A (Airway Control) :
Penguasaan jalan nafas, membuka jalan nafas dengan cara :
PROSEDUR 1. Menengadahkan kepala dan topang dagu ( head tilt, chin lift)
2. Jika dicurigai pasien mengalami cedera kepala atau leher, lakukan jaw
thrust saja.
3. Memasang bantal kecil di bawah bahu pasien agar kepala ekstensi
4. Memasang oropharyngeal airway (OPA) jika lidah jatuh ke belakang.
5. Melakukan isap lendir / suction jika terdengar gurgling.
1. Setelah 5 siklus atau selama 2 menit, cek ulang nadi dan nafas selama
10 detik
2. Jika masih tidak ada nadi dan nafas, lakukan RJP lagi sampai bantuan
tiba.
3. Jika teraba nadi tapi tidak ada nafas spontan, beri bantuan nafas tiap 5 –
6 detik
4. Jika teraba nadi dan ada nafas spontan, posisikan pasien pada posisi
mantap (recovery position).
5. RJP dihentikan apabila petugas yang lebih kompeten/ tim Code
Blue datang, nafas dan/ atau nadi pasien kembali (tercapai Return
of Spontaneous Circulation/ ROSC), henti jantung (asistole)
menetap selama 20 menit, terdapat tanda kematian yang jelas
(pupil midriasis maksimal, kaku mayat, lebam mayat), petugas
kelelahan atau keluarga meminta resusitasi dihentikan.
6. RJP tidak dilakukan apabila pasien terpasang gelang Do Not
Resucitate (DNR), melakukan RJP akan membahayakan penolong,
pasien dengan penyakit terminal dan terdapat tanda kematian yang
jelas.
1. IGD
2. Rawat Inap
3. Farmasi
UNIT TERKAIT 4. ICU
5. Pemulasaran Jenazah
6. Laboratorium
7. Poliklinik