Anda di halaman 1dari 3

KEGAWATDARURATAN

No. Dokumen : 16/XI/2022


PRAKTEK MANDIRI
No. Revisi :1
SOP
TanggalTerbit : 25 Nov 2022
Drg. Impin Nur Astuti
Halaman : 1/3
Ismijatun

1. SINKOP
1. Hentikan semua perawatan yang dilakukan
2. Posisikan pasien dalam keadaan Trendelenburg (posisiskan dental unit
dalam keadaan fully flat, elevasikan atau ganjal kaki pasien dengan
menggunakan bantak yang tinggi)
3. Cek kesadaran pasien dengan menepuk bahu pasien sambil memanggil
nama pasien
4. Longgarkan pakaian pasien yang ketat dan juga ikat pinggang pasien
5. Rangsang pasien dengan menggunakan kapas yang dibasahi alcohol
dibawah hidungpasien
6. Jika pasien sadar pertahankan posisi Trendelenburg selama minimal 15
menit sambil memantau tanda tanda vital pasien
7. Hubungi keluarga terdekat pasien
8. Tegakkan dental unit secara bertahap sampai kemiringan 45 derajat
terhadap lantai
9. Berikan pasien minuman manis yang hangat
10. Evaluasi keadaan pasien, pasien diperbolehkan pulang jika keasaan sudah
stabil da nada pendamping pasien.

1. Hentikan semua perawatan yang dilakukan


2. SYOK
2. Posisikan pasien dalam keadaan Trendelenburg (posisiskan dental unit
ANAFILAKTIK
dalam keadaan fully flat, elevasikan atau ganjal kaki pasien dengan
menggunakan bantak yang tinggi)
3. Cek kesadaran pasien dengan menepuk bahu pasien sambil memanggil
nama pasien
4. Aktifkan SPGDT (telpon ambulan)
5. Cek airway, breathing, circulation pasien tidaklebih dari 10 detik
6. Injeksikan efinefrin 1:1000 0,3-0,5 cc (dewasa) atau 0,01-0,02 cc/kgbb
(anak-anak) IM di musculus deltoideus
7. Pasangkan nasal canul oksigen, buka katup oksigen dengan kecepatan alir
6L/menit, pastikan oksigen mengalir dan terdapat gelembung udara
direservoir
8. Evaluasi tanda-tanda pasien 5 menit setelah pemberian dosis pertama, jika
belum ada perubahan bias dilakukan pengulangan dosis sebanyak 3x
selang 5 menit
9. Jika pasien sudah sadar posisikan pasien dalam posisi recovery
10. Evaluasi keadaan pasien, pasien diperbolehkan pulan jika keadaan sudah
stabil da nada pendamping pasien

1. Lakukan debridement dengan normal saline (NaCl 0.9%)


3. PERDARAHAN
2. Identifikasi sumber perdarahan dan tipe perdarahan (arteri, vena atau
INTRAORAL
kapiler)
3. Lakukan penekanan dengan kassa steril/tampon yang diberikan epinefrin
selama kurang lebih 15 menit
4. Evaluasi perdarahan yang terjadi
5. Lakukan penjahitan dengan teknik simple interrupted suture (untuk mikosa)
atau figure of eight (untuk soket yang terbuka)
6. Lakukan penekanan dengan tampon kembali
7. Evaluasi kembali perdarahan yang terjadi
8. Jika perdarahan masih belum berhenti, rujuk pasien ke IGD untuk dilakukan
pemeriksaan PT/aPTT dan tatalaksana yang sesuai dengan keadaan
pasien

1. Hentikan semua perawatan yang dilakukan


4. HENTI NAFAS
2. Posisikan pasien dalam keadaan supine dialas yang datar dank eras
DAN HENTI
3. Cek kesadaran pasien dengan menepuk bahu pasien sambil memanggil
JANTUNG
nama pasien
4. Aktifkan SPGDT (telpon ambulan)
5. Cek airway, breathing, circulation pasien tidaklebih dari 10 detik
6. Jika tidak ditemukan denyut nadi dan nafas, segera lakukan kompresi
eksternal jantung
7. Tentukan titik kompresi 3 jari diatas precessus xyphoideus
8. Lakukan kompresi eksternal jantung dengan kecepatan 100x/menit dengan
kedalaman 5-6 cm, tunggu recoil, lakukan lagi kompresi sebanyak 30x
dalam satu siklus
9. Lakukan pemberian bantuan nafas dengan menggunakan teknik mouth to
mouth dengan menghembuskan nafas ke masker sungkup muka yang telah
di fiksasi menutupi mulut dan hidung pasien selama 1 detik hingga dada
pasien terangkat , berikan 2x nafas buatan dalam 1 siklus
10. Lakukan poin h dan i sebanyak 5 siklus dengan perbandingan 30:2 (30 kali
kompresi : 2x nafas buatan)
11. Lakukan evaluasi C-A-B, jika belum tedapat nafas dan nadi spontan terus
lakukan RJP
12. Jika pasien sadar, terdapat nadi dan nafas spontan posisikan pasien dalam
posisi recovery
13. Evaluasi tanda vital pasien hingga ambulance datang

1. Hentikan semua perawatan yang dilakukan


5. HAMBATAN
2. Identifkasi jenis sumbatan
JALAN
3. Jika sumbatan parsial berupa benda padat dan terlihat, usahakan pasien
NAFAS
untuk batuk
4. Jika sumbatan total berupa benda padat dan tidak teriaht, lakukan Heimlich
Manuever
5. Posisikan pasien berdiri tegak, operator berada dibelakang pasien
6. Lingkarkan tangan operator seperti memeluk pasien dari belakang
7. Letakkan salah satu kepalan tangan penolong di ulu hati pasien lalu
fiksasikan dengan tangan lainnya menutupi kepalan tangan tersebut
8. Hentakan kepalan tangan operator kearah perut pasien sekuat-kuatnya
sebanyak 5x sampai sumbatan keluar dan pasien dapat bernafas
9. Jika ditemukan tanda-tanda henti jantung henti nafas segera tatalaksana
henti jantung henti nafas

Anda mungkin juga menyukai