Anda di halaman 1dari 11

A.

Asal usulnya di anggap mitos


Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari
sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa
dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan
pada paroki-paroki tertentu. Mereka beranggapan bahwa sikap hidup yang memelihara
hari-hari tertentu merupakan sikap hidup yang diperhamba oleh allah-allah yang
hakekatnya bukan Allah. Valentine’s Day salah satu bentuk pemeliharaan hari-hari
tertentu.
Galatia 4:10 “Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-
masa yang tetap dan tahun-tahun”.
Apalah arti sebuah pengakuan kepada Yesus Kristus, jikalau masih menyedikan diri
untuk diperhamba oleh allah-allah dan roh-roh dunia. Orang yang hidup di dalam
Kristus tidak lagi menyediakan diri untuk mengikuti ajaran-ajaran filsafat yang kosong
dan palsu menurut ajaran turun temurun dan roh-roh dunia.
Kolose 2:8 “Hati-hatilah supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya
yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak
menurut Kristus”.
Kalau kita periksa di kalender, hari valentine bukan merupakan hari libur nasional.
Memang ia bukan merupakan hari raya keagamaan atau hari raya terkait dengan
kehidupan berkebangsaan (nasionalisme). Bahkan ada agama tertentu yang
menentang untuk merayakan hari raya ini. Sedangkan kekristenan juga tidak
mengakui hari valentine sebagai bagian dari hari raya yang dirayakan umat kristiani,
karena berdasarkan sejarah lahirnya hari Valentine tidak berkaitan langsung dengan
peristiwa atau pengajaran Alkitab.
Sebagai tambahan sumber lain mengatakan, agama Kristen yang ada di Yerusalem,
Lebanon, Syria, Rusia dan non-Barat lainnya banyak yang tidak pernah mengadakan
acara Valentine.
Kekristenan hanya mengenal empat hari raya yakni hari natal (kelahiran Yesus
Kristus), hari Jumat Agung (kematian Yesus Kristus di kayu salib), hari Paskah
(kebangkitan Yesus Kristus dari kematian) dan hari Pentakosta (turunnya Roh Kudus).
Keseluruhan hari raya tersebut sebenarnya adalah rangkaian hari raya kasih sayang
Allah kepada manusia. Jadi saat kita merayakan hari-hari tersebut, pokok yang perlu
diingat adalah seluruhnya terpaut dengan kasih Allah kepada manusia.

Dalam Alkitab berbahasa Yunani terdapat 3 jenis kasih yakni :


- Agape (kasih ilahi). Agape adalah sifat inti Tuhan, karena Tuhan adalah kasih (1
Yoh. 4:7-12, 16b). Tuhan sangat “mengasihi” (agape) sehingga Dia memberikan Anak-
Nya. Kristus sangat mengasihi (agape) sehingga Dia memberikan hidup-Nya.
- Phileo (kasih persahabatan), yang berarti “memiliki minat yang spesial kepada
seseorang atau sesuatu, sering kali dengan fokus kepada kerja sama yang dekat;
memiliki kasih sayang terhadap, seperti memandang seseorang sebagai sahabat.”
Contoh kasih ini dapat dilihat pada Yohanes 21 saat Yesus bertanya kepada Petrus,
apakah Petrus mengasihNya. 2 kali Yesus menggunakan kata agapao dan terakhir
menggunakan kata phileo dan ketiganya dijawab Petrus dengan menggunakan kata
phileo.
- Storge, yaitu kasih dan sayang yang muncul secara alamiah antara orang tua dan
anak-anak, dapat muncul di antara saudara kandung, dan muncul di antara suami dan
istri dalam pernikahan yang baik. Kata itu muncul dalam Roma 12:10 dengan kata
‘philostorgos’, yang merupakan gabungan kata philos (bentuk kata benda dari phileo)
dan storge. Roma 12:10 adalah ayat yang sangat penting, mengarahkan kita untuk
sangat mengasihi dan saling berbuat baik.
Di luar itu dalam bahasa Yunani masih terdapat satu jenis kasih yakni Eros.
Berdasarkan dongeng kuno kebudayaan negara tersebut, ‘Eros’, si dewa Cinta, telah
menjadi penyebab awal pengertian kata cinta/kasih (eros) yang bersifat seksuil." Eros
merupakan kata dalam bahasa Yunani Kuno bukan dalam Alkitab.

Di satu sisi, hari raya Valentine bukanlah hari raya umat kristiani (bukan bagian dari
pengajaran Alkitab atau peristiwa sejarah penting dalam kekristenan), sehingga ikut
merayakannya berarti seperti ikut merestui hari raya yang tidak jelas asal muasalnya.
Di sisi lain, tidak dapat disangkal, perayaan hari Valentine terus berkembang di
berbagai negara terutama di kalangan anak-anak muda termasuk muda-mudi Kristen
di gereja.

Walau tidak ada keperluan untuk merayakan hari Valentine di gereja, namun gereja
dapat memanfaatkan momentum ini untuk tujuan yang berbeda yakni gereja
mengajarkan tentang sumber kasih yang terbesar yaitu Allah: “Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.” (Yohanes 3:16).

B. Banyak orang kristen salah dalam memaknai hari Valentine


Dengan demikian umat Kristen dituntut kearifan secara pribadi untuk menganalisa
lebih lanjut akan kegunaan dan fungsi Valentine’s Day dalam hidupnya.
1. Jagalah hatimu.
Alkitab mengatakan untuk berhati-hati dalam memberikan/menyampaikan kasih
sayang, karena hati mempengaruhi segala sesuatu dalam hidup.

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar


kehidupan." (Amsal 4:23)

Kamu akan menjadi seperti teman-temanmu bergaul.


Kita juga cenderung menjadi seperti teman-teman sepergaulan kita. Prinsip ini
berhubungan erat dengan yang hal yang pertama dan sama pentingnya dalam
pergaulan seperti dalam hubungan kencan/pacaran.

"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1
Korintus 15:33)

Orang Kristen hanya boleh berhubungan cinta dengan sesama Kristen.


Biarpun berteman dengan teman non-kristen tidak dilarang, mereka yang khususnya
dekat di hati haruslah orang percaya yang sudah dewasa yang merupakan pengikut
Kristus yang taat dalam hidupnya.

"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang
tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?
Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" (2 Korintus 6:14).

1 Korintus 6:18 berkata "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! " Kita tidak dapat
melakukan ini apabila kita mencobai diri kita sendiri karena kecerobohan kita.

Ketika menerima undangan kencan pada dasarnya seperti berkata, “Aku memiliki
kesamaan pandangan dengan engkau.” Hal inilah yang dapat membuat kamu menyesal
nantinya. Ingatlah 1 Korintus 15:33, "Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang
baik."
Yesus bersabda Jangan berzina, yang di-kutip dari sepuluh (10) perintah Tuhan dalam
kitab Taurat tepatnya Keluaran 20:14, kemudian Yesus juga memberikan peringatan
agar umatnya tidak berbuat zina :

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu
yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik
bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh
dicampakkan ke dalam neraka. Matius 5:28-29

Peringatan Yesus tersebut memberikan arti kuat bahwa betapa sangat dilarangnya
perbuatan zina, seseorang yang memandang perempuan dan tertarik maka oleh Yesus
dikatakan sudah berbuat zina di dalam hatinya, dan menurut beberapa tafsir Alkitab,
berkeinginan untuk berbuat zina sudah sama sifatnya dengan berzina.

Masih menurut sabda Yesus, bahwa mencungkil mata dan membuangnya adalah jauh
lebih baik daripada mata kita menyebabkan kita memandang perempuan yang
kemudian berkeinginan untuk berbuat zina, karena mata adalah salah satu pintu
masuk bagi pikiran jahat. Mencungkil mata adalah simbolik agar kita mencegah untuk
memandang perempuan yang bisa mencampakkan seluruh tubuh kita ke neraka.

http://depan.org/
https://christiananswers.net/
http://kristologi.wordpress.com/

http://gkkkmabes.blogspot.com/

http://ngateminrosok.blogspot.co.id/2014/02/pandangan-kristen-terhadap-valentine-day.html
Valentine Day Dalam Pandangan Hindu

Setiap tanggal 14 Februari kita seakan diingatkan tengan kasih sayang. Antusiasme masyarakat
sudah mulai terlihat beberapa hari sebelumnya: dari promo dinner bersama pasangan sampai
penjual cokelat dan mawar. Merayakan Valentine Day tentu baik selama berpijak pada jati diri
sebagai orang timur dan sebagai umat beragama yang menjunjung tinggi moralitas adalah bukan
hal yang salah. Hindu tidak memandang dari mana Velentine Day berasal tapi lebih kepada nilai
yang didapat dari perayaan Valentine Day tersebut. Jika pada prakteknya perayaan valentine day
lebih kepada pelampiasan kasih sayang ragawi(nafsu birahi) dengan tegas Hindu menolak
perayaan hari kasih sayang tersebut. Hari apapun yang peringati hendaknya lebih menekankan
esensi nilai positif bukan semata-mata kemasan seremoni belaka. Jika kita telah memahami arti
sesungguhnya kasih sayang/cinta kasih tanpa menunggu valentine day pun rasa cinta kasih dapat
direalisasikan kedalam bentuk perbuatan angawe sukanikanang wong len. Mulai dari mengasihi,
menyayangi dan mencintai diri sendiri, orang tua, saudara sampai kepada Bhatara-bhatari dan
memuncak kepada Hyang Widhi.

Dalam ajaran Hindu yang disebut dengan cinta kasih adalah konsep bhakti. Bhakti artinya luapan
perasaan cinta kasih atau kasih sayang yang dilandasi kebersihan pikiran, kesucian hati dan
ketulus-iklasan yang tanpa pamrih. Bhakti ini dapat ditujukan kepada orang tua dengan hormat
dan patuh kepadanya, kepada saudara dengan menghargainya, kepada teman dengan
kesetiakawanan dan kepada Hyang Widi dengan media persembahyangan. Kesemua wujud bhakti
tersebut merupakan realisasi dari kasih sayang/cinta kasih yang hakiki. Dan itu bisa dilakukan
kapan saja.

Dari uraian diatas maka dapat kita ketahui relevansi Valentine Day menurut Hindu memiliki nilai
esensi yang sama dengan ajaran bhakti. Namun yang membedakannya adalah pada prakteknya
nilai esensi valentine day sudah menyimpang. Tidak lagi menekankan pada sisi keagungan arti
sebuah kasih sayang/cinta kasih namun sudah mengikuti tren budaya barat yang lebih
menampilkan sisi cinta sebagai dorongan nafsu duniawi.

Hindu mengingatkan kepada generasi mudanya untuk kembali kepada konsep bhakti yang lebih
bernilai luhur berpahala kemuliaan dari pada sekedar ikut-ikutan tren valentine day yang belum
tentu berguna dan tidak sesuai dengan Hindu.

Dalam Hindu ada banyak ajaran yang berhubungan dengan kasih sayang seperti: Catur Guru, Tat
Twam Asi, Tri Hita Karana. Catur Guru mengajarkan kita untuk selalu menghormati dan
menyayangi orang tua kita. Tat Twam Asi mengajarkan kita untuk tidak menyakiti orang lain. Tri
Hita Karana mengajarkan kita untuk selalu menjaga keharmonisan hubungan baik dengan Tuhan,
sesama manusia dan lingkungan sekitar.

https://paduarsana.com/2012/06/25/valentine-day-dalam-pandangan-hindu/
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak Lembaga Perlindungan
Anak Indonesia (LPAI) Reza Indragiri Amriel menuturkan, kebiasaan perayaan Hari Valentine
alias Hari Kasih Sayang setiap 14 Februari, cukup berisiko bagi para remaja dan anak-anak.

Ada beberapa dasar terukur yang membuat Valentine's Day harus diwaspadai para orangtua. Di
antaranya, kata Reza, data survei Kristen Mark yang menyebutkan bahwa 85 persen responden
menganggap seks sebagai perkara penting pada perayaan di Hari Valentine.

"Begitu pula Sigi National Retail Federation, yang menyebutkan 51 persen orang akan
melakukan 'itu' atau seks, pada momen yang diidentikkan sejumlah kalangan sebagai hari kasih
sayang," kata Reza, kepada Warta Kota, Selasa (14/2/2017).

Data Durex, tambahnya, juga menyebutkan bahwa penjualan kondom tertinggi jatuh pada hari
cinta dan intimasi tersebut, di mana kenaikan penjualan pada hari tersebut mencapai 25 persen.

"Nah, kita punya dasar terukur untuk super hati-hati menjelang 14 Februari. Ini menjadi lebih
berisiko lagi bagi anak-anak, karena mereka secara umum adalah peniru yang baik. Apalagi
karena kematangan fisik dan seksual anak-anak zaman sekarang datang lebih cepat, tanpa
disertai kematangan psikis dan moral yang setara," tuturnya.

Karenanya, Reza mengajak para orangtua untuk mengingatkan buah hati atau anak-anak atas hal
ini.

"Kehamilan di luar nikah, penyakit menular seksual, dan kemungkinan digaruk masyarakat dan
Satpol PP adalah kemungkinan yang nyata. Ujung-ujungnya studi bisa terputus, masa depan
morat-marit, dan nama baik keluarga pun terjun bebas," jelasnya.

Lalu, tambah Reza, apakah 14 Februari memang perlu dijadikan sebagai hari istimewa?

"Ah, biasa aja keles," cetus Reza. (Budi Sam Law Malau)

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/02/14/di-hari-valentine-51-persen-orang-melakukan-itu
Valentine Day, Dampak dan Hukum Merayakannya
1

By masteradmin on February 12, 2013 · Artikel Kajian, Kontemporer

Hari valentine (Valentine day, red) yang merupakan budaya umat non muslim telah merusak
budaya timur Indonesia. Bangsa Indonesia yang merupakan umat Islam terbesar di dunia terkena
virus dan dampak valentine day ini.

Dampak ini sungguh mengerikan, budaya seks bebas telah melanda para remaja. Apalagi dengan
adanya budaya-budaya non muslim yang merusak aqidah para remaja khususnya remaja Islam.
Di Semarang, Jawa Tengah, misalnya. tingkat penjualan alat kontrasepsi di beberapa apotek dan
toko asesoris seks, laris manis. Menurut salah satu pemilik toko asesoris seks, di Jalan
Kusumawardani Raya mengaku ada peningkatan penjualan alat kontrasepsi. Konsumen asesoris
seks ini didominasi oleh para remaja dan mahasiswa. Bahkan, katanya, mayoritas mereka
sengaja memesan barang yang mereka inginkan melalui telepon. Setelah deal, karyawan toko
yang akan mengantarkan pesanan tersebut. “Ya, mungkin mereka malu jika ketahuan temannya
datang ke toko kami,” ucap pemilik toko.

Di Tulungagung, Sejumlah muda-mudi yang sedang merayakan pesta hari kasih sayang secara
kolektif atau sendiri di sejumlah hotel, penginapan, karaoke dan kafe terkena razia, karena
kedapatan berbuat mesum.

Hasilnya, sebanyak 20 pasangan mesum dan empat orang wanita yang tidak beridentitas
digelandang ke Mapolres Tulungagung. Selain itu polisi juga menyita sebanyak 50 botol
minuman keras (miras) berbagai merek dan ukuran yang tersimpan di sejumlah cafe.

Fakta yang terjadi di tahun tahun lalu (2009) tersebut di atas menunjukan benar perkataan
Rasulullah tentang kondisi umat Islam.

“Pasti akan ada dari ummatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutra, khomer
(minuman keras), dan alat-alat musik!.” (H.R. Bukhari.)

Pasangan muda yang lagi memadu kasih atau bahkan mereka yang sudah berkeluarga sangat
bergembira dengan valentine day ini. Namun, tahukah mereka dengan hari yang diperingati
setiap tanggal 14 Februari ini? Apakah hari Valentine itu?

Pergeseran nilai terjadi, dari nilai-nilai Ilahi menjadi nilai-nilai syaithani yang kotor dan bathil.
Umat Islam semakin diarahkan kepada nilai-nilai jahat yang nampaknya Islami dan dapat
diterima akal tetapi sebenarnya menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berkembanglah berbagai pendapat mengenai nilai-nilai Islam yang sudah kuno dan ketinggalan
zaman sehingga perlu sedikit disesuaikan dengan perkembangan zaman. Semua ini tidak terlepas
dari usaha-usaha musuh Islam yang senantiasa berusaha menghancurkan umat Islam, maka
sungguh benar firman Allah Ta’ala: “Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang
kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. 2 : 120)

Konspirasi jahat tersebut banyak diarahkan kepada generasi muda Islam sebagai generasi yang
diharapkan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan umat dan masih memiliki waktu
yang cukup panjang dalam menata dan meniti kehidupan. Namun tanpa disadarinya dirinya telah
diracuni dengan berbagai nilai kotor yang bathil sehingga menjadikannya terlena. Salah satu di
antaranya adalah Valentine’s Day.

Valentine’s Day berawal dari semboyan sederhana yang nampaknya baik bahkan sesuai dengan
Islam, dilancarkanlah Ghazwul Fikri (invasi pemikiran) yang pada akhirnya berkembanglah
budaya pacaran, saling memberi kartu ucapan kasih sayang, bahkan lebih jauh dilanjutkan
dengan dansa-dansi, bernyanyi, berciuman, berpelukan dan cumbuan antara lawan jenis, padahal
mereka belum terikat oleh tali pernikahan yang sah.

Penurunan moral yang sangat menjijikkan ini terjadi pada setiap tanggal 14 Februari. Bagi
generasi muda, termasuk generasi muda Islam yang jahil (bodoh) terhadap agamanya,
Valentine’s Day merupakan hari keramat yang ditunggu-tunggu kedatangannya karena
merupakan momen untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada sang pacar, sehingga perbuatan
amoral pun sah untuk dilakukan.

Menyerupai orang kafir


Melirik dari sejarah Valentine’s Day, terlihat jelas bahwa hal tersebut merupakan salah satu
upacara peribadatan umat di luar Islam. Islam tidak memperkenankan mengambil cara-cara
peribadatan yang tidak memiliki sumber, baik dari Al Qur’an maupun Sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara dalam agama kami ini, yang tidak ada dasar
dari padanya maka itu pasti tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Allah Ta’ala memerintahkan agar umat-Nya selalu berada dijalan-Nya yang lurus. Allah
Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an (yang artinya):

“Sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan yang lain, karena jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya” (QS. Al An’am
:153).

Valentine’s Day merupakan tindakan menyerupai orang-orang kafir, akan tetapi pada
kenyataannya tidak sedikit generasi muda muslim yang tidak paham terhadap agamanya ikut
ambil bagian dalam perayaan tersebut. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan (cara hidup) orang-orang sebelum kamu sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan seandainya mereka memasuki lubang biawak pun,
tentu kalian akan mengikutinya”. Kami (para sahabat bertanya) Wahai Rasulullah apakah mereka
itu Yahudi dan Nashrani? Beliau menjawab : “Siapa lagi kalau bukan mereka?”. (HR. Bukhari)

Penetrasi Budaya sesat


Valentine’s Day yang telah meracuni generasi muda Islam adalah salah satu bukti nyata dari
produk Ghazwul Fikri (invasi pemikiran) para musuh Islam. Perayaan Valentine’s Day
menjadikan semakin merebaknya budaya pacaran di kalangan generasi muda Islam. Padahal
Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita mendekati zina, apalagi turut andil dalam perbuatan
zina, hukumnya adalah dosa besar, firman Allah Ta’ala (yang artinya):

“Dan janganlah kamu mendekati zina, itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang
buruk” (QS. Al Isra’ : 32)

Perbuatan Mubazir
Valentine’s Day yang dipenuhi hura-hura merupakan kegiatan yang menghambur-hamburkan
sumber daya, disamping itu tenaga dan waktu juga dipakai untuk aktifitas yang sudah jelas-jelas
tidak Islami, sehingga apa yang dilakukannya tidak bernilai ibadah dan tidak bermanfa’at bagi
dirinya sendiri lebih-lebih bagi kemaslahatan umat.

Penutup

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat dan tidak meninggalkan warisan
berupa harta benda, beliau hanya meninggalkan dua perkara yang harus menjadi pegangan setiap
muslim. Sabda Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh
kepadanya, (yaitu) Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya”. (HR. Hakim dan Malik)

Ini adalah ajakan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pada haji terakhirnya (Hajjatul wada’) di
Arafah. Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa sami’na wa atha’na (mendengarkan
dan menta’ati), dan konsekuensinya adalah harus menjalankan Islam secara kaffah (totalitas) dan
meninggalkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran islami.

Karena itu umat Islam terutama generasi mudanya harus menjauhkan diri dan meninggalkan
perayaan Valentine’s Day karena itu semua tidak lepas dari rekayasa jahat musuh-musuh Islam
untuk menghancurkan Islam. Wallahu a’lam bisshawab.[]

————————————————————————–
Anda punya tulisan berupa artikel, opini ataupun kisah nyata yang ingin dipublikasikan di
website ini? Silahkan kirim ke admin @wahdahmakassar.org

http://wahdahmakassar.org/valentine-day-dampak-dan-hukum-merayakannya/
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan hari valentine yang jatuh setiap 14 Februari
disinyalir akan mempengaruhi kebiasaan seks bebas dikalangan remaja. Valentine dengan segala
bentuk perayaannya selalu identik dengan hal yang jauh dari norma agama, seperti pesta,
minuman keras, dan seks bebas.

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua PP Bidang Perempuan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI), Irma Budiarti. Menurut Irma, valentine yang dirayakan secara tahunan
berpotensi menyebarkan penyakit akibat seks bebas, seperti AIDS.

Setiap tahun, kata dia, tidak menutup kemungkinan setiap orang melakukan seks bebas dengan
pasangan yang berbeda-beda. “Dari ganti-ganti pasangan ini tau sendiri apa yang bisa terjadi
akibatnya,” ujar Irma.

Karena itu, lanjutnya, perayaan hari valentine perlu perhatian khusus karena sering dijadikan
sebagai ajang melakukan seks bebas. Meskipun jika remaja tidak pandai menyeleksi mana hal
yang baik dan mana yang buruk, segala jenis adopsi budaya barat akan berdampak sangat
merugikan.

“Efek negatif sebenarnya tidak hanya didapat dari valentine, tapi juga dari hampir semua budaya
barat lain. Namun efek negatif dari valentine lebih banyak terjadi, terutama freesex,” jelasnya,
Senin (9/2).

Ia menilai, valentine merupakan momen yang ditunggu remaja-remaja mayoritas. Mereka


bersiap menyambut 14 Februari dengan berbagai cara, di antaranya dengan memberi cokelat,
buket bunga, kadang sampai ada yang melakukan seks bebas.

Hal itu seolah didukung dengan banyaknya pembagian kondom gratis oleh beberapa organisasi,
menjelang valentine. Pembagian kondom dianggap sebagai aksi dukungan terhadap kelegalan
seks bebas di kalangan remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan hari valentine yang jatuh setiap 14 Februari


disinyalir akan mempengaruhi kebiasaan seks bebas dikalangan remaja. Valentine dengan segala
bentuk perayaannya selalu identik dengan hal yang jauh dari norma agama, seperti pesta,
minuman keras, dan seks bebas.

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua PP Bidang Perempuan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI), Irma Budiarti. Menurut Irma, valentine yang dirayakan secara tahunan
berpotensi menyebarkan penyakit akibat seks bebas, seperti AIDS.
Setiap tahun, kata dia, tidak menutup kemungkinan setiap orang melakukan seks bebas dengan
pasangan yang berbeda-beda. “Dari ganti-ganti pasangan ini tau sendiri apa yang bisa terjadi
akibatnya,” ujar Irma.

Karena itu, lanjutnya, perayaan hari valentine perlu perhatian khusus karena sering dijadikan
sebagai ajang melakukan seks bebas. Meskipun jika remaja tidak pandai menyeleksi mana hal
yang baik dan mana yang buruk, segala jenis adopsi budaya barat akan berdampak sangat
merugikan.

“Efek negatif sebenarnya tidak hanya didapat dari valentine, tapi juga dari hampir semua budaya
barat lain. Namun efek negatif dari valentine lebih banyak terjadi, terutama freesex,” jelasnya,
Senin (9/2).

Ia menilai, valentine merupakan momen yang ditunggu remaja-remaja mayoritas. Mereka


bersiap menyambut 14 Februari dengan berbagai cara, di antaranya dengan memberi cokelat,
buket bunga, kadang sampai ada yang melakukan seks bebas.

Hal itu seolah didukung dengan banyaknya pembagian kondom gratis oleh beberapa organisasi,
menjelang valentine. Pembagian kondom dianggap sebagai aksi dukungan terhadap kelegalan
seks bebas di kalangan remaja.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/09/nji1c4-kammi-banyak-efek-negatif-dari-
perayaan-hari-valentine

Anda mungkin juga menyukai