DISUSUN OLEH
TINGKAT : III A
SEMESTER : V
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
T.A 2017/2018
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
A. Airway
1. Supine, permukaan datar dan keras
2. Posisi penolong : di samping pasien / di atas kepala (kranial)
pasien
3. Buka jalan nafas : Head tild – Chin lift – Jaw thrust - Finger
swipt
4. Fleksikan kepala ke belakang dengan menggunakan tangan
5. Naikkan dagu ke atas dengan menggunakan tangan
6. Buka mulut dengan kedua tangan memegang mandibular
7. Tarik dagu ke bawah lalu keluarkan benda asing dengan
menggunakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah)
8. Pertahankan posisi pasien
B. Breathing
Lakukan pernafasan buatan dengan menggunakan mulut ke
mulut atau ambu bag ke mulut.
Mulut ke mulut
1. Tutup hidung pasien
2. Tarik nafas melalui hidung hingga memenuhi paru-paru 7000
– 1000 ml ( 10 ml/kg)
3. Tempelkan mulut ke mulut pasien dengan rapat lalu tiupkan
udara selama 2 detik sambil melihat dada pasien
mengembang
4. Lakukan sebanyak 2x / 10 – 12x
5. Pertahankan head lift – chin lift, lepaskan mulut penolong dari
mulut pasien dan lihat apakah dada pasien turun waktu
ekhalasi
6. Cek kembali dengan cara 3 L
C. Circulation
1. Letakkan telapak tangan yang tidak dominan pada 2-3 jari di
atas PX kemudian tangan yang dominan menggenggam
tangan yang satunya
2. Posisi badan setengah membungkuk. Jaga siku anda lurus
dan posisi bahu anda tepat di atas tangan anda
3. Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda )
ketika anda mendorong ke bawah (menekan) dada 4-5 cm.
dorong kuat dan cepat berikan dua tekanan tiap detik atau
sekitar 100 tekanan tiap menit.
4. Setelah 30 tekanan, miringkan kepala ke belakang, angkat
dagu untuk membuka jalan udara.
5. Itu satu siklus. Lakukan 5 kali siklus. (Jika ada orang lain
selain anda, minta orang tersebut berikan dua nafas setelah
anda melakukan 30 tekanan
6. Cek dengan cara 3 L.
7.
a. Jika anda yakin bahwa anda dapat mendeteksi tanda-
tanda kehidupan dalam 10 detik:
1) Lanjutkan bantuan pernafasan jika dibutuhkan,
sampai anak mulai bernafas efektif sendiri.
2) Atur posisi anak ke samping (ke posisi pemulihan) jika
dia tetap sadar.
3) Nilai kembali keadaan anak sesering mungkin.
b. Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan, kecuali anda
pastikan bahwa anda dapat memeriksa denyut nadi lebih
dari 60 denyut/min dalam waktu 10 detik:
1) Mulai kompresi dada.
2) Kombinasikan bantuan pernafasan dan kompresi
dada, cara kompresi dada sebagai berikut:
a) Untuk semua anak, kompresi dilakukan pada
bagian bawah sternum.
b) Cari prosesus xiphoideus dengan mencari sudut
dimana tulang rusuk terendah bergabung di
tengah.
c) Kompresi lebarnya satu jari di atas tulang dada
ini,
d) Kompresi harus cukup untuk menekan tulang
dada, setidaknya sepertiga diameter antero-
posterior dinding dada.
e) "Dorong keras dan cepat".
f) Lepaskan tekanan sepenuhnya dan ulangi pada
kecepatan minimal l00 kali/menit (tetapi tidak lebih
dari 120 kali/menit).
g) Setelah 15 kompresi, dongakkan kepala, angkat
dagu, dan berikan dua bantuan nafas yang efektif.
Lanjutkan kompresi dan nafas dalam rasio 15:2.
RESUSITAS JANTUNG PARU (RJP)
PADA BAYI
Pengertian Usaha memberikan pertolongan penyelamatan pada korban yang
mengalami henti nafas / jantung secara mendadak
Tujuan 5. Mempertahankan sirkulasi
6. Mencegah kematian biologis
Indikasi 5. Pasien tidak sadar
6. Ancaman henti jantung
RJP tidak dilakukan 7. Tanda kematian: rigor mortis, dekapitasi
8. Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah sangat jelek
dengan terapi maksimal
9. Bila menolong korban akan membahayakan penolong
RJP diberhentikan 9. Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
10. Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak ada respon
11. Tanda kematian yang irreversible / pupil dilatasi maksimal
12. Gambaran EKG sudah flat
Prosedur tindakan 1. Pastikan posisi kepala netral dan angkat dagu.
2. Ambil nafas dan mulut anda menutupi mulut dan hidung bayi,
pastikan saling menutup dengan baik. Jika hidung dan mulut
tidak dapat ditutupi, misalnya pada bayi yang lebih besar,
penolong dapat hanya menutupkan mulutnya dengan hidung
atau mulut bayi (jika melalui hidung, tutup bibir untuk
mencegah udara keluar).
3. Tiupan udara ke mulut dan hidung bayi selama 1-1,5 detik
cukup untuk membuat dada terlihat mengembang.
4. Pertahankan posisi kepala dan dagu terangkat, lepaskan mulut
anda dan perhatikan penurunan dada akibat udara keluar.
5. Ambil nafas lagi dan ulangi urutan ini sebanyak lima kali.
DAFTAR PUSTAKA
http//www.rumahsehat.pesantrenalamindonesia.com.resusitasi-jantung.