Anda di halaman 1dari 35

BUDAYA KERJA, KODE ETIK, ETOS KERJA,

PROFESIONALISME DAN 5K
(+ SAFETY)

Disampaikan Oleh :
Eddy Irwanto, ST., M.Tech.
Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi


Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
LATAR BELAKANG DAN DEFINISI

Definisi :
Kode Etik/Etika Profesi :
sebagai tata cara, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan/pekerjaan. Kode etik merupakan
pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan kode etik agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.

Etos kerja :
adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal
materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan dunia dan akhirat.

Profesionalisme :
adalah kinerja atau kerja yang ditunjukkan oleh seseorang, yaitu seorang profesional, melalui tindakan-
tindakan dan sikap-sikapnya, dimana dia tahu apa yang dikerjakannya dan menghasilkan pekerjaan yang
bermutu yang memuaskan bagi yang dilayani atau yang memesan pekerjaannya.
Seorang profesional memperoleh gaji atau uang yang cukup dari profesi yang ditekuninya

Apakah anda termasuk kategori sebagai seorang yang profesionalisme?


LATAR BELAKANG PERISTIWA KECELEKAAN KERJA (Konstruksi)
APA YANG HARUS/WAJIB KITA LAKUKAN UNTUK MENCEGAH & MEMINIMALISIR ?
Tools2 yang digunakan Perusahaan dalam menunjang
keberhasilan serta untuk mengurangi dan mencegah Kecelakaan:
Etos Kerja, Dll
Management Mutu, Dll
Implementasi : 5K / 5S / 5R
Safety and Health, Hirarc, KYT, Dll
Iso14001 / 9001, Dll
Code of Conduct (Kode Etik), dll
Prinsip Kepatuhan, Dll
Quality Control (QC)/ Sumbang Saran (SS), Dll
Dll
MEMPERKENALKAN BUDAYA DAN FILOSOFI ORANG JEPANG

Filosofi Gambaru : adalah semangat Bushido yang mengajarkan sikap


moral positif seperti :
keberanian, kehormatan dan harga diri, kesetiaan dan pengendalian
diri, kesungguhan, kejujuran, hemat, kemurahan dan kerendahan
hati, kesopanan dan keramahtamahan, kerja keras, tidak
individualistis, tidak egois, bertanggung jawab, bersih hati, harus
punya malu, serta mementingkan hubungan moral antara atasan
dengan bawahan, ayah dengan anak, suami dengan istri, kakak dengan adik,
teman dengan teman.
MENGENAL DAN MEMAHAMI FILOSOFI 3 GEN

1. GENBA/GEMBA (REAL PLACE)


Prinsip Genba menuntut setiap karyawan baik itu Bawahan sampai Top Manajemen untuk pergi
ke tempat atau lokasi dimana suatu permasalahan tersebut terjadi supaya dapat memastikan
sendiri dan mengetahui lebih jelas mengenai permasalahan tersebut.
Genba jika diterjemahan ke dalam bahasa Indonesia adalah Tempat Kejadian yang sebenarnya
atau lebih keren dengan istilah TKP (Tempat Kejadian Perkara)

2. GENBUTSU (ACTUAL THINGS / OBJECTS)


Genbutsu adalah Benda atau kondisi yang sebenarnya. Disini kita dituntut untuk melihat suatu
kejadian atau benda dengan matanya sendiri atau rasakan sendiri serta sentuh dengan
tangannya sendiri.

3. GENJITSU (REALITY / REAL FACTS)


adalah kenyataan yang harus dirasakan, seperti gejala-gejala (symptom) permasalahan dan
pengaruhnya terhadap proses produksi maupun proses kerja dalam suatu industri atau jasa.

Dengan adanya Pedoman 3 Gen ini, diharapkan tidak hanya mengambil suatu keputusan
melalui informasi dan laporan dari orang lain, tetapi berdasarkan apa yang kita lihat sendiri dan
merasakannya langsung gejala dari suatu permasalahan.
Dengan demikian, keputusan yang akan diambil akan lebih akurat, Efektif serta Efisien.

Apakah Anda Orang yang Sudah dan Sering melakukan 3GEN


Filosofi dan Budaya Bangsa Jepang
Dalam Etos Kerja, Profesionalisme dan Kehidupan
Orang-orang/bangsa Jepang adalah orang yang suka :

1. Kerja keras (Pekerja keras) dan sanggup berkorban demi pekerjaan (Komitmen)

2. Pantang Menyerah tidak pernah luntur dan tahan banting.

3. Budaya Malu (sudah turun temurun) Malu melanggar peraturan/norma


ritual Harakiri : bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut dan bunuh diri lain.

4. Haus Ilmu dan Pengetahuan : Tidak ada kata berhenti dalam belajar,

5. Budaya Membaca : Sejak Kecil sudah gemar membaca dimanapun kapanpun.

6. Loyalitas Tinggi : disiplin kerja dan Jarang pindah tempat kerja, (malu pulang cepat)

7. Inovasi dan Improvement : Jepang bukan bangsa penemu, tapi Jepang mempunyai
kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian mengembangkannya

8. Suka Kerjasama Kelompok, tidak suka kerja individualistik,->ditujukan untuk tim.

9. Selalu Taat peraturan, Jika bertanya kepada mereka kenapa selalu taat
aturan??, maka jawabannya sederhana “karena itu adalah aturan”, “TITIK”.
Mengenal Tentang Tools Quality
Control dan Siklus PDCA
B. TOOLS UNTUK MENDUKUNG ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME

B.1. QUALITY CONTROL : Untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil yang dicapai

 Definisi Quality Control adalah Kegiatan yang diperlukan untuk :


mengembangkan, memproduksi, menjual produk/Jasa dan teknologi
secara ekonomis yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
 Arah dan Tujuan Quality Control (QC) adalah upaya perbaikan terus
menerus (Kanzei) agar kondisi Perusahaan menjadi lebih kuat dan baik.

Bicara QC adalah Bicara KUALITAS/MUTU,


 Produk dan Managemen/Bisnis,
 Memenuhi aspek : Safety, Cost dan Delivery
 memenuhi HARAPAN/KEINGINAN Pelanggan
 dapat bersaing dan bertahan

*** UTAMAKAN KUALITAS – KUALITAS UTAMA ***


Lanjutan : Apa Itu Quality Control (QC) dan Siklus PDCA ?
(Perbaikan yang Berkesinambungan /Kaizen)

Memutar Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action)


Tindakan perbaikan dalam rangka QC, yaitu memutar siklus PDCA,
Konsep Perbaikan Masalah :
 1. Membuat perbaikan berdasarkan kebijakan perusahaan
(improvement) : SOP, Compliance, Dll
 2. Membuat perbaikan dalam pekerjaan harian
(maintaining).
P D

Improveme
A C

Level of
P D
P D
AC

A C PD

GOOD

n
AC
improv

P D maintaining
Time
A C

maintaining
improv

Improveme
PD
P D
Level of

AC
PD
A C
AC
PD

AC

maintaining
BAD
n

Improvement merupakan langkah yang besar untuk hari esok


Time
Lanjutan : Apa Itu Quality Control (QC) dan Siklus PDCA ?
(Perbaikan yang Berkesinambungan /Kaizen)

Siapa yang melakukan QC dan PDCA?


1. Setiap individu ‘- Sukses tidaknya tindakan QC, dapat
dilihat dari aktivitas QC Circle –nya (QCC)
2. Disetiap lini/bagian ‘- Kegagalan dalam aktivitas QCC, cermin
3. Kapanpun dan Dimanapun dari kegagalan Managemen

Aktivitas improvement senantiasa dimulai dari group terkecil berupa QCC yg


merefleksikan dinamika positive perusahaan untuk mencapai kualitas terbaik
yang senantiasa meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan dan
keahlian individu

Apa Gugus Kendali Mutu? adalah kegiatan sekelompok karyawan (5 – 8 0rang)


yang bekerjasama dan melakukan pertemuan secara berkala dalam
mengupayakan pengendalian mutu dengan cara mengidentifikasi, menganalisa
dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
pekerjaan dengan menggunakan alat-alat pengendalian mutu (QC Tools).
Pengetahuan Tentang 5S – 5R –
5K
B. TOOLS UNTUK MENDUKUNG ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME
B.2. Apa Itu 5S / 5R / 5K? (Sebagai Penguat QC – PDCA)
5S 5R Description
Ketelitian (Seiri )
Seiri Ringkas Buang yg tidak berguna
Kerapian (Seiton )
Seiton Rapi Teratur, mudah dilihat dan dicari
Seiso Resik Tempat kerja dan mesin, tools, Dll Kebersihan (Seiso )
Seiketsu Rawat Menjaga lingkungan kerja dan mesin
Kesegaran (Seiketsu )
Shitsuke Rajin Disiplin dan taat (sadar diri)
Kedisiplinan
(Shitsuke )
DISIPLIN PELAKSANAAN 5K MENUNJUKKAN TINGKAT SQDC KITA
Ketelitian : berarti tempat kerja kita terbebas dari barang, bahan dan hal-hal lain yang tidak kita perlukan. Pisahkan dengan teliti dan
singkirkan semua hal yang tidak diperlukan saat bekerja. (Pandai memilah)

Kerapihan : berarti semua barang, mesin dan peralatan berada pada tempat yang telah ditentukan secara teratur (mudah terlihat).

Kebersihan : berarti semua barang, mesin, peralatan, termasuk dokumen dalam kondisi bersih dan terawat.

Kesegaran : berarti tempat kerja kita bisa menginspirasikan semangat bagi siapapun yang melihatnya disetiap saat.

Kedisiplinan : berarti keempat langkah tersebut di atas kita lakukan secara disiplin dan mematuhi dengan benar apa yang dietapkan.

aktivitas 5K tidak boleh dilepaskan dari kegiatan sehari-hari dan secara berkala harus dikonfirmasi dan dinilai, baik oleh rekan kerja
maupun atasan langsung dan tidak langsung. Untuk lebih mengurat-akarkan 5K lakukan tindakan perbaikan secara mandiri maupun
berkelompok, dimana perusahaan telah menyediakan kanal SS (Suggestion System), QC (Quality Circle), dan SC (Safety Circle).

*** UTAMAKAN KUALITAS – KUALITAS UTAMA ***


Manfaat : 5S / 5R / 5K
Meningkatkan Meningkatkan
quality safety

Mencegah /
5K
Menghilangkan
menemukan
pemborosan (efisiensi)
abnormality secara dini

Meningkatkan keuntungan
5S Knowledge
6
Contoh Penerapan 5K
Penerapan 5K untuk tool / perkakas yang digunakan untuk
set-up mesin.

5S Knowledge
10
Contoh Penerapan 5K
Penerapan 5K untuk sationery / file yang di office.

Merubah sistem tempat penyimpanan dari tertutup menjadi terbuka

5S Knowledge
11
Contoh Penerapan Kerapian

 Kerapihan = Penyusunan (Setting in order)

5S Knowledge
20
Contoh Penerapan Kebersihan

5S Knowledge
27
Contoh Penerapan Kebersihan

5S Knowledge
28
Contoh Penerapan Kesegaran

5S Knowledge
32
Contoh Penerapan Kesegaran

5S Knowledge
33
B. TOOLS UNTUK MENDUKUNG ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME
5S / 5R / 5K
Perlu diingat bahwa seluruh aktivitas tersebut bukanlah untuk mengejar penilaian dan penghargaan.
Tujuan akhir dari keseluruhan aktivitas tersebut adalah kondisi ideal atas SQDC, dimana:

S – Safety, tidak adanya kecelakaan dan turunnya tingkat resiko di tempat kerja
Q – Quality, tidak adanya produk cacat dan meningkatnya aktivitas continual improvement
D – Delivery, tidak adanya keterlambatan pengiriman dan pekerjaan ulang (repair/redo/rework)
C – Cost, keseluruhan aktivitas dilaksanakan dengan penggunaan biaya yang optimum

Sekali lagi, kinerja ideal ini tidak akan terwujud tanpa adanya kedisiplinan kita dalam melaksanakan
5K.

Istilah Jepang yang harus di HINDARI


1. Muda
adalah segala kegiatan yang bernilai mubasir atau aktivitas pemborosan yang tidak ada Nilai
Tambah atau tidak produktif.

2. Mura
Dapat diartikan sebagai ketidak merataan, ketimpangan dan tidak teratur

3. Muri
diartikan sebagai pembebanan yang berlebihan, keterpaksaan, atau melampaui batas yang
diberikan kepada sumber daya (tidak ada standar). Bila orang mengetahui standarisasinya dan
urutan kerja yang distandarisasi maka akan mengahasilkan : Antusiasme karyawan meningkat,
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

1. SEMUA KARYAWAN WAJIB MENGGUNAKAN SERAGAM


KERJA, SEPATU KERJA, DAN MENGGUNAKAN NAME TAG
YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN

MASUKKAN SELALU BAJU


SERAGAM KEDALAM CELANA

DILARANG BEKERJA DENGAN


BERTELANJANG DADA/
TANPA ALAS KAKI

DILARANG MENGANTONGI
BENDA TAJAM
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

2. DI LAPANGAN KERJA GUNAKAN TOPI KERJA YANG


SUDAH DI TENTUKAN DAN GUNAKAN SAFETY SHOES

GUNAKAN HELM DENGAN


BENAR DAN BAIK SAFETY SHOES SAFETY BOOT

“KLIK”
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

3. PAKAILAH ALAT PELINDUNG DIRI SECARA BENAR

x
“KLIK”
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN

4. JANGAN MENYENTUH SESUATU YANG SEDANG


BERPUTAR

SAAT AKAN MEMERIKSA/ MEMPERBAIKI MESIN ATAU ALAT


YANG BERPUTAR MATIKANLAH MESIN TERLEBIH DAHULU
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN

5. SELALU PERIKSA KESEIMBANGAN BARANG SAAT


MENAIKKAN CRANE

“KLIK”
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
6. SELALU GUNAKAN SAFETY BELT PADA SAAT BERKERJA DI
TEMPAT TINGGI LEBIH DARI 2 METER

“KLIK”

“KLIK”
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN

7. JANGAN BERDIRI DI ATAS SIGN TIGER MARK

BILA ANDA TIDAK MENTAATI PERATURAN INI,


MAKA ANDA BERESIKO TERTABRAK CRANE
Mengenal
Apa itu Konsep Kegagalan/Kesalahan ?

• Dalam upaya melakukan tindakan perbaikan senantiasa selalu


harus
memperhatikan kemungkinan adanya Kegagalan/ Kesalahan.

• Kesalahan-kesalahan kecil dapat diterima/dimaklumi sepanjang


kesalahan tersebut tidak disengaja.

• Memanfaatkan kegagalan/kesalahan sebagai pengalaman


untuk melangkah yang baik (maju) diwaktu yang akan datang.

• Yang paling penting adalah mencegah kesalahan/kegagalan yang sama tidak


berulang kembali,

Berikut adalah faktor-faktor “Penyebab Kegagalan” dan Siapa yang bertanggungjawab


Penelitian Sebelumnya Tidak Cukup

Kurang Berlatih Kurangnya Studi Perubahan


Lingkungan Lingkungan hidup
Salah Paham
Perubahan
Salah Persepsi Faktor Ekonomi

Salah Menilai Situasi Kurangnya Analisis


dan Penelitian
Kurang Respon
Pandangan Sempit
Terhadap Perubahan Kurangnya Struktur
Lingkungan Kewenangan
Salah Menilai
Mengabaikan
Kurangnya Penyusunan
Prosedur
Kurang Tidak Tahu Kurangnya Konsep
Prosedur Konsep Kurang
Komunikasi Penyebab Strategi

Kelelahan atau
Ceroboh kegagalan Daya Paham Kurang
Perbedaan Budaya
Kurang Sehat
Kurangnya Budaya
Kurangnya organisasi
Pencegahan Masalah Organisasi
Tidak Peduli Kurangnya
Kurang Kesadaran Akan
Mengerti Keselamatan
Tidak tahu

Penyebab
Mengabaikan Stuktur Manajemen yg Kaku
tradisi Kurang
Pegawai
Kurangnya Kurang
Pengetahuan Manajemen
Kejadian yang Kejadian yang
Tidak Biasa Tidak Diketahui

No Body Responsibility
9
Albert Einstein :
"belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini, dan berharap untuk
masa yang akan datang“.
"belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini, dan berharap untuk masa yang akan datang“.

terima kasih
Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya
Jalan Bukit Darmo Raya Nomor 1 Kota Surabaya
Provinsi Jawa Timur

Email : balaijakonwil4sby@pu.go.id
Tlpn/Fax : (031)7319610 / (031)7319611

Anda mungkin juga menyukai