Anda di halaman 1dari 3

CODE BLUE

No.Dokumen No. Revisi Halaman : 1 / 3

HD/SPO/02 00

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkanoleh,


PROSEDUR DIREKTUR RS. GINJAL RASYIDA
OPERASIONAL
29-11-2016
dr. Syaiful M. Sitompul
PENGERTIAN Kondisi gawat darurat yang terjadi di rumah sakit atau suatu
institusi dimana terdapat pasien yang mengalami cardiopulmonary
arrest dan merupakan kata sandi yang digunakan untuk
menyatakan bahwa pasien dalam kondisi gawat darurat.

1.
TUJUAN

Untuk memberikan resusitasi dan stabilisasi yang cepat bagi


korban yang mengalami kondisi darurat cardio- respiratory arrest
yang berada dalam kawasan rumah sakit.

2. Untuk membentuk suatu tim yang terlatih lengkap dengan


perlatan medis darurat yang dapat digunakan dengan cepat.

3. Untuk menempatkan peralatan BLS di berbagai lokasi strategis di


dalam kawasan rumah sakit untuk memfasilitasi respon cepat bagi
keadaan darurat medis.

4. Untuk membuat rumah sakit mampu menangani keadaan medis


yang darurat.
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Memastikan pasien memang membutuhkan pertolongan


segera untuk memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
2. Petugas yang menemukan segera menghubungi operator
untuk mengumumkan status code blue dengan menyebut
lokasi kejadian.
3. Team akan dipimpin oleh dokter jaga dan perawat yang berada
di tempat
4. Team code blue datang membawa peralatan imergency
5. Lakukan RJP pasien sesuai ACLS
6. Membebaskan jalan nafas
a. Buka mulut pasien dengan tehnik cros finger, lihat
adanya benda-benda asing, bersihkan.
b. Posisi kepala ekstensi dengan tehnik head chin lift.
7. Melakukan cek nadi karotis dengan waktu <10 detik. Bila
tidak teraba denyut nadi karotis: lakukan resusitasi jantung
CODE BLUE
No.Dokumen No. Revisi Halaman : 2 / 3

HD/SPO/02 00

paru dengan 30 kompresi dan 2 ventilasi dengan kecepatan


kompresi 100 X/menit (dengan 1 atau 2 penolong).
8. Melakukan observasi pernafasan dengan cara melihat,
mendengar dan merasakan < 10 detik. Bila tidak ada tanda-
tanda nafas spontan lakukan ventilasi buatan 2 X dengan BVM
9. Melakukan cek nadi karotis ulang setelah 5 siklus kompresi
jantung dan paru
a. Jika nadi tidak teraba lanjutkan kompresi jantung dan
paru
b. Jika nadi teraba lanjutkan dengan pemberian ventilasi
dengan kecepatan 1X/6 detik atau 10X/menit.
10. Memasang monitor EKG dan melihat irama jantung, jika:
a. VT/VF tanpa nadi lakukan defibrilator
b. Asistole/PEA lanjutkan dengan kompresi
11. Melakukan evaluasi tindakan diatas, jika belum berhasil,
lakukan intubasi dan pemasangan infus jika belum terpasang.
12. Jika pasien sudah teritubasi maka kompresi jantung dan
ventilasi berjalan masing-masing dengan kecepatan kompresi
100X/menit, kecepatan bagging 1X/6 detik atau 10X/menit.
13. Memberi terapi sesuai dosis/instruksi dokter:
14. Melakukan RJP dapat dihentikan apabila tidak berhasil
atau setelah ada tanda-tanda kematian, hentikan RJP , jika
berhasil observasi tanda-tanda vital, kesadaran, pupil dan
warna kulit. Jika memungkinkan pasien pindahkan ke ICU.
15. Membereskan pasien dan alat-alat
16. Mencuci tangan
17. Mendokumentasikan dalam rekam medis.
PERALATAN 1. Defribilator
2. Stetoscope
3. Tensimeter
4. Pen Light
5. Laringoscope set lengkap
6. Suction
7. BVM (Bag Vasc Mask)
8. Endotracheal Tube 1 set
9. Orofaring tube
10. Cairan infus
11. Set infus mikro
12. Set infus makro
13. Needle intraossseus
14. Venocath
15. Minor surgery set lengkap
Obat-obatan
1. Lidocain injeksi
2. Adrenalin injeksi
3. Sulfat atropin injeksi
4. Norepinephrine
5. Dopamin injeksi
6. Dobutamin injeksi
CODE BLUE
No.Dokumen No. Revisi Halaman : 3 / 3

HD/SPO/02 00

UNIT TERKAIT 1. Dokter


2. Perawat

DOKUMEN

Anda mungkin juga menyukai