0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan6 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Lean production bertujuan menghilangkan pemborosan dan meningkatkan efisiensi dengan memproduksi sesuai pesanan pelanggan untuk mengurangi biaya dan memperpendek waktu produksi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Lean production bertujuan menghilangkan pemborosan dan meningkatkan efisiensi dengan memproduksi sesuai pesanan pelanggan untuk mengurangi biaya dan memperpendek waktu produksi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Lean production bertujuan menghilangkan pemborosan dan meningkatkan efisiensi dengan memproduksi sesuai pesanan pelanggan untuk mengurangi biaya dan memperpendek waktu produksi.
Menurut Kalsaas (2002) Lean Production berarti doing more and more with less and less yang berarti membuat semakin banyak dalam waktu yang semakin pendek, dengan sumber daya yang lebih sedikit, dengan ruang produksi yang lebih kecil, jumlah mesin, tenaga kerja dan material yang lebih sedikit. Dalam rancangan Lean Production, operasi/aktivitas dibedakan menjadi aktivitas yang menambah nilai tambah atau value added, tidak menambah nilai tambah atau non value added dan aktivitas yang penting akan tetapi tidak meningkatkan nilai produk. Lean selalu melihat nilai produk dari sudut pandang pelanggan, dimana nilai sebuah produk didefinisikan sebagai sesuatu yang mau dibayar oleh pelanggan. Lean Production merupakan sebuah metode di dalam manajemen produksi yang memfokuskan penggunaan dan pemberdayaan sumber daya untuk menciptakan value bagi pelanggan seefisien mungkin. Caranya adalah dengan menghilangkan waste (pemborosan) yang terjadi pada proses sehingga terjadi proses yang lebih efektif dan efisien, dengan kualitas output yang lebih baik. 1. Value adding activity, yaitu aktivitas yang menurut customer mampu memberikan nilai tambah pada suatu produk/jasa sehingga customer rela membayar untuk aktivitas tersebut. Contohnya memperbaiki mobil yang rusak pada jalan tol. 2. Non value adding activity, yaitu merupakan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada suatu produk atau jasa di mata customer. Aktivitas ini merupakan waste yang harus segera dihilangkan dalam suatu sistem produksi. Contohnya melakukan pemindahan material dari suatu rak ke rak lainnya sehingga akan membuat operator bergerak mengelilingi lini produksi. 3. Necessary non value adding activity adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada produk atau jasa dimata customer, tetapi dibutuhkan pada prosedur atau sistem operasi yang ada. Aktivitas ini tidak dapat dihilangkan dalam jangka pendek tetapi dapat dibuat lebih efisien. Untuk menghilangkan aktivitas ini dibutuhkan perubahan yang cukup besar pada sistem operasi yang memerlukan jangka waktu yang cukup lama. Contohnya, melakukan aktivitas inspeksi pada setiap produk di setiap mesin dikarenakan produksi menggunakan mesin yang sudah tua. B. Tujuan Lean Production Beberapa tujuan lean production adalah: 1. Mengeliminasi pemborosan (waste) yang terjadi dalam bentuk waktu, usaha dan material pada saat melakukan proses produksi. 2. Memproduksi produk sesuai pesanan dari konsumen. 3. Mengurangi biaya seiring dengan meningkatkan kualitas produk (output) yang dihasilkan. 4. Memperpendek lead time (waktu yang dibutuhkan dalam produksi). C. Konsep Lean Production 1. Minimasing Waste Mengurangi pemborosan dapat meningkatkan keuntungan. Mantan chief engineer Toyota, Taiichi Ohno, pelopor lean thinking, mengidentifikasi tujuh masalah untuk dipikirkan untuk mengurangi pemborosan. Transportation, inventory, motion, waiting, overprocessing, overproduction and defects. Cara yang baik untuk mengingat tujuh pemborosan adalah “TIMWOOD”. Transportation: Setiap kali produk dipindahkan, ada risiko rusak, hilang, atau tertunda. Selain itu, upaya yang terlibat merupakan biaya yang dikeluarkan tanpa nilai tambah, karena transportasi itu sendiri tidak menambahkan apa pun dari perspektif konsumen. Inventory (stok): Memegang beberapa stok mungkin tidak dapat dihindari, tetapi menahan lebih sedikit stok dapat mengurangi pemborosan. Motion: Motion mengacu pada pergerakan pekerja atau peralatan yang tidak perlu. Seorang pekerja terus-menerus berjalan naik turun tangga, misalnya, tidak melakukan sesuatu yang produktif tetapi menambah biaya produksi. Waiting: Terkadang bagian penting dari kehidupan produk individu dihabiskan untuk menunggu untuk dikerjakan. Tidak ada nilai yang diperoleh dari waktu tunggu ini dan harus diminimalkan. Over-processing: Jika alat yang rumit atau mahal digunakan untuk melakukan tugas ketika alat lain akan melakukan pekerjaan dengan baik, ada pemborosan sumber daya. Overproduction: Overproduction berarti membuat lebih banyak produk daripada yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan yang ada. Defects: Setiap kali defects product terjadi pada lini produksi, biaya tambahan dikeluarkan untuk memperbaiki produk atau membuat pengganti. 2. Just In Time Production Produksi tepat waktu berfokus pada pengurangan pemborosan persediaan. Hal ini dicapai melalui meminimalkan stockholding, menggunakan kontrol stok just-in-time dan memanfaatkan kapasitas produksi. Produk yang diproduksi “just-in-time” untuk memenuhi pesanan, bukan ditimbun. Perusahaan dengan kepemilikan saham minimal lebih fleksibel daripada perusahaan yang membawa terlalu banyak saham. Mereka dapat bertindak lebih cepat untuk menambah nilai, karena mereka tidak harus membuang banyak stok sebelum beralih untuk membuat produk baru. 3. Kaizen Kaizen atau perbaikan terus-menerus melibatkan semua orang secara terus menerus untuk meningkatkan produksi (bukan hanya manajemen). Ini membutuhkan struktur organisasi yang terdesentralisasi dan pertemuan tim yang teratur. Terkadang pekerja diberi kekuatan untuk menghentikan produksi di mana mereka melihat masalah yang perlu ditangani. Pekerja mungkin diberikan pelatihan untuk membantu mereka menjadi lebih analitis. 4. Cell Production Cell Production melibatkan dalam melihat proses produksi sebagai serangkaian bagian yang terpisah tetapi saling terkait daripada satu proses tunggal. Pekerja produksi dikelompokkan ke dalam tim atau sel. Setiap tim adalah tanggung jawab yang didelegasikan untuk bagian tertentu dari proses produksi dan menyelesaikan seluruh tugas dalam jarak yang dekat. D. Strategi Lean Production 1. Pull System Strategy Sistem penarikan material untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon dengan cepat kebutuhan pelanggan. 2. Plan Layout Strategy Strategi dalam merencanakan Layout produksi agar dapat mengurangi pemborosan. 3. Decision MakinG Strategy Pengambilan keputusan secara mufakat yang artinya dapat didukung oleh semua pihak yang berkaitan dalam indusrtri. 4. Supplier Partnering Strategy Memberikan dukungan dalam pengiriman yang tepat waktu, menyediakan material (bahan produksi) yang berkualitas tinggi atau bebas dari kerusakan. E. Prinsip-Prinsip dalam Penerapan Lean Production Beberapa prinsip yang mendasari pandangan untuk penerapan sistem lean yaitu (Gaspersz, 2007): 1. Mengidentifikasi nilai produk berdasarkan pada pandangan dari para pelanggan, di mana pelanggan menginginkan produk (barang atau jasa) dengan kualitas yang superior, harga kompetitif dan pengiriman yang tepat waktu. 2. Membuat dan melakukan identifikasi terhadap aliran proses produk sehingga kegiatan yang dilakukan dalam memproses produk dapat diamati secara detail. 3. Menghilangkan pemborosan yang tidak berniali tambah dari semua aktivitas yang terdapat dalam proses value stream tersebut dengan menganalisa value stream yang telah dibuat. 4. Mengorganisasikan agar material, informasi dan produk mengalir dengan lancar dan efisien sepanjang proses value stream dengan menggunakan sistem tarik (full system). 5. Secara terus-menerus dan berkesinambungan melakukan peningkatan dan perbaikan dengan cara mencari teknik-teknik dan alat peningkatan agar mencapai keunggulan dan peningkatan terus-menerus. F. Eleman Lean Production Elemen utama dari lean production adalah: 1. Produksi just in time (JIT), adalah suatu metode produksi yang membawa semua bahan baku dan suku cadang yang dibutuhkan dalam setiap produksi tepat pada saat dibutuhkan. Tujuan dari JIT adalah persediaan yang nol dengan kualitas 100%. 2. Pengawasan kualitas yang ketat, dimana penghematan biaya maksimum dari JIT akan tercapai jika pembeli menerima barang yang sempurna dari pemasok. Dengan demikian pemasok harus menerapkan prosedur pengawasan yang sangat ketat sebelum barang tersebut diserahkan kepada pabrikan. 3. Penyerahan beulang kali dan dapat diandalkan, dimana pengiriman ini sebaiknya dilakukan setaip hari untuk menghindari penumpukan persediaan. Bilamana terjadi keterlambatan akan pengiriman atau tidak memenuhi pemasokan maka pemasok dikenakan denda atau pemutusan kontrak kerja. 4. Lokasi yang lebih dekat, dengan adanya lokasi yang berdekatan dengan pelanggan utama, maka penyerahan dapat diandalkan sehingga akan timbul komitmen yang besar dengan pelanggan utama. 5. Telekomunikasi, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka pemasok dapat membangun sistem penyerahan yang lebih baik lagi. 6. Jadwal produksi yang stabil, dimana pelanggan menyerahkan jadwal produksinya pada pemasok sehingga pemasok dapat menyerahkan barang sesuai dengan jadwal produksi pelanggan. 7. Sumber tunggal dan keterlibatan awal pemasok, baik pemasok maupun pelanggan sudah terlibat dalam penyusunan kontrak kerja dan syarat-syarat lainnya. G. Keuntungan Penerapan Dengan mendasarkan pada tujuan, penerapan konsep lean production menjadi strategi bagi perusahaan untuk mendapatkan berbagai manfaat atau keuntungan, diantaranya Mampu meningkatkan produktivitas produksi perusahaan. Meningkatkan efisiensi proses dalam menghasilkan produk. Menekan biaya produksi sehingga harga jual produk dapat lebih rendah. Meningkatkan daya saing produk dari perusahaan. Memenuhi peningkatan permintaan dari konsumen.