi 40-60x /menit dan anak-anak 20-30x/
menit.
d. Bila dada mengembang berarti bagging efektif. Bila tidak,
PROSEDUR
maka atur kembali posisi kepala pasien dan atur letak bag
mask resusitasi. Bila dengan tindakan bagging pasien belum
bernafas spontan, selain melakukan bantuan nafas harus
dilakukan pula bantuan sirkulasi.
e. Bila dengan tindakan bagging pasien dapat bernafas
spontan maka tindakan bagging dapat dihentikan dan
berikan O2 lembab.
8. Lakukan penilaian kondisi pasien, bila belum teraba nadi
maupun
adanya nafas spontan, lakukan penilaian lain seperti adanya
doll eyes, penilaian lewat EKG, adanya lebam-lebam ditubuh,
dan reaksi pupil. Jika dalam penilaian pasien sudah meninggal
dunia maka RJP bisa dihentikan, atau diintruksi oleh leader.
9. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula.
10. Lepaskan handschoen dan cuci tangan.
11. Catat waktu dan tanggal pelaksanaan tindakan, jenis alat yang
digunakan untuk mengalirkan oksigen dan jumlah oksigen yang
digunakan, tanda-tanda vital, warna kulit, suara nafas, respon
pasien sebelum dan setelah dilakukan tindakan.

UNIT TERKAIT 1. UGD


2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
4. Unit OK

Anda mungkin juga menyukai